BAB II DESKRIPSI PENELITIAN. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM

BAB IV VISI, MISI,TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 15 TAHUN 2011

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung adalah

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2010 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PEMERINTAH KOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RINGKASAN REVISI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NGADA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2010 PEMBENTUKAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2010 TENTANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HALMAHERA BARAT DAN BUPATI HALMAHERA BARAT M E M U T U S K A N

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 8 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU TENGAH,

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KUPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN AGAM

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 39 TAHUN

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI REMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2017 SEKRETARIS BPBD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT

KEPALA BADAN KEPALA PELAKSANA JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2014 T E N T A N G

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

DAFTAR INFORMASI PUBLIK TAHUN 2017 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR. Waktu Pembuatan. Informasi

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

TUGAS POKOK & FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) PROVINSI SUMATERA BARAT

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN BANDUNG

BUPATI BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdir

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN TUBAN

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI PENELITIAN 2.1 Sejarah BPBD Kota Semarang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan otonomi daerah di bidang penanggulangan bencana. Untuk melaksanakan tugas tersebut, BPBD mempunyai fungsi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2010, tentang pembentukan Susunan dan Tata Kerja BPBD Kota Semarang, dan Peraturan Walikota Semarang Nomor 39 Tahun 2010, tentang penjabaran tugas pokok dan fungsi BPBD Kota Semarang, sebagai berikut: 1. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien. 2. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh. Pemerintah Kota Semarang telah memetakan daerah rawan bencana dan mengantisipasi bencana apa yang mungkin terjadi, selain melalui mekanisme alokasi anggaran lewat SKPD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang juga melibatkan Ubaloka, Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas), Search and Rescue Daerah (Sarda), Satuan Tugas Serba Guna Palang Merah Indonesia (Satgana PMI), Bantuan Komunikasi Kepolisian 73

Resort Kota Besar (Bankom Polrestabes) Semarang, Satuan Komunikasi Perlindungan Masyarakat (Satkom Linmas), TNI AD dan Polri untuk bersama dalam Posko Bencana 24 jam yang melibatkan seluruh unsur/ instansi/ institusi terkait juga beroperasi secara optimal dengan mengadakan fungsi koordinasi pada wilayah 177 kelurahan dan 16 kecamatan. Pembuatan waduk, relokasi, reklamasi, ketersediaan dapur umum dan perlengkapan, gladi penanggulangan bencana, itu merupakan upaya-upaya BPBD Kota Semarang dalam menghadapi / mengantisipasi / menanggulangi bencana di Kota Semarang Pada prinsipnya penanggulangan bencana bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana, yang pelaksanaannya secara terintegrasi meliputi pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana. Secara topografis, Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai. Dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya adalah dataran dengan kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 15-40%. Kondisi lereng tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu: 1. Lereng I (0-2%) meliputi KecamatanGenuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara dan Tugu,serta sebagian wilayah Kecamatan Tembalang, Banyumanik dan Mijen. 2. Lereng II (2-5%) meliputi Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur, Gunungpati dan Ngaliyan. 74

3. Lereng III (15-40%) meliputi wilayah di sekitar Kaligarang dan Kali Kreo (Kecamatan Gunungpati), sebagian wilayah kecamatan Mijen (daerah Wonoplumbon) dan sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik, serta Kecamatan Candisari. 4. Lereng IV (> 50%) meliputisebagian wilayah Kecamatan Banyumanik (sebelah tenggara), dan sebagian wilayah Kecamatan Gunungpati, terutama disekitar Kali Garang dan Kali Kripik. Curah hujan di Kota Semarang mempunyai sebaran yang tidak merata sepanjang tahun, dengan total curah hujan rata-rata 9.891 mm per tahun. Ini menunjukkan curah hujan khas pola di Indonesia, khususnya di Jawa, Suhu minimum rata-rata yang diukur di Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 21,1 C pada September ke 24,6 C pada bulan Mei, dan suhu maksimum rata-rata berubahubah dari 29,9 C ke 32,9 C (semarang.go.id) Gambar 2.1. Peta Kota Semarang (Sumber : semarang.go.id) 75

2.2 Visi dan Misi BPBD Kota Semarang 2.2.1 VISI Terciptanya masyarakat Kota Semarang yang tangguh terhadap bencana 2.2.2 MISI Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang : 1. Meningkatkan profesionalisme aparatur Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang yang berdedikasi tinggi, peduli serta antisipasif. 2. Pengembangan tata kelola penanggulangan bencana dan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan bencana 3. Meningkatkan ketahanan lingkungan dibidang pencegahan dan penanggulangan kepada masyarakat. 4. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait Untuk mendukung tercapainya visi dan misi BPBD Kota Semarang dengan sukses ada baiknya agar visi dan misi tersebut diletakan ditempat yang mudah dilihat oleh semua aparatur BPBD Kota Semarang. Tidak hanya ditempel diruang-ruang pimpinan. Diharapkan dengan mudahnya karyawan membaca visi dan misi makan akan membuat komunikasi dan gaya kepemimpinan lebih baik sehingga mendukung kinerja pegawai untuk bekerja lebih baik. 76

Gambar 2.2 Visi Misi dipasang diruang tamu kantor BPBD Kota Semarang Gambar 2.2 Budaya malu dipasang di ruamg tamu kantor BPBD Kota Semarang Gambar 2.3 Slogan Budaya Malu pendukung visi misi 77

2.2.3 Program Kegiatan Adapun program-program dan tujuan program yang dilaksanakan oleh BPBD sesuai dengan program-program pada RPJMD Kota Semarang tahun 2011-2015, adalah sbb. : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran yang bertujuan untuk meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas administrasi perkantoran. 2. Program Peningkatan sarana dan prasarana Aparatur yang bertujuan untuk mewujudkan sarana dan prasarana operasional penanggulangan bencana. 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur yang bertujuan kesiapsiagaan dalam mencegah dan menanggulangi bencana. 4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan untuk menyusun RKA dan DPA murni maupun perubahan, laporan keuangan bulanan, pengelolaan kegiatan dan penyusunan renja. 5. Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam untuk melatih berbagai elemen masyarakat dalam rangka kesiapsiagaan dalam penanganan bencana maupun dalam penanggulangan dan evakuasi korban bencana. 78

2.3 Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan pola tetap hubungan hubungan di antara fungsi fungsi, bagian bagian, ataupun posisi maupun orang orang yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda dalam suatu organisasi. Struktur organisasi BPBD Kota Semarang berbentuk lini. Struktur organisasi lini adalah suatu Struktur Organisasi dimana atasan dan bawahan dihubungkan dengan sebuah garis atau jalur ke atas dan ke bawah, bukan ke samping. Ke atas sebagai jalur pelaporan tanggung jawab, sedangkan ke bawah sebagai jalur pendelegasian tugas dan wewenang. Dalam suatu organisasi baik organisasi publik/pemerintah maupun organisasi Non Pemerintah kita tak asing lagi dengan struktur organisasi atau bagan struktur organisasi. Secara visual Bagan struktur organisasi hanya berupa gambar kotak yang dihubungkan dengan garis-garis. Bagan struktur organisasi menggambarkan alur komando/perintah, jalur koordinasi dan kerjasama, alur tanggung jawab, dan pembagian tugas dan wewenang dari tiap unit kerja atau sub unit yang ada dalam suatu organisasi. Dalam bagan struktur organisasi terdapat jalur yang menghubungkan antar unit kerja atau sub unit kerja yang ada di dalam organisasi. Yang pertama adalah garis komando/perintah yang menunjukkan alur komando/perintah yang mengalir dari pimpinan organisasi kepada unit di bawahnya sampai ke unit terendah dalam organisasi. Dalam hal ini komando/perintah mengalir ke bawah, artinya bahwa setiap pimpinan organisasi hanya dapat memerintah unit organisasi di bawahnya, tidak kesamping. Inilah yang selanjutnya lebih dikenal dengan istilah kesatuan komando (Unity of Command). Garis yang kedua adalah garis koordinasi, 79

yang menunjukkan hubungan kerja atau koordinasi antar unit atau sub unit organisasi yang ada. Koordinasi dimaksudkan agar terjadi harmonisasi kegiatan antar unit kerja. Hal ini menjadi penting karena tiap unit kerja melaksanakan spesialisasi tugas masing-masing. Kerjasama harus dilakukan kerena tiap unit kerja tidak dapat bekerja sendiri. Kerjasama tidak harus dipahami sebagai bentuk bantuan untuk bekerja bersama-sama misalnya hari ini bersama-sama bekerja di unit A, besok bersama-sama di unit B dan seterusnya. Kerjasama dapat dilakukan dengan memberi kesempatan unit kerja yang lain untuk memanfaatkan apa yang telah dihasilkan oleh suatu unit kerja. Suatu unit kerja melakukan tugasnya dengan baik dan hasilnya dapat dimanfaatkan oleh unit kerja yang lain juga merupakan bentuk kerjasama dalam organisasi. Bagan Struktur organisasi BPBD Kota Semarang sesuai Peraturan Daerah Kota Semarang nomor 12 Tahun 2010 sebagai berikut : STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BPBD KOTA SEMARANG Kepala Pelaksana Sekretaris Ka Sub Bag Umum & Ka Sub Bag.Perencanaan Ka Sub Bag. Keuangan Ka Bid. Pencegahan dan Kesiapsiagaaan Ka Bid Kedaruratan dan Logistk Sekretaris Pencegahan Kesiapsiagaan Kedaruratan Logistik Rehabilitasi Rekontruksi 80

Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan tersebut, BPBD Kota Semarang membutuhkan para pegawai yang handal di bidangnya. Adapun jumlah dan perbandingan pegawai yang dimiliki oleh BPBD Kota Semarang ditunjukkan dalam tabel berikut ini: NO Bidang/Sekretariat Jumlah Pegawai Perbandingan 1 Sekretariat 16 orang 16 : 52 2 Bidang Pencegahan dan 13 orang 13 : 52 Kesiapsiagaan 3 Bidang Kedaruratan dan 12 orang 12 : 52 Logistik 4 Bidang Rehabilitasi dan 11 orang 11 : 52 Rekontruksi Jumlah 52 orang 2.4 Iklim Komunikasi Organisasi Sesuai dengan Teori Pengorganisasian yang menyatakan bahwa organisasi adalah lebih pada upaya pengurangan ketidak pastian akan informasi yang ada di lingkungan organisasi. Anggota organisasi berada dalam sebuah lingkungan. Bukan hanya lingkungan fisik, akan tetapi lingkungan informasi (information environtment). Tidak ada jenis lingkungan yang monolitik, singular, dan tetap yang terlepas dari individu. Malahan, individu merupakan bagian dari lingkungan itu sendiri. ketika lembaga BPBD Kota Semarang dikelola oleh manajemen yang baru, segala sesuatunya diganti termasuk peraturan-peraturan yang lama. Karena tidak ada assembly rules, maka para pegawai yang sudah bekerja sejak lama disana mengandalkan kemampuan komunikasinya untuk menafsirkan informasi dalam lingkungan barunya, yaitu dengan cara bertanya pada rekannya. Agar iklim 81

komonukasi organisasi dapat berjalan baik diperlukan dukungan-dukungan kegiatan. Kegiatan tersebut antara lain adalah : No Nama Kegiatan 1 Peningkatan tata kelola manajemen melalui workshop dan sosialisasi peraturan perundangan 2 Pengembangan koordinasi bagian umum dan keuangan 3 Peningkatan kualitas tata naskah dinas 2.5 Gaya Kepemimpinan 2.5.1 Gaya Kepemimpinan di BPBD Kota Semarang Sesuai dengan teori yang digunakan, gaya kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang tidak terlihat tetapi mempengaruhi pikiran, perasaan, pembicaraan dan tindakan orang-orang yang bekerja didalam organisasi, mempengaruhi persepsi pegawai, menentukan cara kerja pegawai sehari-hari dan juga dapat membuat mereka senang dalam melaksanakan pekerjaannya. Gaya kepemimpinan menyangkut masalah perilaku orang yang bekerja dalam organisasi yang selanjutnya akan mempengaruhi perilaku anggota organisasi sehingga dapat menciptakan suatu kebersamaan baik dalam sikap maupun perilaku anggota organisasi untuk mencapai keberhasilan organisasi. Gaya kepemimpinan yang tepat akan membentuk tingkat toleransi yang tinggi dalam pengambilan resiko, agresifitas, dan fokus yang tinggi pada hasil kinerja tanpa mengabaikan proses dalam mencapai hasil tersebut. Untuk mendukung hal tersebut di BPBD Kota Semarang telah dilakanakan kegiatankegiatan pengembangan motivasi bagi para pimpinan dan staf. 82

2.6 Kinerja Pegawai Selain faktor iklim komunikasi organisasi dan gaya kepemimpinan, hal lain yang tidak boleh dilupakan dalam suatu organisasi adalah kinerja pegawai Dalam organisasi kinerja pegawai mempunyai peranan penting karena ia menyangkut langsung pada unsur manusia dalam organisasi. Kinerja pegawai yang tepat akan mampu memajukan dan mengembangkan organisasi. Dalam organisasi pemerintah maupun swasta dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh orang atau sekelompok orang, yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan kata lain tercapainya tujuan organisasi karena adanya upaya yang dilakukan oleh orang dalam organisasi tersebut. Kinerja organisasi sangat ditentukan oleh unsur pegawainya karena itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur dalam tampilan kerja dari pegawainya. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada pegawai BPBD Kota Semarang telah dilakukan beberapa kegiatan untuk meningkatkan kinerja pegawai : No Nama Kegiatan 1 Peningkatan pendidikan bagi seluruh pegawai 2 Peningkatan kompetensi pegawai 3 Perjalanan dinas 4 Honorarium manajemen 83