BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan pribadi dan masyarakat. Sesuai dengan UU Republik

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya dimasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita adalah negara yang memperhatikan pendidikan bangsanya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, masyarakat maupun bangsa. Di dalam Undang-undang nomor 20 tahun. 2003Pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah bagian dari upaya untuk membantu manusia memperoleh kehidupan yang bermakna, baik secara individu maupun secara kelompok. Dengan pendidikan maka lahirlah manusia yang menjadi sumber daya dari suatu Negara dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Hal ini tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (1) bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Adapun tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam Undangundang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 Bab II Pasal 3 (dalam Sjamsyulbachri, 2010, h. 96) berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke arah yang lebih baik. Proses pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki individu, baik potensi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi kepedulian utama dalam perancangan tujuan pendidikan nasional. Upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut bisa dilakukan melalui lembaga pendidikan yang dikenal dengan sekolah. Salah satu mata pelajaran yang dikembangkan di sekolah adalah mata pelajaran ekonomi. 1

2 Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan oleh peneliti di kelas X SMA Sumatra 40 Bandung permasalahan yang muncul adalah pembelajaran di kelas menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukakan kurang menekankan kepada keterampilan berpikir kritis siswa. Hal ini ditunjukkan dengan tidak munculnya indikator-indikator keterampilan berpikir kritis siswa seperti, hanya beberapa orang siswa yang mengajukan pertanyaan dan pertanyaan yang diajukan oleh siswa hanya sebatas pada tataran ingatan yang jawabannya dapat diperoleh di buku teks, siswa belum mampu memberikan penjelasan dengan kalimatnya sendiri, siswa belum mampu membuat kesimpulan materi yang telah diajarkan oleh guru, siswa belum mampu memberikan argumen yang tepat dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru, dan diskusi yang dilakukan di kelas juga belum berjalan dengan baik karena saat satu siswa melakukan presentasi, siswa lainnya tidak ada yang menanggapi, menyanggah atau memberi pertanyaan pada jawaban yang diberikan oleh temannya. Pentingnya keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran Ekonomi di maksudkan agar pembelajaran tidak hanya sebatas pengetahuan di dalam kelas saja, namun lebih daripada itu siswa dapat memilah informasi dari berbagai sumber, menumbuhkan rasa ingin tahu siswa tentang masalah-masalah yang terjadi di sekitar mereka dan mempelajarinya secara mendalam sehingga pembelajaran Ekonomi akan lebih bermakna. Menurut Desmita (2009, h. 153) berpikir kritis berarti merefleksikan permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi berbagai pendekatan dan perspektif yang berbeda, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber (lisan atau tulisan), serta berpikir secara reflektif ketimbang hanya menerima ide-ide dari luar tanpa adanya pemahaman dan evaluasi yang signifikan. Pendapat lain dikemukakan oleh Dacey dan Kenny (dalam Desmita, 2009, h. 153) yang menyatakan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara logis, reflektif, dan produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang baik. Sedangkan menurut Fisher (2009, h. 10) berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.

3 Upaya untuk menanggulangi kurangnya keterampilan berpikir kritis siswa dapat dilakukan dengan meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran agar dapat melatih dan mengembangkan keterampilan berpikirnya sehingga pembelajaran Ekonomi di kelas dapat lebih bermakna. Metode tanya jawab dengan teknik probing prompting dapat digunakan sebagai salah satu cara dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Suherman (dalam Miftahul Huda, 2014, h. 281) mengatakan bahwa menurut arti katanya, probing adalah penyelidikan dan pemeriksaan, sedangkan promting adalah mendorong atau menuntun. Pembelajaran probing promting adalah pembelajaran dengan menyaksikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali gagasan siswa sehingga dapat melejitkan proses berpikir yang mampu mengaitkan pengetahuan dan pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Prompting question merupakan pertanyaan yang bermaksud untuk menuntun siswa agar ia dapat menemukan jawaban yang lebih benar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diperoleh pemahaman bahwa teknik probing-prompting adalah salah satu cara penyampaian pembelajaran melalui serangkaian pertanyaan yang bersifat menggali dan menuntun siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas jawaban siswa. Berkaitan dengan temuan di atas maka pada kesempatan kali ini peneliti bermaksud memperbaiki situasi dan kondisi pembelajaran di mana masih rendahnya keterampilan berpikir kritis untuk itu dirumuskan dalam penelitian yang berjudul PENGARUH TEKNIK PROBING PROMTING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA DI SMA SUMATRA 40 BANDUNG TAHUN AJARAN 2016/2017 (Studi Kasus Pada Kelas X-A Dan X-B Pada Mata Pelajaran Ekonomi) B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Rendahnya minat dan inisiatif siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

4 2. Hanya beberapa orang siswa yang mengajukan pertanyaan dan pertanyaan yang diajukan oleh siswa hanya sebatas pada tataran ingatan yang jawabannya dapat diperoleh di buku teks. 3. Siswa belum mampu memberikan penjelasan dengan kalimatnya sendiri, 4. Siswa belum mampu membuat kesimpulan materi yang telah diajarkan oleh guru. 5. Diskusi yang dilakukan di kelas juga belum berjalan dengan baik. C. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana penggunaan teknik probing promting dalam mata pelajaran ekonomi di kelas X-A dan X-B SMA Sumatra 40 Bandung? 2. Bagaimana keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X-A dan X-B SMA Sumatra 40 Bandung? 3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan teknik probing prompting terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X-A dan X-B SMA Sumatra 40 Bandung? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah penelitian diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui penggunaan teknik probing promting pada mata pelajaran ekonomi di kelas X-A dan X-B SMA Sumatra 40 Bandung? 2. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X-A dan X-B SMA Sumatra 40 Bandung? 3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan teknik probing prompting terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada mata pelajaran ekonomi di kelas X-A dan X-B SMA Sumatra 40 Bandung? E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan akan bermanfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat yang diharapkan dapat tercapai, antara lain:

5 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan berguna untuk wawasan keilmuan bagi guru-guru ekonomi dalam pembelajaran di sekolah dengan menggunakan teknik probing promting untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa pada mata pelajaran ekonomi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, sebagai pelajaran untuk menambah pengetahuan dalam bidang penelitian ilmiah. Dengan melakukan penelitian akan mengetahui secara langsung bagaimana meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan menerapkan teknik probing promting dalam pembelajaran ekonomi di kelas X SMA Sumatra 40 Bandung. b. Bagi Guru, dengan penelitian ini dapat membantu guru dalam penerapan teknik probing promting untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran ekonomi serta sebagai bahan informasi dan rujukan bagi para guru dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran ekonomi dalam upaya meningkatkan keterampilan berpikir siswa. c. Bagi siswa, manfaat praktis bagi siswa yaitu dapat meningkatkan keterampilan berpikir siswa untuk kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dan membantu siswa dalam mengatasi permasalahan dalam belajar. d. Bagi sekolah, manfaat bagi sekolah yaitu untuk mengetahui bagaimana kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa sehingga hasil penelitian ini dapat diterapkan di sekolah sekolah, agar proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan aktif serta menyenangkan. e. Bagi peneliti selanjutnya, dengan adanya penelitian ini menjadikan bagian dari inspirasi tersendiri bagi peneliti selanjutnya atau dapat digunakan sebagai contoh untuk menerapkan proses pembelajaran yang serupa tetapi pada konsep yang lain. F. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut.

1. Menurut Heriawan, Darmajari dan Senjaya (2012, h. 165) teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. 2. Suherman (dalam Miftahul Huda, 2014, h. 281) mengatakan bahwa : Menurut arti katanya, probing adalah penyelidikan dan pemeriksaan, sedangkan promting adalah mendorong atau menuntun. Pembelajaran probing promting adalah pembelajaran dengan menyaksikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya mrnuntun dan menggali gagasan siswa sehingga dapat melejitkan proses berpikir yang mampu mengaitkan pengetahuan dan pengalaman siswa dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. 3. Desmita (2009, h. 153) menyatakan bahwa: Berpikir kritis berarti merefleksikan permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi berbagai pendekatan dan perspektif yang berbeda, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang datang dari berbagai sumber (lisan atau tulisan), serta berpikir secara reflektif ketimbang hanya menerima ide-ide dari luar tanpa adanya pemahaman dan evaluasi yang signifikan. 4. Menurut Sudirman (dalam Zainal dan Ali, 2016, h. 203) metode tanya jawab dapat diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang haris dijawab, terutama dari pendidik kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari peserta didik kepada pendidik. 6 Dari definisi operasional diatas maka yang dimaksud dari judul Pengaruh Teknik Probing Promting Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Di SMA Sumatra 40 Bandung Tahun Ajaran 2016/2017 (Studi Kasus Pada Kelas X-A Dan X-B Pada Mata Pelajaran Ekonomi) adalah salah satu cara penyampaian pembelajaran melalui serangkaian pertanyaan yang bersifat menggali dan menuntun siswa sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas jawaban siswa. G. Sistematika Skripsi Gambaran lebih jelas tentang isi dari keseluruhan skripsi disajikan dalam sistematika skripsi berikut dengan pembahasannya. Struktur organisasi skripsi tersebut disusun sebagai berikut. 1. Bab I Pendahuluan

7 Bagian pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan dan batasan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran (asumsi dan hipotesis), definisi operasional dan struktur organisasi skripsi. 2. Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran Bagian ini membahas mengenai kajian teori, analisis dan pengembangan materi pelajaran yang diteliti (meliputi keluasan dan kedalaman materi, karakteristik materi, bahan dan media, strategi pembelajaran, dan sistem evaluasi). 3. Bab III Metode Penelitian Bagian ini membahas mengenai setting penelitian, subjek penelitian, metode penelitian, desain penelitian, tahapan pelaksanaan, rancangan pengumpulan data, pengembangan instrumen penelitian, rancangan analisis data, dan indikator keberhasilan. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bagian ini membahas mengenai deskripsi hasil dan temuan penelitian, dan pembahasan penelitian. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran Bagian ini berisi kesimpulan dan saran yang membahas mengenai penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.