PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DESA SAMPANG KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG. PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes )

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 17 TAHUN 2009

PERATURAN DESA DEMPET KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK NOMOR : 03 TAHUN 2012

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 17/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

KEPALA DESA SUKARAJA KABUPATEN CIAMIS PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA CIPTA BINA MANDIRI

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 13 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 15 Tahun : 2008 Seri : E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

KEPALA DESA WONOSARI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNGKIDUL PERATURAN DESA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 12 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG. PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 8 TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO SERI C

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG. BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGETAN NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

BAB III JENIS PENGHASILAN DAN TUNJANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA Bagian Kesatu Rincian Jenis Penghasilan. Pasal 3

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 16/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG KERJASAMA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA ANTAR DESA DAN KERJASAMA DESA DENGAN PIHAK KETIGA

BUPATI FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 27 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN DESA SIDOREJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG. PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA ( BUMDes ) TAHUN ANGGARAN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN T A S I K M A L A Y A PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 9 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan Pasal 81 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa disebutkan bahwa tata cara pembentukan dan pengelolaan badan usaha milik desa diatur dengan Peraturan Daerah ; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap tentang Tata Cara Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa ; Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah (Berita Negara RI tanggal 8 Agustus 1950); 2. Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4389); 3. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4587); 6. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 9 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap Tahun 2007 Nomor 9 ).

2 Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Cilacap ; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah ; 3. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap ; 4. Bupati adalah Bupati Cilacap ; 5. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten ; 6. Camat adalah Camat dalam Kabupaten Cilacap sebagai Perangkat Daerah Kabupaten yang mempunyai wilayah kerja satu kecamatan ; 7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Kewenangan Desa adalah hak dan kekuasaan Pemerintahan Desa dalam menyelenggarakan rumah tangganya sendiri untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten. 9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 11. Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 12. Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disingkat BUMDes adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Pemerintah Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan desa yang dipisahkan ; 13. Kekayaan Desa yang dipisahkan adalah kekayaan milik desa baik barang bergerak maupun tidak bergerak yang dikelola oleh BUMDes ; 14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya disingkat APBDes adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa; 15. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa ; 16. Badan Pembina adalah Badan Pembina Badan Usaha Milik Desa 17. Badan Pengawas adalah organ Badan Usaha Milik Desa yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus serta memberikan nasehat kepada Direksi dalam menjalankan Badan Usaha Milik Desa ;

3 18. Direksi adalah yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan Badan Usaha Milik Desa untuk kepentingan dan tujuan perusahaan serta mewakili Badan Usaha Milik Desa baik di dalam maupun diluar pengadilan ; 19. Pegawai adalah pegawai Badan Usaha Milik Desa ; 20. Jasa Produksi adalah bagian dari Laba Badan Usaha Milik Desa yang ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan. 21. Kontribusi adalah sumbangan yang diberikan BUMDes kepada desa BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) Tata Cara Pembentukan dan Pengelolaan BUMDes dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi Pemerintah Desa dalam mengelola sumber daya yang ada di desa dan memberdayakan segenap potensi desa. (2) Tata Cara Pembentukan dan Pengelolaan BUMDes, bertujuan untuk : a. meningkatkan pendapatan asli desa dalam rangka meningkatkan kemampuan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta pelayanan masyarakat ; b. mengembangkan potensi perekonomian di wilayah pedesaan untuk mendorong pengembangan dan kemampuan perekonomian masyarakat desa secara keseluruhan ; c. menciptakan lapangan kerja. BAB III PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) Pasal 3 (1) Dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan Desa, Pemerintah Desa dapat membentuk dan atau mendirikan BUMDes sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa. (2) BUMDes sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dibentuk oleh 2 (dua) desa atau lebih. (3) Pembentukan BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa. (4) Pembentukan BUMDes sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa untuk masing-masing desa dan ditindaklanjuti dengan Keputusan Bersama antar Kepala Desa. (5) Pembentukan BUMDes dimusyawarahkan atau dimufakatkan oleh Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dengan segenap tokoh masyarakat di desa yang bersangkutan. (6) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sekurang-kurangnya memuat : a. bentuk badan hukum; b. kepengurusan; c. hak dan kewajiban; d. permodalan; e. bagi hasil usaha; f. kerjasama dengan pihak ketiga; g. mekanisme pengelolaan dan pertanggungjawaban BAB IV KEDUDUKAN DAN BENTUK BADAN HUKUM Pasal 4 (1) BUMDes berkedudukan dan berkantor di wilayah desa yang bersangkutan. (2) BUMDes dapat membuka Cabang dan Unit Pelayanan di wilayah desa bersangkutan.

4 (3) Kedudukan BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Desa. (4) Kedudukan BUMDes yang dibentuk oleh 2 (dua) desa atau lebih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) ditentukan berdasarkan kesepakatan antar Kepala Desa dan dituangkan dalam Keputusan Bersama. Pasal 5 (1) BUMDes yang dibentuk merupakan badan usaha berbadan hukum yang pelaksanaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk Perusahaan Desa. BAB V KEPENGURUSAN Bagian Pertama Kepengurusan dan Struktur Organisasi Pasal 6 (1) Kepengurusan BUMDes terdiri dari Badan Pengawas dan Direksi yang berasal dari unsur Pemerintah Desa dan masyarakat desa. (2) Kedudukan pemerintah desa dalam kepengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah sebagai unsur penanggungjawab pengelolaan BUMDes. (3) Kedudukan masyarakat dalam kepengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah sebagai unsur pelaksana operasional BUMDes. (4) Seseorang tidak diperbolehkan menduduki jabatan rangkap dalam kepengurusan BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (5) Unsur Pemerintah Desa yang menjadi pengurus BUMDes harus mendapat ijin tertulis dari Kepala Desa dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. (6) Pengangkatan dan pemberhentian pengurus BUMDes diatur lebih lanjut dalam Peraturan Desa tentang pendirian BUMDes. (7) Masa bhakti kepengurusan BUMDes adalah 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali dalam 1 (satu) kali masa bhakti. Pasal 7 (1) Struktur organisasi kepengurusan BUMDes ditetapkan dengan Peraturan Desa disesuaikan dengan bentuk badan hukum BUMDes. (2) Struktur organisasi kepengurusan BUMDes yang dibentuk oleh 2 (dua) desa atau lebih ditetapkan dengan Peraturan Bersama Kepala Desa. Bagian Kedua Kewajiban, Hak dan Larangan Pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Pasal 8 Kewajiban Pengurus BUMDes adalah : a. menjalankan kegiatan usaha secara profesional dan transparan ; b. mengakomodasi dan mendorong peningkatan kegiatan unit-unit usaha masyarakat yang merupakan kegiatan ekonomi masyarakat ; c. menyampaikan laporan keuangan secara bulanan dan pada akhir tahun kepada Pemerintah Desa ; dan d. mampu mendorong BUMDes untuk memberikan kontribusi kepada pemerintah desa sehingga kesejahteraan masyarakat di desa meningkat. Pasal 9 Pengurus BUMDes berhak mendapatkan Penghasilan sesuai dengan kemampuan BUMDes yang besarnya diatur dengan Peraturan Desa.

5 Pasal 10 Pengurus BUMDes dilarang : a. Melalaikan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 sehingga dapat merugikan Kepentingan Negara, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan masyarakat. b. Melakukan kegiatan atau perbuatan yang bertentangan dengan Peraturan Perundangundangan yang berlaku dan/atau bertentangan dengan norma-norma yang hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. c. Melakukan kegiatan atau perbuatan yang merugikan dan/atau mencemarkan nama baik Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa yang bersangkutan. Bagian Ketiga Kepegawaian Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Pasal 11 Ketentuan pokok-pokok kepegawaian BUMDes diatur dengan Peraturan Desa. BAB VI KEWAJIBAN DAN HAK BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa) Pasal 12 Kewajiban BUMDes adalah : a. mengakomodasi dan mendorong peningkatan kegiatan unit-unit usaha masyarakat yang merupakan kegiatan ekonomi masyarakat ; b. memberikan kontribusi kepada desa ; c. meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa. Pasal 13 Hak BUMDes adalah : a. mendapatkan perlindungan secara hukum dari Pemerintah Desa ; b. menggali potensi desa terutama potensi yang berasal dari kekayaan milik desa; c. melakukan pinjaman dalam rangka peningkatan permodalan ; d. mendapatkan bagian dari hasil usaha BUMDes ; e. mengembangkan jenis usaha BUMDes ; f. melaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga ; g. memberikan masukan kepada Pemerintah Desa dalam rangka pengembangan BUMDes ; h. mendapatkan bimbingan dalam bidang manajemen perusahaan dan dalam bidang teknis pengelolaan usaha. BAB VII PERMODALAN Pasal 14 Permodalan Badan Usaha Milik Desa dapat berasal dari : a. Kekayaan Desa yang dipisahkan ; b. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah Kabupaten; c. Pinjaman ; d. Penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil atas dasar saling menguntungkan. e. Bantuan atau sumber lainnya yang sah dan tidak mengikat. Pasal 15 (1) BUMDes dapat melakukan pinjaman sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah mendapat persetujuan BPD.

6 BAB VIII BAGI HASIL USAHA Pasal 16 (1) Kontribusi BUMDes kepada Pemerintah Desa diatur dengan Peraturan Desa. (2) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga mengatur beban yang harus ditanggung masing-masing pihak apabila terjadi kerugian pengelolaan BUMDes. (3) Kontribusi BUMDes kepada Pemerintah Desa yang didirikan oleh 2 (dua) desa atau lebih, diatur dengan Peraturan Bersama. Pasal 17 (1) Bagi hasil usaha BUMDes adalah merupakan pendapatan BUMDes yang diperoleh selama 1 (satu) tahun buku dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses usaha. (2) Bagi hasil usaha BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur secara proporsional dalam Peraturan Desa, Anggaran Dasar BUMDes dan Anggaran Rumah Tangga BUMDes. BAB IX KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA Pasal 18 (1) BUMDes dapat mengadakan kerja sama dengan pihak ketiga. (2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan atau yang membebani masyarakat desa harus mendapatkan persetujuan BPD dan Kepala Desa. (3) Kerja sama dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan sesuai dengan kewenangannya. BAB X MEKANISME PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 19 Pelaksanaan operasional BUMDes dilaksanakan oleh pengurus BUMDes. Pasal 20 (1) Pengurus BUMDes wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban BUMDes setiap tahun sekali dan akhir masa bhakti kepengurusan kepada Pemerintah Desa. (2) Pengurus BUMDes wajib menyampaikan laporan perkembangan pengelolaan BUMDes kepada Pemerintah Desa setiap bulan sekali. (3) Laporan pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan dalam rapat bersama pengurus dan pihak-pihak lain yang ikut dalam penyertaan modal. (4) Dalam hal pelaporan BUMDes sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, pengurus BUMDes dimaksud dapat diberikan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB XI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 21 (1) Kepala Desa melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap BUMDes dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna BUMDes sebagai alat penunjang otonomi desa yang dalam pelaksanaannya dapat membentuk Badan Pembina. (2) Badan Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. (3) Badan Pembina sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk BUMDes yang dibentuk oleh 2 (dua) desa atau lebih ditetapkan dengan Keputusan Bersama Kepala Desa.

7 BAB XII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 22 BUMDes yang telah ada sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini tetap berlaku. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. Pasal 24 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Cilacap. Diundangkan di Cilacap Pada tanggal 19 Agustus 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN CILACAP Cap ttd M. MUSLICH Disahkan di Cilacap pada tanggal 29 April 2010 WAKIL BUPATI CILACAP, Cap ttd. TATTO SUWARTO PAMUJI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN 2010 NOMOR 1

8 PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA I. UMUM. Badan Usaha Milik Desa sebagai upaya terobosan baru Pemerintah Desa dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa, mengembangkan potensi perekonomian diwilayah pedesaan untuk mendorong pengembangan dan kemampuan perekonomian masyarakat desa secara keseluruhan serta menciptakan lapangan kerja, sehingga dalam pembentukan dan pengelolalannya perlu mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Cilacap. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju dan dalam era globalisasi, pembentukan bukanlah tujuan utama dari Badan Usaha Milik Desa, namun hal-hal lain yang sangat perlu untuk diperhatikan adalah kelangsungan Badan Usaha Usaha Milik Desa itu sendiri yaitu siap untuk bersaing dan mempunyai manajemen yang terarah baik dalam pengelolaan keuangan/permodalan, administrasi dan personalia yang kesemuanya itu tidak terlepas dari peran serta Pemerintah Kabupaten Cilacap dalam memberikan pembinaan dan pengawasannya. Salah satu upaya untuk memberikan pembinaan dan pengawasan adalah dengan menerbitkan pedoman tata cara dalam pembentukan dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa, dengan pedoman diharapkan memberikan kemudahan kepada Pemerintah Desa apabila akan membentuk suatu Badan Usaha Milik Desa. Dalam pasal 78 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa disebutkan bahwa pembentukan Badan Usaha Milik Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa serta harus berbadan hukum. Selanjutnya sebagai tindak lanjut dari ketentuan Pasal 81 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa yang menyebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa diatur dengan Peraturan Daerah, Pemerintah Kabupaten Cilacap memandang perlu untuk menyusun dan menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap tentang Tata Cara Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup Jelas Pasal 2 : Ayat (1) : Cukup Jelas Pasal 3 : Ayat (1) s/d : Cukup Jelas Ayat (6) Pasal 4 : Ayat (1) : Cukup Jelas Ayat (2) : Apabila Pemerintah Desa memandang perlu, dalam satu desa dapat dibentuk lebih dari satu Badan Usaha Milik Desa.

9 Ayat (3) : Cukup Jelas Ayat (4) : Cukup Jelas Pasal 5 : Ayat (1) : Cukup Jelas Pasal 6 : Ayat (1) : Cukup Jelas Ayat (3) : Cukup Jelas Ayat (4) : Cukup Jelas Ayat (5) : Cukup Jelas Ayat (6) : Cukup Jelas Ayat (7) : Cukup Jelas Pasal 7 : Ayat (1) : Cukup Jelas Pasal 8 : Cukup Jelas Pasal 9 : Cukup Jelas Pasal 10 : Cukup Jelas Pasal 11 : Cukup Jelas Pasal 12 : Cukup Jelas Pasal 13 : Cukup Jelas Pasal 15 : Ayat (1) : Cukup Jelas Pasal 16 : Ayat (1) : Cukup Jelas Ayat (3) : Cukup Jelas Pasal 17 : Ayat (1) : Cukup Jelas Pasal 18 : Ayat (1) : Cukup Jelas Ayat (3) : Cukup Jelas Pasal 19 : Cukup Jelas Pasal 20 : Ayat (1) s/d : Cukup Jelas Ayat (4) Pasal 21 : Ayat (1) s/d : Cukup Jelas ayat (3) Pasal 22 : Cukup Jelas Pasal 23 : Cukup Jelas Pasal 24 : Cukup Jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN 2010 NOMOR 42