PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. penjahitan luka (Sustyowati, dkk, 2010). Potter & Perry (2005) menyebutkan bahwa menghadapi pembedahan pasien akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. sementara di tahun 2011 terdapat korban. Korban luka ringan pada

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak tahun 2000, angka kejadian penyakit tidak menular semakin

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. dokter menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Nyeri pada penderita artritis reumatoid adalah gejala yeng sering

PENATALAKSANAAN NYERI NON FARMAKOLOGIS OLEH PERAWAT PADA PASIEN POST OPERATIF DI RUANG DAHLIA RUMAHSAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidup. Sebagian aktivitas dan pekerjaan tersebut

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN. asli ke perifer dan menjadi kaspul bedah (Rahardjo, 1995). Benigna Prostat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO,

BAB I PENDAHULUAN. target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millennium (MDG s)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

Endra Amalia 1, Yozi Susanti 2. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Perintis Sumbar Abstract

BAB V PEMBAHASAN. menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

PENGARUH TEHNIK RELAKSASI TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA PASIEN APENDEKTOMI

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT PADA AREA LUMBAL TERHADAP PENURUNAN NYERI PASCA BEDAH FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. didalam tindakan operasi atau pembedahan untuk menghilangkan rasa

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. adalah hipertensi. Dampak ini juga diperjelas oleh pernyataan World Health

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. faktor genetik yang menjadi potensi dasar dan faktor lingkungan yang. hambatan pada tahap selanjutnya (Soetjiningsih, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan lunak untuk. memperbaiki kerusakan yang dideritanya disebut menua aging

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

The 7 th University Research Colloqium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA PADA HARI KE 1-2

Volume 3 / Nomor 3 / November 2016 ISSN : EFEKTIVITAS RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I DI BPM FAJAR ENDROWATI BOYOLALI

Transkripsi:

PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS Imelda Rahmayunia Kartika e-mail: syeirha_girl@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mendengarkan murottal Al-Qur an terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien pasca operasi apendisitis. Penelitian ini menggunakan rancangan quasiexperimental dengan model one group (pretest-postest) design dimana seluruh responden diberikan intervensi mendengarkan murottal Al-Qur an. Jumlah sampel 30 orang, dengan teknik pengambilan secara purposive sampling dan memperhatikan kriteria inklusi. Alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi yang berisikan skala intensitas nyeri numerik 0-10. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji T Dependent. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata intensitas nyeri pasien pasca operasi apendisitis sebelum diberikan intervensi sebesar 5,43 sedangkan setelah diberikan intervensi sebesar 2,20 yang berarti terjadi penurunan intensitas nyeri, yakni sebesar 3,23 dengan p value 0,000 (< 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa mendengarkan murottal Al-Qur an berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien pasca operasi apendisitis. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan untuk dapat mengaplikasikan intervensi mendengarkan murottal Al-Qur an pada penatalaksanaan terhadap nyeri pasca operasi di pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit. Kata kunci: nyeri pasca operasi, apendisitis, murottal, Al-Qur an LATAR BELAKANG Nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan dipicu oleh suatu stimulasi pada ujung saraf sensoris. Nyeri dapat didefinisikan sebagai suatu sensasi yang dapat berkisar dari ringan, bersifat lokal sampai berat (Potter & Perry, 2006). Menurut International Association for Study of Pain IASP (1979, dalam White, 2001), nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Pasca operasi adalah fase dimana pasien telah melalui prosedur pembedahan sampai pada pencapaian kesembuhan (Kozier, et al., 2002). Pasien pasca operasi akan mengalami berbagai masalah keperawatan, salah satunya adalah nyeri (Andres, 2005). Semua pasien pasca operasi akan mengalami nyeri setelah efek anestesi hilang. Obat-obatan analgesik yang diberikan pasca operasi tidak selalu dapat mengontrol nyeri (Good, et al., 2001). Pada ruangan pasca operasi Cendrawasih I RSUD Arifin Ahmad, didapatkan data pembedahan yang termasuk kategori bedah umum sepanjang tahun 2008 sebanyak 1066 orang, dengan operasi apendisitis baik akut maupun kronis, sebanyak 210 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan, dikatakan bahwa sebagian besar pasien pasca operasi pasti akan merasakan nyeri, begitu juga dengan pasien pasca operasi apendisitis. Intensitas nyeri yang dialami pasien ini berkisar antara nyeri sedang sampai ringan setelah pemberian analgesik. Selain itu, dari hasil wawancara pada beberapa pasien yang pernah menjalani operasi apendisitis mengatakan bahwa setelah operasi selesai, pada lokasi pembedahan akan dirasakan adanya nyeri. Penatalaksanaan nyeri secara garis besar dapat dilakukan melalui metode farmakologis dan non-farmakologis. Secara farmakologis, pasien pasca operasi akan diberikan obat-obatan analgesik untuk mengurangi rasa nyeri akibat pembedahan setelah efek anastesi hilang (Mortan, et al., 2005). Namun, beberapa pasien akan tetap merasakan nyeri walaupun telah diberikan analgesik. Dengan demikian, diperlukan penatalaksanaan nyeri non-farmakologis agar nyeri pasca operasi yang dirasakan dapat berkurang. Selain itu, penatalaksanaan nyeri secara non-farmakologis juga dapat mengurangi penggunaan obat-obatan analgesik pada pasien. Adapun penatalaksanaan nyeri nonfarmakologis yang dapat dilakukan adalah menciptakan keadaan yang rileks, seperti menciptakan lingkungan yang nyaman, teknik relaksasi nafas dalam, stimulasi kutaneus, akupresur, massase dan teknik distraksi (White, 2001). Salah satu bentuk penatalaksanaan nyeri secara non-farmakologis adalah dengan teknik distraksi. Pada mekanisme distraksi, terjadi penurunan perhatian atau persepsi terhadap nyeri dengan memfokuskan perhatian pasien pada stimulasi lain atau menjauhkan pikiran terhadap nyeri

(Tamsuri, 2007). Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa distraksi merupakan mekanisme teknik kognitif yang menjadi strategi efektif untuk mengalihkan fokus perhatian seseorang pada sesuatu selain nyeri. Seseorang yang memberikan sedikit perhatian pada nyeri, akan lebih toleransi terhadap nyeri. Teknik distraksi menyebabkan terstimulasinya sistem aktivasi retikular. Jika sistem aktivasi retikular terstimulasi, maka akan menghambat stimulus yang menyakitkan (stimulus nyeri), dengan demikian menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri (Potter & Perry, 2006). Salah satu teknik distraksi yang efektif adalah mendengarkan musik. Musik dapat menurunkan nyeri fisiologis, stress dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri (Tamsuri, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Good, et al. (2001) membuktikan bahwa musik dapat mengurangi nyeri pasca operasi pada hari kedua perawatan pasien di rumah sakit. Seperti halnya musik, Al-Qur an juga mempunyai fungsi sebagai media yang dapat menimbulkan ketenangan seperti tercantum dalam surat 13 ayat 28 yang artinya "ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram" (Q.S. Ar Ra d/13: 28). Ayat lain dalam Al- Qur an juga menjelaskan bahwa Al-Qur an dapat menjadi obat (penawar) yaitu "dan Kami telah menurunkan dari Al-Qur an, suatu yang menjadi penawar (obat) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian" (Q.S. Al Isra /17: 82). Manfaat Al-Qur an sebagai penyembuh dapat dilihat dari ayat hai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian pelajaran dari Rabb kalian, dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS. Yunus/10 : 57) (Askari, 2006). Banyak cara memanfaatkan Al-Qur an untuk kesehatan, seperti membaca dan mendengarkan bacaan ayat-ayat dalam Al-Qur an tersebut. Mendengarkan murottal Al-Qur an adalah salah satu bentuk pemanfaatan Al-Qur an dalam proses penyembuhan. Murottal dapat didefinisikan sebagai rekaman suara Al-Qur'an yang dilagukan oleh seorang qori' (pembaca Al-Qur'an). Bacaan ayat-ayat Al-Qur an yang dilagukan tersebut dapat menimbulkan ketenangan dan memiliki efek terhadap proses penyembuhan. Berbagai penelitian dilakukan untuk mengetahui manfaat Al-Qur an terhadap kesehatan. Al Qadhi (1984) dalam Hoesodo (2008) membuktikan bahwa dengan mendengarkan bacaan ayatayat Al-Qur an, seorang muslim baik yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar seperti penurunan depresi dan kesedihan serta memperoleh ketenangan jiwa. Hal tersebut membuktikan bahwa Alqur an memiliki pengaruh yang kuat terhadap kesehatan, terutama dalam menimbulkan perasaan rileks dan memberi kenyamanan. Jika perasaan seseorang dalam keadaan rileks dan nyaman, diharapkan intensitas nyeri dapat berkurang. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mendengar murottal Al- Qur an terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien pasca operasi apendisitis, sebagai salah satu alternatif penatalaksanaan non farmakologis terhadap nyeri pasca operasi, khususnya pasca operasi apendisitis. TUJUAN PENELITIAN Tujuan Umum: untuk mengetahui pengaruh mendengarkan murottal Al-Qur an terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien pasca operasi apendisitis. METODE Desain: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental dengan model one group (pretest-postest) design. Dalam rancangan ini, kelompok eksperimen tersebut diberi intervensi yang diawali dengan pengukuran sebelum (pretest) dan setelah pemberian intervensi (post test). Sampel: Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dimana pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat populasi yang telah diketahui sebelumnya. Sampel berjumlah 30 orang dengan kriteria inklusi: (a). pasien pasca operasi apendisitis (setelah 24 jam pasca operasi), (b) pasien diberi analgesik 6-8 jam sebelumnya (sedang tidak dalam pengaruh analgesik), (c) beragama Islam, (d) berusia dewasa (19-60 tahun) dan belum pernah mendapat intervensi ini sebelumnya.

Instrumen: Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berisikan skala intensitas nyeri numerik 0-10. Pada penelitian ini, alat ukur skala intensitas nyeri numerik ini berfungsi untuk mengetahui intensitas nyeri sebelum (pretest) dan setelah (posttest) dilakukannya intervensi mendengarkan murottal Al-Qur an sebanyak 3 kali selama ± 30 menit. Prosedur: Tahapan awal dengan meminta izin penelitian pada rumah sakit yang dituju sebagai tempat penelitian. Selanjutnya melakukan penelitian degan mencari responden yang memenuhi kriteria pengambilan sampel dengan tahapan pelaksanaan terdiri dari pretest yang dilanjutkan dengan mendengarkan murottal Al-Qur an dan diakhiri dengan posttest. Analisa data: Analisa bivariat pada penelitian ini menggunakan uji Dependent Simple T Test untuk melihat pengaruh pemberian intervensi terhadap kelompok eksperimen sebelum dan setelah diperdengarkan murottal Al-Qur an. Hasilnya memperlihatkan ada pengaruh mendengarkan murottal Al-Qur an apabila didapatkan nilai p < α (0,05). HASIL Berdasarkan statistik deskriptif yang dilakukan untuk karakteristik intensitas nyeri pasien pasca operasi apendisitis sebelum dilakukan intervensi didapatkan bahwa intensitas nyeri responden sebelum dilakukan intervensi paling banyak berada di nyeri sedang (4-6) yakni berjumlah 23 orang (76,7%), sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan intensitas nyeri ringan dan sangat berat yakni masing-masing 1 orang (3,33%), sisanya 5 orang (16,7%) berada pada intensitas nyeri berat (7-9). Untuk karakteristik intensitas nyeri pasien pasca operasi apendisitis setelah dilakukan intervensi, intensitas nyeri responden setelah diberikan intervensi didapatkan bahwa yang paling banyak berada pada nyeri ringan (1-3) yakni 23 orang (76,7%), kemudian diikuti dengan nyeri sedang dan tidak nyeri dengan jumlah masing-masing 4 orang (13,3%) dan 3 orang (10%). Analisa bivariat pada penelitian ini menggunakan uji Dependent Simple T Test untuk melihat pengaruh pemberian intervensi terhadap pasien pasca operasi apendisitis sebelum dan setelah diperdengarkan murottal Al-Qur an. Tabel 1. Hasil uji statistic paired sample T-Test perbedaan intensitas nyeri pada pasien pasca operasi apendisitis sebelum dan setelah intervensi Variabel Mean SD Mean Perubahan Intensitas nyeri pasien pasca operasi apendisitis SD Perubahan p value N - Sebelum intervensi - Setelah intervensi 5,43 2,20 1,431 1,424 3,23 1,406 0,000 30 Berdasarkan tabel 1 di atas, dari hasil uji statistik paired sample T-Test didapatkan rata-rata (mean) intensitas nyeri sebelum diberikan intervensi adalah 5,43 dengan standar deviasi 1,431. Setelah diberikan intervensi, didapat rata-rata intensitas nyeri adalah 2,20 dengan standar deviasi 1,424. Terlihat penurunan nilai rata-rata antara pengukuran sebelum dan setelah intervensi sebesar 3,23 dengan standar deviasi 1,406. Nilai p= 0,000 pada alpha 5%, maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata intensitas nyeri sebelum dan setelah mendengarkan murottal Alqur an yang dilakukan pada sampel sebanyak 30 orang. PEMBAHASAN 1. Intensitas nyeri pasien pasca operasi apendisitis Seperti yang dikatakan diawal bahwa salah satu masalah keperawatan pada pasien pasca operasi apendisitis adalah nyeri. Nyeri ini ditimbulkan akibat adanya kerusakan jaringan akibat luka insisi pasca pembedahan pada abdomen (Andres, 2005). Berdasarkan data dari lembar observasi yang diisi oleh 30 orang responden, intensitas nyeri yang dirasakan sebelum diberikan

intervensi mendengarkan murottal Al-Qur an paling banyak berada pada rentang nyeri sedang (4-6) yakni sebesar 76,7%. Angka intensitas nyeri yang paling banyak muncul pada responden adalah 5 (40%), sedangkan rata-rata nyeri sebelum diberikan intervensi adalah 5,43. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pasien pasca operasi apendisitis akan mengalami nyeri pada rentang nyeri sedang tanpa dipengaruhi analgesik. 2. Pengaruh mendengarkan murottal Al-Qur an terhadap penurunan intensitas nyeri pasien pasca operasi apendisitis Dari hasil uji statistik paired simple T-Test, didapatkan rata-rata intensitas nyeri sebelum diberikan intervensi adalah 5,43, yakni pada rentang nyeri sedang, sedangkan setelah diberikan intervensi didapat rata-rata intensitas nyeri adalah 2,20, yakni pada rentang nyeri ringan. Hal ini menunjukkan ada penurunan rata-rata intensitas nyeri responden sebesar 3,23 setelah diberikan intervensi mendengar murottal Al-Qur an, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa mendengarkan murottal Alqur an berpengaruh dalam menurunkan intensitas nyeri. Dengan demikian berarti hipotesis penelitian diterima, yakni ada pengaruh mendengarkan murottal Al- Qur an terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien pasca operasi apendisitis. Murottal Al-Qur an adalah salah satu media pembacaan Al-Qur an melalui rekaman suara ayat-ayat Al-Qur an dengan tartil yang dilagukan oleh seorang qori. Mendengarkan murottal Al-Qur an ini merupakan salah satu bentuk pemanfaatan Al-Qur an dalam proses penyembuhan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Al Qadhi (1984) dengan hasil responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-Qur an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al- Qur an (Ahmad, 2003). Hasil penelitian tersebut menerangkan bahwa Al-Qur`an memiliki pengaruh positif yang cukup signifikan terhadap saraf dalam menurunkan ketegangan atau stres (Yahya, 2007). Pengaruh tersebut terlihat dalam bentuk perubahan energi listrik pada otot-otot organ tubuh. Perubahan-perubahan juga terjadi pada daya tangkap kulit terhadap konduksi listrik, peredaran darah, detak jantung, volume darah yang mengalir pada kulit, dan suhu tubuh. Penelitian yang dilakukan oleh Hasnita (2009) juga menghasilkan ada perbedaan rata-rata tekanan darah yang signifikan pada penderita hipertensi sebelum dan setelah mendengarkan murottal Al-Qur an dengan p value 0,002 pada alpha 5%. Semua ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan pada organ-organ saraf otak secara langsung dan sekaligus mempengaruhi organ tubuh lain beserta fungsinya (Ahmad, 2003). Selain itu, sudah diketahui bahwa stres berpotensi menurunkan imunitas (daya kekebalan) tubuh. Hal ini disebabkan oleh sekresi kortisol atau zat lain sebagai reaksi antara sistem saraf dan sistem kelenjar endokrin. Pada keadaan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa efek relaksasi Al-Qur an dalam mengatasi stres dapat berpotensi mengaktifkan fungsi daya tahan tubuh yang berperan besar dalam melawan penyakit atau membantu proses penyembuhan. Disamping itu, hasil eksperimen komparatif tersebut menunjukkan bahwa kalimat-kalimat Al-Qur an sendiri memiliki pengaruh fisiologis yang bisa meredakan ketegangan otot pada tubuh, tanpa harus mengetahui makna kata-kata itu sendiri (Ahmad, 2003). Setelah mendengarkan Al-Qur an, responden menyatakan bahwa mereka mendapatkan ketenangan. Hal ini juga berpengaruh pada kondisi emosional yang lebih stabil. Keadaan emosional yang stabil akan membantu relaksasi sehingga intensitas nyeri yang dirasakan pasca operasi akan mengalami penurunan. Mendengarkan murottal Al-Qur an juga merupakan bentuk teknik distraksi dalam usaha mengurangi intensitas nyeri. Distraksi pendengaran biasanya dilakukan dengan mendengarkan musik yang disukai, suara alam atau instruksi meditasi dan juga dapat berupa suara-suara yang mengandung unsur-unsur spiritual sesuai dengan keyakinan yang dianut (Young & Koopsen, 2005). Dengan demikian pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Al-Qur an terbukti dapat mendatangkan ketenangan jiwa dan pada akhirnya bepengaruh pada fisiologis tubuh termasuk menurunkan intensitas nyeri. Pada pasien pasca operasi apendisitis, mendengarkan Al-Qur an berpengaruh dalam penurunan intensitas nyeri yang dirasakannya setelah menjalani prosedur pembedahan.

KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tentang Pengaruh mendengarkan murottal Al-Qur an terhadap penurunan intensitas nyeri pasien pasca operasi apendisitis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa intensitas nyeri pasien pasca operasi apendisitis setelah 24 jam pasca operasi paling banyak berada pada rentang nyeri sedang, dan setelah diberikan intervensi mendengar murottal Al-Qur an, terjadi penurunan intensitas nyeri pada rentang nyeri ringan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mendengarkan murottal Alqur an dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien pasca operasi apendisitis. b. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan untuk dapat mengaplikasikan intervensi mendengarkan murottal Al-Qur an pada penatalaksanaan dalam asuhan keperawatan khususnya intervensi terhadap masalah nyeri pasca operasi di pelayanan kesehatan, terutama bagi pasien-pasien yang beragama Islam. Selain itu, bagi peneliti selanjutnya, agar dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai data dan informasi dasar untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang manfaat lain Alqur an khususnya dalam bidang kesehatan. Diharapkan penelitian selanjutnya dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan menggunakan kelompok kontrol serta dilakukan dengan teknik penelitian yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Y. (2003). Alqur an kitab sains dan medis. Jakarta: Grafindo khazanah Ilmu. Alqur an Terjemah. (2005). Jakarta: Penerbit PT. Syaamil Cipta Media. Andres, J. D., et al. (2005). Postoperative pain management - good clinical practice: general recommendations and principles for successful pain management. European Society of Regional Anaesthesia and Pain Therapy. Askari, A. (2006). Tafsir alqur`an obat segala penyakit. Diperoleh pada tanggal 1 Desember 2009 dari http://asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=360. Good, M., Stanton-Hicks, M., Grass, J. A., Anderson, J. C., Choi, C., Lay, H. L., Roykulcharoen, V., & Adler, P. A. (2001). Relaxation and music to reduce postsurgical pain. Journal of Advanced Nursing. 33 (2), 208-215. Diperoleh tanggal 9 Desember 2009 dari http://www.rememberthemission.com/wp-content/docs/jc-august-2005.pdf. Hoesodo, A. (2008). Kajian klinis musik sebagai alat terapi kesehatan. Diperoleh tanggal 26 November 2009 dari http://www.ajihoesodo.com/index.php?option=com_content&task=view&id=32&itemid=4 5. Kozier, B., Erb, G., Berman, A. & Snyder, S. (2002). Techniques in clinical nursing: basic to intermediate skills. (5 th ed.). New Jersey: Pearson Prentice-Hall. Mortan, P. G., Fontaine, D. K., Hudak, C. M. & Gallo, B. M. (2005). Critical care nursing: a holistic approach. (8 th ed.). Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Potter, P. A., & Perry, A. G. (2006). Buku ajar fundamental: konsep, proses dan praktik. Jakarta: EGC. Smeltzer, S & Bare, B. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah: brunner & suddarth. Vol 1. (Ed 8). Jakarta: EGC. Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta: EGC. White, L. (2001). Foundations of nursing: caring for the whole person. New York: Delmar Thomson Learning. Yahya, H. (2007). Pengaruh qur'an terhadap organ tubuh. Diperoleh pada tanggal 26 November 2009 dari http://answeringff.org/forum/index.php?sid=2f833921b6714208e2517a9113bae6aa. Young, C., & Koopsen, C. (2005). Spirituality, health, and healing. London: Jones and Bartlett.