BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Syamsyul*, Luh Made Indah Sri Handari Adiputra **, S Indra Lesmana***

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi optimal untuk berinteraksi dengan lingkungan menjadi tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan produktif dibutuhkan status kesehatan yang tinggi dan. peningkatan sistem pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental. Akan tetapi, olahraga yang dilakukan tanpa mengindahkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas sehari-hari. Gangguan pada kaki bisa menghambat aktivitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni salah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat disuatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas. Aktivitas-aktivitas tersebut berlangsung di tempat kerja, sekolah, kampus

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, dimana harus mempunyai kemampuan fungsi yang optimal

BAB I PENDAHULUAN. NPB lebih kurang 15% - 20% dari populasi, yang sebagian besar merupakan NPB

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1) Ida Bagus Ketut Surya, Bagian Fisioterapi RSUD Wangaya Denpasar, Bali ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat otot tertarik lebih dari pada kapasitas yang dimilikinya. Berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Dari mulai alat komunikasi, alat perkantoran, alat transportasi sampai sistem

BAB I PENDAHULUAN. Colin Mathers, koordinator divisi kematian dan penyakit di WHO,

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Manusia selalu berhubungan dengan proses gerak untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Muskulus kuadrisep adalah salah satu jaringan lunak yang paling penting

Oleh: dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN. lingkup perkantoran biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas serta

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian prestasi yang maksimal dalam olahraga dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

BAB I PENDAHULUAN. seperti tarian. Pada saat ini, aerobik mempunyai gerakan yang tersusun, tapi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. menaiki tangga, berlari dan berolahraga secara umum dan lain-lain. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

Pengantar Cedera Olahraga

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic),

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia

CEDERA OLAHRAGA. By : Faidillah Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil pengindraan atau hasil tahu, setelah orang

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB I PENDAHULUAN. maka kesehatan fisik ialah salah satu hal yang penting. Kesehatan fisik

BAB 1 PENDAHULUAN. menghilangkan kesempatan atlet profesional mendapatkan sumber. olahraga non-kontak yang memerlukan lompatan, perubahan cepat dalam

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. telapak kaki. Bentuk kaki datar pada masa bayi dan anak-anak dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dengan dunia luar. Hal ini memungkinkan kita untuk menyentuh,

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tindakan operasi pemasangan Plate and Screw, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. barang, mencuci, ataupun aktivitas pertukangan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas-tugasnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. sendi bahu dan mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. seperti di Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang maka. Gerak merupakan elemen essential bagi kesehatan individu yang

BAB I PENDAHULUAN. hingga kehidupan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar. Sehat

BAB I PENDAHULUAN. robek pada ligamen,atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Diajukan Oleh: : LINA WULANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konsep paradigma sehat menuju Indonesia sehat 2010, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di setiap negara. Di dunia, sedikitnya 50% dari semua petugas. mencapai 80% dari semua tenaga kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari kecacatan sehingga untuk dapat melakukan aktivitas dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keluhan dan gangguan. Hal ini terjadi karena kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera ligamen kolateral medial sendi lutut merupakan salah satu gangguan yang dapat menyebabkan gangguan mobilitas dan fungsional, sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase gangguan ini akibat cedera olahraga mencapai 80.000 kejadian pertahun, dimana 75% termasuk cedera ringan, 20% termasuk cedera sedang, dan 5% cedera berat. Kejadian ini belum termasuk cedera pada aktivitas yang lain misalnya: naik turun tangga, berkendaraan, dan kecelakaan yang dapat menimbulkan cedera pada ligamen kolateral medial pada sendi lutut. Jenis cedera yang terbesar adalah contusion, sprain, strain dan dislokasi 78%, kedua adalah fraktur, perobekan ligamen dan meniskus 15%. Penyebab cedera tersebut 70% terutama karena kurangnya persiapan, kedua akibat beban berlebihan dan kelelahan atau sudah menderita sakit 17%, dan ketiga akibat kurangnya disiplin atlet 13% (Sugianto, 2005). Kondisi ini paling banyak menyebabkan disabilitas (ketidak mampuan) bagi seorang atlet dari suatu tim olahraga, keluhan nyeri pada lutut sangat menganggu aktivitasnya. Banyak atlet yang berhenti berlatih karena mengeluh nyeri pada lutut. Cedera lutut merupakan kondisi sangat kompleks karena dapat disebabkan berbagai penyebab seperti trauma, kejadian non-traumatik yang tidak diketahui penyebabnya (degenerasi, tumor, infeksi, dll), dan gangguan stabilitas lutut juga dapat menimbulkan nyeri pada lutut. Namun demikian penyebab paling banyak adalah akibat faktor trauma. 1

2 Secara Biomekanis, sendi lutut merupakan daerah yang menerima beban dari seluruh tubuh baik pada saat berdiri maupun berjalan atau berlari maka beban tubuh diterima oleh kedua sendi lutut secara bergantian. Oleh karena itu maka daerah tersebut cenderung mengalami cedera trauma mekanik (Ganong, 2003). Pada umumnya trauma mekanik terjadi pada daerah sendi lutut adalah cedera ligamen kolateral medial dikenal orang awam dengan keseleo lutut, merupakan trauma yang terjadi pada ligamen-ligamen sisi lateral sendi lutut. Trauma tersebut menyebabkan penarikan yang tiba-tiba (overstretch) pada ligamen kolateral medial sendi lutut atau valgus strain, sehingga menimbulkan nyeri hebat, spasme otot quadrisep dan sekitarnya, sehingga menghambat gerak dan fungsi lutut dalam aktivitas sehari-hari. Pada umumnya penderita tidak bisa meluruskan ataupun membengkokkan lututnya dalam berbagai aktivitas dan kesulitan untuk berjalan normal. Masalah nyeri merupakan penyebab utama dari pasien yang mengalami gangguan berjalan yang ditandai dengan adanya perdarahan serta diikuti timbulnya oedema pada sendi dan ligamen. Nyeri timbul bila ada gerakan dan tekanan. Selanjutnya sendi tidak stabil tergantung pada derajat keparahan (Kisner and Colby, 2007). Pada fase-fase awal dapat menimbulkan gejala-gejala akut berupa nyeri ditandai dengan panas, merah, bengkak dan terganggunya fungsi pada daerah tersebut. Sedangkan fase-fase sub akut nyeri yang dapat timbul saat adanya aktivitas pembebanan pada jaringan seperti pada ekstensi lutut atau pada penguluran ligamen kolateral medial. Berikutnya penderita akan mengurangi

3 segala aktivitas yang dimilikinya akibat rasa nyeri yang tak tertahankan, sehingga timbul kelemahan otot-otot quadricep (Kisner and Colby, 2007). Pendekatan terhadap nyeri akibat cedera ligamen kolateral medial sendi lutut membutuhkan pengkajian yang sistematis mulai dari proses pengkajian, penegakan diagnosis, perencanaan tindakan, implimentasi tindakan fisioterapi yang tepat serta reevaluasi terhadap hasil tindakan fisioterapi. Pemilihan alat ukur dan metode tindakan fisioterapi yang tepat dapat memberikan hasil yang adekuat dan terukur (Sugijanto, 2007). Cedera ligamen kolateral medial sendi lutut dapat diobati dengan berbagai pemberi pelayanan kesehatan seperti dokter, perawat dan fisioterapi. Fisioterapi berusaha untuk mengobati pasien-pasien cedera ligamen kolateral sendi lututdengan berbagai intervensi termasuk latihan stabilisasi, penerapan kinesiotapping, Bandage elastic. Berbagai modalitas elektroterapi dapat digunakan untuk menurunkan nyeri dan spasme seperti shot wave diatermi atau micro wavediatermi, dan tens. Akan tetapi pengobatan yang umum dilakukan pada kondisi ini adalah Bandage elastic dan terapi latihan (Higgins, 2011). Penerapan bandage elastic untuk mencegah terjadinya cedera dan juga untuk menjaga stabilitas sendi lutut, karena dengan pemakaian bandage elastic tersebut maka lutut akan tersangga dengan baik sehingga gerakan-gerakan yang diinginkan atau gerakan yang ekstrim dapat dihindari. Keluhan nyeri yang terjadi pada kondisi cedera ligamen kolateral medial sendi lutut tipe I, pada fase akut atau kronis dapat dikurangi dengan pemakaian bandage elastic, hal ini disebabkan karena bandage elastic akan menjaga stabilitas sendi lutut dan keadaan ini dapat memblokade impuls nyeri di kornu posterior medulla

4 spinalis (Omdarft, 2004). Dengan menurunnya rasa nyeri akan meningkatkan aktivitas fungsional. Nyeri dan ketidakmampuan akan bertambah dengan munculnya kelemahan dan atropi otot-otot yang perperan sebagai stabilisator dinamis yaitu otot bagian anterior otot Quadricep femoris yang terdiri dari : rectus femoris, vastus intermedius, vastus lateralis, vastus medialis, dan tensor fascia lata pada bagian lateral, bagian posterior otot hamstring yang terdiri dari biceps femoris, dan semitendinosus, dan otot bagian medial pes anserinus terdiri dari Sartorius, gracilis dan semimembranosus (Sugijanto, 2014). Sedangkan otototot ini adalah merupakan komponen yang penting dalam membantu menstabilisasi persendian, sementara kelemahan otot-otot seperti pes anserinus dapat mengakibatkan semakin parahnya cedera. Latihan stabilisasi akan terjadi penguatan otot-otot sehingga dapat mengurangi atropi otot dan membantu melindungi serta perbaiki problem yg muncul akibat instabilitas atau nyeri yang diakibatkan oleh kelemahan. Sasaran umum latihan stabilisasi yang diberikan adalah untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan fungsi otot. Latihan stabilisasi dapat meningkatkan kinerja otot yang diperlukan untuk mencegah cedera, memecah siklus penyebab cedera. Latihan dapat mempertahankan stabilitas dinamis, meliputi reedukasi sistem neuromuskular dan latihan menciptakan keseimbangan antara agonis dan antagonis (Kisner and Colby, 2013). Latihan stabilisasi digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot yaitu dengan memberikan latihan strengthening, dan akan terjadi penambahan jumlah sarkomer dan serabut otot (filamen aktin dan miosin yang diperlukan dalam

5 kontraksi otot), sehingga terbentuknya serabut-serabut otot yang baru maka kekuatan otot dapat meningkat (Higgins, 2011). Penerapan kinesio taping merupakan salah satu teknik alternatif untuk kondisi cedera pada sendi lutut yang didasarkan pada proses alami penyembuhan tubuh secara sendiri, proses dari teknik ini memfasilitasi sistem saraf dan peredaran darah. Metode ini pada dasarnya berasal dari ilmu Kinesiologi, maka dari itu dinamakan kinesio. Otot tidak hanya sebagai penyokong dan penggerak tubuh, tetapi juga mengontrol peredaran darah vena dan aliran getah bening, suhu tubuh, dan lain-lain. Oleh karena itu, kegagalan sistem fungsi muskuloskeletal dapat menyebabkan berbagai macam gejala (Kase, 2003). Kinesiotaping diciptakan oleh kenzo Kase pada tahun (1996), kinesio taping adalah pita khusus yang tipis, elastik, dan dapat ditarik hingga 120% - 140% dari panjang aslinya sehingga cukup dikatakan elastis, Kinesiotaping hanya terulur dan recoil pada tarikan sampai 75% pada posisi longitudinal (Kase, 2003). Hal ini memungkinkan untuk penerapan Kinesio Taping pada cedera ligamen kolateral medial sendi lutut guna mempercepat mobilisasi sendi dan otot secara maksimal untuk menghilangkan propokasi nyeri saat intervensi latihan stabilisasi berlangsung, selain itu untuk membantu meningkatkan sirkulasi dan drainase limfatik, akibat dari proses tersebut dapat mengurangi nyeri, mengurangi oedema, dan mengurangi spasme otot (Graham, 2011) Intervensi lainnya berupa positioning, immobilisasi dan elevasi, perban elastis, terapi dingin cold bath atau kompres es dengan es packs atau kompres

6 dengan handuk dingin bertujuan untuk menstimulasi aliran darah balik pada vena dan limphatik, Kompresi (penekanan) dengan perban elastis ditambah dengan pemberian obat-obatan berupa voltaren salep didalamnya, obat ini dapat digunakan pada saat awal dan selanjutnya dapat diberikan kompresi dengan Bandage elastic, mencegah cedera berlanjut, mencegah terjadi oedema, mengurangi nyeri dan membantu proses penyembuhan pada kondisi-kondisi cedera akut. Untuk kondisi sub akut cedera ligamen tipe I sejauh mana efektifitas penerapan kinesiotaping terhadap cedera ligamen kolateral medial sendi lutut belum diketahui. Begitupula Bandage elastic dan terapi latihan stabilisasi yang merupakan bagian dari intervensi fisioterapi (Higgins, 2011). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan diatas, maka peneliti merumuskan suatu permasalahan guna dijadikan bahan kajian penelitian sebagai berikut : 1) Apakah penerapan KinesioTaping pada intervensi latihan stabilisasi dapat memberikan manfaat terhadap penurunan nyeri akibat cedera ligamen kolateral medial sendi lutut? 2) Apakah penerapan Bandage elastic pada intervensi latihan stabilisasi dapat memberikan manfaat terhadap penurunan nyeri akibat cedera ligamen kolateral medial sendi lutut? 3) Apakah penerapan KinesioTaping pada intervensi latihan stabilisasi lebih efektif daripada penerapan Bandage elastic

7 terhadap pengurangan nyeri akibat cedera ligamen kolateral medial sendi lutut? 1.3 Tujuan Penelitian 1) Untuk membuktikan penerapan Kinesio Taping pada intervensi latihan stabilisasi terhadap penurunan nyeri akibat cedera ligamen kolateral medial sendi lutut. 2) Untuk membuktikan penerapan Bandage elastic pada intervensi latihan stabilisasi terhadap penurunan nyeri akibat cedera ligamen kolateral medial sendi lutut. 3) Untuk mengetahui perbedaan efektifitas antara penerapan Kinesio Taping dan Bandage elastic pada intervensi latihan stabilisasi terhadap penurunan nyeri akibat cedera ligamen kolateral medial sendi lutut. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi fisioterapi. Dalam kegiatan klinik sehari-hari para fisioterapis dihadapkan pada berbagai masalah gangguan nyeri gerak dan fungsi, salah satunya gangguan nyeri akibat cedera ligamen kolateral medial sendi lutut. Dengan penelitian ini diharapkan para fisioterapis dapat menerapkan penerapan Kinesio Taping dan intervensi latihan stabilisasi terhadap penurunan nyeri akibat cedera ligamen kolateral medial sendi lutut, sehingga mengembalikan gerak dan fungsional penderita optimal.

8 2. Manfaat bagi peneliti Dengan melakukan penelitian ini, penulis dapat mengaplikasikan kaidah-kaidah penelitian ilmiah secara baik dan benar. Dan agar dapat menerapkan teknik dan prosedur terhadap penerapan kinesiotaping dan intervensi latihan stabilisasi terhadap penurunan nyeri akibat cedera ligamen kolateral medial sendi lutut. 3. Manfaat bagi pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu fisioterapi dan menjadi sumbangan pemikiran khususnya bagi mahasiswa dan fisioterapis pada lingkungan institusi.