GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10, dan 11 Tahun 1950;

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CILACAP. Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 033 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PERMEN-KP/2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

5. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10, dan 11 Tahun 1950;

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG KUALIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL UMUM

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2015

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI BELITUNG KEPUTUSAN BUPATI BELITUNG NOMOR : / 109 /KEP/BKD/2011 TENTANG

BUPATI BULUNGAN SALINAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 74 TAHUN 2016

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR : 08 TAHUN 2009 TENTANG

Walikota Tasikmalaya

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG

Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI STAF AHLI BUPATI SITUBONDO

T BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK JABATAN STAF AHLI WALIKOTA SURAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SAIANAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

BUPATI SAMBAS PERATURAN BUPATI SAMBAS NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG DISIPLIN JAM KERJA BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 64 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 1183 TAHUN 2011 TENTANG

2011, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG KOMISI INFORMASI PROVINSI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 110/PMK.01/2014 TENTANG PEJABAT PENGGANTI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR %3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR: KEP. 02 TAHUN 2011 SK.lll/Kp.l005/KB/BMG TENTANG

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

1. Daerah adalah Kabupaten Bireuen.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KEISTIMEWAAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 51 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 21 TAHUN 2018 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2013

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 109 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Nasional tentang Tata Cara Pengangkatan Pelaksana Tugas di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN REKRUTMEN PETUGAS HAJI DAERAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.868, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Hukuman Disiplin. Penindakan Administratif. Pedoman. Pencabutan.

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 34 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PERPINDAHAN MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL PUSAT DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 34 TAHUN 2011

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 117/PMK.01/2009 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG

Transkripsi:

SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG PENGANGKATAN PELAKSANA TUGAS DAN PENUNJUKAN PELAKSANA HARIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam hal pejabat di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berhalangan tetap atau sementara, agar tugas-tugas organisasi tetap berjalan optimal maka perlu mengangkat Pelaksana Tugas atau menunjuk Pelaksana Harian; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pengangkatan Pelaksana Tugas dan Penunjukan Pelaksana Harian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827); Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263);

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENGANGKATAN PELAKSANA TUGAS DAN PENUNJUKAN PELAKSANA HARIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Berhalangan sementara adalah keadaan tidak dapat melaksanakan tugas jabatan karena sedang melakukan pendidikan dan pelatihan/kursus, kunjungan ke luar daerah/ luar negeri, menunaikan ibadah haji, sakit, cuti atau alasan lain yang serupa dengan itu; 2. Berhalangan tetap adalah keadaan tidak melaksanakan tugas jabatan disebabkan pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil, dibebaskan dari jabatan, diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil; 3. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4. Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri adalah pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5. Pelaksana Tugas yang selanjutnya disebut PLT adalah Pegawai Negeri Sipil untuk sementara melaksanakan tugas jabatan struktural karena pejabatnya berhalangan tetap; 6. Pelaksana Harian yang selanjutnya disebut PLH adalah Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan tugas jabatan struktural karena pejabatnya berhalangan sementara; 7. Gubernur adalah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta; 8. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 9. Asisten Administrasi Umum adalah Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 10. Asisten Sekretaris Daerah adalah Asisten Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 11. Badan Kepegawaian Daerah adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 12. Organisasi Perangkat Daerah adalah Inspektorat, Badan, Dinas, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Biro, Rumah Sakit Grhasia dan Satuan Polisi Pamong Praja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta; 13. UPTD adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas; 14. UPTLTD adalah Unit Pelaksana Teknis Lembaga Teknis Daerah.

Pasal 2 (1) Maksud pengangkatan PLT untuk mengisi sementara jabatan struktural karena pejabat yang bersangkutan berhalangan tetap. (2) Tujuan pengangkatan PLT melaksanakan tugas jabatan struktural agar tugas organiasi berjalan secara optimal. Pasal 3 (1) Maksud Penunjukan PLH untuk membantu pejabat definitif pada jabatan struktural karena pejabat yang bersangkutan berhalangan sementara. (2) Tujuan Penunjukan PLH membantu tugas jabatan pejabat struktural yang berhalangan sementara agar tugas organisasi berjalan secara optimal. BAB III PELAKSANA TUGAS Pasal 4 (1) Dalam hal Pejabat Struktural Organisasi Perangkat Daerah berhalangan tetap dapat diangkat Pelaksana Tugas (PLT). (2) Pengangkatan PLT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari Pegawai Negeri Sipil Organisasi Perangkat Daerah dalam hal: a. Pejabat definitif belum terisi; b. Pejabat definitif berhalangan tetap; dan/atau c. Pejabat definitif mencalonkan sebagai Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah. (3) Jabatan PLT berakhir dalam hal: a. telah diangkat Pejabat Definitifnya; b. diberhentikan dari Pegawai Negeri Sipil; c. diangkat Pejabat PLT yang baru; atau d. mutasi ke luar Organisasi Perangkat Daerah lain atau ke luar Daerah. Pasal 5 (1) Kedudukan Pejabat PLT berada dibawah dan bertanggung jawab pada Pejabat Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan eselon di atasnya secara hirarki. (2) Pejabat PLT tidak memberhentikan jabatan definitifnya. Pasal 6 (1) Kecuali PLT eselon IV yang dijabat oleh staf, kepada Pejabat PLT diberikan tunjangan jabatan pada jabatan definitifnya. (2) Setiap Pejabat struktural dapat diangkat sebagai Pejabat PLT pada eselon yang sama, setingkat lebih rendah, atau setingkat lebih tinggi dari jabatan struktural definitifnya.

(3) Dalam hal PLT Pejabat Eselon III, maka Pejabat PLT yang diangkat dari Pejabat pada eselon yang sama, atau setingkat lebih rendah di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan. (4) Dalam hal PLT Pejabat Eselon IV, maka PLT yang diangkat dari Pejabat Eselon IV lainya atau staf di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan. (5) Staf dapat diangkat sebagai PLT dalam jabatan struktural pada eselon terendah di Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan. Pasal 7 (1) Pejabat PLT Sekretaris Daerah, Pejabat Eselon II dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah Eselon III diangkat oleh Gubernur. (2) Pejabat PLT Eselon III bukan Kepala Organisasi Perangkat Daerah diangkat oleh Sekretaris Daerah. (3) Pejabat PLT Eselon IV diangkat oleh Kepala Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan. Pasal 8 (1) Pengangkatan PLT Sekretaris Daerah diusulkan oleh Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan kepada Gubernur. (2) Pengangkatan PLT Kepala Organisasi Perangkat Daerah Eselon III, berdasarkan laporan dari Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah dengan tembusan Kepala Badan Kepegawaian Daerah. (3) Pengangkatan PLT Eselon III bukan Kepala Organisasi Perangkat Daerah diusulkan dari Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan kepada Sekretaris Daerah dengan tembusan Kepala Badan Kepegawaian Daerah. (4) Format Surat Perintah Pelaksana Tugas terdiri atas Format I, Format II, dan Format III sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. Pasal 9 (1) Dalam melaksanakan tugas Pejabat PLT berpedoman pada tugas dan fungsi jabatan yang dipangkunya. (2) Pejabat PLT diberi wewenang dan kuasa untuk: a. melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas; b. menandatangani : 1. Naskah Dinas; 2. pemberitahuan kenaikan gaji berkala; dan 3. pengelolaan keuangan. (3) Pejabat PLT selama masa jabatannya bertanggungjawab dalam: a. pengelolaan Naskah Dinas; b. pemberitahuan kenaikan gaji berkala; dan c. pengelolaan keuangan.

(4) Pejabat PLT tidak berwenang menandatangani: a. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3); b. Keputusan Penjatuhan Hukuman Disiplin; dan c. Penetapan Keputusan di bidang kepegawaian. BAB IV PELAKSANA HARIAN Pasal 10 Dalam hal Pejabat Struktural Organisasi Perangkat Daerah berhalangan sementara dapat ditunjuk Pelaksana Harian (PLH). Pasal 11 (1) Kedudukan Pejabat PLH berada dibawah dan bertanggung jawab pada Pejabat Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan eselon di atasnya secara hirarki. (2) Pejabat PLH tidak memberhentikan jabatan definitifnya. Pasal 12 (1) Kecuali PLH eselon IV yang dijabat oleh staf, Pejabat PLH yang bersangkutan diberikan tunjangan jabatan pada jabatan definitifnya. (2) Setiap Pejabat struktural dapat diangkat sebagai Pejabat PLH pada eselon yang sama, setingkat lebih rendah, atau setingkat lebih tinggi dari jabatan struktural definitifnya. (3) Dalam hal PLH Pejabat Eselon III, maka Pejabat PLH yang diangkat dari Pejabat pada eselon yang sama, atau setingkat lebih rendah di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan. (4) Dalam hal PLH Pejabat Eselon IV, maka PLH yang diangkat dari Pejabat Eselon IV lainnya atau staf di lingkungan Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan (5) Staf dapat diangkat sebagai Pejabat PLH dalam jabatan struktural pada eselon terendah di Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan. Pasal 13 (1) Penunjukan PLH Sekretaris Daerah yang berhalangan sementara lebih dari 7 hari oleh Gubernur. (2) Secara hirarki Sekretaris Daerah, Asisten Sekretaris Daerah, Pejabat Eselon II, Pejabat Eselon III Kepala Organisasi Perangkat Daerah dan Kepala UPTD/UPTLTD yang berhalangan sementara 1 sampai dengan 7 hari dapat menunjuk PLH pejabat eselon di bawahnya. (3) Pejabat Eselon III Kepala Organisasi Perangkat Daerah dan Kepala UPTD/UPTLTD dapat menunjuk PLH bagi Pejabat Eselon IV di lingkungannya yang berhalangan sementara 1 sampai dengan 7 hari.

(4) Penunjukan PLH Pejabat Eselon II dan Pejabat Eselon III Kepala Organisasi Perangkat Daerah yang berhalangan: a. 7 sampai dengan 14 hari oleh Asisten Administrasi Umum; b. 15 sampai dengan 30 hari oleh Sekretaris Daerah; c. Lebih dari 1 bulan oleh Gubernur. (4) Penunjukan PLH Kepala UPTD/UPTLTD yang berhalangan: a. 7 sampai dengan 14 hari oleh Kepala Organisasi Perangkat Daerah; b. 15 sampai dengan 30 hari oleh Asisten Administrasi dan umum; c. Lebih dari 1 bulan oleh Sekretaris Daerah. Pasal 14 (1) Penunjukan PLH Sekretaris Daerah yang berhalangan sementara lebih dari 7 hari diusulkan oleh Sekretris Daerah kepada Gubernur. (2) Penunjukan Pejabat Eselon II, Pejabat Eselon III Kepala Organisasi Perangkat Daerah dan Kepala UPTD/UPTLTD diusulkan oleh Organisasi Perangkat Daerah yang bersangkutan kepada pejabat yang berwenang dengan tembusan Badan Kepegawaian Daerah. (3) Format Surat Perintah Pelaksana Harian terdiri atas Format IV, Format V, dan Format IV sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini. Pasal 15 (1) Dalam melaksanakan tugas Pejabat PLH berpedoman pada tugas dan fungsi jabatan yang dipangkunya. (2) Pejabat PLH diberi wewenang dan kuasa untuk melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas. (3) Pejabat PLH Kepala SKPD lebih dari 1 bulan diberikan kewenangan sama dengan Pejabat PLT. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Dengan berlakunya Peraturan ini maka Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 9 Tahun 2006 dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 35 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengangkatan, Wewenang, dan Tugas Pejabat Pelaksana Tugas dan Penunjukan Pejabat Pelaksana Harian di Lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 17 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. pada tanggal 23 Juni 2009 GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, ttd HAMENGKU BUWONO X Diundangkan di Yogyakarta pada tanggal 23 Juni 2009 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, ttd TRI HARJUN ISMAJI NIP. 19510603 198103 1 003 BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2009 NOMOR 22 Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BIRO HUKUM, ttd DEWO ISNU BROTO I.S. NIP. 19640714 199102 1 001

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2009 TANGGAL 23 JUNI 2009 Format I: GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SURAT PERINTAH PELAKSANA TUGAS KEPALA.. NOMOR GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa...... b. bahwa...... Dasar : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa, sebagaimana telah diubah dengangjakarta sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955; Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 5. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 atau Nomor 6, atau Nomor 7 Tahun 2008 tentang... 6. dst. MEMERINTAHKAN Kepada : Nama :... NIP :... Pangkat/Gol. ruang :... Jabatan :... Untuk : 1. Terhitung mulai tanggal... disamping jabatannya sebagai Kepala juga sebagai Pelaksana Tugas Kepala... sampai dengan diangkatnya pejabat definitifnya/pelaksana Tugas yang baru. 2. Dalam melaksanakan tugas berkedudukan dan bertanggung jawab kepada.. 3. Melaksanakan perintah ini dengan seksama dan penuh tanggung jawab. Tembusan disampaikan kepada Yth. : 1. Inspektorat Provinsi DIY; 2. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DIY ; 3. Instansi terkait. pada tanggal GUBERNUR TTD.

Format II: SURAT PERINTAH PELAKSANA TUGAS KEPALA.. NOMOR SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa.... b. bahwa... Dasar : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa, sebagaimana telah diubah dengangjakarta sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955; Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 5. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 atau Nomor 6, atau Nomor 7 Tahun 2008 tentang... 6. dst. MEMERINTAHKAN Kepada : Nama :... NIP :... Pangkat/Gol. ruang :... Jabatan :... Untuk : 1. Terhitung mulai tanggal... disamping jabatannya sebagai Kepala juga sebagai Pelaskana Tugas Kepala... sampai dengan diangkatnya pejabat definitifnya/pelaksana Tugas yang baru. 2. Dalam melaksanakan tugas berkedudukan dan bertanggung jawab kepada... 3. Melaksanakan perintah ini dengan seksama dan penuh tanggung jawab. pada tanggal SEKRETARIS DAERAH TTD Tembusan disampaikan kepada Yth. : 1. Inspektorat Provinsi DIY; 2. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DIY ; 3. Instansi terkait..

Format III: KOP INSTANSI SURAT PERINTAH PELAKSANA TUGAS KEPALA.. NOMOR KEPALA INSTANSI Menimbang : a. bahwa.... b. bahwa... Dasar : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa, sebagaimana telah diubah dengangjakarta sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955; Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 5. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 atau Nomor 6, atau Nomor 7 Tahun 2008 tentang... 6. dst. MEMERINTAHKAN : Kepada : Nama :... NIP :... Pangkat/Gol. ruang :... Jabatan :... Untuk : 1. Terhitung mulai tanggal... disamping jabatannya sebagai Kepala juga sebagai Pelaskana Tugas Kepala... sampai dengan diangkatnya pejabat definitifnya/pelaksana Tugas yang baru. 2. Dalam melaksanakan tugas berkedudukan dan bertanggung jawab kepada 3. Melaksanakan perintah ini dengan seksama dan penuh tanggung jawab. pada tanggal KEPALA INSTANSI TTD Tembusan disampaikan kepada Yth. : 1. Inspektorat Provinsi DIY; 2. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DIY ; 3. Instansi terkait..

Format IV: GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SURAT PERINTAH PELAKSANA HARIAN KEPALA. Nomor GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAAKRTA Menimbang : a. bahwa... b. bahwa... Dasar : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa, sebagaimana telah diubah dengangjakarta sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955; Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 5. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 atau Nomor 6, atau Nomor 7 Tahun 2008 tentang... 6. dst. MEMERINTAHKAN Kepada : Nama : NIP : Pangkat/Gol. ruang : Jabatan : Untuk : 1. Terhitung mulai tanggal... sampai dengan tanggal...disamping jabatannya sebagai Kepala... juga sebagai Pelaskana Harian Kepala 2. Dalam melaksanakan tugas berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Kepala 3. Melaksanakan perintah ini dengan seksama dan penuh tanggung jawab. Tembusan disampaikan kepada Yth. : 1. Inspektorat Provinsi DIY; 2. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DIY ; 3. Instansi terkait. pada tanggal GUBERNUR TTD.

Format V: SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SURAT PERINTAH PELAKSANA HARIAN KEPALA. Nomor SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa... b. bahwa... Dasar : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa, sebagaimana telah diubah dengangjakarta sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955; Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 5. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 atau Nomor 6, atau Nomor 7 Tahun 2008 tentang... 6. dst. MEMERINTAHKAN Kepada : Nama : NIP : Pangkat/Gol. ruang : Jabatan : Untuk : 1. Terhitung mulai tanggal... sampai dengan tanggal... disamping jabatannya sebagai Kepala...... juga sebagai Pelaskana Harian Kepala... 2. Dalam melaksanakan tugas berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Kepala.. 3. Melaksanakan perintah ini dengan seksama dan penuh tanggung jawab. Tembusan disampaikan kepada Yth. : 1. Inspektorat Provinsi DIY; 2. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DIY ; 3. Instansi terkait. pada tanggal SEKRETARIS DAERAH TTD.

Format VI: KOP INSTANSI SURAT PERINTAH PELAKSANA HARIAN KEPALA. Nomor : KEPALA INSTANSI Menimbang : a. bahwa... b. bahwa... Dasar : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa, sebagaimana telah diubah dengangjakarta sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955; Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 5. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 atau Nomor 6, atau Nomor 7 Tahun 2008 tentang... 6. dst. MEMERINTAHKAN Kepada : Nama : NIP : Pangkat/Gol. ruang : Jabatan : Untuk : 1. Terhitung mulai tanggal... sampai dengan tanggal... di samping jabatannya sebagai Kepala...... juga sebagai Pelaskana Harian Kepala... 2. Dalam melaksanakan tugas berkedudukan dan bertanggung jawab kepada Kepala.. 3. Melaksanakan perintah ini dengan seksama dan penuh tanggung jawab. pada tanggal KEPALA INSTANSI TTD Tembusan disampaikan kepada Yth. : 1. Inspektorat Provinsi DIY; 2. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DIY ; 3. Instansi terkait. Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BIRO HUKUM, ttd DEWO ISNU BROTO I.S. NIP. 19640714 199102 1 001. GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, ttd HAMENGKU BUWONO X