BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Tentang Keterampilan Dasar Mengajar Guru, Motivasi Belajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB VI PENUTUP. dalam kategori cukup baik dengan nilai rata-rata dan perolehan

BAB VI PENUTUP. 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kompetensi profesional guru

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Andi H. Tegelon 1, Muh. Amir Arham 2, Ivan R. Santoso 3 Jurusan Pendidikan Ekonomi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gaya kepemimpinan, Supervisi, Motivasi Kerja Kepala Sekolah dan

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kedisiplinan terhadap Prestasi Belajar Siswa di MI se

Abstract. Keywords: Keterampilan Mengajar Guru, Fasilitas Belajar, Prestasi Belajar. p-issn : e-issn : JURNAL NIAGAWAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dalam hal ini pada saat proses belajar mengajar guru memegang

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB II. Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. sampel yang menunjukkan nilai signifikasi. diterima. Selain itu nilai sebesar 2,177 dan sebesar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak keberhasilan dalam. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas, nampaknya harus

BAB IV PENUTUP. jumlah skor rata-rata berada pada klasifikasi sedang, yakni antara

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dan bagian dari pembangunan nasional. Pendidikan

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG LUAS BANGUN DATAR MELALUI KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS VI SDN PATEMON 01 TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK ARIF BUDAYA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang dicita-citakan. Untuk mencapai tujuan yang dicitacitakan

OLEH : DELVIZA SURYANI

BAB VI PENUTUP. 1. Kompetensi pedagogik dan professional guru PAI yang belum. signifikansi nilai kompetensi pedagogik guru 0,05 < 0,260 dan nilai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB II KEPALA MADRASAH DAN KINERJA GURU. madrasah. Kata kepala dapat diartikan ketua atau pemimpin dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tingkat Dukungan Sosial Siswa SMA Negeri 2 Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pembelajarannya. Keberhasilan guru dalam menjalankan tugas pembelajaran

KOMPETENSI PEDAGOGIK MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FTK UIN AR-RANIRY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI SMA NEGERI 1 SUWAWA ARTIKEL.

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KIMIA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS XII IPA DI MAN 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan rendahnya mutu pendidikan saat ini masih menjadi kabar

BAB II KAJIAN TEORI. mau kalah dari individu atau kelompok lainnnya. Kompetisi atau persaingan. dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh: RIZKI DEWI SEPTIANI A PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMA MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN AJARAN 2013/2014

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

oleh: Hernawati Gaib*Asrin **Warni T. Sumar UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN 2013 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh: SALIMAH A

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru

ABSTRAK. Kata Kunci: Pemanfaatan Sumber Belajar, Motivasi Belajar, dan Hasil Belajar

BAB I PENDAHULIAN. Dunia pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perkembangan serta

USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB VI PENUTUP. Pada bab ini diuraikan tentang: a) kesimpulan penelitian b) implikasi penelitian c)

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

Kata kunci: Fasilitas Pembelajaran, Aktivitas Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu memberi kondisi mendidik yang

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Pelajaran fisika menarik untuk dipelajari tetapi pada kenyatan siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini masih pada tahap berkembang, sehingga

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN

BAB VI PENUTUP. siswa di SMAN se Kabupaten Tulungagung yang ditunjukkan dari t hitung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults)

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

BAB I PENDAHULUAN. pustakawan, komite sekolah dan lain-lain yang satu sama lain harus saling. meningkatkan prestasi belajar siswa secara optimal pula.

PERANAN MGMP PENJAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU PENJAS. Oleh. Drs. Andi Suntoda S., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik. Oleh sebab itulah perkembangan teknologi ini harus diimbangi dengan. adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. keunikannya agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar. sehingga siswa memperoleh keberhasilan dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mulai dari tenaga, media pembelajaran bahkan kurikulum yang akan digunakan.

Diajukan Oleh: WAHYU DHATUN HIDAYATI A

I. PENDAHULUAN. Saat ini pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Banyak yang

BAB I PENDAHULUAN. sandungan dalam era globalisasi, karena era globalisasi merupakan era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. menjawab permasalahan penelitian pada BAB 1 yaitu: - Hubungan antara kualifikasi akademik dengan penguasaan kompetensi

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Profesionalitas Guru Ekonomi dan Keberadaan... (Ana Setyowati & Bambang Ismanto)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB V PEMBAHASAN. yang lain agar lebih menarik. Sebagaimana menurut Hamzah guru merupakan

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Tentang Keterampilan Dasar Mengajar Guru, Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Di MAN Se Kabupaten Blitar 1. Deskripsi tentang keterampilan dasar mengajar guru dan motivasi belajar siswa kelas X di MAN se Kabupaten Blitar. Berdasarkan analisis deskriptif pada bab sebelumnya, keterampilan dasar mengajar guru di MAN se Kabupaten Blitar termasuk dalam kategori cukup baik dengan nilai rata-rata 159.92 dengan perolehan presentase sebesar 39,1%. Motivasi belajar siswa di MAN se Kabupaten Blitar juga termasuk dalam kategori cukup baik dengan nilai rata-rata 98.16 dengan perolehan presentase sebesar 42,4%. Penelitian ini menguatkan teori di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2008 dijabarkan keempat kompetensi.tersebut pada pasal 3 ayat 7, kompetensi profesional merupakan kemampuan Guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni dan budaya yaang diampunya yang sekurang-kurangnya adalah penguasaan materi pembelajaran dan metode pembelajarannya. Menurut Barlow kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban- 116

117 kewajibannya secara bertanggungjawab dan layak. 154 Dengan demikian, kompetensi guru merupakan kemampuan dari dalam yang dimiliki seorang guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks dan dan melibatkan berbagai asepek yang saling berkaitan sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. 155 Guru yang professional adalah guru yang bias menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, bahwa kreativitas seorang guru dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari ketrampilan dalam mengajar, memiliki motivasi yang tinggi, bersikap demokratis, percaya diri, dan data berpikir devergen. Turney mengungkapkan 8 keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan. 156 Motivasi belajar juga mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran dan harus ada dalam diri siswa, karena kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan bila dalam diri siswa tidak ada kemauan atau dorongan untuk belajar. Menurut Sardiman bahwa motivasi diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan 154 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, Dan Reformasi Pendidikan Di Indonesia, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), 67. 155 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional., 69. 156 Ibid.

118 sesuatu. 157 Jadi dalam hal ini sangat dibutuhkan guru professional yang memiliki keterampilan dasar mengajar yang baik dan motivasi belajar siswa yang tinggi sehingga akan menjadi pendorong dalam belajar yang nantinya dapat memicu kenaikan hasil belajar siswa. 2. Deskripsi tentang hasil belajar siswa kelas X di MAN se Kabupaten Blitar, Hasil belajar siswa di MAN se Kabupaten Blitar termasuk dengan kategori cukup baik dengan nilai rata-rata 80.28 perolehan presentase sebesar 43,5%. Dalam meraih hasil belajar siswa yang baik. Motivasi yang tinggi diperlukan dan dipengaruhi oleh guru yang professional dan kreatif. Professional dalam hal penguasaan keterampilan dasar mengajar akan menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan sehingga siswa memiliki semangat yang tinggi untuk meningkatkan hasil belajarnya. Dalam proses pembelajaran, motivasi mempunyai peran yang sangat penting dan harus ada dalam diri siswa, karena kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan bila dalam diri siswa tidak ada kemauan atau dorongan untuk belajar. Menurut Sardiman bahwa motivasi diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. 158 Pada dasarnya motivasi belajar antara siswa yang satu dengan yang lainnya itu relatif berbeda, ada siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan ada yang rendah. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar, motivasi belajar sangat diperlukan untuk mendorong agar siswa tekun melakukan kegiatan pembelajaran. 157 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar,, 73. 158 Ibid..

119 B. Pengaruh Keterampilan Dasar Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di MAN se Kabupaten Blitar. Temuan dari penelitan meunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara keterampilan dasar mengajar guru terhadap hasil belajar siswa di MAN se Kabupaten Blitar yang ditunjukkan dari t hitung > t tabel Nilai signifikansi t untuk variabel keterampilan dasar mengajar guru adalah -2.195 dan nilai tersebut lebih kecil dari pada probabilitas 0.05 (-2.195 < 0,05). Sehingga dalam pengujian ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan antara keterampilan dasar mengajar guru (X1) terhadap hasil belajar siswa. Hal ini sesui dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, yaitu: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 159 Upaya guru dalam menjalankan profesinya untuk mencapai tujuan pendidikan salah satunya dapat ditunjang dengan adanya keterampilan dasar mengajar (KDM) guru. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi professional yang cukup kompleks dan melibatkan berbagai asepek yang saling berkaitan sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. 160 Turney mengungkapkan 8 keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, memberi 159 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen (Jakarta: Novindo Pustaka Mandiri, 2006), 2. 160 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional,, 69.

120 penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, serta mengajar kelompok kecil dan perorangan. 161 Dalam proses pembelajaran selalu melibatkan interaksi antara guru dan siswa, guru dituntut untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya, selain itu guru juga harus bisa menarik perhatian siswa agar berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang diajarkan. Dengan demikian, guru dituntut kreatif, profesional dan menciptakan suasana yang menyenangkan pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Dengan adanya perlakuan semacam yang tersebut diatas, dari guru diharapkan siswa termotivasi belajarnya dan tentun yang diharapkan paling utama adalah siswa mendapatkan hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuannya. Tentunya untuk mencapai prestasi belajar tersebut tidak akan terlepas dari uoaya yang dilakukan oleh guru dalam memberikan motivasi atau dorongan kepada siswa agar dapat meningkatkan motivasi atau dorongan kepada siswa agar dapat meningkatkan hasil belajarnya. C. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di MAN se Kabupaten Blitar. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di MAN se Kabupaten Blitar yang ditunjukkan dari t hitung > t tabel Nilai signifikansi t untuk variabel keterampilan dasar mengajar guru adalah -0.569 dan nilai tersebut 161 Ibid.

121 lebih kecil dari pada probabilitas 0.05 (-0.569 < 0,05). Sehingga dalam pengujian ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Motivasi belajar mempunyai peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran dan harus ada dalam diri siswa, karena kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan bila dalam diri siswa tidak ada kemauan atau dorongan untuk belajar. Menurut Sardiman bahwa motivasi diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. 162 Jadi dalam hal ini sangat dibutuhkan guru professional yang memiliki keterampilan dasar mengajar yang baik dan motivasi belajar siswa yang tinggi sehingga akan menjadi pendorong dalam belajar yang nantinya dapat memicu kenaikan hasil belajar siswa. Motivasi belajar penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar sangat bermanfaat bagi guru dan juga siswa, manfaat tersebut yakni (1) Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk balajar sampai berhasil. (2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas bermacam-ragam. (3) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, teman diskusi atau pendidik. (4) Memberi peluang guru untuk unjuk kerja. 163 162 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar, 73. 163 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan pembelajaran. (Jakarta rineka cipta.2009),86

122 D. Pengaruh Secara Bersama-sama Antara Keterampilan Dasar Mengajar Guru Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di MAN se Kabupaten Blitar. Berdasarkan uji hipotesis pada bab sebelumnya keterampilan dasar mengajar guru dan motivasi belajar mampu menerangkan atau memprediksi nilai variabel terikat hasil belajar siswa sebesar 54%. Sisanya sebesar 46% diterangkan oleh faktor-faktor lain diluar regresi. Berdasarkan output di atas juga diperoleh angka R sebesar 0,233. Maka dapat disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang rendah antara keterampilan dasar mengajar guru dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa Dari tabel Anova, nilai F sebesar 2.545, dengan signifikansi 0,084. Pengujian dilakukan dengan menggunkan kriteria signifikansi atau sig dengan ketentuan sebagai berikut: jika angka signifikansi penelitian < 0,05 Ha diterima dan Ho ditolak. Jika angka signifikansi penelitian > 0,05 Ha ditolak dan Ho diterima. Jadi Fhitung Ftabel atau 2.545 310 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara keterampilan dasar mengajar guru dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. E.Mulyasa menyatakan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru adalah kurangnya motivasi guru dalam meningkatkan kualitas diri. Dalam diri seorang guru yang diharapkan adalah perlunya mempunyai motivasi untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai pendidik yang dapat dijadikan panutan bagi peserta didiknya. Jadi motivasi,

123 terutama motivasi untuk berprestasi dari guru sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. 164 Sebagai seorang pendidik guru dituntut untuk menambah wawasan dan kemampuan yang dimilikinya khususnya dalam bidang pendidikan. Guru dituntut untuk selalu meningkatkatan kompetensinya sebagai seorang pendidik. Guru yang berkompetenakan lebih aktif dan kreafif dalam menyajikan pembelajaran dikelas. Untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan diperlukan suatu proses pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan lancar. Hal ini berarti bahwa hasil belajar tidak lepas dari faktor yang berasal dari dalam dan dari luar siswa itu sendiri. Motivasi belajar penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar sangat bermanfaat bagi guru dan juga siswa, manfaat tersebut yakni (1) Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk balajar sampai berhasil. (2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa dikelas bermacam-ragam. (3) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, teman diskusi atau pendidik. (4) Memberi peluang guru untuk unjuk kerja. 165 Seorang pendidik yang berkompeten akan mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, efektif dan efisien sehingga menjadikan peserta didik lebih termotivasi untuk belajar yang nantinya tentu saja diharapkan untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. 164 E Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung:Remaja Rosdakarya,2007), 10 165 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan pembelajaran., 86.