BAB I PENDAHULUAN. Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. olahraga merupakan hal mutlak yang esensial untuk. perkembanngan dan kemajuan hidup suatu bangsa. Betapa tidak Olahraga mampu

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Olahraga berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dan prasarana yang memadai serta sumber daya manusia yang handal. Prestasi

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam konsep pembinaan atlet berbakat untuk mencetak

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

NARASI KEGIATAN PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LOKA KARYA POLA PENGEMBANGAN ATLET JANGKA PANJANG MENUJU MULTI EVENT OLAHRAGA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pusat Pendidikan Latihan dan Olahraga Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera

Sambutan Presiden RI Pd Peringatan Hari Olahraga Nasional di Yogyakarta tgl. 17 Okt 2013 Kamis, 17 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. baik itu di tingkat Nasional seperti PON ataupun di tingkat Internasional seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Pengalaman zaman Orde Baru yang sarat akan penyelewengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. mental, manusia juga dapat saling berinteraksi dengan sesamanya dan dengan

BAB I. A. Latar Belakang

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

STRATEGI PEMBINAAN OLAHRAGA MAHASISWA MENUJU POMNAS ACEH 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP 2013 DATA DAN INFORMASI PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan watak dan kepribadian yaitu sikap sportivitas dan disiplin. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna. Tercapainya prestasi

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebanggaan nasional dan membawa nama harum bangsa. kebanggaan nasional dan ketahanan nasional secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT PEKAN OLAHRAGA NASIONAL (PON) XVIII DI PROVINSI RIAU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

PROPOSAL PENGAJUAN DANA HIBAH TAHUN ANGGARAN 2019

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan olahraga bola voli yang telah

kemenpora.go.id DATA DAN INFORMASI P P L P

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

SEBAGAI TESTOR TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD, SMP SE KABUPATEN SLEMAN DALAM RANGKA PENELITIAN SPORT DEVELOPMENT INDEX (SDI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PROGRAM INDONESIA EMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan antara lain banyaknya klub-klub dari kota besar sampai

1. PENDAHULUAN. Siswa SMP merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan. pertumbuhan dan perkembangan remaja.

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gizi atau makanan diperlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal tersebut mendorong Indonesia secara umum dan Kota Medan secara

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

P P L P 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

P P L M Data dan Informasi Prestasi dan Cabang Olahraga Unggulan PPLP w w w. k e m e n p o r a. g o. i d DATA DAN INFORMASI

MEMBENAHI SISTEM PEMBINAAN OLAHRAGA KITA Oleh: Agus Mahendra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I AWAL MULA. hidup mereka yang memang dapat menghasilkan manfaat bagi tubuh pelakunya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN. Gulat adalah olahraga beladiri yang memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi

Sejarah Pusat Pendidikan dan Latihan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui aktivitas jasmani memberi kesempatan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sepak bola biasa dikatakan sangat memasyarakat. Mulai dari pusat perkotaan sampai

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

8. URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K

Gungde Ariwangsa SH.

BAB I PENDAHULUAN. semua cabang olahraga yang dipertandingkan ataupun diperlombakan.

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

Panduan Olahraga Unggulan Daerah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ashari Nopdiana, 2015 Profil fisik dan teknik klub basket garuda kelompok putra usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana sesuai dengan semboyan Yunani Kuno yang berbunyi : Orandum est ut sit,

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga bulutangkis di Indonesia telah menempatkan diri sebagai

P P L M 2012 DATA DAN INFORMASI K E M E N T E R I A N P E M U D A DAN O L A H R A G A PRESTASI DAN CABANG OLAHRAGA UNGGULAN.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan olahraga prestasi ditanah air sehingga dalam berbagai pertandingan dan kejuaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea

NUSANTARA PGRI KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. intrakurikuler, (2) ekstrakurikuler, dan (3) ko-kurikuler. Pelaksanaan kegiatan

permainan ini tidak sulit untuk dikembangkan di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Sasaran Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS USIA DINI DI SEMARANG TUGAS AKHIR PERIODE 127/49 BAB I PENDAHULUAN

Pekan Olahraga Nasional, sebagai barometer tertinggi hasil pembinaan olahraga di tanah air. Kiranya sudah cukup jelas, menggambarkan peta kekuatan

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA SEA GAMES KE-27 DI MYANMAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKAN DAN KEJUARAAN OLAHRAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umum dengan total medali 476 terdiri dari 182 emas, 151 perak dan 143

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan sebuah tantangan di era globalisasi sekarang ini. Sumber daya manusia tersebut, tidak hanya terbatas pada satu bidang saja, akan tetapi mencakup peningkatan di segala bidang, termasuk di bidang olahraga. Karena, dengan ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mengangkat prestasi olahraga suatu bangsa khususnya di Indonesia. Prestasi olahraga Indonesia saat ini sedang berada pada masa pasang surut yang cukup dramatis. Di satu sisi, kita baru saja berlega hati menjadi Juara Umum SEA Games 2011 di Palembang-Jakarta, tetapi pada kali berikutnya, kita seolah terhempas dengan kenyataan bahwa kontingen Indonesia gagal mempertahankan tradisi medali emas dari bulutangkis pada event Olimpiade 2012, London yang baru lalu. Harapannya kita mampu mengamankan posisi 35 besar jika saja minimal satu medali emas bisa di raih. Tetapi, dengan hanya medali satu perak dan satu medali perunggu dari cabor angkat besi. Indonesia hanya mampu bertengger di posisi 63. Kesemua itu, suka atau tidak suka, telah membuat kita harus mengakui bahwa kita perlu menata ulang sistem pembinaan olahraga kita secara lebih baik lagi, seraya menyadari bahwa kita memang belum memliki langkah prioritas dengan membina olahraga unggulan nasional. 1

2 Selain itu, prestasi olahraga juga membutuhkan sebuah model pengembangan olahraga untuk memantapkan langkah pemerintah dalam mempersiapkan pembangu nan olahraga secara nasional. Mencermati hal tersebut, pada tahun 2005 pemerintah telah mensyahkan Undang-Undang No 3 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, di mana sistem pembinaan olahraga harus dilakukan melalui tiga pilar yaitu olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi. Sedangkan sistem pembinaan dan pengembangan dilakukan melalui tahap pengenalan atau pemasalan olahraga, pemantauan dan pemanduan bakat serta peningkatan prestasi. Bangunan olahraga nasional ini merupakan pendekatan holistik tentang pembangunan olahraga yang harus dilakukan mulai dari olahraga pendidikan, olahraga rekreasi dan olahraga prestasi. Pondasi untuk pembangunan olahraga. Setelah memiliki pondasi yang kuat dan kokoh, tahap selanjutnya adalah usaha baik pengenalan/pemasalan melalui sekolah maupun klub-klub olahraga. Pada tahap pemassalan ini merupakan tahapan yang berpotensi untuk melahirkan bibit-bibit olahragawan yang kemudian disalurkan ke klub-klub cabang-cabang olahraga. Dari klub-klub inilah para olahragawan akan memasuki tahapan olahraga prestasi karena para olahragawan akan dibina oleh pengurus besar atau pengurus pusat atau klub-klub olahraga profesional. Sejalan dengan itu, para pengurus olahraga secara terus-menerus melakukan pembinaan prestasi, karena disadari bahwa salah satu cara atau usaha untuk mengharumkan nama bangsa dan negara adalah lewat olahraga. Nama Indonesia harum berkat prestasi bulutangkis. Oleh karena itu pembinaan setiap cabang olahraga

3 harus diarahkan ke peningkatan prestasi yang nantinya akan mengharumkan nama bangsa. Begitu pula dengan Negara Thailand dan Malaysia yang dapat mengharum kan nama bangsanya melalui olahraga sepaktakraw yang merupakan salah satu cabang olahraga unggulan yang dimilikinya. Cabang olahraga sepaktakraw merupakan salah satu bagian dari olahraga tradisional yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Hal ini terbukti dalam sejarah keberadaannya dikenal di beberapa daerah dengan beberapa istilah seperti Sulawesi Selatan dikenal dengan marraga akraga, di Riau dikenal dengan nama rago tinggi, Sumatera Barat, Bengkulu dikenal dengan nama sepakrago, dan untuk daerah Gorontalo dikenal dengan sepak lilinga, dan secara keseluruhan di Indonesia dikenal dengan sepak raga. Dengan demikian, jika dilihat dari sejarahnya semesti nya, olahraga ini merupakan cabang olahraga yang termasuk kategori olahraga unggulan yang dapat mengharumkan dan mengangkat harkat dan martabat bangsa dan daerah disetiap event pertandingan, karena telah dimiliki oleh masyarakat Indonesia sejak dahulu. Cabang olahraga sepaktakraw diharapkan tidak hanya terbatas pada meng harumkan nama bangsa saja, akan tetapi melalui cabang olahraga tradisional yang telah kompetitif ini, mengantarkan masyarakat Indonesia umumnya dan lebih khusus buat masyarakat Gorontalo untuk menghargai budaya bangsa dan daerahnya, dengan tujuan agar olahraga ini akan lebih memasyarakat, baik pada lembaga formal, informal maupun pada lembaga non formal, sehingga proses penjaringan atlet potensial tidak menjadi masalah utama dalam proses pembinaan prestasi.

4 Di Provinsi Gorontalo sendiri permainan sepaktakraw bukan hanya dimainkan oleh masyarakat umum saja tetapi sejak terbentuk menjadi provinsi setahun kemudian pemerintah telah membentuk wadah penampungan siswa-siswa berprestasi dicabang sepaktakraw melalui Pusat Pendidikan dan Latihan olahraga Pelajar ( PPLP ) yang didanai melalui APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2002. Sejak terbentuk, cabang olahraga sepaktakraw telah memperlihatkan peningkatan prestasi yang cukup membanggakan. Hal ini dibuktikan dengan lolosnya cabang olahraga Sepaktakraw pada Popnas tahun 2003 di Makasar dan diikuti dengan prestasi lainnya seperti pada kejurnas PPLP tahun 2004 di Pekanbaru, Riau. Pada event ini, Tim Gorontalo mampu menduduki peringkat ketiga dengan meraih 2 medali perunggu pada semua nomor putera, dan bukan hanya itu saja namun pada event tersebut terpilih salah seorang atlet Sepaktakraw asal Gorontalo atas nama Noldy Husain untuk bergabung dengan tim Indonesia menuju Asean School di Brunei Darusallam yang merupakan awal mula kebangkitan Sepaktakraw Gorontalo menuju pentas Internasional. Sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang Provinsi Gorontalo menjadi salah-satu daerah pemasok atlet ke Pelatnas. Bagi Provinsi Gorontalo sendiri Cabang olahraga Sepaktakraw telah dijadikan sebagai cabang olahraga unggulan daerah dan telah beroleh pengakuan dari KONI pusat serta Pengurus Besar Persatauan Sepaktakraw Indonesia (PB.PSTI). Hal ini didasarkan pada prestasi cabang olahraga sepaktakraw pada PON XVIII tahun 2012 di Pekanbaru Riau dimana cabang olahraga ini mampu mempersembahkan medali emas untuk Provinsi Gorontalo. Jika ditinjau dari hasil prestasi yang telah diraih oleh cabang olahraga

5 Sepaktakraw Gorontalo memang cukup membanggakan namun untuk dapat mem pertahankan hal ini diperlukan keseriusan dan kerja keras semua pihak terutama dalam hal pembibitan dan pembinaan secara berjenjang, mengingat atlet atlet Sepaktakraw Gorontalo sekarang tidak saja berhadapan dengan atlet-atlet dari daerah lain di Indonesia namun mereka harus bersaing melawan atlet dari Negara lain yang sepaktakrawnya lebih maju seperti Thailand dan Malaysia. Keadaan ini menuntut kita semua baik Pelatih, Pengurus, Akademisi dan seluruh stakeholder Olahraga untuk menciptakan inovasi-inovasi baru terutama dalam hal penyusunan program latihan maupun pemilihan model latihan yang tepat agar tujuan latihan dapat tercapai secara maksimal. Hasil evaluasi menunjukkan selain aspek psikis atlet, masih terdapat beberapa komponen yang perlu perhatian khusus untuk segera dilakukan pembenahan yang salah-satu diantaranya adalah tehnik mengumpan yang baik dan benar. Berdasarkan pengamatan pada pertandingan, pengumpan masih terlalu banyak melakukan kesalahan terutama dari segi akurasi maupun ketepatan umpannya. Umpan yang diberikan sering tidak mengarah kesasaran yang tepat sehingga hal ini sangat mempengaruhi penampilan smasher. Setelah diadakan pengamatan di lapangan dan diskusi dengan pelatih para pengumpan kurang mendapatkan porsi latihan yang cukup. Selain itu pula model latihan umpan yang monoton menimbulkan rasa booring pada atlet. Untuk dapat meningkatkan ketepatan mengumpan, maka dibutuhkan suatu pendekatan guna pengembangan yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan

6 teknologi dalam latihan, dengan demikian akan terciptalah prestasi olahraga sepaktakraw Gorontalo khusunya atlet-atlet yang ada di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar ( PPLP ), baik pada tingkat Nasioanal, maupun menghasilkan atlet untuk bergabung dengan tim Indonesia di ajang Internasional. Oleh karena itu pembinaan harus terus diarahkan ke peningkatan prestasi yang sesuai dengan kebutuhan seorang atlet, baik latihan fisik maupun model-model latihan spesialisasi untuk meningkatkan kemampuan tehnik atlet. Salah satu aspek yang sering terlupakan oleh para pelatih adalah pemberian model latihan yang mengarah pada pembentukan outomatisasi gerak bagi seorang toser dalam mengarahkan bola dengan baik. Model latihan yang di maksud adalah model latihan mengumpan variasi jarak (mengumpan jarak bertahap). Model latihan mengumpan jarak bertahap merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk latihan untuk meningkatkan ketepatan mengumpan dalam permainan sepaktakraw. Dalam model latihan ini, atlet melakukan latihan mengumpan jarak yang di variasikan atau jauh dari sasaran kemudian secara bertahap dilanjutkan dengan melakukan umpan dari jarak yang sesungguhnya. Pada jarak umpan ini, atlet/umpan akan lebih mudah melihat daerah sasaran umpan. Hal ini dimaksudkan agar atlet/umpan akan terbiasa mengarahkan bola maupun ayunan kakinya terhadap sasaran yang di inginkan. Sehingga akan menghasilkan umpan yang akurat ke daerah sasaran yang di inginkan oleh smesher. Model latihan mengumpan pada jarak yang sesungguhnya merupakan bentuk latihan mengumpan yang sering dilakukan oleh para atlet. Latihan ini tidak berbeda

7 dengan pelaksanaan mengumpan pada saat bermain, di mana toser melakukan umpan dari jarak jauh maupun jarak sesungguhnya sesuai dengan peraturan permainan dalam sepaktakraw dimana pada saat mengumpan seorang toser tidak melewati pembatas lapangan dan melewati lapangan lawan. Jika latihan ini dilakukan secara kontinyu maka akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan ketepatan mengumpan terutama dalam mengarahkan bola ke sasaran yang diinginkan oleh smashser, maka demikian seorang smeshser dapat melakukanya dengan baik dan bisa menciptakan point buat regunya. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam mengumpan yaitu (1) Sejauh mana tingkat penggemar sepaktakraw di kalangan pelajar?; (2) Apakah model latihan dapat mempengaruhi ketepatan mengumpan dalam permainan sepaktakraw?; (3) Apakah model latihan mengumpan jarak bertahap dapat mempengaruhi ketepatan mengumpan dalam permainan sepaktakraw?; 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada pembatasan masalah di atas maka masalah yang akan diselidiki dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh model latihan mengumpan jarak bertahap terhadap Ketepatan Mengumpan dalam Permainan Sepaktakraw Pada Atlet PPLP Provinsi Gorontalo?

8 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah unntuk mengetahui pengaruh model latihan mengumpan jarak bertahap terhadap Ketepatan Mengumpan dalam Permainan Sepaktakraw Pada Atlet PPLP Provinsi Gorontalo. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian tentang pengaruh model latihan umpan jarak bertahap terhadap Ketepatan mengumpan dalam permainan sepaktakraw diharapkan mempunyai manfaat terhadap beberapa segi antara lain: 1. Segi praktis, diharapkan dapat dijadikan pegangan oleh para guru olahraga maupun para pelatih dalam memilih model latihan. 2. Segi pengetahuan, merupakan informasi guna pengembangan pengetahuan dalam kegiatan proses belajar mengajar olahraga sepaktakraw pada umumnya dan pengembangan pengetahuan dalam bidang kepelatihan khususnya mengumpan. 3. Segi penelitian, merupakan informasi untuk pelaksanaan penelitian di lapangan dalam cabang olahraga sepaktakraw secara umum maupun mengumpan secara khusus. Hasil penelitian ini tergantung dari peneliti itu sendiri, bagaimana cara meneliti dan yang tak kalah pentingnya adalah obyek penelitian dalam hal ini siswa atau atlet.