BAB I PENDAHULUAN. kurang menyenangkan, duduk berjam-jam mendengarkan guru menyampaikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(2)

BAB II KAJIAN TEORI. aktivitas untuk mencapai kemanfaatan secara optimal. yang bervariasi yang lebih banyak melibatkan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide.pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan dasar dalam belajar di

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

TINJAUAN PUSTAKA. yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan. untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak yang digunakan hampir

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran metamatika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas I. dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB II KERANGKA TEORITIS. mempunyai efek, dapat membawa hasil, berhasil guna. Efektivitas menunjukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang ada dalam pendidikan kita yaitu rendahnya mutu

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGITHINK-PAIR SHARE DI MI MA ARIF SAMBENG BOROBUDUR

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

NICO SATYA YUNANDA A54F100019

BAB I PENDAHULUAN. otoritas tertinggi keilmuan (teacher centered). Pandangan semacam ini perlu

PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)

PENERAPAN METODE THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA KELAS V SDN PATI WETAN 01 PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2006), hlm Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Pendidikan ( KTSP ) tahun 2006 dinyatakan sebagai upaya membina

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai ilmu pengetahuan yang erat kaitannya dengan kemampuan berpikir dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan media yang sangat berperan untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam hidupnya. Pendidikan adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA MELALUI STRATEGI THINK-PAIR-SQUARE DAN EXPLICIT INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengetahuan terhadap siswa sebagai bekal dalam kehidupan

mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan. Pendidikan mengarahkan kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan dan lebih bertakwa kepada

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran matematika. Menurut NCTM (Kesumawati, 2008: 231) matematik dalam konteks di luar matematika.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri.

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

Akhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi matematika masih menjadi sebuah permasalahan bagi banyak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE THINK-PAIR-SHARE (TPS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA

FAKULTAS EKONOMI UNNES

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menuntun siswa agar mencapai tujuan tersebut. Sebagaimana dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI SAWAH 2 CIPUTAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah proses peningkatan pengetahuan siswa dari tidak tahu

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

BAB I PENDAHULUAN. moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak kalangan pelajar yang menganggap belajar di kelas adalah hal yang kurang menyenangkan, duduk berjam-jam mendengarkan guru menyampaikan informasi materi berdasarkan buku teks yang telah ditentukan dan mengerjakan tugas dari guru untuk mendapatkan nilai. Kegiatan seperti ini biasanya dijalani pelajar setiap hari, sehingga pelajar menganggap belajar hanya sebagai rutinitas untuk mendapatkan nilai tanpa diimbangi kesadaran untuk menambah pengetahuan baru dan menggunakan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan suatu masalah sehingga siswa menjadi pasif dan pembelajarannya kurang bermakna. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi setiap pribadi manusia maupun maupun masyarakat dan negara di mana ia berada. Begitu juga dalam Islam, pendidikan merupakan suruhan yang sangat dianjurkan, sebagaimana firman Allah dalam QS al-mujadalah ayat 11 yang berbunyi: Ayat di atas menjelaskan tentang keutamaan orang-orang beriman dan berilmu pengetahuan.

2 Pendidikan berusaha mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri. Untuk itu individu perlu diberi berbagai kemampuan dalam pengembangan berbagai hal, seperti; konsep, prinsip, kreativitas, tanggung jawab, dan keterampilan. Dengan kata lain perlu mengalami perkembangan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Individu juga makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungan sesamanya. Objek sosial ini akan berpengaruh terhadap perkembangan individu. Melalui pendidikan dapat dikembangkan suatu keadaan yang seimbang antara perkembangan aspek individual dan aspek sosial. Aspek lain yang dikembangkan adalah kehidupan susila. Hanya manusialah yang dapat menghayati norma-norma dan nilai-nilai dalam kehidupannya, sehingga manusia dapat menetapkan tingkah laku mana yang baik dan tingkah laku mana yang tidak baik dan tidak bersifat susila. Aspek lain adalah kehidupan relegius dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa dapat menghayati dan mengamalkan ajarannya sesuai dengan agamanya. Semua itu dapat terwujud melalui pendidikan 1. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di kelas adalah mata pelajaran yang mengkaji benda abstrak (benda pikiran) yang disusun dalam suatu sistem aksiomatis dengan menggunakan simbol (lambang) dan penalaran. 2 Matematika, bagi sebagian besar anak didik, merupakan mata pelajaran yang dianggap paling sulit, paling membosankan dan tak jarang juga dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan. Bahkan dianggap memberi andil paling besar bagi ketidak 1 Departemen Agama, Kurikulum dan Hasil Belajar, Jakarta; Dirjen Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah dan PAI Pada Sekolah Umum, 2006. Hal 14 2 Sutawijaya, Pengembangan Pembelajaran Matematika (Jakarta, Dikti Depdiknas: 2007) hal 1

3 lulusan siswa dalam mengikuti Ujian Nasional. Mungkin disebabkan pada pengajaran yang lebih menekankan pada hafalan dan kecepatan berhitung. Selain itu guru masih menggunakan metode konvensional prosess drill and pratice dalam menyampaikan materi. Siswa diberikan definisi-definisi, setelah itu langsung diberi contoh-contoh sehingga peserta didik hanya memperoleh catatancatatan yang berupa simbol-simbol dan rumus-rumusnya saja. Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan guru matematika yang mengajar di kelas III MI Nurul Ulum Banjarmasin bahwa penguasaan materi matematika oleh siswa masih tergolong rendah. Salah satu materi matematika yang penguasaan siswa rendah adalah pokok bahasan luas persegi dan persegi panjang, di mana pada materi tersebut banyak siswa yang belum bisa menentukan cara yang mudah dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan rumusnya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar matematika siswa pada semester I tahun 2013/2014 yaitu 50 dan pada semester II tahun 2013/2014 yaitu 65. Adapun indikator keberhasilan yang di tetapkan oleh sekolah adalah 70. Rendahnya hasil belajar matematika siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada MI Nurul Ulum menunjukkan bahwa pembelajaran matematikan di sekolah tersebut masih menggunakan model pembelajaran konvesional yakni suatu model pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan. Hal ini merupakan salah satu penyebab

4 terhambatnya kreativitas dan kemandirian siswa sehingga menurunkan hasil belajar matematika siswa. Untuk memecahkan masalah diatas, dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe think pair share untuk meningkatkan keterampilan guru, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas III MI Nurul Ulum Banjarmasin. Model pembelajaran kooperatif sangat cocok diterapkan pada pembelajaran matematika karena dalam matematika tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal konsep-konsep matematika tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan matematika dengan baik dan benar. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah pendekatan pembelajaran cooperative Learning tipe think pair share. Think Pair Share (TPS) yang bearti Berpikir- Berpasangan-Berbagi, merupakan jenis pembelajaran cooperative yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. 3 Think Pair Share merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan dari teori konstrukivisme yang merupakan perpaduan antara belajar secara mandiri dan belajar secara berkelompok. Think Pair Share (TPS) memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Salah satu keunggulan modelthink Pair Share (TPS) adalah mudah untuk 3 Direktorat, Pedoman Pengembangan Silabus, Jakarta, 2004, Hal 12

5 diterapkan dalam berbagai tingkat kemampuan berpikir dan dalam setiap kesempatan. 4 Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Luas Persegi dan Persegi Panjang Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Siswa Kelas III MI Nurul Ulum Banjarmasin Tahun Pelajaran 2014/2015. Untuk memudahkan pemahaman dan agar tidak terjadi kesalahpahaman tentang judul Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Luas Persegi dan Persegi Panjang Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think PairShare (TPS) Siswa Kelas III MI Nurul Ulum Banjarmasin Tahun Pelajaran 2014/2015, maka perlu adanya definisi istilah sebagai berikut: 1. Meningkatkan Kata meningkatkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata meningkatkan adalah kata kerja dengan arti antara lain 5 : a. Menaikkan (derajat, taraf dan sebagainya); mempertinggi; memperhebat (produksi dan sebagainya). b. Mengangkat diri; membanggakan diri. Menurut Moeliono seperti yang dikutip Sawiwati, meningkatkan adalah sebuah cara atau usaha yang dilakukan untuk mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik. 4 Septiana dan Handoyo, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share terhadap Hasil Belajar Matematika, 2007, hal 17 5 Hasan Alwi. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), cet 3, hlm 1250 dan hlm 1198.

6 Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam makna kata meningkatkan tersirat adanya unsur proses yang bertahap, dari tahap terendah, tahap menengah dan tahap akhir atau tahap puncak. Sedangkan meningkatkan yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa yang mendapatkan nilai terendah, ditingkatkan agar hasil belajarnya lebih tinggi atau memuaskan dengan cara meningkatkan keterampilan belajarnya. 2. Hasil Belajar Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. 6 Proses belajar mengajar dilakukan sesuai denga tujuan yang telah ditetapkan lembaga pendidikan yang bersangkutan. Pembelajaran dikatakan berhasil bila sebagian besar peserta didiknya mengalami peningkatan prestasi belajar sesuai keteraturan lembaga pendidikan. Bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam membentuk angka 7. Bahwa belajar suatu aktifitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas 8. 6 W. Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, PT. Rineka Putra: 2006 hal 105 7 Darmansyah, Penelitian Tindakan Kelas (2006) hal. 13 8 Winkel, W.S. Psikologi Pengajaran, (Jakarta, PT Grasindo:2006) hal. 53

7 3. Materi Luas Persegi dan Luas Persegi Panjang Luas persegi dan Luas persegi panjang yang dipelajari anak ketika SD/MI, sebetulnya merupakan bagian dari bangun datar. Persegi merupakan bangun datar yang mempunyai ciri mempunyai 4 sisi yang sama panjang, sedangkan persegi panjang merupakan bangun datar yang mempunyai ciri mempunyai sepasang sisi yang sama panjang. 4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang banyak melibatkan siswa secara aktif dalam kelompok-kelompok belajar yang terdiri dari siswa dengan kemampuan yang beragam untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Pembelajaran think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. B. Identifikasi masalah berikut: Dari latar belakang masalah tersebut dapat diidentifkasi masalah sebagai a. Kurangnya hasil belajar matematika siswa kelas III MI Nurul Ulum Banjarmasin. b. Kurangnya aktivitas siswa kelas III MI Nurul Ulum Banjarmasin dalam meningkatkan pembelajaran materi luas persegi dan luas persegi panjang.

8 C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian terdapat pada latar belakang maka dapat diindentifikasikan rumusan masalah. Adapun rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi luas persegi dan luas persegi panjang di kelas III MI Nurul Ulum Banjarmasin? 2. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan aktivitas siswa pada materi luas persegi dan luas persegi panjang di kelas III MI Nurul Ulum Banjarmasin? D. Rencana Pemecahan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka pemecahan masalahnya adalah sebagai berkut:guru menggunakan langkah pembelajaran sebagai berikut: 1. Berpikir (Thinking) Siswa diberi suatu pertanyaan atau masalah dari guru yang dikaitkan dengan pembelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban sesuai pertanyaan atau masalah yang diberikan guru.

9 2. Berpasangan (Pair) Siswa berpasangan dan mendiskusikan jawaban yang telah mereka peroleh. 3. Berbagi (Sharing) Siswa bersama pasangannya mempresentasikan hasil diskusi pada semua teman. 4. Membuat instrumen evaluasi pembelajaran 9 E. Hipotesis Tindakan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi luas persegi dan persegi panjang siswa kelas III MI Nurul Ulum Banjarmasin. F. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui: 1. Peningkatan hasil belajar siswa kelas III MI Nurul Ulum Banjarmasin pada materi luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). 2. Peningkatan aktivitas siswa kelas III MI Nurul Ulum Banjarmasin pada materi luas persegi dan persegi panjang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). hal 62 9 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta, 2007,

10 G. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pendidikan yaitu: 1. Manfaat Bagi Siswa adalah: a. Siswa menjadi lebih terampil dalam menyelesaikan soal-soal Matematika tentang pada materi luas persegi dan persegi panjang. b. Siswa mendapat pengalaman baru dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). c. Siswa lebih termotivasi untuk belajar guna meningkatkan hasil belajar matematika di sekolah. 2. Manfaat Bagi Guru adalah: a. Guru menjadi lebih memahami tentang model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). b. Guru lebih terampil dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). c. Keberhasilan guru sebagai pengajar meningkat. 3. Manfaat Bagi Sekolah adalah mendorong para guru melakukan inovasi pembelajaran guna meningkatkan minat dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar siswa.

11 H. Sistematika Penulisan Adapun sistematika dari penulisan skripsi ini meliputi: Bab I berisilatar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, cara pemecahan masalah, hipotesis tindakan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori yang terdiri dari Pengertian belajar dan pembelajaran, Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika, Hakikat Pembelajaran Matemaatika, Model Pembelajaran Kooperatif, Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), Materi luas persegi dan luas persegi panjang. Bab III Metode Penelitian yang terdiri dari Setting Penelitian, siklus PTK, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, indikator keberhasilan, dan jadwal penelitian. Bab IV Pembahasan terdiri dari Gambaran umum dan lokasi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan. Bab V Penutup berisi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup.