BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PEDAHULUAN. manusia. Pendidikan merupakan faktor utama dalam proses untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Syamsuddin Abin (2007, h. 22) mengatakan bahwa pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. pada Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 (dalam Triana, 2015) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

Judul BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hak bagi setiap orang tanpa terkecuali. Pendidikan bisa diperoleh melalui jalur pendidikan formal, informal maupun non formal. Tanpa pendidikan, ilmu pengetahuan tidak akan diperoleh. Menurut Sukmadinata ( 2003:10) : Pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan pendidikan. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan dan karakter peserta didik, baik yang berkenaan dengan segi intelektual, sosial, afektif maupun fisik motodik. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa : Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban banga yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam rangka pembangunan ekonomi Indonesia. Dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia, mulai tahun 2012, pemerintah merintis program wajib belajar 12 tahun atau hingga 1

2 jenjang pendidikan menengah. Sebagai langkah awal, siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga bakal mendapat kucuran dana bantuan operasional sekolah seperti yang selama ini diberikan kepada siswa jenjang pendidikan dasar (http://www.bppnfireg4.net/web/index.php/wajib-belajar-12-tahun.html diakses tanggal 13 Januari 2014 pukul 16.05). Hal itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia masyarakat Indonesia. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, maka pembangunan akan semakin maju. Oleh karena itu, generasi muda dituntut untuk bisa menjadi generasi bangsa yang berilmu, berakhlak mulia serta berprestasi. Berhasil tidaknya pendidikan dapat dilihat dari prestasinya. Masyarakat sebagai pengguna pendidikan akan menilai, apakah suatu sekolah itu berhasil mendidik siswanya dengan baik atau tidak melalui banyaknya prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa-siswanya. Semakin baik prestasi belajar yang diperoleh, semakin baik pula sekolah tersebut dalam melakukan perannya sebagai penyelenggaraan pendidikan. Prestasi belajar merupakan indikasi dari keberhasilan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam proses belajarnya. Semakin sering frekuensi siswa dalam belajar, maka semakin baik pula prestasi belajar yang akan dicapainya. Menurut Sukmadinata (2003:102), Prestasi belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Di sekolah prestasi belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Dalam mencapai

3 prestasi belajar yang tinggi, tentunya tidak mudah karena belajar merupakan proses yang dilakukan secara terus menerus. Menurut Slameto (2010:28) : Syarat keberhasilan belajar ada dua yaitu : 1) belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang; 2) repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sutrisno selaku guru mata pelajaran ekonomi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kartasura pada hari Kamis, 13 Desember 2013, prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Kartasura yang diambil dari nilai Ujian Tengah Semester (UTS) semester gasal sebanyak 30% dari 160 siswa masih belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran ekonomi yaitu 72 dan hal ini terjadi karena siswa kurang serius belajar, siswa tidak punya buku referensi, siswa membantu orang tua di rumah, dan lingkungan rumah yang kurang mendukung untuk belajar. Menurut hasil wawancara dengan siswa, mereka mendapatkan prestasi belajar rendah karena penyampaian materi atau penyajian materi yang kurang menarik sehingga siswa merasa bosan, siswa tidak memiliki buku pegangan, metode mengajar guru yang kurang bervariasi, tidak menggunakan power point, suasana kelas yang panas membuat siswa kurang konsentrasi dalam belajar, kurang motivasi untuk belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas terdapat dua komponen utama, yaitu guru dan siswa. Seorang guru sebagai pengelola kelas harus mampu mengendalikan situasi kelas. Dalam mengkondisikan kelas guru bisa

4 menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Selain itu guru juga harus bisa memenfaatkan fasilitas yang ada untuk mendukung proses belajar dikelas. Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah tanpa disertai adanya penggunaan media seperti power point untuk mendukung proses penyampaian materi akan menimbulkan siswa kurang tertarik untuk mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Selain menggunakan metode yang bervariasi, penyajian materi yang menarik seperti menggunakan media diharapkan selain bisa menarik perhatian siswa untuk aktif mengikuti pelajaran di kelas juga siswa dapat mencatat materi untuk bahan belajar karena tidak semua siswa SMA N 1 Kartasura kelas XI memiliki buku pegangan. Proses belajar mengajar di kelas pun cenderung satu arah, dimana siswa hanya sebagai pendengar sedangkan guru terus menyampaikan materi. Guru selalu memberikan kesempatan siswa untuk bertanya apabila ada yang belum jelas, akan tetapi tidak ada tanggapan dari siswa. Tidak adanya tanggapan dari siswa bisa karenakan kurangnya minat, motivasi, guru menyampaikan materi dengan bahasa yang kurang dimengerti siswa, pandangan siswa sendiri terhadap guru, alat pelajaran, dan media pembelajaran. Prestasi belajar yang rendah bisa saja terjadi. Prestasi belajar tersebut tidak dipengaruhi oleh satu faktor, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor yang ada dalam diri siswa (faktor internal) maupun faktor yang ada diluar siswa (faktor eksternal). Faktor internal misalnya motivasi, bakat, kesehatan, intelegensi, dll. Sedangkan faktor ekstern misalnya bisa dari faktor

5 sekolah, lingkungan siswa. Prestasi belajar bisa diketahui setelah dilakukan tes oleh guru melalui ulangan harian, ujian tengah semester atau ujian semester. Dari faktor-faktor prestasi belajar di atas, persepsi siswa tentang metode pembelajaran yang digunakan dan fasilitas belajar termasuk dalam faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Guru dituntut untuk bisa mengelola kelas dengan baik dan menciptakan proses belajar yang menyenangkan. Menurut Slameto (2010:65), Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Dalam hal ini guru harus memiliki persiapan dan penguasaan materi pelajaran agar mampu menjelaskan dengan baik kepada siswa. Tidak hanya itu, metode pembelajaran ceramah yang sering diterapkan oleh guru juga akan menimbulkan kejenuhan dan sikap pasif pada siswa sehingga tidak ada timbal balik dalam proses pembelajaran guru dengan siswa. Dalam proses pembelajaran perlu adanya interaksi antara guru dengan siswa, sehingga tidak adanya dominasi dari dalam proses pembelajaran di kelas. Ada atau tidaknya timbal balik atau reaksi tersebut berawal dari proses pengamatan indera tentang apa yang dilihat oleh siswa terhadap gurunya. Proses inderawi tersebut disebut dengan persepsi. Menurut Walgito (2009:87), Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga yang disebut proses sensoris. Persepsi antara siswa satu dengan yang lain tentu berbeda. Apabila dari awal guru masuk

6 kelas dan siswa sudah berpersepsi bahwa guru tersebut hanya menggunakan metode ceramah atau guru tersebut dalam menyampaikan materi kurang menarik, kurang bisa mengambil perhatian, maka siswa akan kurang tertarik untuk mengikuti pelajaran dan hal ini akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Apabila persepsi siswa tentang penggunaan metode pembelajaran guru bersifat negatif maka minat untuk mengikuti pelajaran dari awal pelajaran sampai akhir pun akan kurang, sehingga akan mempengaruhi prestasi belajarnya, begitu pula sebaliknya. Selain itu, agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik maka perlu adanya fasilitas belajar agar dapat membantu dan mendorong prestasi belajar siswa. Menurut Widoyoko (2010:208), Fasilitas belajar merupakan segala sesuatu yang memudahkan proses pembelajaran yang meliputi : ruang belajar beserta perabotnya (meja dan kursi), media pembelajaran dan sumber belajar. Tersedianya fasilitas belajar yang baik dalam kelas akan mendorong siswa untuk semangat dalam mengikuti pelajaran, sebagai contoh adanya LCD, proyektor, leptop dalam kelas sehingga mempermudah siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik. Tidak hanya itu, perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar juga harus mampunyai kelengkapan buku-buku yang relevan dengan pelajaran, sehingga siswa bisa mendalami materi melalui buku yang dibaca di perpustakaan. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa tidak semua siswa SMA Negeri 1 Kartasura memiliki buku pelajaran (buku paket) maupun LKS sehingga apabila guru menjelaskan tidak semua siswa bisa menyimak dengan baik.

7 Selain itu, kelengkapan buku-buku ekonomi yang relevan dengan pelajaran diperpustakaan pun kurang sehingga jarang sekali siswa memanfaatkan perpustakaan untuk menggali materi yang disampaikan oleh guru atau menyelesaikan masalah dalam belajar ekonomi. Dengan adanya fasilitas belajar yang memadai maka mempermudah siswa dalam menyelesaikan masalah yang timbul saat mempelajari/memahami materi. Fasilitas belajar yang baik yang disediakan sekolah dan diimbangi dengan kemampuan siswa dalam pemanfaatan fasilitas tersebut akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pula untuk siswa. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014. B. Pembatasan Masalah Agar pembahasan tidak terlalu meluas, penulis perlu memberikan batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Prestasi belajar dibatasi pada prestasi belajar mata pelajaran ekonomi yang diambil dari hasil Ujian Tengah Semester (UTS) pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura semester I (Gasal) tahun ajaran 2013/2014.

8 2. Persepsi siswa tentang penggunaan metode pembelajaran guru dibatasi pada kegiatan pembelajaran di dalam kelas. 3. Fasilitas belajar dibatasi pada fasilitas yang ada di sekolah dengan fokus pada kondisi ruang pembelajaran dan perabotnya, kelengkapan media pembelajaran, kondisi media pembelajaran dan kelengkapan buku-buku maupun sumber-sumber pelajaran. C. Perumusan Masalah Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah yang digunakan sebagai acuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Apakah persepsi siswa tentang penggunaan metode pembelajaran guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014? 2. Apakah fasilitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014? 3. Apakah persepsi siswa tentang penggunaan metode pembelajaran guru dan fasilitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014?

9 D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang penggunaan metode pembelajaran guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014. 2. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014. 3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang penggunaan metode pembelajaran guru dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya tentang pengaruh persepsi siswa tentang penggunaan metode pembelajaran guru dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2013/2014. b. Sebagai pedoman untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis dimasa yang akan datang.

10 2. Manfaat praktis a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan di sekolah mengenai pengaruh persepsi siswa tentang penggunaan metode pembelajaran guru dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kartasura Tahun Ajaran 2013/2014. b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru kaitannya dengan pentingnya memberikan dan menjaga persepsi baik siswa agar dalam proses pembelajaran di kelas terjadi timbal balik positif dari siswa. c. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk memanfaatkan fasilitas yang ada untuk meningkatkan prestasi belajarnya. d. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman mengenai pengaruh persepsi siswa tentang penggunaan metode pembelajaran guru dan fasilitaas belajar terhadap prestasi belajar siswa pada saat mengajar kelak.