dasarnya berlandaskan konsep yang sesuai dengan Syariat agama Islam. perubahan nama di tahun 2014 Jamsostek menjadi BPJS (Badan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga tersebut merupakan bagian dari keseluruhan sistem sosial. Sebagai upaya

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

HILMAN FAJRI ( )

BAB IV DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA. A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

MUD{A<RABAH PADA NASABAH BERMASALAH DI BMT MUDA

secara tunai (murabahah naqdan), melainkan jenis yang

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

BAB IV ANALISIS APLIKASI RAHN PADA PRODUK GADAI EMAS DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Implementasi gadai di PT. Bank BNI Syariah Cabang Dharmawangsa Surabaya

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI KTP SEBAGAI JAMINAN HUTANG

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

mura<bahah saja, namun sebetulnya terdapat akad wadi ah dan akad istishna,

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA

BAB IV ANALISIS PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI QARD} BERAGUN EMAS DI BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG (KC) SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN MODAL KERJA MENURUT FATWA. DEWAN SYARIAH NASIONAL No.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV. suatu transaksi. Pembiayaan yang terjadi yaitu pembiayaan mura>bah}ah bi alwaka>lah.

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS PERILAKU NASABAH BANK MINI SYARIAH UNTUK MENJADI NASABAH BANK MINI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UINSA

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT EL LABANA SERTA KAITANYA DENGAN FATWA DSN MUI NO.04 TAHUN 2000

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB III PERBANDINGAN HUKUM JAMINAN FIDUSIA MENURUT UNDANG- UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 DENGAN HUKUM RAHN TASJÎLÎ

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK HUTANG PIUTANG DALAM TRADISI DEKEKAN DI DESA DURUNGBEDUG KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB II PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah S.W.T. sebagai khalifah untuk memakmurkan

BAB IV ANALISIS DATA

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN NASABAH DI UJKS JABAL RAHMA

BAB IV PENUTUP. maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Substansi dari jaminan fidusia menurut Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

Rahn - Lanjutan. Landasan Hukum Al Qur an. Al Hadits

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AGUNAN KARTU JAMSOSTEK (JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA) PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI UJKS (UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH) KSU (KOPERASI SERBA USAHA) JAMMAS SURABAYA A. Analisis Mekanisme Penggunaan Agunan Kartu Jamsostek pada Pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS KSU Jammas Surabaya UJKS (Unit Jasa Keungan Syariah) KSU (Koperasi Serba Usaha) Jammas Surabaya dalam melakukan kegiatan usaha pembiayaan pada dasarnya berlandaskan konsep yang sesuai dengan Syariat agama Islam. Mengenai pembiayaan yang ada di UJKS KSU Jammas salah satunya pembiayaan Mura>bah}ah yang banyak di minati para nasabah untuk mengembangkan usahanya ataupun untuk keperluan yang lainnya. Dalam pembiayaan yang diajukan ada jaminan/ agunan untuk menanggulangi resiko yang tidak di inginkan. Agunan/jaminan adalah harta yang ditahan oleh pihak koperasi atau jika peminjam tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Kartu Jamsostek adalah kartu yang di beri oleh perusahaan menurut UU yang berlaku sebagai jaminan sosial untuk pekerja, akan tetapi ada perubahan nama di tahun 2014 Jamsostek menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) ketenagakerjaan yang memiliki fungsi yang sama dan dengan otomatis peserta Jamsostek menjadi peserta BPJS. 68

69 Banyak bank atau koperasi syariah yang menggunakan pembiayaan Mura>bah}ah secara kredit bukan secara tunai, Dengan sistem seperti ini, maka pihak bank atau koperasi menetapkan beberapa ketentuan-ketentuan tambahan dalam melakukan transaksi Muraba>h{ah dengan sistem kredit. Diantaranya, mensyaratkan adanya jaminan. Jaminan adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai harta sebagai jaminan hutang atau ia bisa mengambil sebagian (manfaat) barangnya itu. Banyak koperasi syariah menggunakan kartu Jamsostek sebagai agunan dan agunan lainnya, sebagai prinsip kehati- hatian bank atau koperasi syariah dalam menyalurkan dana kepada pihak ketiga. Koperasi jammas Surabaya dalam menjalankan operasional kegiatan usahanya, selalu mencoba trobosan baru dengan mengembangkan produk dan kegiatannya tetap berdasarkan prinsip syariah. Menawarkan produk pembiayaan dengan hanya agunan kartu Jamsostek bagi para pegawai tetap untuk dapat memenuhi kebutuhannya, dengan mengajukan pembiayaan di UJKS KSU Jammas. Di dalam praktik pembiayaan Mura>bah}ah pihak bank membelikan barang yang diperlukan nasabah atas nama bank atau koperasi. Dan pada saat yang bersamaan pihak bank atau koperasi menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga pokok ditambah sejumlah keuntungan (mark- up) untuk dibayar oleh nasabah pada jangka waktu yang telah disepakati antara bank atau koperasi dan nasabah/pembeli. Setelah nasabah menyetor uang muka dan menandatangi akad-akad yang telah disediakan oleh bank,

70 maka bank melakukan pencairan dana (uang muka yang telah disetor nasabah ditambah uang pembiayaan dari bank) untuk melakukan pembelian barang yang di perlukan sesuai kebutuhan yang di inginkan oleh nasabah. Pembiayaan Mura>bah}ah yang dilakukan oleh koperasi jammas Surabaya bersifat pembiayaan komsumtif artinya pembiayaan yang di gunakan untuk memenuhi kebutuhan komsumsi, yang akan habis di gunakan untuk memenuhi kebutuhan. Syarat mengajukan pembiayaan Mura>bah}ah dengan jaminan Jamsostek, yaitu mengisi formulir permohonan, lalu foto copy KTP (suami/istri), foto copy KK dan KK asli, foto copy surat nikah dan aslinya, foto copy jaminan atm dan buku tabungan serta kartu Jamsostek yang asli. Jaminan Jamsostek sendiri dilihat dari besarnya saldo yang ada pada Jamsostek yang dimilikinya, untuk mengajukan pembiayaan modal kerja dengan demikian besar kecilnya pinjaman dilihat dari kesesuaian gaji nasabah dan isi dari jaminan (agunan) Jamsostek dan pihak bank menentukan jumlah plafon sebesar 70% dari saldo akhir. Banyak karyawan yang memilih menggunakan agunan Jamsostek dikarenakan, mudah, proses cepat dan telah bekerjasama dengan perusahaan tempat ia bekerja sebagai cara agar memudahkan karyawan suatu perusahaan itu mendapat pembiayaan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada dasarnya pembiayaan dengan agunan kartu Jamsostek pada UJKS KSU Jammas Surabaya mempunyai sisi positif maupun negatif, yang menjadi segi positifnya adalah dapat bersaing dengan koperasi-koperasi yang

71 segi permodalan lebih menguntungkan daripada UJKS KSU Jammas Surabaya, sehingga pemasaran produk UJKS KSU Jammas Surabaya dapat berjalan lancar sehingga dapat memenuhi standart kesehatan lembaga keuangan dengan perputaran dananya dan tidak mengendap. Dari pihak nasabah diuntungkan pula karena pembiayaan dengan agunan kartu Jamsostek bersifat kepercayaan antara pihak UJKS KSU Jammas Surabaya dengan nasabah dengan asas tolong menolong sesama manusia. Segi negatifnya adalah bahwa kartu Jamsostek ini tidak dianjurkan dalam syariah karena apabila nasabah melakukan wanprestasi dan sewaktuwaktu nasabah tidak bisa membayar angsurannya serta nasabah kabur atau dipecat dari perusahaan maka besar kemungkinan bank akan mengalami kerugian yang sangat besar, karena kartu Jamsostek tidak bisa dicairkan sewaktu-waktu dan hanya bisa dicairkan apabila ada persetujuan dari pihak yang bersangkutan (nasabah) melalui pendampingan pihak koperasi. Dilihat dari barang yang dijadikan sebagai jaminan dalam pembiayaan yaitu salah satunya memiliki nilai ekonomis yang bisa diperjualbelikan dan sepenuhnya milik nasabah. Sedangkan jaminan Jamsostek belum dikatakan hak kita sepenuhnya, dan tidak bisa diperjualbelikan. Maka bank atau koperasi syariah saat ini memang harus sangat selektif dalam menerapkan praktek agunan bagi para nasabahnya. Artinya dalam kondisi tertentu pihak bank syariah harus betul-betul mengetahui karakteristik nasabah dan bank harus berani menetapkan agunan tidak hanya

72 didasarkan pada materi, lebih dari itu agunan atau jaminan bisa jadi dapat berbentuk rekomendasi seseorang atau jaminan dari pihak lain. Jaminan Jamsostek dipakai dalam koperasi syariah khususnya di UJKS KSU Jammas dengan menggunakan perjanjian MOU (Memorandum Of Understanding ) yaitu suatu perjanjian pihak koperasi dan perusahaan yang ingin mengajukan pembiayaan, maka jaminan Jamsostek dapat dijadikan jaminan. Karena jaminan Jamsostek telah diikat secara hukum dengan melalui perjanjian MOU (Memorandum Of Understanding ) tersebut. Dengan demikian sebagaimana, disebutkan dalam putusan fatwa DSN No.04/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan Mura>bah}ah dinyatakan bahwa pada prinsipnya dalam pembiayaan Mura>bah}ah tidak ada jaminan, namun agar nasabah tidak melakukan penyimpangan, LKS dapat meminta jaminan dari nasabah. Jaminan Jamsostek hanya bisa dicairkan, jika nasabah terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad. Resiko yang ditimbulkan dari agunan Jamsostek, banyak resiko yang dihadapi oleh bank maupun koperasi syariah sebab kartu Jamsostek tidak bisa dijadikan jaminan karena tidak dapat diperjualbelikan dan dilelang, maka dari itu pihak bank atau koperasi banyak mensyaratkan pemberian pembiayaan salah satunya KK asli, buku nikah asli, serta ATM (potong gaji) dan buku tabungan asli. Semua itu dilakukan sebagai prinsip kehati- hatian dalam menyalurkan dana kepada pihak ketiga.

73 B. Analisis Hukum Islam Terhadap Agunan Kartu Jamsostek Pada Pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS KSU Jammas Surabaya Analisis pembiayaan yang terdapat di UJKS KSU Jammas Surabaya, pada dasarnya mengenai agunan kartu Jamsostek adalah bersifat kepercayaan dengan rasa solidaritas yang tinggi dari UJKS KSU Jammas Surabaya kepada nasabah dengan tujuan menolong sesama yang membutuhkan pertolongan dalam hal kebajikan. Sebagaimana tertera dalam surah Al-Ma>idah ayat:2 Artinya: dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya. Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa pembiayaan dengan menggunakan jaminan diperbolehkan, dan kegiatan bermuamalah tidak terlepas pada asas-asas yang mengaturnya. Yaitu asas dalam perikatan menurut hukum islam antara lain: 1. Asas kebebasan (Al-Hurriyah), kontrak dalam hukum islam harus dilandasi adanya kebebasan berkehendak dan kesukarelaan dari masing-masing pihak yang mengadakan transaksi.

74 2. Asas konsensualisme (Al-Ridha iyyah), yang menekankan adanya kesempatan yang sama bagi para pihak untuk menyatakan keinginannya dalam pengadaan transaksi. 3. Asas persamaan hukum (Al-musawah), yang menempatkan para pihak di dalam persamaan derajat, tidak membeda-bedakan walaupun ada perbedaaan kulit, bangsa,kekayaan, jabatan,dan lain-lain. Asas ini berpangkal pada kesetaraan kedudukan para pihak yang bertransaksi. 4. Asas keadilan (Al-Ada>lah), yang menuntut para pihak pihak yang berkontrak untuk berlaku benar dalam mengungkapkan kehendak dan keadaan,memenuhi perjanjian yang telah mereka buat, dan memenuhi semua kewajibannya. 5. Asas kejujuran dan kebenaran (Ash-Shidq), yang menekankan pada para pihak yang melakukan perjanjian untuk tidak berdusta, menipu, dan melakukan pemalsuan. Jika asas ini tidak dijalankan, maka akan merusak legalitas akad yang dibuat. Karena kejujuran adalah nilai mendasar dalam Islam. 6. Asas manfaat bahwa segala sesuatu bentuk transaksi dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan menghindari mudarat dalam hidup masyarakat. 7. Asas saling menguntungkan (Al-Ta a>wun), setiap akad yang dilakukan harus bersifat saling menguntungkan semua pihak yang berakad. Suatu akad juga harus memperhatikan kebersamaan.

75 8. Asas tertulis (Al-Kitabah), akad harus dilakukan dengan melakukan kitabah (penulisan perjanjian,terutama transaksi dalam bentuk kredit) agar akad yang dilakukan benar-benar berada dalam kebaikan bagi semua pihak yang melakukan akad Banyak produk-produk di UJKS KSU Jammas ini salah satunya adalah pembiayaan Mura>bah}ah dengan agunan Jamsostek yaitu aktifitas jual beli yang mensyaratkan penyerahan barang jaminan (marhu>n) berupa kartu Jamsostek oleh nasabah (ra>hin) kepada UJKS KSU Jammas. Sehingga dalam transaksinya, UJKS KSU Jammas menggunakan akad Mura>bah}ah yaitu akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Sehingga akad Mura>bah}ah ini merupakan akad tija>rah, yaitu akad yang dipergunakan dengan tujuan untuk mencari keuntungan dan laba ketika bertransaksi. Dalam transaksi ini juga terdapat kemaslahatan dimana pihak UJKS KSU Jammas membutuhkan nasabah dalam mengalokasikan dananya agar tidak mengendap. Nasabah mendapat keuntungan dengan pencairan dana dengan persyaratan yang tidak memberatkan pada pengusaha kecil dengan tingkat rata-rata perekonomian menengah kebawah. Akan tetapi belum ada ketentuan dimana kartu Jamsostek dapat dijadikan jaminan dalam pembiayaan. Dalam konsep syariah ada beberapa ketentuan syarat sahnya transaksi, yaitu sebagai berikut : pertama,

76 Adanya ijab qobul, realitasnya pihak UJKS KSU Jammas Surabaya telah memenuhi sarat ijab qobul yaitu adanya orang yang berakad dengan yang meminjamkan (pihak koperasi); kedua, Aqid (barang yang digadaikan), ketiga Barang yang dijadikan jaminan, syarat benda atau barang yang menjadi jaminan harus ada dalam keadaan tidak rusak sebelum janji utang harus dibayar. Namun dalam penggunaan jaminan (agunan) Jamsostek dalam pembiayaan Mura>bah}ah di UJKS KSU Jammas berupa kartu yang diberikan kepada koperasi sebagai Jaminan (agunan) dalam pembiayaan. Di sini jika nasabah tidak dapat membayar atau sudah dikeluarkan dari perusahaan, maka agunannya akan dicairkan dengan persetujuan nasabah, setelah itu baru bisa dicairkan dengan pendampingan dari pihak bank atau koperasi. Dalam menganalisis dengan menggunakan kaidah fiqh dalam bermuamalah. ى ى ىح ىر ىي ا أل ص ل ى ف ا أل شي اءا ىإلاب حة ح ى ت ي دلى ال ىد ل ي ل عل ى الت Segala sesuatu pada dasarnya boleh, kecuali bila ada dalil yang mengharamkannya. Dalam kaidah fiqh tentang bermuamalah ini, segala bentuk transaksi jual beli di bolehkan sampai ada dalil yang tidak membolehkan, selama tidak mengandung unsur- unsur yang dilarang. Analisis jaminan agunan kartu Jamsostek adalah jaminan kebendaan yang harus memenuhi syarat jaminan maupun kreteria

77 jaminan, sedangkan dalam agunan kartu Jamsostek ada salah satu yang tidak memenuhi kreteria jaminan yaitu tidak dapat diperjualbelikan atau dilelang, maka dari itu jaminan ini masih belum ada kententuan boleh tidaknya jaminan kartu Jamsostek tersebut. Jaminan kartu Jamsostek menurut hukum islam adalah jaminan rahn (jaminan kebendaan), sebab objeknya adalah benda. Maka dari itu barang yang dijadikan objek gadai tidak selalu harus berpindah ke tangan penerima gadai, dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa hipotek, hak tanggungan, fidusia, dan gadai, telah tercakup dalam Rahn. Jamsostek dapat digunakan sebagai jaminan dengan pendamping potong gaji tiap bulan dan perjanjian MOU (Memorandum Of Understanding ) yang mengikat antara kedua belah pihak, agar tidak ada pihak yang di rugikan dalam transaksi atau pembiayaan tersebut. Artinya: jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang

78 berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.1 (Al Baqarah : 283) Dasar yang digunakan dalam agunan kartu Jamsostek adalah ayat al Qur an surat Al Baqarah : 283 yang menjelaskan untuk menulis tagihan utang mereka, dan jika perlu, meminta jaminan atas utang tersebut. Maksudnya dalam pembiayaan jika perlu meminta jaminan atas utang dan untuk menulis tagihan maksudnya untuk menulis perjanjian yang mengikat dengan suatu perjanjian mengikat hukum agar nasabah serius dalam melunasi utang-utang nya. 1 Departemen Agama RI, al-qur an dan Terjemahnya, (Jakarta Pusat: Pena,2011),