PENELITIAN KUAT LENTUR BALOK SUSUN DARI KAYU GLUGU DAN KAYU SENGON

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGUJIAN STRUKTUR BALOK LAMINASI KAYU SENGON DAN KAYU KELAPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

KUAT LENTUR DAN PERILAKU BALOK PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PEREKAT (251M)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL BALOK BETON BERTULANG BERSENGKANG TERTUTUP TEGAK DENGAN PENYAMBUNG KAIT DAN LAS

PENGARUH PERBANDINGAN PANJANG BENTANG GESER DAN TINGGI EFEKTIF PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KUAT LENTUR DAN PERILAKU BALOK PAPAN KAYU LAMINASI SILANG DENGAN PAKU (252M)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

STUDI EKSPERIMENTAL HUBUNGAN BALOK-KOLOM GLULAM DENGAN PENGHUBUNG BATANG BAJA BERULIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Oleh karena

TEKNOLOGI KOMPOSIT KAYU SENGON DENGAN PERKUATAN BAMBU LAMINASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK LAMINASI KOMBINASI ANTARA KAYU SENGON DAN KAYU JATI DENGAN PEREKAT LEM EPOXY

BALOK LAMINASI DARI KAYU KELAPA (Cocos nucifera L)

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi terus - menerus

KOMPOSIT BETON-PROFIL LIP CHANNEL UNTUK MENCEGAH TEKUK LATERAL-TORSIONAL

UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE TIPE U-DITCH PRACETAK

PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON

Studi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

ANALISIS LENTUR DAN GESER BALOK PRACETAK DENGAN TULANGAN SENGKANG KHUSUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian Eksperimental Perilaku Lentur Balok Laminasi Lengkung dari Kayu Jabon

SMART SOLUTIONS FOR MULTISTOREY BUILDINGS OLEH : IR. H. SULISTYANA, MT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lama berkembang sebelum munculnya teknologi beton dan baja. Pengolahan kayu

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

Fengky S Yoresta. Studi Eksperimental Perilaku Lentur Balok Glulam Kayu Pinus (Pinus merkusii ) Fengky S Yoresta

PENGARUH JARAK SENGKANG PADA PEMASANGAN KAWAT GALVANIS MENYILANG TERHADAP KUAT LENTU BALOK BETON BERTULANG

KUAT LENTUR DAN PERILAKU LANTAI KAYU DOUBLE STRESS SKIN PANEL (250M)

Kekakuan dan Kekuatan Lentur Maksimum Balok Glulam dan Utuh Kayu Akasia

PENGARUH RASIO BAMBU PETUNG DAN KAYU SENGON TERHADAP KAPASITAS TEKAN KOLOM LAMINASI

ANALISA TEKNIK DAN EKONOMIS VARIASI JENIS BAMBU SEBAGAI BAHAN LAMINASI UNTUK PEMBUATAN KAPAL IKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KUAT GESER STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG HOLLOW CORE PADA TENGAH PENAMPANG BALOK NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

KINERJA KOLOM KAYU HOLLOW LAMINASI PADA BERBAGAI VARIASI LUAS LUBANG Performance of Hollow Laminated Timber Columns at Various Opening Area

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA DAN EKSPERIMENTAL PERILAKU TEKUK KOLOM TUNGGAL KAYU PANGGOH Putri Nurul Hardhanti 1, Sanci Barus 2

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON DENGAN TULANGAN MODEL RANGKA DARI KAYU MERANTI DENGAN VARIASI JARAK ANTAR BEGEL

PENGUJIAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT UJI TEKAN

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

Analisis Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang Tampang T Menggunakan. Response-2000

KUAT LENTUR BALOK TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 15 CM

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

Pengaruh Variasi Tebal Terhadap Kekuatan Lentur Pada Balok Komposit Menggunakan Response 2000

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH DIAMETER DAN KUAT TEKAN INKLUSI TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH JUMLAH TULANGAN BAGI DAN ARAH SENGKANG PADA KEMAMPUAN GESER BALOK TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rangka kuda-kuda baja ringan

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL

Letak Utilitas. Bukaan Pada Balok. Mengurangi tinggi bersih Lantai 11/7/2013. Metode Perencanaan Strut and Tie Model

TINJAUAN REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG PADA BADAN BALOK

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

KINERJA DINDING BATA TANPA TULANGAN TERHADAP BEBAN GEMPA

PENGGUNAAN PENGHUBUNG GESER DARI RANTING BAMBU SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN DAN KEKAKUAN BALOK BAMBU SUSUN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

TUGAS SARJANA. Disusun oleh : HASAN L2E

STUDI ANALISIS PEMODELAN BENDA UJI BALOK BETON UNTUK MENENTUKAN KUAT LENTUR DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE KOMPUTER

PENGARUH VARIASI TEKANAN KEMPA TERHADAP KUAT LENTUR KAYU LAMINASI DARI KAYU MERANTI DAN KERUING

Pengaruh variasi model sengkang terhadap kekuatan geser balok/kolom beton bertulang guna meningkatkan kekuatan elemen struktur gedung tahan gempa

UJI EKSPERIMENTAL PROFIL BAJA HOLLOW YANG DIISI MORTAR FAS 0,4

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

Studi Teknis Ekonomis Pengaruh Variasi Sambungan Terhadap Kekuatan Konstruksi Lunas, Gading dan Balok Geladak Berbahan Bambu Laminasi

Dinding Penahan Tanah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kinerja Hubungan Pelat-Kolom Struktur Flat Plate Bertulangan Geser Stud Rail dan Sengkang Dalam Menahan Beban Lateral Siklis

KOLOM PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK

ABSTRAK. Kata Kunci : LRFD, beban, lentur, alat bantu, visual basic.

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

KAPASITAS LENTUR DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG YANG DIPASANG CARBON WRAPPING

ANALISIS METODE ELEMEN HINGGA DAN EKSPERIMENTAL PERHITUNGAN KURVA BEBAN-LENDUTAN BALOK BAJA ABSTRAK

Transkripsi:

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 2 Tahun 2017, Halaman 314-318 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PENELITIAN KUAT LENTUR BALOK SUSUN DARI KAYU GLUGU DAN KAYU SENGON Davied Hamonangan P *), Faldy Faisal J *), Parang Sabdono, Sukamta Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7 ABSTRAK Kayu adalah bahan bangunan yang sering digunakan pada bangunan. Kayu keruing adalah salah satu jenis kayu yang banyak digunakan, namun harganya relatif mahal. Kayu glugu dan kayu sengon dapat menjadi bahan bangunan alternatif untuk menggantikan penggunaaan kayu keruing karena populasinya yang tinggi. Pengembangan teknologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah balok kayu tersusun, dimana beberapa kayu dengan dimensi penampang tersendiri digabungkan menjadi satu penampang baru dengan cara direkatkan. Pada penelitian ini pengujian yang dilakukan adalah pengujian lentur full scale one point load. Hasilnya adalah kuat balok susun dapat melebihi kayu keruing sehingga dapat menggantikan kayu keruing yang digunakan sebagai elemen lentur. Benda uji berupa balok susun yang terdiri dari kayu glugu dan sengon berbentuk I (BS 1), balok susun dari kayu glugu dan sengon berbentuk persegi panjang (BS 2), balok susun 2 dari kayu glugu (G), balok susun 4 dari kayu sengon (S) dan balok dari kayu keruing (K). Balok susun kayu memiliki rasio luasan mendekati rasio luasan balok kayu keruing dengan ukuran 8 cm x 12 cm dan bentang bersih sepanjang 2 meter untuk kemudian dibandingkan kuat lenturnya. Pengeleman balok susun menggunakan lem bertipe Polivynyl Asetat (PVAc) yang relatif mudah didapat dengan merk FOX. Hasil pengujian pada benda uji balok susun kayu terbaik didapatkan dari benda uji balok susun 2 dari kayu glugu sebesar 24,674 KN yaitu lebih besar 7,5% dari beban maksimal rata-rata kayu keruing yaitu 22,93 KN. Biaya pembuatan benda uji glugu hanya sebesar 72,6% dari biaya kayu keruing pasaran di kota Semarang. Kata kunci: Kayu Keruing, Kayu Sengon, Kayu Glugu dan Balok Susun ABSTRACT Wood is a building material that often used in buildings. Keruing is one type of wood that is often used, but it's relatively expensive. Glugu and sengon can be an alternative materials to subtitute the use of keruing because the population is high. Development of the technology used in this research is a wood stacking blocks beams, where some wood with its own dimensions are combined into a new cross-section glued together. In this study the test performed by a full scale one point load bending test. The result is the wood stacking blocks beam may exceed keruing's flexural strength so eventually it can replace keruing as a bending element. The test specimen stacking blocks of wood in the form of an I (BS 1) consisting of sengon and glugu, a rectangular (BS 2) consisting of glugu and sengon, stacking blocks of two glugu (G), stacking blocks of four sengon (S) and beams of keruing (K). Wood stacking blocks have a ratio of areas close to area ratio Keruing beams with a size of 8 cm x 12 cm and the clean length is 2 meters then compared the flexural strength. The glue types that used is a Polivynyl Acetate (PVAc) that relatively easy to obtain with 314

brand FOX. The best results is obtained from the test object stacking blocks of two glugu with 24,674 KN which is 7,5% greater than the maximum load average of keruing which is 22,93 KN. The cost of making the glugu specimen amounted to only 72,6% of the market keruing wood costs in the city of Semarang. Keywords: Keruing, Sengon, Glugu and Stacking Blocks PENDAHULUAN Jumlah populasi manusia yang bertambah secara eksponensial menyebabkan semakin meningkatnya permintaan akan segala kebutuhan untuk menunjang kehidupannya. Tempat tinggal adalah salah satu kebutuhan manusia yang paling penting. Bertambahnya permintaan akan kebutuhan tempat tinggal kemudian memacu manusia untuk menemukan alternatif-alternatif dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Alternatif yang ditemukan sangat beragam mulai dari menggunakan kayu, beton, baja, hingga menggabungkan antara bahan satu dan lainnya seperti beton bertulang maupun beton laminasi baja profil serta masih banyak yang lainnya. Kebutuhan manusia serta teknologi yang semakin berkembang memungkinkan ditemukannya alternatif baru untuk menggantikan cara-cara sebelumnya yang tidak cukup sesuai untuk memenuhi kebutuhan manusia yang progresif. Indonesia dengan wilayah yang tersebar luas dan berbentuk kepulauan memiliki kelemahan dalam hal distribusi. Relatif tingginya biaya untuk bahan bangunan yang berasal dari tambang tentunya akan memberatkan masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Bahan bangunan yang murah dan ramah lingkungan adalah jawaban bagi permasalahan ini. Kayu pada saat ini bisa menjadi solusi yang tepat mengingat Indonesia yang memiliki hutan yang luas sehingga tidak sulit untuk mendapatkan kayu di seluruh pelosok Indonesia. Masalah utama dalam pengunaan kayu adalah jenis dan mutu kayu yang beragam. Kayu dengan mutu bagus cukup sulit didapatkan karena harus menunggu umur pohon siap tebang. Umumnya pohon kayu kelas kuat 1 dan 2 yang siap ditebang memiliki umur pohon diatas 30 tahun. Sesuai dengan permasalahan-permasalahan yang disebutkan maka diperlukan sebuah pengembangan teknologi yang dapat meningkatkan kekuatan kayu mutu rendah yang mudah didapatkan menjadi setara atau lebih baik dari mutu kayu yang lebih tinggi dengan biaya yang lebih kecil. Kayu yang dipilih dalam penelitian ini adalah kayu glugu dan kayu sengon. Kayu glugu dipilih karena berdasarkan data statistik FAO tahun 2004-2008 Indonesia merupakan negara penghasil kelapa (Cocos Nucifera) terluas dunia pada urutan ke-2 dengan wilayah penyebaran; Riau, Sulut, Jatim, Jateng, Jabar, Sulteng, Sulsel, Lampung, Jambi dan Maluku. Data FAO ini menunjukkan bahwa pohon kelapa memiliki potensi besar sebagai alternatif kayu untuk bahan bangunan yang murah berdasarkan wilayah penyebaran dan jumlah pohon yang tersedia. Kayu sengon dipilih dalam penelitian ini karena daerah penyebaran sengon cukup luas, mulai dari Sumatera, Jawa, Bali, Flores dan Maluku (Charomaini dan Suhaendi, 1997). Pengembangan teknologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah balok kayu tersusun, dimana beberapa kayu dengan dimensi penampang tersendiri digabungkan menjadi satu penampang baru dengan cara direkatkan. Konfigurasi penampang balok glulam dan balok utuh mempengaruhi nilai kekakuan dan kekuatan maksimumnya (Indah Sulistyawati, 2008). Balok kayu utuh dengan adanya cacat kayu, mengakibatkan kapasitas memikul beban menjadi lebih kecil, dengan memotong menjadi beberapa lapis lebih tipis dan kemudian merekatkan kembali dengan 315

menghilangkan cacat kayu atau mengatur posisi cacat kayu secara tepat maka sifat mekanisnya akan meningkat (Berglund dan Rowell, 2005). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan beban maksimal balok kayu susun dari kayu glugu dan kayu sengon dengan balok utuh keruing menggunakan pengujian lentur full scale. Rasio luasan penampang balok kayu keruing dan balok kayu susun adalah 1:1. Hasil yang diharapkan adalah balok kayu susun dapat menahan beban lebih besar dari kayu keruing dengan biaya produksi yang lebih rendah. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini membandingkan hasil pengujian kuat lentur balok kayu dengan konfigurasi pembebanan satu titik antara benda uji balok kayu full scale hasil perencanaan, dengan balok kayu keruing full scale sebagai acuan. Kayu glugu dan kayu sengon pada penelitian dipilih secara visual dari toko kayu, untuk mendapatkan kayu yang baik sebagai kayu struktural. Perekat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lem kayu merk FOX jenis Polivynyl Asetat (PVAc). Lem kayu dipilih karena mudah didapat, dikerjakan dan tersebar secara luas di Indonesia. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dengan sebagai berikut: 1. Analisis desain penampang benda uji balok full scale. Tegangan lentur yang terjadi pada penampang balok dapat dihitung dengan persamaan :.......(1) Dimana: Mmax = Momen maksimum balok (kg-cm) W = Momen tahanan terhadap garis netral (cm 3 ) I = Momen inersia penampang balok (cm 4 ) y = Jarak dari garis netral ke tegangan yang dicari (cm) Tegangan geser yang terjadi pada penampang balok dapat dihitung dengan persamaan :.. (2) Dimana: Dmax = Gaya geser/lintang maksimum balok (kg) S = Statis momen setengah penampang (cm 3 ) b = Lebar penampang (cm) I = Momen inersia penampang balok (cm 4 ) 2. Membuat benda uji untuk pengujian full scale yang terdiri dari; keruing, profil I, profil persegi, glugu tersusun dua dan sengon tersusun empat. Pada benda uji diberikan kode untuk mempermudah pengolahan data; (G) untuk kayu glugu, (S) untuk kayu sengon (K) untuk kayu keruing, (BS 1) untuk balok susun tipe 1, dan (BS 2) untuk balok susun tipe 2. Masing-masing memiliki 2 buah benda uji. 3. Melakukan pengujian balok full scale. 4. Analisis dan pembahasan perbandingan kemampuan balok full scale dan keuntungan ekonomisnya dengan kayu keruing. Terdapat lima variasi benda uji dalam penelitian ini seperti pada gambar 1. Selain itu terdapat 2 kondisi untuk benda uji balok susun yaitu menggunakan lem dan menggunakan pasak dengan konfigurasi pemasangan seperti pada gambar 2. Bentang bersih untuk pengujian adalah 2 meter. 316

10 10 120 (BS 1) (S) (G) (BS 2) (K) KG = kayu glugu KS = kayu sengon KK = kayu keruing Gambar 1. Variasi benda uji (satuan dalam mm) Pasak baja 10 mm 4 buah Load cell Hydraulic Pump Tumpuan beban Strain Gauge 5 mm dari bawah penampang X 8 cm 8 cm 2 Horizontal LVDT 2 Vertikal LVDT 6 cm 10 cm cm cm cm cm cm 10 cm Gambar 2. Setup pengujian dan konfigurasi pasak HASIL DAN PEMBAHASAN Pada pengujian balok full scale data yang diperoleh berupa gaya, displacement dan regangan. Data tegangan dan beban maksimal yang diperoleh kemudian disajikan dalam pada tabel 1. Tabel 1. Hasil pengujian Benda Uji Beban maksimal (KN) Tegangan maksimal (MPa) K 22.928 64.949 G 24.674 106.037 S 8.112 34.133 BS 1 14.196 56.137 BS 2 10.14 43.991 Hasil penelitian menunjukkan bahwa benda uji G dengan menggunakan pasak beban maksimalnya melampaui benda uji K yang dijadikan sebagai acuan sebesar 7,5% dan berbeda sebesar 8% dari hasil analisis. Pada awal pengujian saat benda uji belum dipasang pasak benda uji benda uji G hanya mampu menahan beban sebesar 70,8% dari beban yang mampu ditahan benda uji K. Pada benda uji S baik sebelum maupun setelah pemasangan pasak kekuatannya tidak mampu melebihi benda uji K dan berbeda sebesar 15,324% dari 317

hasil analisis. Benda uji BS1 dan BS2 pun sama seperti benda uji S baik sebelum pemasangan pasak dan sesudah tidak mampu melebihi benda uji K. Tabel 2. Harga Satuan Barang No Barang Satuan Biaya Satuan (Rp) 1 Pembelian Kayu Glugu (6/8) 4 meter 75000 1 Pembelian Kayu Glugu (6/6) 4 meter 65000 2 Pembelian Kayu Sengon (6/6) 3 meter 35000 Pembelian Kayu Keruing 4 meter 250000 3 (8/12) 4 Pembelian Lem Fox 1 Kg 31500 Berdasarkan tabel 2 biaya pembuatan benda uji glugu (G) hanya sebesar 72,6%, benda uji sengon (S) sebesar 68,6%, benda uji BS1 dan BS2 78,6% dari biaya kayu keruing.berdasarkan hasil pengujian kekuatan balok dengan penggunaan lem lebih rendah daripada penggunaan pasak dan lem. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain lem yang digunakan merupakan lem dengan kuat rekat yang kurang baik, pengerjaan pemotongan kayu yang kurang profesional sehingga tidak presisi, bahan kayu yang ada di pasaran kekuatannya variatif sehingga tidak seragam. KESIMPULAN Hasil pengujian kuat lentur full scale dan biaya yang dikeluarkan menunjukan bahwa balok keruing dapat digantikan dengan balok susun glugu (G) sebagai material konstruksi balok untuk bangunan ringan yang tidak secara langsung dipengaruhi cuaca dengan biaya lebih rendah. DAFTAR PUSTAKA Berglund, L., and Rowell, R.M., 2005,Handbook of Wood Chemistry and Wood Composites. Charomaini, M. dan Suhendi, H., 1997, Genetic Variation of Paraserianthes falcataria Seed Sources in Indonesia and Potential in Tree Breeding Programs. Workshop Internasional tentang Spesies Albizia dan Paraserianthes, hal 151 156. Prosiding Workshop 13 19 November 1994, Bislig, Surigao del Sur, Filipina. Forest, Farm and Community Tree Research Reports. Forest, Farm, and Community Tree Research Reports (Special Issue). Winrock International, Morrilton, Arkansas, USA. Sulistyawati, Indah. 2008., Kekakuan dan Kekuatan Lentur Maksimum Balok Glulam dan Utuh Kayu Akasia. Universitas Trisakti. Jakarta. 318