BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. dalam diri manusia untuk manusia dapat mencapai atau memperoleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan sikap, kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

NILAI-NILAI KEJUANGAN DAN KEPEMIMPINAN DALAM LINTAS BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

OSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis akan menjadi sangat ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat telah menyebabkan berbagai perubahan pada semua aspek

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Yang terbayang oleh kita saat ini adalah seberapa jauh kesiapan

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

OSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. kualitas kepribadian serta kesadaran sebagai warga negara yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan nasional merupakan sesuatu hal yang beku dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri terhadap aspek-aspek kehidupan dan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini akan menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menempati posisi penting dalam mencetak generasi yang handal dan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB I PENDAHULUAN. karena itu dibutuhkan sistem pendidikan dan manajemen sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

KOMUNIKASI DAN PENERAPAN BUDAYA KERJA ORGANISASI. Oleh: Muslikhah Dwihartanti

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah survei pernah dilakukan Mazzola (2003) tentang bullying di sekolah.

Modul ke: Etos Kerja. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDIDIKAN MOH. SALEH, SH., MH. KARAKTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2012

BAB I PENDAHULUAN menjadi Rp 335 triliun di tahun Perkembangan lain yang menarik dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya industri jasa membuat perusahaan-perusahaan terus bersaing untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kondisi masing-masing yang berbeda. Pada kondisi nyata

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB V KESIMPULAN. memberikan pengetahuan yang sama kepada siswa-siswanya meskipun mereka

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang bermanfaat bagi lingkungan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan di Indonesia yang tercantum dalam UU Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah pesatnya perkembangan zaman sekarang ini, tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi gaya hidup

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi: Melindungi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu: 1. Kehendak menurut Nietzsche adalah hal yang berperan sebagai pendorong dalam diri manusia untuk manusia dapat mencapai atau memperoleh tujuanya. Menurut Nietzsche kekuatan akan timbul apabila kita berbuat sesuatu. Dengan kata lain, kekuatan akan timbul apabila manusia bekerja sebagai makhluk alamiah, di samping membutuhkan kebutuhan rohani, manusia membutuhkan juga kebutuhan fisik. Usaha untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut manusia harus bekerja. Kerja bukan tanda kerendahan seseorang ataupun alat untuk sekedar mengisi waktu, melainkan proses penyempurnaan manusia itu sendiri untuk dapat bekerja dengan baik, maka manusia perlu kekuatan. Kekuatan adalah yang memungkinkan manusia mencapai hasil yang telah dicapainya. Menurut Nietzsche, jika salah satu dari organ manusia itu berubah, maka kekuatan manusia akan berkurang. Selanjutnya dalam hidup ini, manusia haruslah selalu kreatif untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya, yaitu manusia unggul. Tanpa adanya proses kreativitas yang muncul dalam diri manusia maka tidak akan bisa manusia mencapai tujuanya untuk menjadi manusia unggul. Hal terakhir yang juga

menjadi point penting dalam pemikiran Nietzsche terkait dengan kehendak adalah bahwa manusia dalam bekerja (proses mencapai manusia unggul) haruslah mencintai kehidupan. Dengan kata lain manusia harus mencintai apa yang dikerjakanya. Kehendak yang dimaksudkan sangat berpengaruh pada kualitas diri manusia, yang disebiut manusia unggul. Manusia unggul atau Ubermensch adalah manusia yang telah melewati zona nyaman diri manusia itu selama ini. 2. Etos kerja memiliki banyak makna yang menjelaskan etos kerja bukan hanya hal yang berkaitan pada seseorang sebagai pegawai atau pekerja, tapi juga berpengaruh pada manusia dalam kehidupan sehari-hari. Karena sifat dari etos kerja itu tertanam dalam diri manusia dan mengikuti manusia dalam keseharian. Etos kerja merupakan sebuah sikap yang tertanam dalam diri manusia yang dimaknai sebagai nilai yang luhur. Dari definisi yang mengatakan bahwa etos kerja merupakan sebuah watak dan juga kualitas karakter seseorang yang berkaitan erat pada moral individu yang memengaruhi keberhasilanya dalam lingkungan tempat manusia tersebut berada. Seseorang yang memiliki etos kerja yang tinggi dalam dirinya secara otomatias juga memiliki sikap dan perilaku yang positif dalam keseharianya. Sikap-sikap dan perilaku dari etos kerja yang tinggi itu dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan juga faktor dalam diri seseorang. Etos kerja tinggi yang dimiliki manusia menjadikan manusia pasti mampu menjadi manusia

yang diatas rata-rata. Etos kerja yang dipahami pada penelitian ini bukanlah etos kerja yang hanya dalam ruang lingkup dunia kerja seperti perusahaan, tapi juga pemerintahan. Kesusksesan sebuah kelompok dan bahkan negara adalah tergantung pada etos kerja yang dimiliki setiap anggota didalamnya. 3. Kehendak dan etos kerja memiliki kaitan yang erat dalam berlangsungnya hidup manusia. Kehendak memiliki peran penting dalam proses manusia mencapai tujuan hidupnya, yaitu sebagai penggerak dan pendorong manusia memiliki etos kerja yang tinggi. Etos kerja yang tinggi dapat terbentuk oleh kehendak yang berasal dari dalam diri manusia yang memiliki unsur seperti motivasi dan kreativitas. Tanpa adanya kehendak dalam diri manusia, manusia tidak akan sampai pada tahap manusia unggul seperti yang dicitacitakan. Kontribusi kehendak bagi tumbuhnya etos kerja dalam diri seseorang sangat besar. Menyadari kehendak yang ada dalam diri sendiri bahwa manusia mampu menjadi manusia yang unggul dengan memiliki etos kerja tinggi. B. Saran Manusia adalah mahkluk yang selalu memiliki tujuan dalam hidupnya. Tujuan untuk memuaskan diri, memperoleh kedudukan dan juga tujuan untuk menjadi seorang pemimpin. Sebagai manusia yang hidup pada masa kini, masa dimana dunia berada pada era globalisasi yang menuntut manusia untuk semakin

berani dalam memacu diri untuk maju, maka sebaiknya dalam diri kita sebagai manusia dapat meiliki etos kerja yang tinggi. Etos kerja yang tinggi hendaknya menjadi penggerak untuk manusia menjadi manusia yang memilikim kualitas diri yang baik hingga mampu menjadi manusia unggul. Sebagai manusia yang hidup pada masa modern dan maju seperti sekarang ini, baiklah sebagai manusia yang berpendidikan khususnya sebagai filosof muda, kita dapat memahami bahwa penting bagi kita untuk memiliki etos kerja tinggi yang diterapkan tidak hanya nanti saat sudah menjadi seorang pekerja, tapi sejak saat ini. Bahasan tentang kehendak tentunya sudah dipelajari dan pahami, jadi seharusnya mudah bagi kita yang mempelajari tentang kehendak untuk menerapkanya dalam kehidupan. Kehendak yang dijadikan sebagai landasan untuk bergerak kearah manusia yang unggul dibanding mereka yang belum dan tidak mempelajari seperti yang Nietzsche cita-citakan. Secara khusus saran ini ditujukan kepada kita sebagai manusia yang telah mengenyam dunia akademik yang tentunya harus lebih mampu memaknai tanggung jawab dan sadar pada bagaimana seharusnya seorang manusia hidup dalam kualitas yang tinggi. Memiliki pendidikan yang tinggi namun tidak memiliki kualitas diri yang baik (tercermin dalam etos kerja yang tinggi), merupakan hal yang sia-sia dan hanya membuang waktu masa kita hidup dalam diri manusia. Banyaknya manusia

kini yang memiliki jabatan dan gelar yang tinggi namun tidak memiliki etos kerja tinggi akan sangat memalukan institusi atau lembaga dimana manusia itu berada.