KONDISI UMUM. Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Barat, Bogor Utara, Bogor Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13).

dokumen-dokumen yang mirip
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV KONDISI UMUM KOTA BOGOR

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. KEADAAN UMUM LOKASI STUDI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN UMUM

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

KONDISI UMUM BANJARMASIN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN UMUM KOTA BOGOR

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BOGOR

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

KONDISI W I L A Y A H

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV GAMBARAN UMUM

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

VI. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM. Tabel 13 Letak geografis Jakarta Pusat

LUAS WILAYAH ADMINISTRATIF KECAMATAN DAN JUMLAH WILAYAH ADMINISTRATIF KELURAHAN DI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2016 IBU KOTA KECAMATAN

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB III TINJAUAN LOKASI

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM

GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

KONDISI UMUM 4.1 Aspek Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

Transkripsi:

28 IV. KONDISI UMUM 4.1 Wilayah Kota Kota merupakan salah satu wilayah yang terdapat di Provinsi Jawa Barat. Kota memiliki luas wilayah sebesar 11.850 Ha yang terdiri dari 6 kecamatan dan 68 kelurahan. Enam kecamatan tersebut diantaranya Tengah, Timur, Barat, Utara, Selatan, dan Tanah Sareal (Gambar 13). Gambar 13 Peta Administrasi (Sumber: Diolah dari Data Bappeda Kota 2010)

29 Secara administratif, Kota berbatasan langsung dengan Kabupaten. Bata-batas administratif Kota, yaitu: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kemang, Bojong Gede, dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi Kabupaten 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Darmaga dan Kecamatan Ciomas Kabupaten 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin Kabupaten. 4.2 Iklim Kota memiliki suhu rata-rata 26 C, dengan suhu tertinggi 34,4 C dan suhu terendah 21,8 C, serta kelembaban udara rata-rata 70%. Curah hujan rata-rata di Kota berkisar antara 3500-4000 mm/tahun. Curah hujan bulanan berkisar 250 335 mm dengan waktu curah hujan minimum terjadi pada bulan September sekitar 128 mm, sedangkan curah hujan maksimum terjadi pada bulan Oktober sekitar 346 mm. Arah angin di Bulan Desember sampai Januari ini dipengaruhi oleh angin muson. Sementara Bulan Mei sampai Maret dipengaruhi oleh angin Muson Barat dengan arah angin 6% terhadap arah barat. 4.3 Topografi Rata-rata ketinggian Kota minimum berkisar antara 150-200 meter di atas permukaan laut dan ketinggian maksimum 450-500 meter di atas permukaan laut (M dpl), dapat dilihat pada Tabel 4. Kemiringan lahan di Kota berkisar antara 0-15 % dan sebagian kecil daerah di Kota memiliki kemiringan antara 15-30 %, dapat dilihat pada Tabel 5. Kota termasuk wilayah yang memiliki ciri permukaan yang bergelombang. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah lembah, bukit, dan sungai yang membentang luas yang menjadi ciri khas batas wilayah Kota.

30 Tabel 4 Luas Kecamatan di Kota Berdasarkan Ketinggian No Ketinggian (M dpl) Utara Timur Selatan Luas (Ha) Tengah Barat Tanah Sareal Kota 1 0-200 869,18 0 0 0 1.639,80 1.519,13 4028,1 2 201-250 853,68 46 24 317,33 1.318,96 364,84 2924,8 3 251-300 49,14 348 480 491,27 326,24 0 1694,7 4 >300 0 621 2.577 4,40 0,00 0 3202,4 Jumlah 1772 1015 3081 813 3285 1884 11850 Sumber : Kota Dalam Angka 2005 Wilayah Kecamatan Tengah didominasi oleh ketinggian antara 201-250 meter di atas permukaan laut dan 251-300 meter di atas permukaan laut, yaitu luasnya sekitar 317,33 Ha dan 491,27 Ha. Selain dua kategori ketinggian tersebut, Tengah juga terdapat range ketinggian >300 meter di atas permukaan laut, namun luasnya hanya 4,4 Ha saja. Tabel 5 Luas Kecamatan di Kota Berdasarkan Kemiringan No Kemiringan Lereng Utara Timur Selatan Luas (Ha) Tengah Barat Tanah Sareal Kota 1 Datar 137,85 182,3 169,1 125,44 618,40 530,85 1763,9 2 Landai 1.565,65 722,7 1.418,40 560,47 2.502,14 1.321,91 8091,3 3 Agak Curam 0 56 1.053,89 0 0,00 0 1109,9 4 Curam 68 44 350,37 117,54 153,81 31,24 765,0 5 Sangat Curam 0,5 10 89,24 9,55 10,65 0 119,9 Jumlah 1771,5 1015 3081 813 3.285,00 1884 11850,0 Sumber : Data Pokok Pembangunan Kota 2004 Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa Kota didominasi oleh kemiringan lahan yang landai (2-15 %) sebesar 8.091,27 Ha, yaitu sekitar 68,28% luas Kota. Sedangkan kemiringan sangat curam yang luasnya paling kecil yaitu 119,94 Ha atau sekitar 1,01% dari luas wilayah Kota. Wilayah Tengah, sebagai lokasi keberadaan Kebun Raya memiliki kemiringan lahan yang beragam, yaitu datar, landai, curam, dan sangat curam. Namun wilayah ini didominasi oleh kemiringan lereng yang landai, yaitu sebesar 560,47 Ha dari luas wilayah Tengah yaitu 813 Ha. Berikut kemiringan lahan di kawasan sekitar Kebun Raya dapat dilihat pada Gambar 14.

31 Gambar 14 Kemiringan Lahan di Sekitar Kebun Raya

32 4.4 Geologi Struktur geologi yang ada di Kota adalah aliran andesit seluas 2.719,61 Ha, kipas aluvial seluas 3.249,98 Ha, endapan seluas 1.372,68 Ha, tufa seluas 3.395,17 Ha, dan lanau breksi tufan dan capili seluas 1.112,56 Ha. Gambar 15 Geologi Batuan di Sekitar Kebun Raya

33 Secara umum, Kota ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari endapan (batuan sedimen) dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango (berupa batuan breksi tupaan/kpal). Lapisan batuan ini berada agak dalam dari permukaan tanah dan jauh dari aliran sungai. Endapan permukaan umumnya berupa alluvial yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil pelapukan endapan, yang tentunya baik untuk vegetasi. Wilayah Kebun Raya itu sendiri didominasi oleh batuan gunung api Pangrango, sedangkan wilayah sekitarnya merupakan jenis batuan gunung api Salak dan kipas aluvium (Gambar 15). 4.5 Sistem Sirkulasi dan Transportasi Sistem sirkulasi yang terdapat di Kota berupa Jalan dan rel kereta, dimana sistem transportasi yang digunakan di Kota adalah kendaraan bermotor, kereta api listrik, kendaraan tradisonal (becak dan delman), dan pejalan kaki. Jalan-jalan yang terdapat di Kota berupa jalan tol, jalan arteri primer, jalan arteri sekunder, jalan kolektor primer, jalan kolektor sekunder, jalan lokal primer, jalan lokal,dan trotoar. Pada Gambar 16 dapat dilihat bahwa jalan utama yang terdapat di Kota mengarah pada Kebun Raya. Jalan-jalan utama yang mengelilingi Kebun Raya, yaitu Jl. Ir. H. Juanda, Jl. Jalak Harupat, Jl. Otto Iskandardinata dan Jl. Pajajaran. Adapula percabangan jalan yang mengarah pada KRB, diantaranya Jl. Kapten Muslihat, Jl. Jend. Sudirman, Jl. Pajajaran, Jl. Suryakencana, dan Empang. Adapula rel kereta yang menjadi jalur kereta listrik yang berstasiun utama di Stasiun, Jalan Kapten Muslihat. Jalur rel kereta listrik ini terbentang dari Kelurahan Sukaresmi, Tanah Sareal hingga Kel. Rancamaya, Selatan. Jalur kereta ini sudah ada sejak masa pemerintahan Belanda di Kota.

34 Gambar 16 Sistem Transportasi di Sekitar Kebun Raya

35 4.6 Hidrologi Menurut sumbernya, sumber air bagi Kota diperoleh dari sungai, air tanah, dan mata air. Banyak sungai yang mengalir melewati wilayah Kota. Sungai-sungai yang mengaliri wilayah Kota dengan permukaan air yang berada jauh di bawah permukaan daratan, yaitu Sungai Ciliwung, Cisadane, Cipakancilan, Cidepit, Ciparigi, dan Cibalok. Oleh karena kondisi tersebut, Kota terbilang menjadi relatif aman dari bahaya banjir. Diantara sungai-sungai tersebut, terdapat dua sungai bear yang memiliki tujuh anak sungai, yang keseluruhan anak-anak sungai itu membentuk pola aliran paralel-subparalel sehingga mempercepat waktu mencapai debit puncak (time to peak) pada 2 sungai besar tersebut. Dua sungai besar tersebut yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane. Kedua sungai ini dimanfaatkan oleh masyarakat yang hidup di dekat sungai dan dimanfaatkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai sumber air baku. Sungai-sungai yang berdekatan dengan Kebun Raya dan menjadi pertimbangan dalam menentukan batas wilayah yang berpotensi menjadi zona penyangga, yaitu Sungai Cisadane, Sungai Cipakancilan, Sungai Cibalok, Sungai Ciliwung, dan Sungai Ciparigi. Sungai-sungai tersebut sebagian besar merupakan elemen yang menjadi bukti sejarah perjalanan perkembangan Kota dari masa ke masa. Sungai Cipakancilan sebagai suatu bagian dari sejarah peradaban Kerajaan Pajajaran, sedangkan Sungai Ciliwung dan Cisadane sebagai batas Kota pada masa penjajahan bangsa Eropa (Gambar 17).

36 Gambar 17 Peta Aliran Sungai di Sekitar Kebun Raya

37 4.7 Sosial-Ekonomi Masyarakat Penduduk yang tinggal di Kota sebagian besar merupakan pendatang dari bebrbagai daerah yang secara turun-temurun tinggal di Kota. Oleh karena itu, penduduk di Kota menjadi masyarakat yang heterogen. Berikut jumlah penduduk Kota di setiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Jumlah Penduduk Kota No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio 1 Selatan 93.203 87.542 180.745 1,06 2 Timur 47.984 46.588 94.572 1,03 3 Utara 86.915 83.405 170.320 1,04 4 Tengah 52.206 49.997 102.203 1,04 5 Barat 107.072 103.378 210.450 1,04 6 Tanah Sareal 97.268 93.508 190.776 1,04 Kota 484.648 464.418 949.066 1,04 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota 2010 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di Kota sebanyak 949.066 jiwa. Jumlah penduduk paling banyak berada di Kecamatan Barat, yaitu sebesar 210.450 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Timur, yaitu sebesar 94.572 jiwa. Kepadatan penduduk di sekitar Kebun Raya cukup beragam. Bila melihat Gambar 18, kepadatan penduduk di sekitar Kebun Raya didominasi oleh kepadatan rendah, padat, dan sangat padat. Kepadatan rendah terdapat di Kecamatan Paledang, Pabaton, dan Babakan. Kecamatan Cibogor dan Sempur memiliki Kepadatan penduduk yang padat, sedangkan kepadatan penduduk sangat tinggi terdapat di Kecamatan Kebon Kelapa, Panaragan, Empang, Bondongan, Gudang, Babakan Pasar, dan Tegalega.

38 Gambar 18 Kepadatan Penduduk di Sekitar Kebun Raya

39 Masyarakat Kota berbeda dengan masyarakat di Jakarta, karena kekerabatannya masih tinggi walaupun masyarakatnya berasal dari berbagai suku bangsa dan golongan etnis yang berbeda (heterogen). Karakteristik masyarakat Kota yang berbudaya luhur, berkehidupan agamais, kritis, inovatif, tanggap, spontanitas, dan konstruktif merupakan potensi yang dapat dikembangkan ke arah yang menunjang pembaharuan dan pembangunan. Semangat kebersamaan masyarakatnya semakin kuat, hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya paguyuban-paguyuban yang saling membangun komunikasi dan bersinergi secara intensif baik sesama paguyuban maupun pemerintah (Bappeda, 2004). Keberagaman etnis tersebut sudah ada sejak masa kependudukan bangsa kolonial di Buitenzorg. Pada masa itu setiap etnis dikotak-kotakan oleh peraturan pemerintah Belanda di masing-masing daerah, seperti daerah pecinan, daerah kauman, daerah bangsa Eropa, dan daerah bangsa pribumi. Kondisinya saat ini telah berubah, sudah tidak terdapat lagi pengkotak-kotakan berdasarkan etnis, namun kawasan-kawasan khas tersebut tetap masih ada hingga sekarang oleh keturunan-keturunannya. Penduduk dengan berbagai macam etnis ini sudah saling membaur satu sama lain, baik itu keturunan Cina, Arab, maupun warga pribumi dari suku-suku lain di Indonesia. Tabel 7 Pendapatan Daerah Regional Bruto Kota (Harga Konstan) No Sektor Tahun 2008 2007 2006 Rupiah Rupiah Rupiah % % (Juta) (Juta) (Juta) 1 Pertanian 13.122 0,309 12.717 0,317 11.724 0,310 2 Pertambangan 121 0,003 118 0,003 116 0,003 3 Industri Pengelolaan 1.197.768 28,164 1.126.542 28,073 1.059.337 28,007 4 Listrik dan Air Bersih 136.830 3,217 128.091 3,192 119.970 3,172 5 Bangunan 299.804 7,050 288.024 7,178 276.737 7,316 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1.267.518 29,804 1.205.230 30,034 1.140.876 30,163 7 Angkutan/Komunikasi 422.723 9,940 394.451 9,830 368.420 9,740 8 Bank/Keu/Perum 602.518 14,167 560.780 13,975 522.980 13,827 9 Jasa 312.419 7,346 296.908 7,399 282.230 7,462 Total 4.252.823 100 4.012.861 100 3.782.390 100 Laju Pertumbuhan 6 6 6 Sumber: Kota Dalam Angka 2009, BPS Kota %

40 Pertumbuhan ekonomi di Kota meningkat setiap tahunnya, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 mengenai Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) Kota. Pendapatan Kota banyak diperoleh dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Hal ini dikarenakan banyak terdapat sektor-sektor tersebut sebagai penunjang wisata di Kota. Kota dikenal sebagai salah satu tempat tujuan wisata dari berbagai daerah-daerah di sekitar Kota. Dari Tabel 7 juga dapat dilihat bahwa sektor pertambangan merupakan sektor terendah yang memberikan kontribusi pendapatan bagi Kota dari tahun 2006 hingga 2008. Rata-rata disetiap sektor terdapat peningkatan jumlah pendapatan disetiap tahunnya (2006-2008). Namun apabila dilihat dari segi presentasinya, sektor pertanian dan jasa merupakan sektor yang mengalami penurunan di setiap tahunnya.