(TEACHERS' COMPETENCES AND FUTURE PROFESIONALISM CHALLENGE)

dokumen-dokumen yang mirip
I. LATAR BELAKANG PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada. Terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DENGAN QUANTUM TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut membahas mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

PENINGKATAN KECERDASAN DAN KREATIVITAS SISWA (Improving Students Intelligence and Creativity)

Tuntutan Perkembangan Pendidikan Teknologi Kejuruan di Bidang Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA KELAS V SEKOLAH DASAR

PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL TENAGA PENGAJAR BIDANG PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KABUPATEN JEMBER DALAM MENINGKATKAN PROFESIONALISME

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP DAN GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan millenium development goals,

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional berbunyi bahwa pendidikan. diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

MODEL PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS 1 SMUN 12 SEMARANG. Linda Agustina 1

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

ALTERNATIF PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SD/MI TERHADAP MATERI MEMBANDINGKAN PECAHAN SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

GURU PROFESIONAL, DAN GET CONNECTED [1] Oleh: Prof. Dr. H. Duski Samad, M.Ag. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol. A. Pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN. setiap bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam rangka. manusia suatu bangsa tidak akan dapat membangun negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU BAHASA INGGRIS DI SMP N 10 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang ikut menentukan kemajuan suatu negara. Pendidikan juga

PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan yang dilakukan pemerintah saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh oleh berbagai faktor salah satunya adalah kualitas sumber daya

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh NIO WICAK KUNCORO BAHARUDDIN RISYAK RIYANTO M.

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd


BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi untuk

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG ENERGI BUNYI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM

BAB I PENDAHULUAN. menstimulasi, membimbing, mengasuh dan pemberian kegiatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan aktivitas dalam bidang-bidang pendidikan. Pembangunan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. penulis akan memaparkan mengenai analisis hasil penelitianyang terdiri dari analisis

BAB 1 PENDAHULUAN. internasional bukan lagi lokal atau nasional (Permadi, 2007). Untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA KELAS III SD NEGERI PONCOWARNO TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. yang kompleks dan berjangka panjang. Berbagai aspek yang tercakup dalam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi itelektulitas saja melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang cerdas di era seperti sekarang ini sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pengganti dari Undang-Undang No.2 Tahun 1989, Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

Jasman Jalil. Penerbit. Jazwa Publishing. PENDIDIKAN untuk SEUMUR HIDUP

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

Raihan SD Negeri 007 Bagan Besar

Ratna Situmeang SDN 004 Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur

PENERAPAN QUANTUM TEACHING DI SD TIMBUSENG MAKASSAR IBM QUANTUM TEACHING ON TIMBUSENG ELEMENTARY TEACHERS MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

PENGARUH KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

NAMA : INDANA MARDIANI NIM : KELAS : C PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai suatu organisasi dan lembaga pendidikan dipimpin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Media komunikasi adalah suatu media ataupun alat bantu yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi sebagai salah satu disiplin ilmu merupakan pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

Pendahuluan. Kata Kunci: Intensitas Kegiatan Praktikum, Kualitas Kegiatan Praktikum, Hasil Belajar Siswa,

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas ini diupayakan melalui sektor pendidikan baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi professional accountant khususnya di era ASEAN Economic

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN VISUAL AUDITORIAL KINESTETIK (PTK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan di abad 21 menuntut perubahan peran guru. Guru

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, dan maju di berbagai bidang, menuntut seseorang harus selalu up to date

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius pemerintah. Sejalan dengan upaya peningkatan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

Pengaruh Model Pembelajaran Mind Mapping dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi di SMA N I Tanjung Raya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

MATEMATIKOMIK SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi (Iptek). Persepsi masyarakat ini kiranya telah mampu memobilisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sergiovanni (1987), mengungkapkan bahwa (No student who can not

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan

Transkripsi:

SDM GURU DAN TANTANGAN PROFESIONALITAS MASA DEPAN. (TEACHERS' COMPETENCES AND FUTURE PROFESIONALISM CHALLENGE) By Sri Hartini ABSTRACT Teachers play important roles in the students' success of learning to bring them to a bright future. Concerning their responsibilities, teachers must master four basic competencies: pedagogic competence, personal competence, social competence, and professionalism competence. By mastering these competencies, teachers can conduct meaningful teachinglearning activities to make fun class. Students also find that learning is simple, effective, and efficient. Keyword: Teachers' competences, future professionalism challenge. (challenge of professionalism) I. LATAR BELAKANG PEMIKIRAN Sebagaimana diketahui sejak menjelang akhir abad ke-20 keresahan dunia dalam menghadapi masa depannya sudah mulai dapat dirasakan. Hakekat dari permasalahan ini diperkirakan karena mulai munculnya teori bahwa bahan bakar konvensional semacam minyak bumi dan batu bara akan habis pada awal abad ke-21. Krisis bahan bakar konvensional mulai terasa dan ini ditandai bahwa di beberapa belahan bumi yang dikenal kaya akan m i n y a k h a m p i r s e l a l u d i l i p u t i p e r t e n t a n g a n d a n p e p e r a n g a n. Kebingungan akan habisnya energi konvensional tersebut, telah memacu para pakar untuk mulai merancang penggunaan energy pengganti sehingga upaya penggunaan bahan-bahan energy pengganti semacam plutonium, uranium dan sebagainya mulai dilaksanakan khususnya oleh negara-negara advance yang memang ipteknya telah mampu mengoptimalkan penggunaan bahanbahan pengganti tersebut. Di sisi lain beberapa kebijakan dunia yang telah lama berjalan dengan mendadak dapat berubah; perang dingin antara dua kubu, Blok Barat versus Blok Timur yang telah berjalan 219

lebih dari setengah abad pun mendadak dapat diselesaikan. Perubahan-perubahan yang sedemikian besar dan cepat ini ternyata juga menimbulkan permasalahan sampingan yang sangat berarti antara lain ialah pertanyaan sampai dimana kesiapan kita untuk memberikan pendidikan yang paling tepat kepada para siswa agar mampu menyelematkan bangsa dan negara di masa depan yang sangat dinamis? Dalam persaingan masa depan yang semakin memuncak di mana masingmasing bangsa menginginkan untuk memenangkan persaingan tersebut atau minimal dapat bertahan (survive), maka kualitas sumber daya manusia (SDM) akan menjadi sangat menentukan keberhasilan s u a t u b a n g s a. I n i a k a n s a n g a t mempengaruhi survive atau tidaknya bangsa tersebut di masa depan. Kita bangsa Indonesia dapat berguru kepada Singapura, tetangga yang miskin sumber d a y a a l a m n y a t e r n y a t a m a m p u mengangkat kesejahteraan rakyatnya ke jenjang yang lebih tinggi, dengan bermodalkan SDM yang handal dan disiplin. Dengan demikian kita harus semkain menyadari betapa pentingnya peran pendidikan bagi masa depan suatu bangsa. Akhir-akhir ini kemajuan teknologi termasuk di antaranya teknologi penginderaan jarak jauh telah sedemikian c a n g g i h n y a, s e h i n g g a d e n g a n menggunakan satelit saat ini kekayaan yang terkandung di bumi masing-masing negara, termasuk di Republik tercinta ini telah dapat terpantau dan terpetakan oleh si empunya teknoplogi, namun demikian tidak perlu dikhawatirkan adanya invansi dari suatu negara ke negara lain dalam rangka menguasai Sumber Daya Alam (SDA), konsep semacam itu sudah jauh ditinggalkan. Kemajuan-kemajuan lain pada dinamika global saat ini adalah pesatnya kemajuan di bidang teknologi komunikasi. Melalui berbagai peralatan yang canggih, seperti telepon seluler, saluran langsung jarak jauh, internet, parabola dan sebagainya dapat diakses berbagai informasi yang diperlukan. Pesatnya kemajuan di bidang teknologi komunikasi juga mengakibatkan fluktuasi informasi di seluruh belahan dunia yang berdampak pada kemajuankemajuan di bidang lain. Temuan dan pembaharuan di satu bidang dapat dirilai oleh semua jaringan televisi yang tersebar di seluruh dunia ini secara serentak dalam waktu yang bersamaan. Akan tetapi tidak boleh dilupakan bahwa perkembangan lingkungan strategis global yang pesat ini juga memiliki aspek-aspek yang perlu diwaspadai. Hal-hal tersebut adalah lahirnya kesepakan global. Benarkah kesepakatan global adalah suatu k e n i s c a y a a n u n t u k m e n g h a d a p i 220

perkembangan perekonomian dunia pada millenium ke-3? Ataukah kesepakatankesepakatan itu sebenarnya adalah suatu strategi bisnis dari beberapa negara? Berdasarkan kesepakatan AFTA, sudah siapkah kita (lulusan kita) untuk bersaing bebas dengan pencari kerja/pendatang dari Pasifik dalam rangka APEC? Dan sudah siapkah kita 10 tahun lagi pada puncak persaingan global bersaing dengan seluruh negara di dunia ini sesuai dengan kesepakatan WTO? Berdasarkan uraian di atas maka yang sudah pasti ialah bahwa di masa depan tantangan yang dihadapi bangsa dan Negara ini akan semakin meningkat dan jawaban atas tantangan ini hanyalah satu : dibutuhkan suatu kualitas SDM yang unggul di masa depan, untuk itu peran p e n d i d i k a n s e c a r a u m u m d a n pembelajaran secara khusus dituntut mampu melahirkan manusia-manusia yang berkualitas tinggi. Untuk itulah perlu dikaji SDM GURU DAN TANTANGAN PROFESIONALITAS MASA DEPAN. II. GURU SEBAGAI MANUSIA YANG BERSUMBER DAYA Guru merupakan ujung tombak dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. S u k s e s t i d a k n y a s e o r a n g g u r u melaksanakan tugas operasional di kelas akan menentukan sukses tidaknya pencapaian tujuan pendidikan secara umum. Berpijak pada asumsi tersebut, maka guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam mengembangkan SDM yang berkualitas. Guru sebagai salah satu komponen human dalam sistem pembelajaran diharapkan mampu berperan sebagai fasilitator dan sumber inspirasi bagi anak didiknya dan bukan sebagai diktaktor bagi mereka. Suasana pembelajaran di kelas akan sangat diwarnai oleh perfomansi guru secara mental dan material, artinya guru tidak hanya dituntut menguasai materi yang diajarkan akan tetapi juga memiliki kualitas sesuai dengan standard yang ditetapkan dalam UU no 14 tahun 2005 dan PP no 19 tahun 2005. Dalam Dalam Undang-undang dan P e r a t u r a n P e m e r i n t a h t e r s e b u t dipersyaratkan bahwa Guru professional harus memiliki empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogic, kompetensi personal, kompetensi professional dan k o m p e t e n s i k e p r i b a d i a n (Baedhowi,2009:14 ). Pengejawantahan Kompetensi Guru Kompetensi Pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran.untuk dapat mengelola pembelajaran dengan baik diperlukan penguasaan materi yang baik pula. Penguasaan materi secara luas dan mendalam merupakan pengejawantahan 221

penguasaan kompetensi profesional guru. Penguasaan materi merupakan salah satu hal pokok yang tak dapat diabaikan namun demikian tanpa penyertaan kompetensi social, akan berakibat pada improvisasi pembelajaran yang kering. Guru yang tak dapat berimprovisasi akan mematikan motivasi belajar siswa. Sebaliknya improvisasi yang memukau merupakan gerbang utama bagi siswa untuk mengenali dan mengekspresikan dirinya. Kemampuan berimprovisasi di kelas bukan suatu yang jatuh dari langit begitu s a j a a k a n t e t a p i m e m b u t u h k a n pengalaman dari hari ke hari. Pengalaman inilah yang akan memberikan ifeedback secara terus-menerus sehingga guru dapat mengevaluasi diri dan mengembangkan diri sehingga memiliki kecakapan berimprovisasi dengan baik. Ini merupakan pengejawantahan kompetensi kepribadian, Pribadi guru yang selalu mawas diri demi kemajuan dirinya dan anak didiknya. Lalu bagaimana i m p r o v i s a s i t e r s e b u t d a p a t dikembangkan? Improvisasi guru dan psikologi merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan sebab dengan psikologi, guru akan mengetahui berbagai hal di seputar perilaku manusia termasuk anak. Pentingnya psikologi d a l a m i m p r o v i s a s i g u r u d a p a t digambarkan sebagai berikut : Sambutan Positif Rasa Senang Murid Guru Tingkat perkembangan murid Psikologi Perkembangan SIMPLE FUN EFEKTIF EFISIEN Proses internal dalam belajar murid Psikologi Belajar Bagaimana mengkomunikasikan bahan dengan e fektif dan efisien Psikologi Komunikasi Bagan proses pemahaman diri siswa oleh guru untuk pembelajaran yang simple,fun,efektif dan efisien 222

Guru yang mengetahui secara persis, pada tingkat perkembangan mana siswa yang diajar berada, akan dapat menghindari o v e r d a n u n d e re s t i m a t e d a l a m menentukan kemampuan awal siswa. Ini sangat penting sebagai pijakan memulai suatu materi selanjutnya ( Sri Hartini,dkk,2002:4). Proses internal adalah proses penyerapan dan pengolahan pengalaman yang diperoleh siswa dari lingkungannya. Dalam aktivitas ini masing-masing siswa memiliki keunikan sendiri-sendiri. Ada siswa yang bertipe visual, auditif dan ada yang bertipe Sri Hartini : SDM Guru dan Tantangan Profesionalitas Masa Depan taktil. Dengan kata lain setiap siswa memiliki gaya belajar sendiri. Di sini sangat penting bagi guru untuk mengenalinya agar dapat memberikan konsumsi pesan yang tepat secara teknis metodologis. Sinergitas improvisasi guru ini akan menyebabkan pembel;ajaran menjadi simple (sederhana), fun (menyenangkan) dan akhirnya efektif dan efisien. Jika masing- masing guru telah dapat berimprovisasi secara maksimal di dalam kelas, maka diharapkan akan mengubah energy yang ada pada diri siswa menjadi cahaya Ini merupakan penerapan prinsip pembelajran quantum (Bobbi De Porter,dkk,2000). Ini sangat erat kaitannya dengan kemampuan guru dalam memberikan sentuhan intelektual maupun emosionalnya pada murid. III. Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA Rasa senang dalam belajar merupakan kunci keberhasilan bagi siswa. Rasa senang diawali dari performasi guru. Oleh sebab itulah, maka guru diharapkan dapat mengimprove dirinya agar menjadi sosok berkualitas yang memiliki kompetensi p e d a g o g i c, p e r s o n a l, s o c i a l d a n professional, yang muara akhirnya dapat diterapkan dalam mengimparovisasi siswanya melalui pembelajaran di kelas. Dengan demikian SDM-SDM yang berkualitas, harapan di masa yang akan datang kini berkecambah. Babbi De Porter, Made Readon dan Sarah Singer Nourie, (2000). Quantum Teaching, Bandung : Kaifa. Baedhowi,2009. Tantangan Profesionalisme Guru pada Era Sertifikasi (Pidato Pengukuhan Guru Besar ). Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standard Nasional Pendidikan. Sri Hartini,dkk,2002. Profesionalitas Guru dalam Pembelajaran di Era Global (Makalah Seminar Nasional). Surakarta: Universitas Slamet Riyadi. Undang-undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 223

DAFTAR PUSTAKA Babbi De Porter, Made Readon dan Sarah Singer Nourie, (2000). Quantum Teaching, Bandung : Kaifa. Baedhowi,2009. Tantangan Profesionalisme Guru pada Era Sertifikasi (Pidato Pengukuhan Guru Besar ). Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Tentang Standard Nasional Pendidikan. Sri Hartini,dkk,2002. Profesionalitas Guru dalam Pembelajaran di Era Global (Makalah Seminar Nasional). Surakarta: Universitas Slamet Riyadi. Undang-undang No 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 224