Keluarga inti merupakan kelompok primer yang dapat dikatakan sebagai institusi dasar berkembangnya institusi sosial yang lain.

dokumen-dokumen yang mirip
SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FEM3313

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pelaksanaan upacara perkawinan, setiap suku bangsa di Indonesia memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. watak pada individu. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya

BAB IV SISTEM PERNIKAHAN ADAT MASYARAKAT SAD SETELAH BERLAKUNYA UU NO. 1 TAHUN A. Pelaksanaan Pernikahan SAD Sebelum dan Sedudah UU NO.

PERKAWINAN ADAT. (Peminangan Di Dusun Waton, Kecamatan Mantup, Kabupaten Lamongan. Provinsi Jawa Timur) Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG UPACARA PERKAWINAN PADA MASYARAKAT JEPANG DAN MASYARAKAT TAPANULI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TAHAPAN PERKAWINAN PADA MASYARAKAT JEPANG DAN MASYARAKAT ACEH

BAB IV PENUTUP. atau maskawin. Nikah sirri artinya nikah secara rahasia atau dirahasiakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

ÉÄx{M. Joeni Arianto Kurniawan, S. H.

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami tahap-tahap kehidupan dimulai dari

Penjelasan lebih lanjut mengenai mahar dan prosesi pertunangan akan dibahas di bab selanjutnya.

BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan

(Izin Perkawinan dan Perceraian)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahasan dalam psikologi positif adalah terkait dengan subjective well being individu.

SOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 )

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Agama Republik Indonesia (1975:2) menyatakan bahwa : maka dilakukan perkawinan melalui akad nikah, lambang kesucian dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ).

BAB I PENDAHULUAN. yang berlainan jenis seks dengan persetujuan masyarakat. Seperti dikatakan Horton

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Membangun Keluarga yang Islam

BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu masyarakat. Terlebih di dalam bangsa

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. peraturan tertentu, tidak demikian dengan manusia. Manusia di atur oleh

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang berasaskan Pancasila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA

\Pengertian Lembaga Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa peralihan (Rites of Passage) akan mengalami tiga proses, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kebanggaan dan nilai tersendiri bagi kelompok sukunya. Setiap suku

BAB I PENDAHULUAN. besar.segala hal yang menyangkut tentang perkawinan haruslah dipersiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam

B. Rumusan Masalah C. Kerangka Teori 1. Pengertian Pernikahan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi belakangan ini budaya Indonesia semakin menurun dari sosialisasi

H M ISTAR A R RI R TON O G N A G, A

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makluk sosial (zoonpoliticoon), sehingga tidak bisa hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan kehidupan manusia dalam rangka menuju hidup sejahtera.

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia yang normal.

Undang-undang Diskriminasi Status Keluarga & Saya

2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya setiap manusia ingin melangsungkan pernikahan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perkawinan poligami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

etika kebijakan publik Dra. Ayun Sriatmi, M.Kes

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG TRADISI MELARANG ISTRI MENJUAL MAHAR DI DESA PARSEH KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah peneliti melakukan penelitian dan mengolah data hasil observasi

BAB VIII KELUARGA 8.1 Pengantar 8.2 Pengertian Keluarga

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

TINJAUAN YURIDIS DAMPAK PERKAWINAN BAWAH TANGAN BAGI PEREMPUAN OLEH RIKA LESTARI, SH., M.HUM 1. Abstrak

MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9

BAB I PENDAHULUAN. antara dua jenis manusia, tetapi hubungan yang masing-masing mempunyai peranan

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam membangun hidup berumah tangga perjalanannya pasti akan

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain dan hidup

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia pada dasarnya mempunyai kodrat, yaitu memiliki hasrat untuk

JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. mendiami daerah Simalungun begitu juga dengan yang lainnya. marga, dimana menghubungkan dua pihak yakni pihak parboru atau sebagai

IZIN POLIGAMI AKIBAT TERJADI PERZINAAN SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DI PENGADILAN AGAMA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana diketahui bahwa setiap perkawinan masing-masing pihak dari suami

DIFERENSIASI SOSIAL (Kemajemukan)

CIRI-CIRI LEMBAGA SOSIAL A. Ciri utama lembaga sosial (J.B. Chitambar) Merupakan seperangkat pola perilaku yg diterima termasuk peranan-peranan dan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 7.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan di lapangan dan hasil analisis data yang

PEMBAHASAN Dalam masyarakat Sasak, mengenal beberapa cara pelaksanaan perkawinan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan bagi pasangan suami istri. Perkawinan juga merupakan ikatan antara pria

SISTEM KEKERABATAN Pengertian kelompok kekerabatan merupakan deskripsi mengenai suku bangsa tertentu Perkawinan merupakan unsur universal yang

PARTISIPAN : (Yang menjual anak) Nama : Alamat : Umur : Pekerjaan : Pendidikan : Jabatan dalam gereja/masyarakat :

PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA JANDA YANG MENIKAH LAGI DI KALANGAN ETNIS ARAB

BAB I PENDAHULUAN. dapat membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Maka untuk menegakkan

I. PENDAHULUAN. Asal usul bangsa Lampung berasal dari Sekala Brak yaitu sebuah Kerajaan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu

Transkripsi:

Pranata Keluarga Istilah keluarga dapat berarti : 1. Keluarga besar (extended/consanguine family), yang dapat terdiri dari kakeknenek, mertua, bapak-ibu, anak kandung dan menantu, cucu, saudara sepupu dan seterusnya.atau dengan kata lain, keluarga besar itu terdiri dari sanak famili yang hubungan darahnya masih dekat, maupun yang dipersatukan karena perkawinan. Menurut Horton & Hunt Istilah keluarga menunjuk bbrp pengertian : 1. Suatu kelompok yang memiliki nenek moyang yang sama 2. Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh darah dan perkawinan 3. Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak 4. Pasangan nikah yang mempunyai anak 5. Satu orang, janda atau duda dengan anak 1

2. Keluarga Inti (nuclear/conjugal family) sering disebut keluarga batih, yang terdiri dari bapak-ibu(suami-istri) beserta anak anak yang belum menikah. Keluarga inti merupakan kelompok primer yang dapat dikatakan sebagai institusi dasar berkembangnya institusi sosial yang lain. Proses terbentuknya Keluarga Inti Dapat melalui tahapan sebagai berikut : 1. Kencan (dating) 2. Peminangan ( courtship) 3. Pertunangan (mate-selection) 4. Perkawinan (marriage) 2

Tidak semua masyarakat menggunakan 4 tahapan tersebut, artinya terdapat masyarakat tertentu yang hanya menggunakan 2 tahap( yang cukup banyak dilakukan adalah tahap peminangan kemudian perkawinan). Masyarakat yang menganggap cukup menggunakan 2 tahap itu terutama pada masyarakat yang menabukan kencan, atau pada masyarakat yang masih sederhana Sedang yang menggunakan 4 tahap tersebut pada umumnya adalah masyarakat modern atau masyarakat perkotaan. Tahapan kencan dan pertunangan ini cenderung digunakan oleh masyarakat kota, karena disamping rasionalnya pertimbangan untuk mendapatkan jodoh, juga karena sembari menunggu waktu agar studinya selesai, bahkan agar dapat pekerjaan lebih dulu. 3

1. Kencan (dating) Merupakan perjanjian sosial yang dilakukan oleh dua orang yang berlainan jenis kelaminnya untuk mendapatkan kesenangan. Kencan ini dapat berfungsi : a. Saling mengenal lebih dekat b. Saling menjajagi kepribadiannya c. Belajar untuk saling beradaptasi d. Belajar untuk saling mencintai e. Mendorong semangat belajar, dll Dampak negatif kencan, a.l.: 1. Pemborosan waktu 2. Pemborosan energi 3. Pemborosan uang 4. Pelanggaran moral 5. Mengganggu konsentrasi belajar 6. Dll Hal ini akan lebih parah pada wilayah yang kontrol sosialnya lemah 4

2. Peminangan (courtship) Merupakan prosesi penentuan awal hubungan dua individu yang berbeda jenis kelamin itu dapat lanjut atau tidak. Apabila telah diawali dengan proses kencan dan direstui oleh orang tua, maka tujuan peminangan dapat dipastikan diterima. Namun bila, tanpa diawali dengan kencan, maka tujuannya bisa diterima atau ditolak. Peminangan(melamar) pada umumnya dilakukan oleh keluarga pihak laki-laki, namun ada juga suatu komunitas tertentu dilakukan oleh keluarga pihak perempuan. Peminangan(melamar) yang diterima, berarti hubungan dua individu yang berbeda jenis kelamin tersebut sudah setengah resmi, karena hubungan itu telah melibatkan keluarga. 5

3. Pertunangan (mate-selection) Merupakan prosesi lanjut setelah pinangannya diterima, dimana keluarga pihak laki-laki memberikan ikatan kepada keluarga pihak wanita yang biasanya dapat berbentuk cicin atau benda lain yang harus dikenakan oleh calon pengantin laki2 dan wanita. Hal tsbt berfungsi sbg simbol yang dapat diketahui oleh masyarakat umum, bila seseorang tersebut telah bertunangan atau sudah ada yang punya. 4. Perkawinan ( marriage) merupakan proses penyatuan dua atau lebih individu yang berbeda jenis seksnya untuk membentuk keluarga atas persetujuan(disyahkan) oleh orang tua (keluarga), agama, masyarakat dan pemerintah. 6

Perkawinan mrpkn proses yg disakralkan oleh masyarakat. Oleh karena itu ada bbrp persyaratan yg hrs dipenuhi diantaranya : 1. Mahar / mas kawin 2. Pengesahan(ijab qobul) dari orang tua(wali) atau bisa diwakilkan kpd pemuka agama 3. Seagama / seiman 4. Pencatatan pada kantor urusan agama / catatan sipil. 5. Mematuhi adat istiadat setempat Fungsi Perkawinan, a.l : 1. Pengabsyahan hubungan seks 2. Peningkatan status sosial 3. Terhindar dari aib 4. Tanggung jawab terhadap anak 5. Kontrol sosial 6. Melestarikan kebiasaan 7. dll 7

Bentuk Perkawinan 1. Monogami 2. Poligami 1. Monogami adalah perkawinan seorang laki-laki dengan seorang perempuan pada waktu yang sama. Perkawinan Monogami merupakan bentuk perkawinan yang bersifat universal. Artinya bentuk perkawinan itu dapat ditemukan disemua masyarakat dan dilakukan oleh sebagian besar penduduk. Oleh karena itu, perkawinan monogami dpt dikatakan mrpkn bentuk perkawinan yang baik bagi sebagian besar penduduk dimuka bumi atau bahkan ideal. 8

Keuntungan bentuk perkawinan monogami diantaranya adalah, bahwa 1. Permasalahan yang dihadapi relatif lebih sedikit dibandingkan perkawinan poligami. 2. Tujuan perkawinan relatif lebih mudah tercapai 3. Pertambahan penduduk alamiah relatif lebih sedikit (terutama di negara yang penduduk nya sudah banyak). 2. Perkawinan Poligami terdiri dari : 2.1. Poligini 2.2. Poliandri 2.3. Cenogami 2.1. Poligini Yaitu perkawinan seorang laki-laki dengan lebih dari seorang wanita dalam waktu yang sama. 9

Poligini merupakan kecenderungan bagi setiap laki-laki, penyebabnya a.l.: 1. Umumnya laki-laki sbg tulang punggung pencari nafkah keluarga 2. Jumlah perempuan lebih banyak dp laki-laki 3. Budaya patriarkhi 4. Ajaran agama (Islam khususnya) 5. Secara fisik (alamiah) laki laki lebih kuat 6. Tidak semua perempuan bisa punya anak 2.2. Poliandri Merupakan perkawinan antara seorang perempuan kepada lebih dari satu orang lakilaki dalam waktu yang sama. Poliandri lebih banyak terjadi pada daerah yang secara ekonomi kurang menguntungkan, sehingga penghasilan seorang laki-laki tidak cukup untuk menghidupi seorang istri apalagi dengan anak anaknya 10

2.3. Cenogami Merupakan perkawinan lebih dari seorang laki-laki dengan lebih dari seorang wanita dalam waktu yang sama. Perkawinan macam ini kurang lebih terjadi pada masyarakat yang 1. Lebih mengedepankan persamaan hak dan kuajiban antara laki-laki dengan wanita 2. Mengagungkan kebebasan untuk bersikap/ berperilaku Fungsi Keluarga Inti a.l. : 1. Fungsi reproduksi/biologis /seksual 2. Fungsi sosialisasi 3. Fungsi proteksi 4. Fungsi ekonomi 5. Fungsi pemberian status 6. Fungsi afeksi 11

Keberhasilan keluarga Inti Indikatornya adalah tercapainya tujuan dan fungsi keluarga. Artinya apabila keluarga itu memperoleh kesejahteraan dan kebahagiaan sampai pada tahap kakek2 nenek2. Tercapainya tujuan tersebut membuktikan bahwa keluarga tersebut dapat menjalankan fungsi keluarga secara memadai. Masalah Keluarga Inti, a.l.: Tiada gedung yang tak retak, artinya bhw suatu klg yang sdh berusaha keras untuk mewujutkan fungsi2nya ttp dimungkinkan tidak akan tercapai secara sempurna. Lebih2 suatu klg yang dengan sengaja tidak berusaha untuk mewujutkan tujuan dan fungsi keluarga, dapat dipastikan akan menghadapi banyak masalah, spt broken home, perceraian, perselingkuhan, anak nakal dll. 12

Jadi penyebab masalah keluarga a.l.: 1. Tdk terwujutnya fungsi keluarga 2. Sikap egois yang berlebihan, spt diantaranya a. lebih mementingkan pekerjaan/karir b. selalu mau menangnya sendiri c. Poligini ataupun suka kawin- cerai 3. Kehadiran orang tua/mertua secara terus menerus di dalam keluarga dan campur tangan 13