BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN PROGRAM PRIMAVERA 6.0 (Studi Kasus : Proyek Perumahan Puri Kelapa Gading)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut diagram alir penelitian dalam studi ini.

Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.2, Februari 2015 ( ) ISSN:

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO

BAB I PENDAHULUAN. Pada pelaksanaan proyek biasanya terjadi berbagai kendala, baik kendala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB III LANDASAN TEORI

OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA PROYEK DENGAN ANALISA CRASH PROGRAM. Apri Widiya Laksana, Heri Setiawan Prasetyo, M. Agung Wibowo *), Arif Hidayat *)

ESTIMASI BIAYA PROYEK ESTIMASI BIAYA PROYEK RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

PERCEPATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK JALAN SERUA RAYA DEPOK DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF

BAB II DATA PROYEK DATA UMUM PROYEK

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

\\ \upi\Direktori\E - FPTK\JUR. PEND.TEKNIK SIPIL\ ROCHANY NATAWIDJANA\25 FILE UNTUK UPI\BID PRICE.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK DAN KEMAJUAN PEKERJAAN. secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik sampai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

Dian Rahayu Rose Marini

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Analisa Time Cost-Trade Off Pada Pembangunan Perluasan Rumah Sakit Petrokimia Gresik

ANALISIS CASH FLOW OPTIMAL PADA KONTRAKTOR PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN

ANALISIS PERBANDINGAN WAKTU DAN BIAYA DALAM PENGGUNAAN BATA MERAH DENGAN M-PANEL

PERHITUNGAN KEGAGALAN SHEET PILE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya untuk

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI. Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEMAJUAN PEKERJAAN & PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap kemajuan proyek, perlu adanya suatu laporan mengenai

JUDUL TUGAS AKHIR : PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kajian Teori Biaya Konstruksi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB III LANDASAN TEORI

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 ( ) ISSN:

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

D3 JURUSAN TEKNIK SIPIL POLBAN BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMALISASI PENJADWALAN PROYEK REVITALISASI GEDUNG BPS KOTA GORONTALO DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM DAN PDM

PROJECT PLANNING AND CONTROLLING GEDUNG RUSUNAWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN MS.PROJECT

STUDI STABILITAS TURAP BETON PADA TEPI SUNGAI ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

PENGANTAR PONDASI DALAM

PERKIRAAN BIAYA PROYEK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: perbandingan biaya, penambahan tenaga kerja, jam kerja (kerja lembur), time cost trade off

BAB III METODE PENELITIAN. 3.2 Objek Penelitian Obyek studi dari penelitian ini adalah proyek pembangunan X

STUDI PENGENDALIAN WAKTU DAN BIAYA PADA PELAKSANAAN PEMELIHARAAN JALAN SIMPANG RAJA BAKONG - TANAH PASIR DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP NILAI HASIL

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN MUTU PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB 1 PENDAHULUAN. Crane konstruksi pertama kali diciptakan oleh orang Yunani kuno dan didukung

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1.1. Dinding penahan tanah geofoam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... INTISARI... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. Pekerjaan pondasi dibagi menjadi dua bagian, yaitu pondasi dangkal dan pondasi

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. sangatlah kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik

BAB 4 STUDI KASUS. Untuk studi kasus mengenai tinjauan jumlah tower crane yang digunakan pada

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 950

SKRIPSI. Disusun Oleh : WAHYU SETIAWAN NPM :

JUDUL SKRIPSI PERBANDINGAN ESTIMASI ANGGARAN BIAYA ANTARA METODE SNI DAN BOW PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG JOANG / LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA


BAB I PENDAHULUAN. beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PURI ADHYAKSA JAKARTA TIMUR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi

BAB IV MATERIAL DAN PERALATAN

BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (BEKISTING) memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja.

Transkripsi:

2.1. Kerangka Berfikir BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kerangka pemikiran penelitian diawali dengan penyusunan kerangka berfikir yang ditunjang oleh tinjauan pustaka yang di dalamnya meliputi perencanaan desain Sheet Pile yang digunakan pada proyek Pump Station Kapuk Naga Indah yang berujung pada Analisis Waktu dan Biaya yang akan ditimbulkan untuk pelaksanaan pekerjaan Sheet Pile. Untuk lebih jelasnya bagan kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Analisis Waktu dan Biaya Sheet Pile (Sumber : Diolah Sendiri) II-1

2.2. Definisi Sheet Pile Sheet Pile adalah dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk menahan tanah dan untuk menahan masuknya air ke dalam lubang galian. Karena pemasangan yang mudah dan biaya pelaksanaan yang relatif murah, Sheet Pile banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan seperti : Dinding penahan tanah misalnya pada tebing jalan raya atau tebing sungai. Penahan tebing galian misalnya pada penbuatan pondasi langsung atau pondasi menerus, dan pembuatan basement. Bangunan-bangunan di pelabuhan, misalnya dinding dermaga dan dock kapal. Bendungan. Sheet pile tidak cocok untuk menahan tanah yang sangat tinggi karena akan memerlukan luas tampang bahan turap yang besar. Selain itu sheet pile juga tidak cocok digunakan pada tanah yang mengandung banyak batuan, karena menyulitkan untuk instalasi atau pemancangannya. Tipe sheet pile dapat dibedakan menurut bahan yang digunakan. Bahan sheet pile tersebut bermacam-macam, contohnya kayu, beton bertulang, dan baja. Berikut ini definisi dari setiap jenis sheet pile : a. Sheet Pile Kayu. Sheet pile kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu tinggi, karena tidak kuat untuk menahan beban-beban lateral yang besar. Sheet pile kayu tidak cocok digunakan pada tanah yang berkerikil karena sheet pile cemderung retak jika dipancang. Bila sheet pile kayu digunakan II-2

untuk bangunan permanen yang berada diatas muka air, maka perlu diberikan lapiasan pelindung agar tidak mudak lapuk. Sheet pile kayu banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan sementara, misalnya untuk penahan tebing galian. b. Sheet Pile Beton. Sheet Pile Beton Merupakan balok-balok beton yang telah dicetak sebelum dipasang dengan bentuk tertentu. Balok-balok sheet pile dibuat saling mengkait satu sama lain. Sheet pile beton biasanya digunakan untuk konstruksi berat yang dirancang dengan tulangan untuk menahan beban permanen setelah konstruksi dan juga untuk menangani tegangan yang dihasilkan selama konstruksi. Kelebihan dan kekurangan sheet pile beton, antara lain: Tabel 2.1 Kekurangan dan Kelebihan Sheet Pile Beton Kelebihan : Kekurangan : - Sering digunakan untuk - Sulitnya pemasangan. konstruksi berat. - Sering terjadi kebocoran - Menangani tegangan pada saat instalasi. yang dihasilkan selama konstruksi. - Waktu yang digunakan lebih efisien. - Biaya yang relatif lebih terjangkau. (Sumber : https://junaidawally.blogspot.co.id/2013/06/sheet-pile-dinding-turap.html) II-3

c. Sheet Pile Baja Sheet pile baja sangat umum digunakan, baik digunakan untuk bangunan permanen maupun sementara, karena lebih menguntungkan dan mudah penanganannya. Kelebihan dan kekurangan dari sheet pile baja antara lain: Tabel 2.2 Kekurangan dan Kelebihan Sheet Pile Baja Kelebihan : Kekurangan : - Kuat menahan gayagaya benturan pada saat pemancangan. - Bahan tirap relatif tidak begitu berat. - Dapat digunakan berulang-ulang. - Sulitnya pemesanan. - Rentan terjadi korosi, karena lokasi proyek berada di daerah pantai. - Waktu yang diperlukan untuk pemesanan cukup lama. - Biaya yang relatif tinggi. - Mempunyai keawetan yang tinggi. (Sumber : https://junaidawally.blogspot.co.id/2013/06/sheet-pile-dinding-turap.html) 2.2.1. Sheet Pile Baja Tipe AZ 18 Proyek pump station kapuk naga indah merupakan proyek yang dirancang untuk menanggulangi banjir. Pada pelaksanaannya, proyek tersebut terdapat pekerjaan galian yang didukung oleh adanya sheet pile. Dari desain perencanaan, sheet pile yang digunakan adalah sheet pile baja tipe AZ 18 buatan Eropa. Sheet II-4

pile tsb di produksi selama 40 hari dari PO dan lama pengiriman sampai lokasi proyek selama 30 hari. Melihat kondisi jadwal yang telah disepakati dari semua instansi yang terkait, maka pihak kontraktor pelaksana mengajukan perubahan desain yang akan digunakan pada pekerjaan sheet pile. Perencanaan awal menggunakan sheet pile baja tipe AZ 18 menjadi sheet pile beton W400 dengan menggunakan produk dalam negeri agar bisa mencapai target penyelesaian pekerjaan yang telah disepakati. Berikut ini spesifikasi sheet pile baja tipe AZ 18 yang akan digunakan jika megacu pada desain awal perencanaan: Gambar 2.2 Spesifikasi Sheet Pile AZ 18 (Sumber : PT. Waskita Karya) 2.2.2. Sheet Pile Beton Tipe W400 Pelaksanaan pekerjaan sheet pile merupakan hal yang utama untuk mendukung pekerjaan galian pada suatu proyek konstruksi. Melihat kondisi galian dan jadwal yang diberikan oleh pemberi kerja pada proyek pump station, setelah II-5

mempertimbangkan beberapa resiko yang akan dihadapi maka digunakan sheet pile beton W400 dengan spesifikasi yang telah disepakati oleh pemberi kerja. Berikut ini adalah desain sheet pile beton W400 yang digunakan untuk mendukung pekerjaan galian pada proyek pump station : 2.3. Definisi Waktu Gambar 2.3 Spesifikasi Sheet Pile W400 (Sumber : PT. Waskita Karya) Pengaturan waktu atau penjadwalan dari kegiatan-kegiatan yang terlibat didalamnya dimaksudkan agar suatu proyek dapat berjalan dengan lancar serta efektif. Oleh karena itu, pihak pelaksana dari suatu proyek biasanya membuat suatu jadwal waktu kegiatan atau time schedule. Jadwal waktu kegiatan adalah urutanurutan kerja yang berisi tentang : a. Jenis pekerjaan yang akan diselesaikan. b. Waktu bilamana suatu pekerjaan dimulai dan diakhiri. II-6

Jadwal waktu ini merupakan dasar penentuan waktu pelaksanaan dari proyek, maka pembuatan jadwal ini harus sudah selesai sebelum pekerjaan dimulai. Jadwal waktu penting sekali artinya bagi pimpinan proyek yang bersangkutan dalam melaksanakan pembangunan. Dengan adanya jadwal waktu ini pimpinan proyek dapat mengetahui dengan jelas rencana kerja yang akan dilaksanakan, sehingga kontinuitas dapat dipelihara. Hal ini memudahkan pimpinan proyek untuk mengkoordinasikan unit-unit pekerjaan sehingga diperoleh efisiensi kerja tinggi. Secara umum jadwal kegiatan mempunyai manfaat-manfaat antara lain : 1. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan atau kegiatan mengenai batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari masingmasing tugas. 2. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu. 3. Memberikan sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan. 4. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan proyek dapat selesai sebelum waktu yang ditetapkan. 5. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan. 6. Merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek. Sebagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam pembuatan jadwal waktu pelaksanaan proyek adalah : II-7

1. Situasi dan kondisi lapangan, dimaksudkan untuk mengetahui hambatan-hambatan dan kemudahan-kemudahan yang terdapat di lapangan. 2. Faktor cuaca yang akan berpengaruh terhadap prestasi kerja. 3. Sumber daya yang dimiliki oleh pelaksana seperti tenaga kerja, kemampuan dan ketrampilan tenaga kerja dan kapasitas alat-alat kerja. 4. Macam dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan. 5. Batasan waktu yang diberikan oleh pemberi tugas. 6. Spesifikasi pekerjaan dilihat dari bestek yang direncanakan, maksudnya dari bestek dapat ditentukan pekerjaan apa saja yang harus didahulukan dan harus mendapat prioritas kualitas tertentu. 2.4. Definisi Biaya Biaya proyek dikelompokan menjadi dua komponen yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). 1. Biaya Langsung (Direct Cost) Menurut Abrar Husen (2011:113) komponen biaya total proyek terdiri atas. Biaya Langsung (Direct Cost), merupakan biaya tetap selama proyek berlangsung seperti biaya tenaga kerja, material dan peralatan. Biaya langsung adalah biaya yang diperlukan langsung untuk mendapatkan sumber daya yang akan dipergunakan untuk penyelesaian proyek. Unsurunsur yang termasuk dalam biaya langsung adalah : II-8

a. Biaya Material Biaya material adalah biaya pembelian material untuk mewujudkan proyek itu termasuk biaya transportasi, biaya penyimpanan serta kerugian akibat kehilangan atau kerusakan material. Harga material didapat dari survey di pasaran atau berpedoman dari indeks biaya yang dikeluarkan secara berkala oleh Departemen Pekerjaan Umum sebagai pedoman sederhana. b. Biaya Upah Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, biaya upah dibedakan atas : Upah harian Besar upah yang dibayarkan persatuan waktu, misalnya harian tergantung pada jenis keahlian pekerja, lokasi pekerjaan, jenis pekerjaan dan sebagainya. Upah borongan Besar upah ini tergantung atas kesepakatan bersama antara kontraktor dengan pekerja atas suatu jenis item pekerjaan. Upah berdasarkan produktivitas Besar jenis upah ini tergantung atas banyak pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh pekerja dalam satu satuan waktu tertentu. II-9

c. Biaya Peralatan Unsur-unsur biaya yang terdapat pada biaya peralatan adalah modal, biaya sewa, biaya operasi, biaya pemeliharaan, biaya operator, biaya mobilisasi, biaya demobilisasi dan lainnya yang menyangkut biaya peralatan. d. Biaya Pengiriman Material Biaya material adalah salah satu komponen biaya yang terbesar dalam suatu proyek dimana porsinya dapat mencapai 50-60% dari total nilai proyek. Penyimpangan sedikit saja atas komponen biaya ini, maka akan sangat terasa secara keseluruhan. Sehingga sangat penting untuk memahami, merencanakan, dan mengendalikan biaya ini dengan lebih baik. Terdapat tiga tahap penting dalam manajemen biaya material yaitu pembelian material, penggunaan material, dan pengendalian pemborosan dan penyimpanan (Ahuja, 1980). Masing-masing dari tiga tahap tersebut akan diuraikan lebih detil menjadi faktor penting dalam manajemen biaya material. Dalam biaya pelaksanaan proyek terdapat lima komponen utama biaya, yaitu subkontraktor, material / bahan, alat, upah, dan biaya tak langsung (BTL). Dari kelima kelompok biaya tersebut, biaya subkontraktor dan biaya material adalah dua kelompok biaya dengan porsi tertinggi. Berbeda dengan biaya subkontraktor yang relatif cukup terjaga karena adanya risk transfer dan risk sharing, biaya II-10

material relatif rentan terhadap penyimpangan biaya. Sehingga dengan porsi yang besar, perhatian terhadap biaya material haruslah yang paling tinggi. 2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) merupakan biaya tidak tetap yang dibutuhkan guna penyelesaian proyek seperti biaya manajemen proyek, tagihan pajak, biaya perizinan, asuransi, administrasi serta keuntungan (Abrar Husen 2011:113). Biaya tidak langsung adalah biaya yang berhubungan dengan pengawasan, pengarahan kerja dan pengeluaran umum diluar biaya konstruksi, biaya ini disebut juga biaya overhead. Biaya ini tidak tergantung pada volume pekerjaan tetapi tergantung pada jangka waktu pelaksanaan pekerjaan. Biaya tidak langsung akan naik apabila waktu pelaksanaan semakin lama karena biaya untuk gaji pegawai, biaya umum perkantoran tetap dan biayabiaya lainnya juga tetap dibayar. Unsur-unsur biaya tidak langsung antara lain : a. Gaji Pegawai Termasuk dalam unsur biaya ini adalah gaji maupun honor pegawai / karyawan tetap dan tidak tetap yang terlibat maupun tidak terlibat dalam proyek yang dibebankan dalam pembiayaan proyek tersebut. b. Biaya Umum Perkantoran Termasuk dalam unsur biaya ini adalah sewa gedung, biaya transport, rekening listrik, air, pajak, asuransi dan lain-lain. II-11

c. Biaya pengadaan Sarana Umum Perincian jelas pengeluaran biaya-nya adalah untuk pembangunan bangunan sementara, instalasi umum (listrik, air, telepon), peralatan umum yang digunakan selama masa proyek seperti pompa air, generator dan lain-lain. 2.5. Hipotesa Perencanaan desain menggunakan sheet pile baja tipe AZ 18 sangat mempengaruhi schedule waktu pekerjaan yang telah ditetapkan, dimana waktu yang telah ditetapkan untuk pekerjaan sheet pile adalah sekitar 30 hari (termasuk pabrikasi dan pelaksanaan pekerjaan). Selain itu, dari segi biaya untuk sheet pile baja tipe AZ 18 cukup tinggi. Sedangkan sheet pile beton tipe W400 memerlukan waktu sekitar 10 hari untuk pabrikasi dan pengiriman serta biaya yang relatif rendah. Menurut laporan hasil kunjungan Proyek Tanggul Sheet Pile Middle East Ring Road IIC Surabaya yang telah dilakukan oleh Haryo Dwito Armono (2014), Sheet Pile beton bisa digunakan untuk konstruksi berat yang dirancang dengan tulangan untuk menahan beban permanen dan digunakan di area pesisir pantai karena tahan dari efek korosi yang disebabkan air laut. 2.6. Penelitian Sebelumnya Dalam penyusunan penelitian ini menggunakan kajian teori, data, rumus, serta metode pada penelitian-penelitian sebelumnya. Seluruh intisari yang bersifat II-12

penting serta sebagai referensi analisis-analisis yang disusun dirangkum dan dikutip sehingga hasil penelitian menjadi lebih lengkap. Berikut merupakan rangkuman dan research gap hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti : Gambar 2.4 Research Gap (Sumber : Diolah Sendiri) Gambar 2.5 Legend Research Gap (Sumber : Diolah sendiri) II-13

Tabel 2.3. Penelitian Terdahulu (diolah sendiri) No. Peneliti Judul Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian 1 Ari Sandyavitri (2008) Pengendalian Dampak Perubahan Desain Terhadap Waktu dan Biaya Pekerjaan Konstruksi. Studi Literatur, Pendekatan survey lapangan, Teknik Wawancara. Berdasarkan hasil analisa, pemendekan durasi yang dilakukan selama 53 hari kerja pada uraian pekerjaan yang mengalami perubahan desain.. 2 3 4 5 Apri Widiya Laksana, Heri Setiawan Prasetyo, M. Agung Wibowo, Arif Hidayat (2014). Djoni Irianto, Dwi Ratih Wasesa (2014). Haryo Dwito Armono (2014) Optimalisasi Waktu dan Biaya Proyek dengan Analisa Crash Program. Pemancangan Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP) Pada Proyek Wonokromo River Improvement Surabaya Sub Project Package-3. Laporan Kunjungan Proyek Tanggul Sheet Pile Middle East Ring Road IIC Perbandingan Metode Joko Widodo Soejipto, Pelaksanaan Dinding Penahan Hernu Suyoso, Rony Agung Tanah Pada Proyek Underpass Tri Prakasa (2014). Dewa Ruci Menggunakan Secant Pile dan Sheet Pile. Critical Path Method. Pengamatan di Lapangan. Kunjungan dan Inspeksi Lapangan. Data sekunder, Variabel resiko. Hasil pelaksanaan proyek yang optimal dapat diperoleh dengan perencanaan yang baik. Untuk penggunaan sheet pile beton WIKA beton dapat digunakan dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang telah diperhitungkan. Pada proyek pemerintah untuk menanggulangi permasalahan erosi di sekitar jembatan MERR, maka digunakanlah sheet pile beton dan dilakukan pula pemasangan sesuai standard pemasangan. Waktu pelaksanaan dinding penahan tanah metode sheet pile lebih cepat dari secant pile. Biaya pelaksanaan dinding penahan tanah metode sheet pile lebih murah dari secant pile. II-14

No. Peneliti Judul Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian 6 Krisna Permana Hedy, Tri Joko Wahyu Adi (2013). Analisa Perbandingan Biaya dan Waktu Pelaksanaan Bekisting Metode Semi Sistem Berdasarkan Strategi Rotasi Pada Proyek Gedung Bertingkat Tinggi Studi Literatur, Buku. Terdapat perbedaan waktu dan biaya yang significant antara alternatif dengan rotasi 2 lantai skenario 4 zona dan alternatif rotasi 2 lantai skenario 3 zona. 7 8 9 10 Michael Kareth, H. Tarore, J. Tjakra, D. R. O. Walangitan (2012). Rina Yuliet, Abdul Hakam, Yones Ramanugraha (2014). Yanuar Hendra Pramana, Donny Harisuseno, Very Dermawan (2014). Yunita Afliana Messah, Lazry Hellen Paula Lona, Dantje A. T. Sina (2013). Analisis Optimalisasi Waktu dan Biaya dengan Program Primavera 6.0 Studi Stabilitas Turap Beton Pada Tepi Sungai Anai Kabupaten Padang Pariaman. Studi Pengendalian Banjir Sungai Remu Kota Sorong Provisi Papua Barat. Pengendalian Waktu dan Biaya Pekerjaan Konstruksi Sebagai Dampak dari Perubahan Desain. Program Primavera 6.0 Survey Lapangan, Cone Penetration Test, Atterbergh. Metode Nakayasu, Metode Least Square, Program HEC RAS 4.1. Kurva S, Critical Path Method. Pelaksanaan suatu proyek konstruksi perlu dilakukan perencanaan dan pengendalian yang tepat sehingga dapat mempercepat waktu pelaksanaan proyek dengan penambahan biaya yang seminim munkin. Berdasarkan nilai qc hasil uji sondir maka tanah di daerah sungai batang anai termasuk jenis tanah pasir lepas sampai pasir padat, sedangkan berdasarkan klasifikasi USCS jenis tanah di daerah batang anai adalah pasir berlanau, kedua pengujian menunjukan jenis tanah yang sama yang didominasi oleh tanah pasir. Alternatif yang dapat dilakukan untuk pengendalian banjir adalah tanggul berdasarkan pertimbangan ketersediaan lahan di bantaran sungai dipilih Corrugated PC sheet pile tipe W 400 A1000. Kinerja pekerjaan berjalan buruk karena tidak sesuai jadwal (terlambat) dan biaya pun lebih tinggi dari nilai kontrak. Berdasarkan estimasi pada proyek tersebut, terjadi penyimpangan waktu sebesar 7 minggu. II-15