BAB I PENDAHULUAN. semua cabang olahraga yang dipertandingkan ataupun diperlombakan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogie Hary Kusumah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya peningkatan kesehatan jasmani seluruh masyarakat, pemupukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. olahraga secara otomatis menjadi ukuran ketertinggalan prestasi olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang permainan yang merupakan olahraga tradisional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER TUNGKAI TERHADAP KELINCAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Psikologi Olahraga, Filsafat Olahraga serta banyak lagi ilmu yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sempatberhenti sampai sekitar dua tahun awal kemerdekaan. Dengan ditandai

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gizi atau makanan diperlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

BAB I PENDAHULUAN. membuat progam latihan untuk pembinaan kondisi fisik seorang atlet. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. FIDE (Federation Internasional Des Echecs). Hingga sekarang FIDE. mencapai 156 federasi dari seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).

UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh : Arif Nur Setyawan A BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Prestasi Indonesia pada Sea Games (Tahun ) (Sumber: Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1)

BAB I PENDAHULUAN. (1990:3) dalam bukunya mengemukakan, permainan bola voly baru dapat di

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dilakukan dengan dua jenis bentuk gerak, yaitu : gerak tarung (Fight)

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan olahraga, mulai dari pemilihan calon atlet sampai pada metode latihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan alam bebas mempunyai unsur-unsur olahraga melalui cabangcabang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas

NUSANTARA PGRI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Setiap cabang olahraga mempunyai sejarah kelahirannya sendiri-sendiri, begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. atlet dari tingkat pelajar sampai mahasiswa. Turnamen-turnamen dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

2015 KONSTRUKSI TES KELINCAHAN D ALAM CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan

BAB I PENDAHULUAN. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

Oleh: Ilham Arvan Junaidi (Dosen Universitas PGRI Palembang) Kata Kunci: Kekuatan Pegangan, Daya Tahan Kekuatan, Jumping Smash

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

I. PENDAHULUAN. banyak orang yang menggemari olahraga ini baik anak-anak, remaja maupun

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

BAB I PENDAHULUAN. gagalnya seseorang dalam berprestasi. Bompa ( 1988 : 2 ) yang isinya bahwa : Persiapan fisik harus

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI D AN KESEIMBANGAN D ENGAN KECEPATAN SPRINT 300 METER PAD A OLAHRAGA SEPATU ROD A

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga dayung di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga merupakan hal mutlak yang esensial untuk. perkembanngan dan kemajuan hidup suatu bangsa. Betapa tidak Olahraga mampu

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan

BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. beregu yang mengandung unsur kekompakkan dan kerjasama serta olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri yang identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. terbesar bersumber dari atlet, meskipun faktor-faktor yang lain sebagai pendukung

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

BAB I PENDAHULUAN. olahraga tidak akan datang dengan sendirinya, melainkan prestasi tertinggi hanya

BAB I PENDAHULUAN. sifat yang berbeda. Mereka yang ekstrim adalah yang sangat rendah emosinya.

BAB I PENDAHULUAN. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa-siswi sekolah atau

BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dan gerak jurus (Taulo). Wong Kiew Kit (2002:1) menyatakan bahwa. Kung-Fu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan prestasi setiap cabang olahraga di Indonesia menjadi perhatihan bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah juga sudah melakukan Pembinaan prestasi dengan berbagai cara sejak dulu hingga sekarang. Pembinaan itu tidak hanya terpaku pada satu cabang olahraga saja, akan tetapi pembinaan yang dilakukan adalah mencapai semua cabang olahraga yang dipertandingkan ataupun diperlombakan. Sejalan dengan perhatian akan pembinaan olahraga prestasi tersebut, khususnya olahraga Sepak Takraw. Di Indonesia olahraga sepak takraw telah ada sejak tahun 1971 di tandai dengan berdirinya organisasi olahraga sepak takraw yaitu PERSERASI ( Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia) dan berubah pada tahun 1986 menjadi PERSETASI ( Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia), dan kemudian hasil MUNASLUB (Musyawarah Nasional Luar Biasa) pada 22 Agustus tahun 2005 berubah menjadi PSTI (Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia). Hingga sampai sekarang nama persatuan tersebut masih di pakai di Indonesia. Sepak Takraw mulai diterima dan dimainkan pada Asian Game IX Tahun 1990 Di Biejing, dan terus dipertandikan hingga sekarang. 1

2 Olahraga Sepak Takraw di masyarakat Indonesia dijadikan suatu olahraga permainan yang menyenangkan dan menarik untuk dimainkan maupun dipertandikan. Khususnya Sepak takraw di masyarakat Sumatera Utara sudah mengenal dan mengembangkan permainan Sepak Takraw ini cukup lama. Pada masa dahulu Sepak Takraw di Sumatera Utara dimainkan maupun di pertandingkan di kampung - kampung atau perdesaan di Sumatera Utara. Namun sekarang perkembangan Sepak Takraw sudah mengalami peningkatan, sehingga sekarang Sepak Takraw tidak lagi dimainkan di perdesaan melainkan sudah dimainkan di setiap Daerah, Provinsi, Nasional dan Internasional. Dari perkembangan Sepak Takraw yang sudah mendunia ini tentulah Sepak Takraw dimainkan di masyarakat bukan hanya sebagai permaianan untuk kesenangan saja melainkan Sepak Takraw sudah di pertandingkan sebagai permainan olahraga yang mencari suatu prestasi dengan harapan bisa mengangkat dan memberikan kebanggaan untuk Daerah, Provinsi maupun Negara. Di samping itu Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan prestasi olahraga dibidang Sepak takraw ini adalah dengan mengadakan seleksi bibit-bibit atlet terbaik melalui kejuaraan maupun seleksi tingkat daerah seperti: KEJURDA (kejuaran antar daerah ) dan SELEKDA (seleksi daerah). Sehubungan dengan diadakannya KEJURDA maupun SELEKDA ini, maka di harapkan Setiap daerah dapat mendukung dan berpartisipasi dalam bentuk membina atlet atlet daerahnya agar SELEKDA ini menjadi patokan dalam memilih atlet atlet yang berpontensi cukup bagus, atlet atlet yang

3 terpilih di SELEKDA tersebut akan di bina kembali untuk di pertandingkan di event - event Nasional seperti: KEJURNAS, PORWILSU, dan PON (Pekan olahraga nasional). Namun kenyataannya di Sumatera Utara, prestasi sepak takraw telah mengalami kemuduran, hal ini dapat di liat dari berbagai event event Nasional, seperti: Popnas, Pomnas, Kejurnas, dan PON. Hasil PON XVIII di Riau menunjukkan bahwa Sumatera Utara tidak meraih satupun medali, dari dua nomor pertandingan yang diikuti, yakni di nomor beregu dan double event. Kemuduran prestasi ini menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah provinsi dan pemerintah daerah dalam meningkatkan prestasi atletnya. Dalam kondisi ini setiap daerah di Sumatera Uatra berusaha untuk tetap semangat dalam mengembangkan dan membina olahraga Sepak Takraw. Di kota Medan menjadi alasan yang kuat agar mengembangkan olahraga Sepak Takraw, alasannya karena kota Medan adalah kota yang besar dan Gebrakan KONI Medan menjadikan daerah ini sebagai 'Kota Atlet' patut diacungkan jempol. Ini terlihat dari programnya terhadap pembinaan atlet. Mereka menggelontorkan program pembinaan intensif terhadap seluruh cabang olahraga naungan KONI Medan. Sudah pasti, sasarannya tidak lain untuk mengembalikan pamor Kota Medan sebagai gudangnya atlet yang memiliki prestasi Nasional dan Internasional. Sudah dua puluh tahun lalu Kota Medan pernah menyandang barometer pembinaan ditingkat Nasional. Pasalnya, dari Kota ini pernah muncul atlet yang memiliki prestasi Nasional dan Internasional. Sebut saja Josua Sinurat (cabor

4 gulat), Raja Amas Siregar dan Liston Siregar (Tinju) maupun lainnya. Pamor itu pun redup seiring berjalannya waktu. Atas dasar itu, KONI Medan yang nakhodai Drs Zulhifzi Lubis coba menggali potensi atlet dengan pola pembinaan intensif. Dari hasil wawancara secara langsung yang di lakukan peneliti kepada pelatih, di peroleh hasil bahwa prestasi sepak takraw di kota Medan telah menurun sejak tahun 2010 hingga sekarang, setiap kejuraan daerah seperti kerjurda, dan piala wali kota cup. Turunnya prestasi Sepak Takraw di Medan banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satu faktor yang membuat atlet berkembang maupun menurun adalah tingkat kesegaran jasmani atau kondisi fisik atlet tersebut. kualitas atlet yang baik adalah dengan tingkat kondisi fisik atau tingkat kesegaran jasmani yang tinggi pula. Dengan kualitas kondisi yang baik maka seseorang akan mampu melaksanakan tugas atau berbagai aktifitas dengan baik tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting dalam melakukan program yang akan di berikan pelatih. Kesiapan kondisi fisik atlet yang baik akan memudahkan pelatih dalam melaksanakan programnya. Kondisi fisik yang baik tentunya didapat dengan melakukan kegiatan fisik atau berolahraga secara teratur dan berkesinambungan. Berbicara tentang kondisi fisik maka tentu akan membahas tentang kekuatan, daya tahan, kecepatan dan sebagainya. Untuk mengetahui kondisi fisik atau kesegaran jasmani tentu dengan melalui tes dan pengukuran, karena dengan adanya tes dan pengukuran maka dapat diketahui adanya kekurangan - kekurangan atau kemajuan kemajuan kondisi fisik.

5 Namun, Di dalam sebuah pencapaian prestasi yang maksimal,sedikitnya ada beberapa aspek yang harus diberikan kepada seorang atlet pada saat ia dibina yaitu : Aspek Fisik dan Aspek Mental. Aspek ini juga dipengaruhi oleh faktor makanan atau gizi. Makanan untuk seorang atlet harus menjadi salah satu perhatian yang serius dalam sebuah pembinaan olahraga. Makanan ini tentu mengandung zat gizi sebagai penghasil energi yang jumlahnya tergantung masing masing atlet disetiap cabang olahraganya, Karena apabila gizi seorang atlet terganggu atau kurang memenuhi tentu sudah dapat dipastikan kondisi fisik atlet juga akan terganggu. Karena ini akan sangat terlihat pada saat ia melakukan program atau bahkan ia tampak lesu atau cepat mengalami kelelahan. Seperti yang diterangkan didalam Depkes RI(1993:1) bahwa : Kebutuhan zat zat gizi atlet pada dasarnya tidak berlebihan seperti dibayangkan, akan tetapi sesuai dengan komposisi tubuh, jenis dan macam kegiatan fisik, faktor lingkungan dan tersedianya bahan makanan, menjadi pegangan utama. Disamping faktor gizi setidaknya ada empat aspek juga yang harus diterapkan secara sistematis, terencana. Satu aspek saja tidak dilatih, tidak mungkin prestasi maksimal akan terwujud. Lutan, dkk (1998:1) menyatakan bahwa ada 4 empat aspek yang perlu di latihkan pelatih kepada para atletnya untuk memungkinkan mereka mencpai perstasi maksimalnya, yaitu: 1. Aspek fiisk, 2. Aspek teknik, 3. Aspek taktik,dan 4. Aspek mental. Adapun keempat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama adalah :

6 1). Latihan teknik : latihan untuk mempermahir ketrampilan teknik gerakan seperti melompat. 2). Latihan taktik : latihan untuk menumbuhkan perkembangan daya tafsir pada atlet. 3). Latihan fisik : latihan untuk mempersiapkan fisik untuk menghadapi pertandingan. Mencakup komponen komponenn fisik antara lain Kekuatan (Strength), Daya Tahan Otot (Muscular Endurence), Daya Ledak (Power), Kecepatan (Speed), Kelentukan (Flexibility), dan Daya Tahan(Endurence). 4).Latihan mental adalah latihan yang menekankan pada perkembangan kedewasaan atlet dan perkembangan emosional seperti semangat bertanding, sportifitas, percaya diri, dan lain lain. Ratinus darwis (1992:69) menyatakan bahwa prestasi sepak takraw itu tidak hanya ditentukan oleh pemilikan teknik dasar yang baik saja. Namun fakrorfaktor lain pun banyak lagi yang menunjang peningkatan prestasi sepak takraw itu. Beberapa faktor pendukung yang lain seperti : kondisi fisik pemain, mental, dan taktik dalam permainaan juga harus diperhatikan Dari Uraian di atas maka penulis merasa perlu melakukan penelitian terhadap sejauh mana kondisi fisik pada atlet sepak takraw koni medan. Sebab kondisi fisik merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh dalam peningkatan prestasi. Dimana unsur yang perlu ditingkatkan bagi atlet sepak takraw adalah Kekuatan (Srength), Daya Tahan Otot (Muscular Endurance ), Daya Ledak (Power), Kelincahan (agility), kecepatan (speed) Kelentukan (Flexibility), dan Daya Tahan (cardio vasculair).

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan Masalah di atas maka dapatlah dibuat suatu gambaran tentang permasalahan yang dihadapi. Untuk,menghindari penyimpangan masalah yang terlalu jauh, maka masalah yang diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut : Bagaimana profil kondisi fisik atlet Putra Sepak Takraw KONI Medan tahun 2013? Apakah kondisi fisik akan mempengaruhi prestasi atlet Putra Sepak Takraw KONI Medan tahun 2013? Apa saja unsur kondisi fisik yang dapat meningkatkan kemampuan atlet Putra Sepak Takraw KONI Medan Tahun 2013? Apakah evaluasi rutin perlu dilakukan pada setiap berjalannya program latihan? Apakah faktor gizi dan waktu istirahat berpengaruh terhadap prestasi atlet Putra Sepak Takraw KONI Medan? Apakah latihan yang intensif mampu mencapai patokan prestasi yang telah ditentukan KONI Medan? C. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya masalah dan untuk menghindari interpretasi yang salah, maka ditentukan pembatasan masalah hanya pada hal hal pokok saja untuk mempertegas sasaran yang akan dicapai, yaitu Profil Kondisi Fisik Atlet Putra Sepak Takraw Koni Medan Tahun 2013 yang meliputi : Kekuatan (Strength), Daya Tahan Otot (Muscular Endurence), Daya Ledak (Muscular Power), Kelincahan (agility), kecepatan (speed), Kelentukan (Flexibility), Daya Tahan (cardio vasculair).

8 D. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian dalam latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dirumuskanlah masalah yakni : Bagaimana Profil Kondisi Fisik Atlet Putra Sepak Takraw KONI Medan Tahun 2013. E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Profil Kondisi Fisik Atlet Putra Sepak Takraw KONI Medan Tahun 2013. F.Manfaat Penelitian adalah : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang diantaranya 1. Sebagai informasi kepada para pelatih tentang kondisi fisik atlet Putra Sepak Takraw di Medan pada saat ini 2. Sebagai bahan masukan kepada pelatih dalam penyusunan program latihan dalam pencapaian sebuah prestasi yang diharapkan 3. Sebagai bahan evaluasi dan menjadi tolak ukur kemajuan hasil pembinaan atlet Putra Sepak Takraw KONI Medan.

9 4. Sebagai bahan masukan dan sumbangan pikiran bagi peneliti, dan perpustakaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan.