HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRANIKAH

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PORNOGRAFI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMK PENTI PAMARDI SIWI NGRAMBE KABUPATEN NGAWI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN KEINTIMAN KELUARGA DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN POLTEKKES BHAKTI MULIA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMAN 8 SURAKARTA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanakkanak. menjadi masa dewasa. Masa transisi ini kadang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

Rina Indah Agustina ABSTRAK

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA SISWA SMA NEGERI 1 PALU Oleh: Rizal Haryanto 18, Ketut Suarayasa 29,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DENGAN PENCEGAHAN HIV/AIDS DI SMA NEGERI 10 PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN (KTD) DENGAN SIKAP TERHADAP ABORSI DI KELURAHAN NGEMPLAK SIMONGAN KOTA SEMARANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

Media Informasi Cenderung Meningkatkan perilaku seks Pada Remaja SMP di Jakarta Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Tri Lestari Octavianti,2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN SEKSUAL TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS BEBAS PADA REMAJADI SMK NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa kesehatan

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SEBAGAI DAMPAK KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting

ANALISIS PERILAKU SEKSUAL SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN UNINTENDED PREGNANCY PADA REMAJA DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa disertai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEHAMILAN PRANIKAH CALON PENGANTIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN PENDIDIKAN ORANG TUA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA DENGAN KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI DESA SUKOMULYO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Remaja Kelas X Di SMK PGRI 1 Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif. Apabila seseorang jatuh sakit, seseorang tersebut akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) MAHASISWI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

GAMBARAN MEDIA INFORMASI, PENGARUH TEMAN, TEMPAT TINGGAL DENGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa, yang disertai dengan berbagai perubahan baik secara fisik, psikis

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

PERILAKU REMAJA DALAM HAL PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah seksualitas merupakan salah satu topik yang menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikatakan masa yang paling menyenangkan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dan berada di jl Purwodadi-Semarang KM 32 desa Pilang Wetan

Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang

BAB I PENDAHULUAN. definisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Remaja

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH KELAS XI DI SMA I SEWON BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

HUBUNGAN UMUR PUBERTAS DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA SISWA KELAS XII SMK TELKOM SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2015 NASKAH PUBLIKASI

UBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DENGAN PEMANFAATAN PUSKESMAS GUGUK PANJANG OLEH MASYARAKAT DI KELURAHAN BUKIK CANGANG KR BUKITINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah normanorma,

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang meliputi semua perkembangannya yang dialami sebagai. persiapan memasuki masa dewasa (Rochmah, 2005). WHO mendefinisikan

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah-masalah pada remaja yang berhubungan dengan kesehatan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SEKS PRANIKAH Martalina Limbong Dosen Akademi Keperawatan Surya Nusantara E-mail: martalinalimbong@gmail.com ABSTRAKSI Masa remaja merupakan masa kritis bagi remaja. Remaja yang memasuki masa peralihan, memiliki pengetahuan yang kurang tentang hubungan seks pranikah. Sikap seks pranikah remaja dapat dipengaruhi oleh banyak hal, selain dari faktor pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, media massa, pengalaman pribadi, lembaga pendidikan, lembaga agama dan emosi dari dalam diri individu. Seks pranikah adalah salah satu permasalahan yang terbesar dari berbagai kasus kenakalan remaja. Tujuan penelitian ini untuk mendapat hubungan pengetahuan dan sikap Remaja Putri mengenai seks pranikah. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan 70 orang sampel dengan tehnik random sample. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang seks pranikah adalah baik dengan nilai rata-rata 79%. Dan tingkatan sikap positif yaitu sebanyak 40 orang (73.6%), sedangkan sebagian kecil responden dengan perilaku negatif yaitu sebanyak 30 orang (26.4%). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan seks pranikah dan perilaku seks pra nikah pvalue = 0,184, maka korelasi kedua variable bersifat satu arah yang artinya jika pengetahuan seks pranikah bertambah meningkat, maka nilai prilaku (sikap) seks pranikah akan tinggi pula Karena korelasi antara kedua variabel tidak ada tanda (**) maka nilai signifikasinya adalah sebesar 0,05. (0,05 < 0,001). Maka dapat disimpulkan hubugan antara variabel pengetahuan seks. Saran-saran penelitian ditujukan pada Siswa supaya meningkatkan pengetahuan perihal pornografi dan tidak mengkonsumsi porno aksi, Bagi sekolah disarankan agar ikut berupaya meningkatkan pengetahuan pornografi dalam upaya memberikan pengetahuan yang benar dan bagi petugas kesehatan supaya meningkatkan penyuluhan terkait seks pra nikah. Kata Kunci : Seks Pranikah, Pengetahuan, Sikap. 1

Pendahuluan Masa remaja merupakan periode perkembangan yang menjembatani antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Tahap ini seorang individu harus beradaptasi dan menyesuaikan prilaku kanak-kanak terhadap norma norma masyarakat yang diterima secara budaya. Selama masa remaja, anak laki laki dan anak perempuan bereksperimen dengan berbagai peran orang dewasa dan berusaha untuk mengembangkannya sensasi diri yang realistis (Reeder, 2003). Menurut Marcia (2003) para remaja sering kali melakukan pencobaan dengan aktifitas baru, banyak dari aktivitas tersebut yang mengundang bahaya, seperti melakukan hubungan seksual pranikah. Eksperimen seksual dapat menyebabkan kehamilan yang tidak direncanakan atau terjangkit penyakit menular seksual (PMS). Menurut Howe (1986) Dalam Reeder ( 2003) Sebagian besar kehamilan remaja merupakan kejadian yang tidak diinginkan dan merupakan hasil dari kombinasi perilaku mengambil resiko, pengetahuan reproduksi yang tidak adekuat, dan keyakinan umum terhadap kekebalan. Perubahan kognitif remaja yang meningkat sering diwujudkan dengan dengan rasa keingintahuan yang besar tentang berbagai hal dan akan mencari tahu dengan pemikirannya sendiri. Survei Yayasan Kita dan Buah Hati (2008) menunjukkan 66% anak pernah menyaksikan pornograf. Penyebab utama akses pornograf yakni 36% di rumah, Salah satu bentuk persoalan yang dihadapi remaja adalah seks bebas. Remaja yang selalu mempunyai rasa ingin tahu yang besar, karena tidak memiliki pengetahuan yang cukup maka mereka mencoba mencari informasi-informasi itu sendiri melalui berbagai macam media informasi, yang tentunya informasi tersebut belum tentu kebenarannya. Dengan rasa ingin tahu yang besar dan disertai pengetahuan yang minim membuat remaja tidak bisa memilahmilih mana yang baik dan mana yang buruk. Apalagi dengan keadaan saat ini dimana setiap item informasi telah dibumbui dengan kata-kata atau dibumbui dengan pornografi. Hawari (2010) menyatakan bahwa dari 4500 remaja yang ada di Indonesia ternyata 97 % dari remaja perna menonton pornografi dan 93,7 % pernah berciuman. Pengonsumsian yang berlebihan dan tidak disertai dengan sikap yang bijaksana maka remaja akan terjerumus kedalam perilaku seks bebas. Kementrian Kesehatan (Kemenkes, 2009) pernah merilis perilaku seks bebas remaja dari penelitian di empat kota (Jakarta, Medan, Bandung dan Surabaya). Sebanyak 35,9 % remaja punya teman yang sudah pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah, bahkan 6,9% telah melakukan hubungan seksual dan 21,2 % remaja SMA pernah menggugurkan kandungannya. Perilaku seks bebas dapat mengakibatkan aborsi, penularan penyakit seperti HIV atau AIDS, dll. Analisa data menggunakan uji Chi Squere untuk menguji hipotesis yaitu pengetahuan sek dan perilaku sek remaja putri. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk mengukur pengetahuan dan perilaku seks remaja putri. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk 2

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. (Nasir, Muhith dan Ideputri, 2011: 256). Tipe pertanyaan adalah pertanyaan tertutup atau terstruktur dimana kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada. (Hidayat, 2007). Untuk mengukur pengetahuan menggunakan kuesioner dengan menggunakan skala Guttman dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas di lokasi lain. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross-sectional. Populasi penelitian adalah remaja putri di SMU Swasta Advent Martoba Pematangsiantar.Teknik pengambilan sampel adalah secara acak sederhana (simple random sampling). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 70 orang. Analisa data menggunakan uji Chi Squere untuk menguji hipotesis yaitu pengetahuan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilaksanakan, pada bulan Mei 2015 ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang seks pra nikah dengan perilaku seks pada remaja di SMU Swasta Advent Martoba Pematangsiantar. Analisa data menggunakan uji Chi Squere untuk menguji hipotesis yaitu pengetahuan Seks pra nikah dan perilaku seks.instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Tipe pertanyaan adalah pertanyaan tertutup atau terstruktur dimana kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada. (Hidayat, 2007:86). Untuk mengukur pengetahuan seks pra nikah mengunakan kuesioner dengan menggunakan skala Guttman dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas di lokasi lain dengan criteria responden yang sama. 1. Analisis Univariat Analisis Univariat dalam penelitian ini berupa informasi,usia, pengetahuan, perilaku. Berdasarkan hasil penelitian dari 70 responden didapatkan Tabel 1. distribusi frekuensi sebagai berikut. Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Usia Responden Persentase 1. 15 14 20% 2. 16 34 49% 3. 17 22 20% Dari hasil Tabel 1, maka didapati responden berusia 15 tahun yaitu sebanyak 14 responden (20%), responden yang berusia 16 tahun yaitu sebanyak 34 oresponden (49%) dan responden yang berusia 17 tahun sebanyak 22 responden (20%). 2. Analisis Bivariat 3

Analisis bivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahuai hubungan antara pengatahuan seks pra nikah dengan perilaku seks pra nikah pada remaja putrid. Berdasarkan hasil peneliatian di dapatkan hasil sebagai beriku Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Perilaku No Perilaku Frekuensi Jumlah 1. Positif 40 73.6 % 2. Negatif 30 26.5 % Total 70 100 % Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa sebagian besar responden dengan perilaku positif yaitu sebanyak 40 orang (73.6%), sedangkan sebagian kecil responden dengan perilaku negatif yaitu sebanyak 30 orang (26.4%). 4

Tabel 3 Gambaran Hubungan Pengetahuan dengan perilaku Seks Pra Nikah Correlations pengetahuansekspranik sikapsekspranikah ah Pengetahuansekspranika h Sikapsekspranikah Pearson Correlation 1,184 Sig. (2-tailed),128 N 70 70 Pearson Correlation,184 1 Sig. (2-tailed),128 N 70 70 Tabel 4 terlihat angka koefesien korelasi person sebesar,184. Artinya besar korelasi antara variabel pengetahuan seks pranikah dan sikap seks pranikah 0,184, maka korelasi kedua variable bersifat satu arah yang artinya jika pengetahuan seks pranikah bertambah meningkat, maka nilai prilaku (sikap) seks pranikah akan tinggi pula Karena korelasi antara kedua variabel tidak ada tanda (**) maka nilai signifikasinya adalah sebesar 0,05. (0,05 < 0,001). Maka dapat disimpulkan hubugan antara variabel pengetahuan seks pranikah dan sikap seks pranikah, signifikan dan searah. 3. PEMBAHASAN a. Perilaku Berdasarkan hasil penelitian terhadap 70 orang remaja putri, ditemuka tingkat pengetahuan mereka baik yaitu 79 %. Sebanyak 40 orang ( 73,6 %) memiliki perilaku positif dan 30 orang ( 26,4%) memiliki perilaku negatif. Menurut Rogers (1974, Wawan dan Dewi, 2010: 15) perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia yang baik yang dapat diamati oleh pihak luar. Sedangkan sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan, yakni a) Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek) b) Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus. c) Evaluation (menimbang-nimbang) individu akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berati sikap responden sudah lebih baik lagi. d) Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru e) Adaption, dan sikapnya terhadap stimulus. Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti diatas dan didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng namun sebaliknya jika perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara atau tidak akan berlangsung lama. Beberapa hal yang dapat menjadi faktor pendorong remaja dalam mengkonsumsi media fornografi yaitu: 1)Diri sendiri, kecanggihan teknologi terutama internet. Internet memberikan kemudahan akses melalui beberapa webiste yang di sediakan dan secara langsung menyajikan link yang bertemakan seksual. 2)Teman sebaya, data porno yang didownload juga dibuat agar dapat 5

digunakan oleh banyak orang sesama remaja. Jaringan ini dibuat oleh pengguna yang kebanyakan adalah remaja, sehingga yang menjadi distributor juga adalah remaja 3) Keluarga, Greenfield, 2004 dalam Nufus, 2010, menyatakan bahwa keikut sertaan orang tua berperan penting. Dalam mengontrol penggunaan internet. b. Pengetahuan dengan perilaku Hasil penelitian menunjukkan pvalue 0. 128 artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan dimana hubungan korelasi kedua variable bersifat satu arah yang artinya jika pengetahuan seks pranikah meningkat, maka prilaku (sikap) seks pranikah akan lebih positif. Karena korelasi antara kedua variabel tidak ada tanda (**) maka nilai signifikasinya adalah sebesar 0,05. (0,05 < 0,001). Maka dapat disimpulkan hubugan antara variabel pengetahuan seks pranikah dan sikap seks pranikah, signifikan dan searah. Pengetahuan yang baik mengenai pornografi perlu di dapatkan karena hal itu dapat mempengaruhi perilaku mereka. Berkaitan dengan hal ini Notoatmodjo (2003, dalam Wawan dan Dewi, 2010: 12) memaparkan pengetahuan memiliki tingkatan, di antaranya adalah memahami dan aplikasi. Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterpretasikan secara benar. Sedangkan aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Dengan demikian pengetahuan yang baik dapat mencegah seseorang berperilaku seks yang negatif karena mereka tahu akan dampak buruk yang akan terjadi dengan mengakses situs porno. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Haryanti (2013:54) meneliti tentang Hubungan antara akses media pornografi dengan dengan perilaku seks pra nikah pada remaja di SMA 1 Gemolong. Peneliti menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional.alat pengambilan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitiannya adalah adanya hubungan akses pornografi dengan perilaku seks pra nikah. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Siswa Siswa Bagi siswa disarankan untuk meningkatkan pengetahuan perihal pornografi dan tidak mengkonsumsi porno aksi karena hal ini dalam mempengaruhi perilaku seks bebas 2. Sekolah Sekolah Bagi sekolah disarankan agar ikut berupaya meningkatkan pengetahuan pornografi dalam upaya memberikan pengetahuan yang benar. 3. Petugas kesehatan Bagi petugas kesehatan disarankan untuk lebih meningkatkan kegiatan dalam memberikan pengetahuan mengenai dampak pornografi dan dampak melakukan seks bebas baik melalui penyuluhan ataupun gerakan anti seks bebas terutama di sekolahsekolah. DAFTAR PUSTAKA Dewi.2012.Memahami Perkembangan Fisik Remaja. Yogyakarta: Gosyen Publishing Hidayat, A.A. 2007. MetodePenelitianKeperawatandanTeknikAn alisis Data. Jakarta: Salemba Medika. http : kemenkes. Tentang seks bebas, hal:1, pada persi (pusat data dan informasi persi).co.id diterbitkan 20012 6

Kusmiran.2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika Mubarak. Wahit iqbal. 2011. Promosi kesehatan untuk kebidanan.jakarta : salemba medika Nasir, Muhith dan Ideputri, 2011. Dasardasar keperawatan jiwa pengantar dan teori. Jakarta. Salemba medika. Notoatmodjo.2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: RinekaCipta Nupus, O.H. 2010. Hubungan antara tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi dengan Sikap terhadap seks pra nikah pada penghuni kos-kosan kebidanan di kentingan jebres Surakarta. Pratiwi. 2006.Pendidikan seks untuk remaja. Yogyakarta : tugu publisha Soetjiningsih. 2007. Tumbuh kembang remaja dan permasalahannya, Jakarta : sagung seto 7