Sumali W dan Enrico. Fakultas Farnasi UTA 45 Jakarta ABSTRAK. Kata Kunci: Tabir Surya, Efektifitas Eritema, Persen, Sun Protector Factor (SPF)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jumlah paparannya berlebihan. Kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selama radiasi sinar UV terjadi pembentukan Reactive Oxygen Species

BAB I PENDAHULUAN. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

PENENTUAN POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK KLIKA ANAK DARA (Croton oblongus Burm F.)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT. Keyword: Soursop (Annona muricata L.) leaves, Flavonoid, SPF value, Sunscreen

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

Analisis Aktivitas Perlindungan Sinar Ultraviolet Dari Perasan Daun Srikaya (Annona squamosa L.) secara In Vivo.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Struktur khalkon dan asam sinamat

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu radiasi UV-A ( nm), radiasi UV-B ( nm), dan radiasi UV-C

BAB I PENDAHULUAN. kekeringan, keriput sampai kanker kulit (Tranggono dan Latifah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ultra Violet/UV (λ nm), sinar tampak (λ nm) dan sinar

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK DAUN CEMPEDAK (ARTOCARPUS CHAMPEDEN SPRENG)

KRIM TABIR SURYA DARI KOMBINASI EKSTRAK SARANG SEMUT (Myrmecodia pendens Merr & Perry) DENGAN EKSTRAK BUAH CARICA (Carica pubescens) SEBAGAI SPF

Iklim tropis di Indonesia menjadikan negara kita ini memperoleh sinar. matahari sepanjang tahun. Pengaruh menguntungkan dari sinar matahari adalah

UJI AKTIVITAS TABIR SURYA PADA BEBERAPA SPESIES DARI FAMILY ZINGIBERACEAE DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar

1 Siti Fitrah I H 2 Poppy M. Lintong 2 Lily L. Loho.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL TABIR SURYA EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN PIDADA MERAH (Sonneratia caseolaris L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Sebagai pelindung utama tubuh dari kerusakan fisika, kimia dan

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa. Hal tersebut menyebabkan wilayah Indonesia selalu terpapar sinar

BAB I PENDAHULUAN I.1

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

ANALISIS AKTIVITAS PERLINDUNGAN SINAR UV SECARA IN VITRO

AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK AKAR BANDOTAN (AGERATUM CONYZOIDES L.)

PENENTUAN AKTIVITAS POTENSI TABIR SURYA EKSTRAK KULIT BUAH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

RINGKASAN. SINTESIS, KARAKTERISASI, MEKANISME DAN UJI PREKLINIK NANOGOLD SEBAGAI MATERIAL ESENSIAL DALAM KOSMETIK ANTI AGING Titik Taufikurohmah

FORMULASI DAN PENENTUAN NILAI SPF (SUN PROTECTING FACTOR) SEDIAAN KRIM TABIR SURYA EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.)

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TABIR SURYA EKSTRAK DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina Del.) ABSTRAK

KAJIAN AKTIVITAS BENTONIT SEBAGAI

UJI AKTIVITAS GABUNGAN NANOGOLD-NANOPLATINUM SEBAGAI SENYAWA TABIR SURYA DALAM KOSMETIK

Tabir surya. kulit terhadap sinar matahari sehingga sinar UV tdk dpt memasuki kulit (mencegah gangguan kulit karena radiasi sinar )

FORMULASI TABIR SURYA EKSTRAK AIR DAUN TEH HIJAU (CAMELLIA SINENSIS LINN.) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM NOVILIA SANTOSO

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN... PENYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. INTISARI.

Antioxidants Effectivity In Skin Lotion Formulation Of Mesocarp Fruit Extract Lontar (Borassus Flabellifer) Against White Rats Wistar Male In-Situ

BAB I. Pendahuluan. Matahari merupakan sumber energi terbesar bagi bumi. Berbagai

TABIR SURYA BAGI PELAKU WISATA SUNSCEEN FOR TRAVELLERS

BAB I. PENDAHULUAN. Luka yang sulit sembuh merupakan salah satu komplikasi pada penderita

BAB I PENDAHULUAN. cara menghindari paparan berlebihan sinar, yaitu tidak berada di luar rumah pada

1. PENDAHULUAN. Bogem (Sonneratia caseolaris (L.) Engler) merupakan salah satu spesies

FORMULASI SEDIAAN LOSIO DARI EKSTRAK KULIT BUAH NANAS (Ananas comosus L. (Merr)) SEBAGAI TABIR SURYA

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

FRANSISKUS X DHIAS

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS.

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. organ tubuh (termasuk kulit) secara perlahan untuk memperbaiki atau mengganti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) termasuk salah satu penyakit. tidak menular yang sering terjadi di masyarakat

Andi Suryana, Ngadiwiyana, Ismiyarta Kimia Organik, Jurusan Kimia Universitas Diponegoro, Semarang. Abstrak

Pengaruh penambahan fraksi etanol dari infusa daun Plantago major L. terhadap efektivitas oktil metoksisinamat sebagai bahan aktif tabir surya

BAB I PENDAHULUAN. hidup semua makhluk hidup, ternyata juga memberikan efek yang merugikan,

Hidrokinon dalam Kosmetik

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Ketika kulit mengalami penuaan, akan terjadi berbagai masalah seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk Indonesia. Tanaman anggur merupakan tanaman tropis bertipe iklim

SINTESIS SENYAWA 4-(3-HIDROKSIFENIL)-3-BUTEN-2-ON DAN UJI POTENSINYA SEBAGAI TABIR SURYA

Kata kunci : Daun sirsak, Flavonoid. SPF Daftar Pustaka : 44 pustaka ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UJI AKTIVITAS TABIR SURYA PADUAN OKTIL P-METOKSI SINAMAT (OPMS) - NANOPARTIKEL EMAS SEBAGAI BAHAN KOSMETIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

THE PHYSICAL STABILITY OF LOTION O/W AND W/O FROM Phaleria macrocarpa FRUIT EXTRACT AS SUNSCREEN AND PRIMARY IRRITATION TEST ON RABBIT

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan sel, dan menjadi penyebab dari berbagai keadaan patologik. Oksidan

OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA

ABSTRAK. FORMULASI SEDIAAN TABIR SURYA EKSTRAK AIR BUAH TOMAT (Lycopersicum esculentum M.) DALAM BENTUK SEDIAAN KRIM

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. karbohidrat, lemak dan protein. Diabetes Mellitus terjadi akibat keterbatasan

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

TABIR SURYA VS IKLIM TROPIS

PENENTUAN NILAI PERSENTASE ERITEMA DAN PIGMENTASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCIDA L.) SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia selain membawa keuntungan juga

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN UJI FOTOTOKSISITAS SEDIAAN KRIM MUKA X TERHADAP KELINCI PUTIH JANTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UJI AKTIVITAS KRIM EKSTRAK METANOL BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa) SEBAGAI TABIR SURYA

BAB I PENDAHULUAN. Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet. Matahari setiap menit

LAJU FOTOSINTESIS PADA BERBAGAI PANJANG GELOMBANG CAHAYA. Tujuan : Mempelajari peranan jenis cahaya dalam proses fotosintesis.

ABSTRAK. UJI IRITASI AKUT DERMAL LOSIO MINYAK ROSMARINI (Rosmarinus officinalis L.) PADA KELINCI ALBINO (Oryctolagus cuniculus)

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor HK

menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal

FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK ETANOL BUAH MAHKOTA DEWA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh secara liar maupun yang sengaja dibudidayakan. Sejak zaman

OPTIMASI KOMPOSISI TEPUNG BERAS DAN FRAKSI ETANOL DAUN SENDOK (Plantago major, L) DALAM FORMULASI TABIR SURYA DENGAN METODE SIMPLEX LATTICE DESIGN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan dapat dilihat dari perubahan beberapa organ terutama

PENGUJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN TABIR SURYA EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (Hylocereus costaricensis (F.A.C. Weber) Britton & Rose)

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sunglasses kesehatan mata

OPTIMASI FORMULA DAN UJI IRITASI PRIMER KUALITATIF PADA KELINCI PUTIH BETINA DENGAN KRIM W/O

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

UJI AKTIVITAS CAMPURAN OKTIL METOKSISINAMAT DAN ETIL PARA METOKSISINAMAT DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga, L) SEBAGAI BAHAN AKTIF TABIR SURYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia (global epidemic). World

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara I PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP LAJU FOTOSINTESIS

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA KADAR FLAVONOID DALAM EKSTRAK MAHKOTA DEWA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER

Transkripsi:

40 UJI EFEKTIFITAS MANGIFERIN (C19 H18 O11) YANG DI ISOLASI DARI BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocapha (scheff) Boerl,) SEBAGAI TABIR SURYA PADA TIKUS PUTIH (Spraguedawley) EFFECTIVENESS TEST ON MANGIFERIN (C19 H18 O11) ISOLATED FROM MAHKOTA DEWA FRUIT (Phaleria macrocapha (scheff) Boerl,) AS A SUNSCREEN ON WHITE RAT (Sprague dawley) Sumali W dan Enrico Fakultas Farnasi UTA 45 Jakarta ABSTRAK Tabir surya merupakan sediaan yang mengandung senyawa yang mampu menyerap dan memantulkan sinar ultraviolet secara spesifik dari matahari.paparan radiasi berlebihan pada kulit dapat menimbulkan eritema (kemerahan pada kulit) dan pigmentasi (warna kegelapan pada kulit).buah mahkota dewa (Phaleria macrocapha (scheff) Boerl,) memiliki kandungan senyawa benzofenon yaitu mangiferin (C19 H18 O11) memiliki ikatan rangkap terkonjugasi yang mampu menyerap secara spesifik radiasi sinar UV sebagai penyerap kimia (Chemical absorber). Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas senyawa Mangiferin (C19H18O11) yang di isolasi dari buah mahkota dewa sebagai bahan tabir surya pada tikus putih (Sprague dawley) secara in-vivo dengan konsentrasi 12,5% ; 25% ; 50%. Parameter yang diuji yaitu Pengujian Efektifitas Tabir Surya Pada Tikus Putih secara in-vivo.senyawa mangiferin (C19 H18 O11) yang diisolasi dari buah mahkota dewa (Phaleria macrocapha (scheff) Boerl,) mampu menyerap sinar UV secara efektif sehingga memiliki efektifitas sebagai tabir surya pada tikus putih jantan (Sprague dawley) pada konsentrasi25%. Kata Kunci: Tabir Surya, Efektifitas Eritema, Persen, Sun Protector Factor (SPF) ABSTRACT Sunscreen is a preparation containing compounds that can absorb and reflect the ultraviolet rays specifically from the sun. Excessive exposure to radiation on the skin can cause erythema (redness of the skin) and pigmentation (darkness of the skin). Mahkota dewa fruit (Phaleria macrocapha (scheff) Boerl,) has a benzophenone compound which is mangiferin (C19 H18 O11) has a double bond conjugation that is capable of absorbing specifically UV radiation as a chemical absorbent. This study aims to test the effectiveness of Mangiferin (C19 H18 O11) compound which was isolated from the mahkota dewa fruit as sunscreen ingredients on white rats (Sprague dawley), in-vivo with a concentration of 12,5%; 25%, 50%. The parameters examined is Testing the Effectiveness of Sunscreen in White Rats in-vivo. The mangiferin (C19 H18 O11) compounds isolated from the mahkota dewa (Phaleria macrocapha (scheff) Boerl,) fruit able to absorb UV light effectively so that it has the effectiveness as a sunscreen, in-vivo in male white rats (Sprague dawley) at a concentration of 25%. Keywords: Sunscreen, Erythema Effectiveness, Percent, Sun Protector Factor (SPF)

41 PENDAHULUAN Selain berfungsi dalam membantu dalam proses pembentukan vitamin D, namun paparan sinar matahari yang berlebihan dapat menimbulkan kerusakan kulit terutama radiasi sinar ultra violet terhadap kulit pada daerah gelombang UV-A. Paparan yang berlebihan dari radiasi sinar ultra violet terhadap kulit menimbulkan efek yang langsung terlihat seperti pigmentasi (warna kegelapan pada kulit) pada daerah gelombang UV-A, eritema pada daerah gelombang UV-B dan kulit terbakar, ada juga yang efeknya baru muncul setelah jangka waktu yang lama seperti pengerutan kulit, penuaan dini dan kanker (Wasitaatmadja, 2010). Besarnya derajat kerusakan kulit akibat radiasi sinar ultraviolet tergantung pada berapa lama sinar matahari khususnya radiasi sinar ultraviolet yang mengenai kulit, paparan radiasi sinar ultraviolet yang berlebihan terhadap kulit mengakibatkan kulit tidak mampu menahan radiasi tersebut, dan memerlukan perlindungan tambahan, di antaranya menggunakan sediaan tabir surya (Soeratri, 2005). Tabir surya didefinisikan sebagai senyawa yang dapat digunakan untuk menyerap dan memantulkan sinar matahari secara efektif terutama daerah emisi gelombang UV yang mengurangi energi radiasi yang berpenetrasi ke kulit sehingga diharapkan efek-efek kerusakan yang tidak diinginkan pada kulit akibat paparan sinar matahari khusunya sinar UV dapat berkurang dan dapat mencegah gangguan pada kulit akibat pancaran langsung sinar UV (Saputra, 2013). Berdasarkan proses kerjanya, tabir surya dibagi atas 2 yaitu tabir surya fisik dan tabir surya kimia. Tabir surya kimia misalnya PABA, benzofenon yang mampu menyerap atau memantulkan radiasi Ultra violet. Tabir surya fisik misalnya TiO2, ZnO yang dapat merefleksikan sinar (Wasitaatmadja, 2010). Dan juga tabir surya dari bahan alam, misalnya buah mahkota dewa, buah mahkota dewa mengandung senyawa utama yaitu senyawa turunan benzofenon dimana turunan ini memiliki efek perlindungan terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet (Shovyana, 2013). Salah satu senyawa turunan benzofenon yang terdapat dalam buah mahkota dewa adalah senyawa mangiferin (C19H18O11) (Rinayanti, 2014).Senyawa tersebut memiliki kemampuan sebagai tabir surya karena merupakan senyawa yang banyak terdapat pada tumbuhan terkonjugasi sehingga mampu menyerap sinar UV. Senyawa Mangiferin memiliki peran perlindungan sistem imun yang dimediasi lewat penghambatan intermediet reaktif pemicu stress oksidatif pada limfosit, neutrofil, dan makrofag pada tikus percobaan (Shovyana dan Zulkarnain, 2013). Efektifitas tabir surya dinyatakan dengan nilai SPF (Sun Protected Factor) perbandingan antara dosis minimal yang diperlukan untuk menimbulkan eritema pada kulit yang diolesi oleh tabir surya dengan yang tidak dengan menggunakan binatang percobaan yang dicukur, kemudian sunscreen yang diuji dioleskan, kemudian diukur

42 banyaknya eritema hewan percobaan dan hasilnya dibandingkan dengan standar (Saputra, 2013). BAHAN DAN METODE Alat. Alat-alat untuk penelitian ini adalah timbangan tikus,lampu UV mineal light, tempat pemejanan tikus, kuvet, pencukur tikus, penggaris, jangka sorong, Beaker glass (Pyrex), Erlenmeyer (Pyrex), Corong, Gelas ukur (Pyrex), Labu Ukur (pyrex), pipet Volum (pyrex), (Shimadzu). Bahan. Bahan Uji yang digunakan adalah isolat Mangiferin (C19H18O11) hasil isolasi buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpha (scheff.)boerl,) yang dilakukan oleh Rinayanti, aqua destilata, dimethyl sulfoxida (DMSO), Oksibenzon (BP). Pengujian Efektifitas Tabir Surya Pada Tikus Putih Dengan melihat efek eritema pada kulit hewan yang disinari dengan sinar UVB.Tikus dibagi dalam 5 kelompok yaitu senyawa Oksibenzon sebagai kontrol positif, DMSO sebagai kontrol negatif, dan senyawa uji yaitu hasil isolat mangiferin (C19H18O11) pada buah mahkota dewa. Konsentrasi 12,5%, 25%, 50%. Hewan uji sebagai kontrol negatif adalah tikus uji yang dioleskan DMSO dan hewan uji sebagi kontrol positif adalah tikus uji yang dioleskan senyawa tabir surya (Oksibenzon). Punggung tikus uji dicukur 3x3 cm dan dioleskan bahan uji. Bahan uji didiamkan selama 1 jam kemudian dibiaskan dengan sinar UV atau lampu Exoterra (UVB) selama 24 jam (Dyiah, 2014). Skor Eritema Tabel 1. Daftar skor Eritema (Dyiah, 2014) Reaksi Eritema Diameter Eritema (mm) 0 Tidak ada eritema 0 1 Sedikit eritema 25,00 2 Eritema berbatas jelas 25,10 30,00 3 Eritema moderat-berat 30,00 35,00 4 Eritema merah menyala 35,00 HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Efektivitas Sebagai Tabir Surya Pada Tikus Putih Metode yang digunakan yaitu mengamati terjadinya eritema pada kulit tikus putih sebabai hewan uji yang disinari dengan sinar UVB. Hewan uji dibagi menjadi 5

43 kelompok yaitu oksibenson sebagai kontrol positif, DMSO sebagai kontrol negatif, dan senyawa uji yaitu isolat mangiferin (C19H18O11) pada konsentrasi 12,5%; 25%; 50% (Dyah, 2014). Sebelum diolesi bahan uji, bagian punggung dicukur, selanjutnya bahan uji dioleskan dan dibiarkan kontak dengan kulit selama 1 jam dan setelah itu dipajan dengan lampu UVB (exoterra) dan diukur luas eritema yang terjadi. Tabel 2. Hasil pengukuran eritema Kelompok I Rata-rata II Rata-rata III Rata-rata 12,5% 0,206 0,276 0,14 0,18 0,23 0,16 0,25 0,28 0,14 25% - 0-0 - 0 50% 0,22 0,21-0 0,20 0,21 KKP 0,11 0,11 0,16 0,16 0,15 0,15 KKN 0,2l 0,233 0,21 0,22 4,22 0,3 4,27 0,23 Analisa terhadap sifat anti inflamasi untuk daerah kulit yang memberikan respon eritema uji dengan skor 0-4.Penelitian ini lebih menegaskan efek terjadinya eritema untuk mengetahui efektifitas tabir surya pada kulit terhadap sinar UV. Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih Sprague dawley karena sering digunakan sebagai hewan uji secara in-vivo dimana langsung bersentuhan dengan sel kulit dan lebih aman ketika digunaka untuk senyawa yang bersifat iritasi. Digunakannya lampu Exoterra karena memiliki panjang gelombang yang sama dengan sinar UV-B (Dyah, 2014). Aktivitas tabir surya senyawa mangiferin diduga memiliki gugus kromofor pada strukturnya.gugus kromofor adalah keseluruhan gugus atau atom dalam senyawa organik yang mampu menyerap sinar ultraviolet karena gugus tersebut memiliki ikatan rangkap yang terkonjugasi (Gandjar dan Rohman, 2007). Senyawa fenolik yang terdapat dalam buah mahkota dewa berfungsi sebagai pelindung tumbuhan terhadap radiasi sinar UV ( Shovyana, 2013). Pada tabel menunjukan ukuran eritema yang di oleskan dengan isolat mangiferin pada konsentrasi 12,5% dan 50% berturut - turut memiliki rata - rata eritema 0,276 ; 0,18 ; 0,16 dan 0,21 ; 0,21 sedangkan pada konsentrasi 25% tidak memiliki eritema. Kontrol positif oksebnson menunjukan nilai rata rata 0,11; 0,16; 0,15. Berdasarkan hasil dari nilai rata- rata pengukuran eritema dapat dilihat bahwa isolat yang digunakan pada konsentrasi 25% sangat efektif untuk mencegah timbulnya eritema, konsentrasi 25% tidak ditemukan eritema. Konsentrasi 12,5% juga efektif mencegah eritema 0,21

44 begitupun dengan konsentrasi 50%. Namun kurang dianjurkan karena pada konsentrasi 12,5% dan 50% lebih banyak jumlah eritemanya dari luas permukaan punggung tikus yang dicukur 3x3 cm dimana terdapat 3-5 jumlah eritema yang berarti pada konsentrasi ini dapat mengiritasi kulit. jadi penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya. 0,3 0,2 0,1 0,205 0,14 0,14 0,251 0 0 Rata-rata Perlakuan KE1 KE2 KE3 KKP KKN Gambar 1. Grafik nilai rata-rata eritema KESIMPULAN Dapat disimpulan Mangiferin yang diisolasi dari buah mahkota dewa memiliki efektifitas sebagai tabir surya pada tikus putih (Sprague dawley).mangiferin dapat berefek sebagai tabir surya pada konsentrasi memberi efek yaitu 12,5%, 25%, 50%. Dan konsentrasi 25% sangat efektif mencegah timbulnya eritema. DAFTAR PUSTAKA Dyah Ariesta, N dkk. 2014. Altivitas Pelindung Surya Secara In Vitro dan In Vivo Dari Ekstrak Daun sirsak. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Rinayanti, Aprilita. 2014. Studi Efek Antihipertensi Sepuluh Simplisia Dari Sembilan Tanoman Obat Indonesia Fokus Pada Penghambat Enzim Konversi Angiotensin (EKA). Disertasi Doktor S3, FMIPA, UniversitasIndonesia. Soeratri, W., N. Ifansyah, Soemiati & Epipit.2005.'?enentuan Persentase Transmisi Eritema dan Pigmentasi Beberapa Minyak Atsiri". Jurnal Penelitian Berkala Hayati. 10. ll7-121. Shovyana, H. dan Zulkarnain. 2013. Pltysical Stability and Activity of Cream W/O Etanolik Fruit Fxtract of Mahkoto Dewa As A Sunscreen.Traditional Medicine Journal, 18(2),2013. Universitas Gadjah Mada. Saputra.2013.Formulasi Dasar Kosmetika Edisi kedua.garandi Academic Press.33. Wasitaatmadja, S.M., 2010, Penuntun llmu Kosmetik Medik, 119-1 20,Universitas Indonesia Press, J akarta.