BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang RI Nomor 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui. yang lebih lanjut.(yamin & Jamilah, 2012: 1)

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungan sekitar dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi sosial. Tanpa bahasa,

Dwi Oktaviani Wulandari, 2014

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

2014 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN SENI MENCETAK DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehidupan anak tidak dapat dipisahkan dari tumbuh-kembang. Tumbuhkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, orang lain, dan lingkungan anak dalam dunia bermain.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

Menurut Conny (2002: 49) perkembangan bahasa memperlihatkan berbagai prinsip yang juga menjadi karakteristik dari aspek perkembangan yang lain,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering disebut masa keemasan dalam perkembangan kehidupan anak. Masa-masa inilah merupakan masa pendidikan bagi anak, sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu: Pendidikan anak usia dini merupakan suatu upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut. Selanjutnya dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 28, ayat 3 dinyatakan bahwa TK merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik, dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar. Masa anak merupakan tahapan masa perkembangan yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada masa inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan perkembangan individu. Froebel (Ernawulan Syaodih, 2003:7) menyatakan bahwa jika orang dewasa mampu menyediakan suatu taman yang dirancang sesuai dengan potensi

2 dan bawaan anak, maka anak akan berkembang secara wajar. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak-anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia dan karakteristik orang dewasa. Anak-anak sangat aktif, dinamis, antusias dan hampir selalu ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan didengarnya, seolah-olah tak pernah berhenti untuk belajar. Salah satu aspek perkembangan anak usia dini yaitu aspek perkembangan berbicara. Perkembangan berbicara pada anak berawal dari anak menggumam maupun membeo (Tampubolon, 1993). Sedangkan Bromley (Dhieni, 2007: 33) berpendapat bahwa, perkembangan berbicara memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan yang lainnya pada anak, seperti menulis, dan membaca. Berbicara merupakan kemampuan yang sangat fundamental, karena kemampuan berbicara menjadi dasar untuk mengetahui banyak pengetahuan tentang dunia di luar anak. Dhieni, dkk., (2007: 3.3) menyatakan bahwa, perkembangan berbicara merupakan suatu proses yang menggunakan bahasa ekpresif dalam membentuk arti. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Ellis (Resmini, 2006: 192). yaitu, Ide merupakan esensi dari apa yang kita bicarakan dan kata-kata merupakan untuk mengeksresikannya. Berbicara merupakan proses yang kompleks karena melibatkan berpikir, bahasa, dan keterampilan sosial. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara merupakan proses berbahasa lisan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan, merefleksikan

3 pengalaman, dan berbagi informasi. Kajian tentang berbicara pada anak tidak terlepas dari kenyataan adanya perbedaan kecepatan dalam berbicara maupun kualitas dan kuatitas anak dalam menghasilkan bahasa. Anak yang satu dapat lebih cepat, lebih luwes, lebih rumit dalam mengungkapkan bahanya, ataupun lebih lambat dari yang lainnya. Kemampuan berbicara sangat dibutuhkan dalam berbagai kehidupan keseharian kita. Oleh karena itu, keterampilan berbicara ini perlu dilatihkan secara baik sejak dini pada anak. Menurut Dhieni (2007), pembinaan perkembangan kemampuan berbicara di TK oleh guru harus menggunakan metode yang mengedepankan prinsip bermain, karena pada dasarnya pembelajaran pada anak TK dilkukan melalui permainan yang membuat anak merasa senang dan termotivasi untuk belajar. Kemampuan berbicara pada anak TK juga hendaknya dilakukan dengan memilih metode yang mengandung adanya unsur bermain dalam aktivitas belajar anak. Dalam pemilihan metode pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicara harus mengacu kepada kriteria-kriteria yang sesuai dengan perkembangan anak. Berbicara merupakan tingkah laku yang harus dipelajari secara langsung melalui latihan. Tarigan (1990: 29) mengemukakan bahwa: Keterampilan berbicara harus dibina oleh guru dalam proses pembelajaran melalui latihan: (1) pengucapan, (2) pelafalan, (3) pengontrolan suara, (4) pengendalian diri, (5) pengontrolan gerakgerik tubuh, (6) pemilihan kata, kalimat dan pelafalannya, (7) pemakaian bahasa yang baik, dan (8) pengorganisasian ide.

4 Sejalan dengan pendapat di atas, pelaksanaan pembinaan keterampilan berbicara, beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian guru dalam membina keefektifan keterampilan berbicara menurut Resmini (2006:6) ada dua aspek, yakni: aspek kebahasaan mencakup: (a) lafal, (b) intonasi, tekanan, dan ritme, dan (c) penggunaan kata dan kalimat, dan aspek nonkebahasaan yang mencakup: (a) kenyaringan suara, (b) kelancaran, (c) sikap berbicara, (d) gerak dan mimik, (e) penalaran, (f) santun berbicara. Berdasarkan hasil pengamatan di TK Bunga Bungursari dalam pelaksanaan pembelajaran aspek kemampuan berbicara anak TK B mengalami permasalahan dalam kemampuan berbicara anak yang masih kurang. Hal ini terlihat dari kegiatan belajar sehari-hari yaitu, anak sulit berbicara, cara anak berbicara masih ragu-ragu, dan anak masih merasa malumalu untuk sekedar bercakap-cakap dengan guru ketika proses pembelajaran berlangsung, kurangnya keberanian dan kepercayaan diri pada anak dalam berkomunikasi baik dengan temannya atau pada saat tanya jawab dengan guru, anak merasa grogi dan gugup ketika berbicara, penggunaan kosa kata kurang tepat, dan tidak dapat menangkap inti pembicaraan. Dalam hal pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga cenderung masih dilakukan dengan menggunakan metode klasik yang kurang memberikan rangsangan kepada anak untuk belajar berbicara. Guru masih kesulitan menerapkan pembelajaran untuk dapat meningkatkan perkembangan berbicara anak.

5 Oleh karena itu melalui refleksi awal dengan guru, solusi tindakannya menggunakan metode bermain peran yang dijadikan alternatif pembelajaran berbicara pada anak TK kelompok B. Dengan penggunaan metode bermain peran, kegiatan anak di dalam proses pembelajaran menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan aktivitas dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara. Bermain peran bagi TK dan sangat baik untuk mengembangkan motorik serta berlatih merangkai kata-kata atau mengekpresikan perasaan dan mengkomunikasikan apa yang ada dalam pikiran. Hal ini akan sangat membantu anak untuk berlatih percaya diri, berani tampil dan belajar berekspresi. Berdasarkan latar belakang mengenai permasalahan yang dihadapi guru TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta dalam perkembangan kemampuan berbicara anak TK maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul: Upaya meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak TK melalui Bermain Peran (Penelitian Tindakan pada Anak TK Kelompok B di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta Tahun Pelajaran 2011-2012). B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Identifikasi masalah yang berkaitan dengan pembelajaran kemampuan perkembangan bahasa di TK Bunga antara lain yaitu: (1) motivasi anak dalam pembelajaran kemampuan berbicara kurang menunjukan semangat dan keantusiasan yang tinggi; (2) kemampuan berbicara anak masih rendah; (3)

6 guru masih mengalami kesulitan dalam menerapkan metode bermain peran untuk mengembangkan kemampuan berbicara anak; (4) masih kurangnya sarana, dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Berdasarkan identifikasi maslah dalam penelitian ini difokuskan untuk mengatasi permasalahan rendahnya perkembangan kemampuan bahasa anak TK kelompok B di TK Bunga Bungursari dalam aspek berbicara. Masalah tersebut dirumuskan dalam rumusan masalah Bagaimana meningkatkan kemampuan berbicara anak TK kelompok melalui penggunaan metode bermain peran?. Secara terperinci masalah tersebut dituangkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta sebelum melaksanakan pembelajaran dengan metode bermain peran? 2. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga Kecamatan Bungrsari Kabupaten Purwakarta? 3. Bagaimana kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga Purwakarta setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan bermain peran

7 untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta. 2. Tujuan Khusus Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah ingin mengetahui: a. Kondisi objektif kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta sebelum melaksanakan pembelajaran dengan metode bermain peran. b. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga Kecamatan Bungrsari Kabupaten Purwakarta. c. Kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Bunga Purwakarta setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran. D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi peneliti. Diharapkan dapat memberikan pengalaman dan wawasan pribadi dalam mengembangkan program pengembangan bahasa khususnya dalam kemampuan berbicara melalui penggunaan metode bermain peran pada anak TK keolompok B TK Bunga.

8 2. Bagi guru di TK Bunga Diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru dalam peningkatan perkembangan berbicara pada anak TK sesuai dengan perkembangan bahasa anak. 3. Bagi Lembaga Pendidikan TK Memberikan informasi tentang peranan atau manfaat metode bermain peran khususnya dalam meningkatkan perkembangan berbicara pada anak TK kelompok B TK Bunga. 4. Bagi Program PGPAUD Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi warna dan andil dalam meningkatkan kualitas lulusan Program PGPAUD UPI Bandung. E. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini disusun berdasarkan pedoman penelitian yang berlaku pada UPI Bandung, secara rinci laporan penulisannya adalah sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN, yang terdiri dari: (a) Latar Belakang Penelitian; (b) Identifikasi dan Perumusan Masalah; (c) Tujuan Penelitian; (d) Manfaat Penelitian; dan (e) Struktur Organisasi Penulisan Skripsi BAB II. KAJIAN PUSTAKA, yang berisi: (a) Tinjauan Karakteristik Pendidikan Anak Usia Dini; (b) Tinjauan Perkembangan Bahasa Anak Taman Kanak-kanak pada Aspek Berbicara; (c) Media Pembelajaran; (d) Kerangka Berpikir Penelitian; (e) Penelitian yang Relevan; dan (f) Hipotesis Penelitian

9 BAB III. METODE PENELITIAN, yang berisi: (a) Desain Penelitian ; (b) Prosedur Penelitian; (c) Subjek Penelitian; (d) Definisi Operasional Penelitian; (e) Teknik Pengumpulan Data; (f) Kisi-kisi Instrumen Penelitian; (g) Teknik pengolahan dan Analisis Data; dan (h) Validasi Data BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, membahas tentang Hasil Penelitian, dan Pembahasan Penelitian. Dan BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.