PENGUASAAN BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI DENGAN PENGAJAR NATIVE SPEAKER. Komang Trisnadewi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. Penelitian yang dilakukan dengan membanding-bandingkan unsur. segmental BDN dan BI, serta BBK dan BInd sebagai bahasa pendukung, telah

PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING COMPREHENSION MELALUI STRATEGI TOP-DOWN DAN BOTTOM-UP

BAB I PENDAHULUAN. lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain.

TEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Steiberg dan Sciarini (2013:3) mendefinisikan psikolinguistik sebagai ilmu

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS VIIIA MTS ZAINUL BAHAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

Kata kunci: total physical response,repetition, anak usia dini/tk PENDAHULUAN

Krisis Kepercayaan Diri Mahasiswa dalam Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa merupakan periode seorang individu memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di TK Daya Nusa yang beralamat di Jalan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI PADA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa simpulan mengenai penelitian ini, yaitu

PEMEROLEHAN DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KEDUA BAGI ORANG ASING MELALUI PROSES ATTITUDE DAN APTITUDE

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PENGUASAAAN VOCABULARY MELALUI PENERAPAN MODEL GUESS WORD

Pendahuluan. Rizkya et al., Peningkatan Kemampuan Menyusun Kata menjadi Kalimat Tanya...

PENGGUNAAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN YES/NO QUESTION

Penguasaan Kelas Kata Bahasa Indonesia. Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 18 Padang. Sri Fajarini. Mahasiswa Universitas Andalas)

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Eka Kumalasari NIM

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI

The Influence of the Mother Tongue in Learning English Pengaruh Bahasa Ibu dalam Mempelajari Bahasa Inggris

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas mengenai upaya meningkatkan

ANALISIS PENGGUNAAN RAGAM BAHASA BAKU PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 7 TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. ada dua proses yang terjadi, yaitu proses kompetensi dan proses performansi.

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang membedakan manusia dengan binatang adalah bahasa

PARAGRAPH WRITING SKILLS ARGUMENTS CLASS X SMAN 1 KANDIS DISTRICT SIAK

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN ISI BERITA DI SURAT KABAR MELALUI METODE DRILL SISWA KELAS VI SD NEGERI 011 PAGARAN TAPAH DARUSSALAM

EJOURNAL. diajukan guna memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) SRI TULARSIH NIM

KEMAHIRAN MENYIMAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB. Muh. Jabir

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH

PENERAPAN STRATEGI PROCESS-BASED PADA PENGAJARAN KOMPOSISI BAHASA MANDARIN 1

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dijadikan acuan bagi para guru untuk lebih menekankan aspek

KENDALA MAHASISWA SEMESTER II AKADEMI BAHASA ASING BUMIGORA MATARAM DALAM PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL (CD) PADA MATA KULIAH LISTENING COMPREHENSION

BAB I PENDAHULUAN. atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SAPAAN FORMAL BAHASA JERMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGGUNAAN BACAAN BERDASARKAN FAKTA DALAM KETERAMPILAN MENULIS BAHASA INGGRIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Resty Rachmawati, 2013

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa

E JURNAL ILMIAH TRIA ULANDARI NIM Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan ( Strata 1)

KEMAHIRAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN PENGUASAAN VOCABULARY MENGGUNAKAN MEDIA E-DICTIONARY KELAS VI SD NEGERI 1 TELUK PURWOKERTO E-JOURNAL

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH

MENINGKATKAN PENGUASAAN TATA BAHASA PADA MAHASISWA JURUSAN BAHASA INGGRIS SEMESTER DUA UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

BAB I PENDAHULUAN. huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE SCRAMBLE KALIMAT SISWA KELAS II SDN 1 SEDAYU

BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Zilvia Rozi Yunita NPM

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI DALAM PENULISAN KEMAMPUAN NARATIF KELAS SEBELAS DI SMA PGRI 2 PALEMBANG

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE TPR (TOTAL PHYSICAL RESPONSE) PADA ANAK KELOMPOK B DI TK TUNAS RIMBA KARANGAWEN

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI EKSPOSITORIS SISWA KELAS X SMA NEGERI I SOLOK SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS TANGGAPAN DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMPN I WAY JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan. Seperti yang sering

MENGAJAR BERBICARA MENGGUNAKAN METODE WAWANCARA TIGA LANGKAH DI SEMESTER TIGA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh NURMALA

ABILITY TO WRITE THE ESSAY DESCRIPTION CLASS X SMAN 2 SINGINGI

TEACHING ENGLISH FOR KINDERGARTEN STUDENTS (A CASE STUDY AT TK AL-AZHAR MOJOKERTO) THESIS

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MELALUI TEKNIK PERMAINAN TEKA-TEKI SILANG DI KELAS VII.A SMPN 2 SUNGAI PENUH

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG BERBANTUAN MEDIA AUDIO DENGAN TEKNIK KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGUASAAN KOSAKATA DAN TATA BAHASA TERHADAP PEMAHAMAN MEMBACA TEKS NARASI BAHASA INGGRIS

KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI BERITA YANG DIPERDENGARKAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS VII SMP N 1 SITIUNG KABUPATEN DHARMASRAYA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

MEMBANGUN KEPERCAYAAN DIRI BERBICARA PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG MELALUI APLIKASI ZELLO

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh SRI DEWI RAMAWATI NIM

PENGARUH SISTEM FONOLOGI BAHASA PERTAMA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA: STUDI KASUS PADA PENUTUR BAHASA JEPANG

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI GEMBONGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR DI KELOMPOK B TK PERTIWI MOJAYAN I KLATEN TENGAH TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

FKIP Universitas PGRI Madiun

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RADEN RARA VIVY KUSUMA ARDHANI

PENGARUH PERLAKUAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN KEMAMPUAN SISWA MEMBACA

BAB V PENUTUP. (1) Terjadi kesalahan pemakaian diksi pada naskah pidato bahasa Jawa siswa

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN SISWA MENGAPRESIASI CERPEN DI SMP

- LISAN -ISIAN RINA: I LEFT MY PEN AT HOME. 2X 40 MENIT SANI: LET ME LEND YOU MINE RINA: OH, THANKS. ETC

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE KATA LEMBAGA SISWA KELAS I SD KARANGGAYAM ARTIKEL JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL MEMPENGARUHI PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan berbahasa seorang manusia tidak luput dari perkembangan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT PADA SISWA KELAS V SD N KARANGMOJO BANTUL

Transkripsi:

PENGUASAAN BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI DENGAN PENGAJAR NATIVE SPEAKER Komang Trisnadewi TK Jembatan Budaya (JB School) Jalan Raya Kuta No. 1 Kuta, Badung 80361. Telepon (0361) 752554, 752776. jbschoolbali@yahoo.com ABSTRAK Semakin berkembangnya pembelajaran bahasa Inggris bagi anak usia dini membawa pengaruh terhadap perkembangan guru yang mulai menggunakan native speaker sebagai tenaga pengajar. Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan proses pembelajaran bahasa Inggris anak usia dini melalui native speaker; (2) menganalisis penguasaan bahasa Inggris siswa; serta (3) menemukan kendala/ kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa space class TK A Jembatan Budaya yang berjumlah 19 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki penguasaan bahsa Inggris yang cukup baik walaupun dalam kenyataannya ditemukan beberapa hal yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran baik faktor dari diri siswa maupun faktor lingkungan. Kata kunci: anak usia dini, native speaker, penguasaaan bahasa inggris. ABSTRACT The development of English language learning for early childhood influences the development of using native speaker as a teacher. This study aims to (1) describe English language learning process through native speaker, (2) analyze students mastery of English, and (3) find the difficulty factors faced by the students in English learning process. Subjects of this study were 19 students of space class kindegarden A Jembatan Budaya. The result shows that the student s mastery of English was quite good although there are some factors become obstacles in English language learning process. Key words: early childhood, native speaker, mastery of English. PENDAHULUAN Dalam pembelajaran bahasa asing di Indonesia, salah satu bahasa yang dipelajari adalah bahasa Inggris yang menjadi bahasa dunia pertama yang benar-benar universal. Bahasa Inggris yang menjadi alat komunikasi internasional tentu saja harus dipelajari sehingga kita nantinya mampu berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda latar budaya serta kenegaraannya. Tidak hanya orang dewasa, anak kecil bahkan anak usia dini juga mempelajarai bahasa Inggris. Pemberian bahasa Inggris bagi anak usia dini tidak terlepas dari pendapat para ahli psikologi yang mengatakan bahwa usia sebelum memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan (golden age) dan sekaligus merupakan masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia yang akan menentukan perkembangan anak selanjtunya. Periode paling sensitif terhadap bahasa dalam kehidupan seseorang adalah antara umur nol sampai delapan tahun. Segala macam aspek dalam berbahasa harus diperkenalkan kepada anak sebelum masa sensitif ini berakhir. Pada periode sensitif ini sangat penting 1

diperkenalkan cara berbahasa yang baik dan benar karena keahlian ini sangat berguna untuk berkomunikasi dengan lingkungannya (Montessori, 1991). Semakin berkembangnya pembelajaran bahasa Inggris anak usia dini, semakin terlihat pengaruhnya terhadap perkembangan guru sebagai pengajar bahasa Inggris yang dulunya hanya menggunakan guru lokal (non-native speaker) sebagai tenaga pengajar, namun sekarang menggunakan penutur asli (native spaker). Salah satu lembaga formal pendidikan anak usia dini, yaitu Taman Kanak-kanak Jembatan Budaya yang menggunakan native speaker sebagai tenaga pengajar dalam mengajarkan bahasa Inggris kepada para siswa. Berdasarkan paparan di atas, timbul ketertarikan peneliti untuk mengetahui bagaimana penguasaan bahasa Inggris siswa TK Jembatan Budaya dengan pengajar seorang native speaker. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalah, yaitu: 1) metode apakah yang digunakan native speaker dalam proses pembelajaran bahasa Inggris pada TK A Jembatan Budaya? 2) bagaimanakah penguasaan bahasa Inggris siswa pada TK A Jembatan Budaya? 3) kendala apa yang dihadapi siswa pada proses pembelajran bahasa Inggris pada TK Jembatan Budaya? Tujuan dari penelitian ini mencakup dua hal, yakni tujuan yang bersifat umum dan yang bersifat khusus. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris melalui native speaker serta penguasaan aspek bahasa anak. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan, yaitu untuk mendeskripsikan proses pembelajaran melalui native speaker pada TK Jembatan Budaya, serta mendeskripsikan penguasaan bahasa Inggris siswa pada TK A Jembatan Budaya. Manfaat penelitian ini mencakup manfaat teoretis dan praktis yang dapat dijabarkan sebagai berikut. 1) Manfaat teoretis Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan bidang linguistik terapan yang berkaitan dengan praktik pembelajaran dan pengajaran bahasa terutama tentang metode pembelajaran bahasa Inggris khususnya bagi anak usia dini. 2) Manfaat praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai pemerolehan bahasa Inggris anak usia dini melalui native speaker yang di dalamnya mencakup metode yang digunakan oleh native speaker dalam proses pembelajaran, sejauh mana penguasaan bahasa Inggris siswa, yang mencakup pelafalan, penguasaan kosakata, tata bahasa Inggris, serta kendala yang dihadapi siswa. Dengan demikian, masyarakat memiliki gambaran tentang pembelajaran bahasa Inggris melalui native speaker. Masyarakat tidak hanya disilaukan dengan trend pembelajaran bahasa Inggris dengan native speaker, namun lebih pada kontribusi yang dapat diberikan khususnya bagi perkembangan bahasa anak. METODE PENELITIAN 2

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Sumber data dari penelitian ini adalah siswa taman kanak-kanak Jembatan Budaya serta guru native speaker. Data penelitian adalah berupa penguasaan bahasa Inggris siswa yang mencakup pelafalan bunyi-bunyi, kosakata yang dikuasai siswa, serta struktur tata bahasa yang dikuasai siswa TK Jembatan Budaya. Kata-kata yang akan diucapkan siswa menyangkut materi pembelajaran yang diajarkan dengan topik food dan zoo animal. Selain itu, proses pembelajaran bahasa Inggris juga menjadi data penelitian. Penelitian ini berlokasi di TK Jembatan Budaya yang beralamat di Jalan Raya Kuta No. 1 Kuta, Badung. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak yaitu berupa penyimakan atau pengamatan secara langsung serta metode cakap. Jadi penulis melakukan pengamatan dan melihat secara langsung ke lokasi penelitian guna memperoleh data. Selanjutnya data dianalisis dengan menghitung presentasi penguasaan kosakata bahasa Inggris anak. Dalam menyajikan hasil analisis data, penelitian ini menggunakan gabungan antara informal dan formal dalam menyajikan hasil analisis data. PEMBAHASAN Metode dalam Pembelajaran Bahasa Inggris TK A Jembatan Budaya Dari hasil penelitian didapat bahwa pada tempat TK A Jembatan Budaya, metode yang dipakai native speaker dalam mengajar adalah metode langsung dimana guru langsung menggunakan bahasa target dalam pembelajaran bahasa Inggris. Dengan metode ini, proses belajar bahasa target sama dengan belajar bahasa sumber, yakni penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam berkomunikasi (Izzan, 2008). Penekanan dalam metode langsung ini adalah pada keterampilan berbicara. Di lingkungan kelas, adapun langkah-langkah dalam pembelajaran yang dilakukan guru native speaker adalah: (a) guru menyapa siswa dan menanyakan kabar (b) guru bertanya kepada siswa berdasarkan topik yang diajarkan (c) guru memberikan kosakata yang berkaitan dengan topik (d) guru melatih siswa sambil melakukan permainan (e) guru meminta siswa mengerjakan kegiatan pada lembar kegiatan sesuai dengan topik (f) guru memberikan penilaian terhadap hasil karya siswa (g) guru mengakhiri pembelajaran dan memberi salam. Penguasaan Bahasa Inggris Siswa TK Jembatan Budaya Penelitian mengenai penguasaan bahasa Inggris siswa mencakup penguasaan pelafalan, kosakata, serta tata bahasa. Penguasaan pelafalan dan kosakata meliputi dua topik yaitu topic food dan zoo animal. Penguasaan Pelafalan dan Kosakata pada Topik food Berdasarkan pelafalan yang dihasilkan oleh siswa, dapat diketahui bahwa bunyi vokal yang berhasil dikuasai siswa pada topik food adalah /a/, /ᴂ/, /e/, /ə/, /ͻ:/, /u:/, /ʌ/, /i/, /ɒ/, /ɪ/, dan /i:/. Bunyi vokal diphthong yang berhasil diucapkan siswa, yaitu /iə/, /ɪə/, /aɪ/, dan /eə/. Dari 24 bunyi konsonan bahasa Inggris, bunyi konsonan yang diperoleh dan dikuasai siswa dengan baik pada topik food adalah 17 jenis, yaitu /p/, /l/, /ʤ/, /t/, /r/, /b/, /s/, /w/, /m/, /kj/, /k/, /d/, /g/, /tʃ/, /z/, /f/, dan /ʃ/. 3

Selain mengenai pelafalan bunyi, berikut akan disajikan tingkat penguasaan kosakata pada topik food yang terlihat pada gambar berikut. Gambar 3.1 Penguasaan Kosakata Siswa pada Topik Food cookie; 64,2 eat; 64,2 drink; 78,5 pineapple; 78,5 orange; 92,8 lemon; 42,8 pear; 21,4 fish; 100 Strawberry; cheese; 71,4 100 egg; 71,4 watermelon; cereal; 14,2 57,1 carrot; 78,5 butter; 35,7bread; 28,5 cucumber; 7,1 Gambar 3.1 menunjukkan presentase penguasaan kosakata pada topik food. Dari hasil tes yang diberikan, sebagian besar kosakata sudah dikuasi dengan baik oleh siswa. Kosakata yang menduduki peringkat pertama, yakni kosakata yang dikuasai oleh seluruh siswa dengan presentase 100% adalah kata fish dan strawberry.. Kata fish dan strawberry menjadi sangat dekat dengan anak karena selain dipelajari di sekolah wujud nyataya sering dijumpai oleh siswa. Ada beberapa kosakata yang berada pada kisaran presentase 99%- 50%. Setelah kata fish dan strawberry, terdapat kata orange dengan presentase penguasaan oleh siswa sebesar 92%, kemudian disusul oleh pineapple, carrot, dan drinke dengan presentase yang sama, yakni78, 5%. Selanjutnya terdapat kata egg dan cheese dengan presentase 71%. Presentase 64, 5% diduduki oleh kata eat dan selanjutnya kata watermelon dengan presentase 57, 1%. Sebanyak 7 kosakata berada pada presentase kurang dari 50% atau dengan kata lain, kurang dari sebagian siswa yang menguasai kata tersebut. Kata lemon dikuasai siswa dengan presentase 42, 8%. Selanjutnya terdapat kata butter dengan presentase 35,7%, bread dan cookie dengan presentase penguasaan yang sama, yaitu 28,5%. Kata pear dikuasai siswa dengan presentase 21, 4%, sedangkan cereal memiliki presentase penguasaan sebesar 14,2%. Kosakata yang memiliki presentase penguasaan terendah adalah kata cucumber dengan presentase 7,1 %. Penguasaan Pelafalan dan Kosakata pada Topik Zoo Animal Pada topik zoo animal, bunyi-bunyi vokal yang diperoleh dan dikuasai adalah /ᴂ/, /e/, /ə/, /u:/, /ʌ/, /i/, /i:/, /ɒ/, /ɑ:/, dan /ɪ/. Sama halnya dengan bunyi yang dihasilkan pada topik sebelumnya, pada topik ini juga dihasilkan bunyi diphthong yang merupakan kombinasi dari bunyi-bunyi vokal. Bunyi vokal diphthong tersebut adalah /eə/, /eɪ/, dan /aɪ/. Selain bunyi vokal tunggal dan diphthong, pada topik ini juga dihasilkan bunyi voakl triphtong, yakni bunyi yang terdiri dari tiga bunyi vokal. Bunyi vokal tersebut adalah /aɪə/ yang terdapat pada kata lion. Bunyi tersebut merupakan kombinasi tiga buah bunyi vokal, yaitu /a/, /ɪ/, dan /ə/. Pada topik zoo animal, jenis bunyi konsonan yang dihasilkan lebih sedikit, yakni 13 buah. 4

Berikut juga disajikan tingkat penguasaan kosakata oleh siswa dengan topik zoo animal. Gambar 3.2 Penguasaan Kosakata Siswa pada Topik Zoo Animal Crocodile; 78,5 Tiger; 71,4 Lion; 92,8 Elephant; 92,8 Kangaroo; 64,2 Monkey; 92,8 Snake; 85,7 Giraffe; 78,5 Bear; 42,8 Zebra; 71,4 Dari hasil tes yang diberikan pada siswa, diketahui kosakata yang paling banyak dikuasai dan kurang dikuasai siswa. Dari 10 kosakata yang diberikan guru dalam pembelajaran, diketahui bahwa tidak ada satupun siswa yang mampu menguasai seluruh kosakata dengan baik. Diantara 10 kosakata tersebut, kosakata yang paling dikuasai oleh siswa dengan presentase masing-masing 92, 8% adalah kata lion, monkey, dan elephant. Selanjutnya dengan presentase85,7% adalah kosakata snake dan crocodile. Posisi berikutnya diduuki oleh kata giraffe dengan presentase 78,5%. Presentase 71, 4% dimiliki oleh kata zebra dan tiger. Penguasaan kata kangaroo hanya mencapai presentase 64, 2% dan posisi terakhir atau kata yang tidak banyak dikuasai siswa adalah kata bear. Kesalahan yang Muncul Pemerolehan bunyi tidak terjadi secara tiba-tiba melainkan secara perlahan dan berproses. Chaer (2009) mengatakan bahwa pemerolehan fonologi terjadi melalui beberapa proses penyederhanaan umum yang melibatkan semua kelas bunyi. Pengucapan standar yaitu menurut Oxford Advanced Learners Dictionary (2005) dilafalkan salah oleh siswa. Pelafalan yang tepat merupakan peran yang penting dalam keberhasilan menggunakan bahasa tersebut. Guru selalu memberikan contoh dalam hal pengucapan kata. Dalam kenyataannya, ketika siswa diminta untuk mengucapkan sejumlah kata yang mereka lihat pada gambar yang disajakan, ditemukan beberapa kesalahan dalam pengucapan para siswa. Berikut akan disajikan kesalahan pelafalan siswa, baik bunyi vokal, diftong maupun konsonan. Kata Bunyi yang salah Bunyi yang benar Fish [fɪs] /fɪʃ/ Elephant [ɪlefen] /elɪfent/ 5

[elepent] Pear [pir] /peə(r)/ Carrot [karət] /kᴂrət/ Giraffe [ʤɪ rɑ:f] /ʤə rɑ:f/ Snake [snek] /sneɪk/ Pola Kalimat Tata Bahasa yang Dihasilkan Siswa Mengingat bahwa guru bahasa Inggris adalah seorang native speaker, agar bisa berkomunikasi dengan guru, siswa diminta untuk berbicara bahasa Inggris. Secara sintaksis, kalimat bahasa Inggris terdiri dari subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa mampu menghasilkan kalimat dalam bahasa Inggris berupa kalimat tunggal. Pola kalimat yang dihasilkan adalah sebagai berikut. (1) S P (a) I can not write S P (b) I can not see S P (2) S P O (a) This is baby S P O (b) Miss becky, I want pant S P O Jenis Kalimat yang Dihasilkan Kalimat-kalimat yang dihasilkan siswa, sesungguhnya memiliki struktur yang akan dipaparkan sebagai berikut.frank (1972), kalimat menurut jenisnya dapat dibagi menjadi declarative sentences, interrogative sentence, imperative sentences, dan exclamations.berikut adalah jenis kalimat yang mampu diucapkan siswa. (1) Kalimat pernyataan (a) I m finished (2) Kalimat pertanyaan (a) Where is the rabbit? (b) What are you doing? (3) Kalimat perintah (a) Miss, help (b) Miss, Eraser Kesalahan dalam Kalimat Siswa Selama proses pembelajaran bahasa Inggris berlangsung, siswa menghasilkan kalimat bahasa Inggris, tetapi ditemukan beberapa kesalahan dalam kalimat yang dihasilkan. Berikut akan disajikan kesalahan dalam kalimat yang dihasilkan oleh siswa. (1) Omitting grammatical morphemes (a) This mine Kalimat tersebut terdapat kesalahan yaitu hilangnya elemen is. Sesuai dengan tata bahasa, kalimat tersebut seharusnya menjadi This is mine. Hilangnya elemen be dalam kalimat tersebut disebabkan karena siswa belum memahami penggunaan be terlebih mereka belum diajarkan tentang topic tersebut. (2) Missoerdering 6

(a) I sit where Kalimat yang benar seharusnya where do I sit? Kesalahan ini mengacu pada bahasa pertama. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kalimat di atas menjadi saya duduk di mana. Dalam menghasilkan kalimat, siswa langsung menerjemahan kata per kata sesuai dengan bahasa Indonesia. SIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Metode yang digunakan oleh native speaker adalah metode langsung, yakni penggunaan bahasa yang dipelajari siswa (bahasa Inggris) secara langsung selama proses pembelajaran bahasa Inggris berlangsung. 2. Dari kosakata yang diberikan, siswa yang mampu melafalkannya dengan baik. Pelafalan siswa mencakup bunyi vokal, dipthong, tripthong, dan bunyi konsonan. Bunyi vokal yang dihasilkan siswa dengan pelafalan yang baik dari dua topik tersebut adalah /a/, /ᴂ/, /e/, /ə/, /ͻ:/, /u:/, /ʌ/, /i/, /ɒ/, /ɪ/,/ɑ:/, dan /i:/. Bunyi diphthong juga berhasil dihasilkan oleh siswa, yakni bunyi /eə/, /eɪ/, dan /aɪ/. /aɪə/ yang merupakan bunyi triphtong juga berhasil dihasilkan oleh siswa. Bunyi konsonan yang berhasil dihasilkan siswa adalah /p/, /l/, /ʤ/, /t/, /r/, /b/, /s/, /w/, /m/, /kj/, /k/, /d/, /g/, /tʃ/, /z/, /f/, /ʃ/, /n/, dan /ŋ/. Namun ada beberapa kesalahan dalam pelafalan bunyi yang diucapkan siswa, yaitu bunyi [ʃ] menjadi [s], bunyi [f] menjadi [p], bunyi [e] menjadi [ɪ], bunyi [eə] menjadi [ɪ], bunyi [ᴂ] menjadi [a], dan bunyi [eɪ] menjadi [e]. Kesalahan-kesalahan siswa dalam melafalkan bunyi disebabkan oleh pengaruh dari bahasa pertama. Tidak adanya suatu bunyi dalam bahasa pertama, cenderung membuat siswa untuk melafalkan bunyi yang serupa dengan bunyi tersebut. Ketidak konsistenan pelafalan dalam bahasa Inggris juga menjadi suatu masalah yang dapat menimbulkan kesalahan siswa dalam melafalkan kata dalam bahasa Inggris. 3. Penguasaan kosakata siswa terhadap topik food dan zoo animal sangat menunjukkan pressentase yang beragam. Pada topik food, kosakata yang dikuasai oleh seluruh siswa dengan presentase 100% adalah kata fish dan strawberry. Presentasi untuk masing-masing kata dalam topik food adalah sebagai berikut. Kata orange (92%), pineapple, carrot, dan drinke (masing-masing 78, 5%). Selanjutnya terdapat kata egg dan cheese (masing-masing 71%), eat (64, 5%), watermelon (57, 1%), lemon (42, 8%), butter (35,7%), bread dan cookie (masing-masing 28,5%). Kata pear (21, 4%), sedangkan cereal (14,2%), dan cucumber (7, 1 %). Sedangkan untuk topik zoo animal presentase penguasaan kosakata adalah sebagai berikut. Kosakata yang paling dikuasai oleh siswa dengan presentase masing-masing 92, 8% adalah kata lion, monkey, dan elephant. Selanjutnya snake dan crocodile (masing-masing 85,7%), giraffe (78,5%), zebra dan tiger (71, 4%), kangaroo (64, 2%), dan bear (42,8 %). 4. Penguasaan tata bahasa anak tergolong sederhana. Kalimat yang dihasilkan siswa cenderung tidak lengkap dan langsung ke pokok tujuan pembicaraan. Diketahui bahwa kalimat yang dihasilkan oleh siswa ternyata memiliki struktur, yaitu berstruktur SP dan SPO. Jenis kalimat yang dihasilkan oleh mereka pun beragam, dari kalimat pernyataan, kalimat pertanyaan, dan bahkan kalimat perintah. Namun, tidak dipungkiri bahwa dalam kenyataannya kalimat- kalimat yang dihasilkan masih banyak ditemukan kesalahan yang berupa Omitting grammatical morphemes (hilangnya salah satu elemen dalam kalimat) dan Missoerdering (kesalahan struktur. 5. Dari hasil observasi dan wawancara, diketahui bahwa kendala yang dihadapi siswa selama proses pembelajaran bisa berasal dari diri sendiri dan dari luar. Dari dalam diri siswa adalah berupa motivasi siswa itu sendiri. Dari hasil wawancara diketahui 7

bahwa 2 siswa mengatakan bahwa mereka tidak menyukai bahasa Inggris karena alasan sulit. Faktor dari luar berasal dari kurangnya penggunaan bahasa Inggris di luar lingkungan sekolah. SARAN Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan dalam tulisan ini yang berupa masukan yang dapat dipergunakan nantinya guna lebih berkembangnya pembelajaran bahasa Inggris anak usia dini. 1. Untuk guru bahasa Inggris TK A Jembatan Budaya, disarankan agar guru memberikan kosakata yang diajarkan secara bertahap dan tidak secara langsung memberikan keseluruhan kosakata dan kosakata tersebut disarankan untuk direview kembali pada pertemuan berikutnya. Disarankan pula agar lebih berhati-hati dan memberikan perhatian lebih untuk beberapa bunyi yang tidak terdapat dalam bahasa pertama anak saat mempelajari bahasa baru, khususnya bahasa Inggris. 2. Untuk para orang tua siswa, disarankan agar anak juga tetap dilatih untuk berbahasa Inggris selain di lingkungan sekolah, seperti misalnya lingkungan keluarga. Hendaknya siswa juga menggunakan bahasa Inggris di lingkungan luar sekolah sehingga anak akan menjadi terbiasa. DAFTAR PUSTAKA Brown, Douglas, H. 1980. Principles of Language Learning and Teaching. New Yersy: P rentice Hall Inc. Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Harmer, Jeremy.2007. The Practice of English Language Teaching. London: Longman Group Limited. Hornby, A S. 1995. Oxford Advanced Learner s Dictionary. Oxford: Oxford University Press. Izzan, Ahmad. 2008. Metodologi Pembelajaran Bahasa Inggris. Bandung; Hmaniora. Keraf, Gorys. 1993. Tata Bahasa Indonesia. Ende: Nusa Indah. Klein, Wolfgang. 1986. Second Language Acquisition. Cambridge: Cambridge University Press. Krashen, Stephen D. 1981. Second Language Acquisition and Second Language Learning. Oxford: Pergamon Press Ltd. Moeslichatoen. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak Kanak. Jakarta: Rineka Cipta. Montessori, Maria.1991. The Secret of Chidhood. New York: Ballatine Books. Tarigan, Henry Guntur. 1987. Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa. Tim penyususn. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 8

9