Kantor SAR Propinsi Jawa Tengah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. [Pick the date]

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

Museum Gempa Bumi Yogyakarta BAB I

TERMINAL BUS TIPE A KOTA SURAKARTA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN POS SAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

APARTEMEN MAHASISWA DI KOTA DEPOK

2017, No Perubahan Ketiga atas Organisasi dan Tata Kerja Badan SAR Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 684); 4. Peratur

SEA SIDE HOTEL DI KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. yang mengalami kecelakaan di perairan Indonesia koordinasi terhadap

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API TUGU YOGYAKARTA DENGAN FASILITAS SHOPPING MALL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN TA- 100

PANGKALAN PENDARATAN IKAN SANGSIT KABUPATEN BULELENG BALI PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNACULAR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR CITY HOTEL DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

TUGAS AKHIR PERIODE 36 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TERMINAL BUS TIPE A KOTA TEGAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2007 TENTANG BADAN SAR NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

EXECUTIVE CLUB DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post Modern

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

TSUNAMI MEMORIAL PARK BANDA ACEH - NAD BAB I PENDAHULUAN

PENATAAN MUSEUM KERETA API AMBARAWA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post Modern Neo-Vernacular

TERMINAL BUS KELAS A DI BOGOR

TERMINAL PENUMPANG LOMBOK INTERNATIONAL AIRPORT Penekanan Konsep Desain Renzo Piano

Bab I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan dimana masing-masing pulau

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA CIPANAS GARUT

WISMA IPB DARMAGA DI BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELABUHAN LINTAS BATAS NUNUKAN Dengan Penekanan Desain Arsitektur Modern Richard Meier

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA

TUGAS AKHIR PERIODE 114 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RSIA-CILACAP. Dengan Penekanan Desain Modern Arsitektur.

MUSEUM ASTRONOMI DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain RICHARD MEIER

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API JAKARTA KOTA

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

L E B A K B U L U S BAB 1 PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAKE RESORT HOTEL DI KAWASAN WADUK DARMA Penekanan Desain Neo Vernacular

JAKARTA ELECTRONIC CENTER Penekanan Desain Konsep Arsitektur Hi Tech

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

REDESAIN KAWASAN AGRO TARUBUDAYA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Redesain Kantor Bupati Kabupaten Sukoharjo BAB I PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG KAPAL PENYEBERANGAN MERAK PROPINSI BANTEN

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA OPERASI SEARCH AND RESCUE (SAR)

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL TAHUN 2014 DEPUTI BIDANG OPERASI SAR BADAN SAR NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1 diakses tanggal 25 Juni 2009.

ASRAMA MAHASISWA UNSOED PURWOKERTO

REDESAIN TERMINAL PENUMPANG MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT

SPORT LEISURE CENTER DI JAKARTA

No semua komponen bangsa, maka pemerintah bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pencarian yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Badan

RELOKASI TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT TANJUNG PRIOK DI ANCOL TIMUR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

AUDITORIUM UNIVERSITAS DIPONEGORO DI TEMBALANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

REDESAIN TERMINAL PELABUHAN PENYEBERANGAN BENGKALIS-RIAU

PASAR BURUNG DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Organic

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. Markas Pusat Pemadam Kebakaran Pemkot Semarang 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan perekonomian akan turut meningkatkan peranan sektor transportasi dalam menunjang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELABUHAN PERIKANAN PANTAI REMBANG

Menimbang : a. dalam rangka kesiap-siagaan dan kelancaran penanggulangan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MASJID RAYA SUMATERA BARAT PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 7 TAHUN 2015 TENTANG INSPEKTUR PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN PESAWAT UDARA BADAN SAR NASIONAL

tahun ke tahun. Demand bidang perdagangan dan perekonomian kota Sragen dalam kurun waktu mencapai peningkatan 60%. Namun perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TAMAN RIA DI SEMARANG

TAMAN BUDAYA SURAKARTA Penekanan Desain Arsitektur Neo-Vernakular

REDESAIN TERMINAL TERPADU KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

REDESAIN GEDUNG JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNDIP TEMBALANG

REST AREA TOL KANCI-PEJAGAN

CONVENTION HALL DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Karya Arata Isozaki

TERMINAL BIS INDUK KOTA SEMARANG PENATAAN DESAIN ARSITEKTUR POST MODERN

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2000 TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REDESAIN YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG. disusun oleh : KHOERUL UMAM L2B

SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (SLB YPAC) DI SEMARANG. (Penekanan Desain Arsitektur Post Modern) IDA ASTRID PUSPITASARI L2B

BAB I PENDAHULUAN. diakes pada tanggal 24 April 2014

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG OLAH RAGA DI SEMARANG BARAT

2. TUJUAN DAN SASARAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMARANG BOOK HOUSE

TOWNHOUSE Sebagai Pengembangan Perumahan Grand Tembalang Regency Di Semarang

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PENUTUPAN LATIHAN SEARCH AND RESCUE (SAR) MALAYSIA-INDONESIA (MALINDO) KE-33 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNISSULA DI SEMARANG

PERPUSTAKAAN HIBRIDA DI KOTA BOGOR TA 127

FORD SUPERSTORE DI SEMARANG

TUGAS AKHIR 37 GEDUNG PERTEMUAN DI MARKAS PANGKALAN TNI AL SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Kantor SAR Propinsi Jawa Tengah Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh : PRAWITA DEWI L2B 003 198 Periode 99 April September 2007 Kepada JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang 2/3 dari wilayahnya merupakan wilayah laut/lautan, yang memerlukan pengembangan dan perluasan jasa transportasi pelayaran dan penerbangan sebagai penghubung aktifitas sosial-ekonomi-politik antarwilayah, antarpulau, maupun antar-negara, selain itu juga untuk kebutuhan angkutan penumpang dalam kaitannya dengan pembangunan kepariwisataan. Maraknya musibah pelayaran dan penerbangan di Indonesia, sebagai gambaran, tahun 2003 terjadi 9 musibah penerbangan dan 93 musibah pelayaran. Pada tahun 2004, jumlah musibah penerbangan 12 kali dan musibah pelayaran 124 kali. Dan masih banyak lagi musibah yang terjadi seperti tahun 2007 ini telah terjadi musibah pelayaran tenggelamnya Kapal Senopati dan musibah penerbangan hilangnya Pesawt Adam Air di perairan Sulawesi dan Pesawat Garuda yang gagal mendarat. Musibah kecelakaan transportasi darat juga sering terjadi, misalnya peristiwa anjloknya gerbong kereta api dan kecelakaan lalu lintas di jalan. Musibah yang lain berupa bencana yang terjadi di berbagai belahan wilayah tanah air seperti gempa tektonik, tsunami dan meletusnya gunung berapi. Bencana alam tersebut disebabkan karena wilayah Indonesia merupakan daerah pertemuan lempeng bumi yang mengakibatkan munculnya gunung berapi aktif dan menjadi wilayah potensial terjadi gempa. Semua musibah yang terjadi merupakan kejadian yang serba tiba-tiba, serta tidak dapat diketahui kapan dan dimana akan terjadi. Pada umumnya berakibat fatal terhadap keselamatan jiwa dan kerugian harta benda. Tetapi, dampak tersebut dapat diantisipasi dan diminimalisir jika ditangani dengan cepat, tepat, dan seksama. Oleh karena itu, kehadiran tim pencari dan penyelamat sangat dibutuhkan jika terjadi suatu musibah. Yang sekarang ini dijalankan oleh sebuah organisasi bernama BASARNAS. Lahirnya organisasi SAR di Indonesia yang saat ini bernama BASARNAS diawali dengan adanya penyebutan Black Area bagi suatu negara yang tidak memiliki organisasi SAR juga sebagai konsekuensi Indonesia menjadi anggota IMO (International Maritime Organization) serta ICAO (International Civil Aviation Organization).

Lingkup tugas pokok dan fungsi BASARNAS sesuai dengan PP No. 36/2006- BASARNAS bertanggungjawab untuk menangani musibah kecelakaan transportasi, bencana alama, dan musibah bencana lainnya, merupakan garda depan (front line) dalam proses pencarian, pertolonganm, dan evakuasi korban manusia dan harta benda dalam wilayah yurisdiksi NKRI hingga 200 mil laut ZEEI, di samping fungsinya sebagai koordinator seluruh potensi SAR. Tugas BASARNAS akan dapat terlaksana dengan baik jika didukung dengan ketetersediaan dan kesiapan seluruh elemen utama BASARNAS dan institusi pendukung lainnya; secara terintegrasi baik pada tingkatan substrukturnya (institusi/kelembagaan, SDM, pembiayaan), pada tingkatan infrastrukturnya (prasarana dan sarananya), maupun pada tingkatan suprastrukturnya (regulasi, peraturan, perundangan, serta kewenangan lainnya); secara sistemik dan terintegrasi. Bangunan unfrastruktur, meliputi kondisi prasarana dan sarana utama, prasana dnan sarana pendukung, bangunan kantor SAR yang ada di 24 UPT, jauh dari memadai, bahkan untuk kebutuhan paling minimal sekalipun. Kantor SAR Semarang, salah satu dari 24 UPT, yang berada di Ibukota Propinsi Jawa Tengah termsuk Kantor SAR dengan peralatan sangat minim. Maka perlu dibangun sebuah Kantor SAR Propinsi Jawa Tengah yang memiliki sarana dan prasarana operasi SAR yang mendukung pelaksanaan operasi SAR pada setiap waktu dan tempat dengan cepat, handal, dan aman, antara lain dengan penerapan sistem Teknologi Informasi (IT) yang dapat mengakses informasi dengan cepat sehingga dapat bertindak dengan segera. Dari uraian diatas, di Propinsi Jawa Tengah diperlukan perencanaan dan perancangan tentang sebuah Kantor SAR Propinsi Jawa Tengah yang dapat digunakan untuk mewadahi semua kegiatan berkaitan dengan SAR, mulai dari kegiatan yang bersifat administratif (kantor), kegiatan siaga dan operasi SAR. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan, maupun kegiatan sosialisasi / penyuluhan kepada masyarakat. Sehingga keberadaan Kantor SAR tersebut dapat menjawab semua tuntutan dan pertanyaan masyarakat mengenai kegiatan SAR (Search And Rescue) yang berbasis Informasi Teknologi.

1. 2. Tujuan dan Sasaran Tujuan Merencanakan sebuah Kantor SAR Propinsi Jawa Tengah di lokasi yang lebih tepat serta memiliki sarana dan prasarana yang dapat mendukung pelaksanaan operasional SAR untuk dapat menangani musibah dengan cepat, tepat, dan handal, serta dilengkapi fasilitas pelatihan SAR untuk intern (pegawai Kantor SAR) dan pelatihan ekstern untuk potensi SAR. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan Kantor SAR Propinsi Jawa Tengah berdasarkan aspek-aspek panduan perancangan (design guideline aspect), sehingga diperoleh kajian berupa : program ruang dan konsep dasar perancangan Kantor SAR Propinsi Jawa Tengah. 1. 3. Manfaat Secara Subyektif Memenuhi salah satu persyaratan mengikuti mata kuliah Tugas Akhir di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dan sebagai pegangan serta acuan dalam pembuatan rancangan grafis Tugas Akhir. Secara Obyektif Diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai landasan perencanaan dan perancangan Kantor SAR bagi mahasiswa yang akan membuat Tugas Akhir maupun bagi mahasiswa arsitektur lainnya dan masyarakat umum yang membutuhkan. 1. 4. Lingkup pembahasan Ruang Lingkup Substansial Perencanaan dan perancangan Kantor SAR Propinsi Jawa Tengah sebagai sebuah bangunan tunggal untuk mewadahi segala kegiatan yang berkaitan dengan SAR Propinsi Jawa Tengah dan memenuhi standar minimal sarana, prasarana bagi sebuah kantor SAR.

Ruang Lingkup Spasial Secara administratif, daerah perencanaan terletak di Semarang, sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah, dengan lingkup pelayanan Propinsi Jawa Tengah. 1. 5. Metode Pembahasan Metode penulisan digunakan adalah metode deskriptif analitis, yang dilakukan dengan pengumpulan data primer, dan sekunder. Data tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Pengumpulan data ditempuh melalui caracara sebagai berikut : a. Metode studi literatur Pengumpulan data berupa peta, bahan-bahan pustaka dan referensi mengenai SAR yang dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam perencanaan dan perancangan. b. Metode wawancara Pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung narasumber yang terkait dengan SAR, diantaranya wawancara dengan Kepala dan Staf Kantor SAR Semarang, Tim SAR Undip, dan lain-lain. c. Metode observasi lapangan Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data langsung di lapangan beserta pengambilan dokumentasi mengenai lokasi / tapak dan obyek studi kasus. 1. 6. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan yang digunakan untuk menguraikan penulisan secara terperinci adalah sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan. BAB II. TINJAUAN UMUM BADAN SAR NASIONAL Membahas mengenai tinjauan yang berhubungan dengan Badan SAR Nasional, Kantor SAR di Indonesia,dan pelatihan SAR.

BAB III. TINJAUAN UMUM KANTOR SAR PROPINSI JAWA TENGAH Berisi tentang Kantor SAR yang sudah ada di Semarang, tinjauan Propinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang terkait dengan kondisi fisik dan kebijakan pemerintah. BAB IV. KESIMPULAN, BATASAN, DAN ANGGAPAN Menyimpulkan serta membuat batasan dan anggapan melalui analisa dan pendekatan yang digunakan untuk Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. BAB V. PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Menguraikan dasar pendekatan pada perencanaan dan perancangan Kantor SAR Propinsi Jawa Tengah yang meliputi pendekatan kebutuhan, besaran dan persyaratan ruang, kapasitas, pola sirkulasi, sistem struktur, dan utilitas yang berdasar atas data dan teori hasil kajian pustaka, serta analisa. BAB VI. LANDASAN PROGRAM PERENCANAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Berisi landasan program perencanaan dan perancangan, program ruang, serta penentuan tapak untuk Kantor SAR Propinsi Jawa Tengah.