I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

Berdasarkan Pasal 22E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah suatu sarana demokrasi yang digunakan untuk memilih

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki. Namun banyak pula yang beranggapan bahwa politik tidak hanya

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. memilih sebuah partai politik karena dianggap sebagai representasi dari agama

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

Pemilu DPR, DPD dan DPRD Tahun 2014

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

KODIFIKASI UNDANG-UNDANG PEMILU

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) adalah proses pemilihan orang-orang untuk mengisi

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat. Pada pasal 1 ayat 2 Undang-

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

Dibacakan oleh: Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. Nomor Anggota : A-183 FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BERITA ACARA NOMOR :. TENTANG

Relasi. Maning...! Nyoblos. Relawan Demokrasi PEMILU DPR, DPD dan DPRD Tahun 2014 BUKU SAKU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB I PENDAHULUAN. tangan rakyat, maka kekuasaan harus dibangun dari bawah. diantaranya adalah maraknya praktik-praktik money politics.

APA DAN BAGAIMANA PEMILU 2004?

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) Negara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (1)

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK

Drs. LUTFI TMA, M.Si. Direktur Politik Dalam Negeri Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri

2012, No Mengingat membentuk Undang-Undang tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR. NOMOR : 13 /Kpts-K/KPU-Kab-012.

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH

Cara Menghitung Perolehan Kursi Parpol dan. Penetapan Caleg Terpilih (3)

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 2 TAHUN 2017 tentang PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM RAYA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAB II PELAKSANA PENGAWASAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM DPR, DPD DAN DPRD. Komisi Pemilihan umum

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DIVISI TEKNIS PENYELENGGARA, HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA DAN HUPMAS

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (pemilu) merupakan instrumen yang digunakan rakyat untuk

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi

-2- Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 02 Juli 2012; MEMUTUSKAN:

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN. Era reformasi telah menghasilkan sejumlah perubahan yang signifikan dalam

-2- BAB I KETENTUAN UMUM

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

URGENSI UNDANG-UNDANG PEMILU DAN PEMANTAPAN STABILITAS POLITIK 2014

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENATAAN DAERAH PEMILIHAN DAN ALOKASI KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAE

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 59 /Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 2012

PKPU NOMOR 26 TAHUN 2013

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

DISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Pengertian KPPS

KOMISI PEMILIHAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu

BAB V PENUTUP. sistem-sistem yang diterapkan dalam penyelenggaraan Pemilu di kedua Pemilu itu

BAB II KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA. A. Sejarah Singkat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Labuhan Batu

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

Memutuskan : Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM MAHASISWA. BAB I KETENTUAN UMUM

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat dan menentukan pilihan terhadap wakil-wakilnya yang duduk di badan legislatif, juga sebagai kepala pemerintah di pusat maupun di daerah. Demokrasi juga merupakan sarana rakyat untuk mengangkat para elit politik maupun pemerintah dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Hal tersebut merupakan perwujudan bentuk kedaulatan negara ada ditangan rakyat. Salah satu persyaratan sistem demokrasi adalah adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di badan legislatif maupun yang menjadi kepala eksekutif. Sistem pemilihan umum merupakan salah satu instrumen kelembagaan penting di dalam negara demokrasi. Demokrasi itu di tandai dengan 3 (tiga) syarat yakni: adanya kompetisi di dalam memperebutkan dan mempertahankan kekuasaan, adanya partisipasi masyarakat, adanya jaminan hak-hak sipil dan politik. Untuk memenuhi

2 persyaratan tersebut diadakanlah sistem pemilihan umum, dengan sistem ini kompetisi, partisipasi, dan jaminan hak-hak politik bisa terpenuhi dan dapat dilihat. Secara sederhana sistem politik berarti instrumen untuk menerjemahkan perolehan suara di dalam pemilu ke dalam kursi-kursi yang di menangkan oleh partai atau calon. Sistem pemilu di bagi menjadi dua kelompok yakni sistem distrik dan sistem proporsional. Di Indonesia, pemilihan legislatif (DPR, DPRD I, dan DP RD II) menggunakan sistem proporsional dengan daftar terbuka. Lewat sistem semacam ini, partai-partai politik cenderung mencari kandidat yang populer sehingga punya elektabilitas yang tinggi di mata para pemilih. Daftar terbuka memungkinkan seorang kandidat mendapat contrengan lebih banyak ketimbang calon lainnya dalam partai yang sama. Bagi partai politik, populernya seorang caleg membuat pilihan pemilih terfokus kepada partainya ketimbang kepada partai-partai politik lain. Indonesia telah menyelenggarakan 10 kali pemilihan umum. Khususnya untuk pemilihan anggota parlemen (baik pusat maupun daerah) digunakan jenis Proporsional, yang kadang berbeda dari satu pemilu ke pemilu lain. Perbedaan ini akibat sejumlah faktor yang mempengaruhi seperti jumlah penduduk, jumlah partai politik, trend kepentingan partai saat itu, dan juga jenis sistem politik yang tengah berlangsung. Pemilu dianggap sebagai bentuk paling riil dari demokrasi serta wujud paling konkret keikutsertaan partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan negara. Oleh sebab itu, sistem dan penyelenggaraan pemilu hampir selalu menjadi pusat

3 perhatian utama karena melalui penataan sistem dan kualitas penyelenggaraan pemilu diharapkan dapat benar-benar mewujudkan pemerintah demokratis. Terdapat beberapa asas-asas pemilihan umum. Berdasarkan pasal 22E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, dan adil. Pengertian asas pemilu adalah berarti bebas, rahasia, jujur, masyarakat sebagai pemilih memiliki hak untuk memilih secara langsung dalam pemilihan umum sesuai dengan kehendak hati nurani, tanpa perantara. Asas pemilihan umum pada dasarnya semua warga negara yang memenuhi persyaratan sesuai dengan undang-undang ini berhak mengikuti pemilu. Pemilu bersifat umum mengandung makna menjamin kesempatan yang berlaku menyeluruh bagi semua warga negara tanpa diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, pekerjaaan, dan status sosial. Bebas, setiap warga negara yang berhak memilih bebas menentukan pilihannnya tanpa tekanan dan paksaan dari siapa pun di dalam melaksanakan haknya, setiap warga negara dijamin keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai dengan kehendak hati nurani kepentingannya serta rahasia, dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak mana pun dan dengan jalan apa pun. Pemilih memberikan suaranya

4 pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain, kepada siapa pun suaranya diberikan serta jujur dalam pelaksanaanya. Setiap penyelenggaraan Pemilu agar dapat bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku bagi semua kalangan baik aparat pemerintahan, pengawas Pemilu, dan peserta Pemilu, serta semua pihak yang terkait. Di dalam penyelenggaraan Pemilu, setiap pemilih dan peserta pemilu mendapatpelakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun. Partisipasi politik masyarakat dalam pelaksanaan pemilu legislatif merupakan kegiatan warga negara yang bertujuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan politik. Partisipasi politik dilakukan dalam posisinya sebagai warganegara, dalam proses pemilihan pemimpinpemimpin politik atau wakil rakyat. Indikatornya adalah berupa kegiatan individu atau kelompok dan bertujuan ikut aktif dalam ke-hidupan politik, memilih pimpinan publik atau mempengaruhi kebijakan publik. Sifat partisipasi politik ini adalah sukarela, bukan dimobilisasi oleh negara ataupun partai yang berkuasa. Peran serta masyarakat sangat berpengaruh dalam menentukan pilihan wakil rakyatnya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi politik masyarakat adalah lingkungan sosial politik tak langsung (sistem politik, ekonomi, budaya dan media massa), pengaruh lingkungan sosial politik langsung (keluarga, agama, sekolah dan kelompok pergaulan),

5 pengaruh faktor kepribadian, dan pengaruh faktor lingkungan sosial politik berupa situasi keadaan lingkungan pemilih. Pada tiap-tiap daerah pemilih, masing-masing partai politik mengirimkan anggota yang diajukan sebagai calon anggota legislatif. Sebelum pelaksanaan pemilu masing-masing dari calon aggota legislatif menyajikan sosialisasi program-program kerja dalam bentuk kampanye, dengan tujuan untuk memperoleh dukungan dari masyarakat. Lama masa kampanye dilaksanakan sejak 3 hari setelah calon peserta pemilu sampai dimulainya masa tenang 3 hari sebelum atau tanggal pemungutan suara. Pada pelaksanaan pemilu legislatif 9 April 2014 yang lalu, masing masing daerah melaksanakan proses penyiapan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan pemilu. Aktifitas ini juga dilaksanakan di daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat Kecamatan Tumijajar khususnya di Desa Margodadi. Pelaksanakan pemilu legislatif untuk memilih calon-calon dari berbagai partai politik untuk mengisi kursi legislatif dalam pemilihan umum anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota. Dalam partisipasi manyarakat Margodadi terdapat daftar pemilih tetap dalam partisipasi pemilu, sehingga dapat mengetahui jumlah masyarakat yang mengikuti partisipasi dalam pemilihan umum dan masyarakat yang tidak memilih. Berdasarkan daftar pemilih tetap, dapat dilihat data pemilih dan penggunaan hak pilih dalam partisipasi pemilu masyarakat Margodadi, dapat di lihat pada tabel berikut :

6 Tabel 1.1. Data Pemilih dan Penggunaan Hak pilih Desa Margodadi NO URAIAN JUMLAH 1 2 3 4 A. DATA PEMILIH B 1. Pemilih terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2. Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb) / Pengguna KTP dan KK / nama sejenis lainnya LK 1949 PR 1806 JML 3755 LK 77 PR 71 JML 148 3. Jumlah Pemilih (1+2) LK 2026 PR 1877 JLM 3903 PENGGUNA HAK PILIH 1. Pengguna Hak Pilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2. Pengguna Hak Pilih dalam Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb) / Pengguna KTP dan KK / nama sejenis lainnya LK 1536 PR 1490 JML 3026 LK 77 PR 71 JML 148 3. Jumlah Seluruh Pengguna Hak Pilih (1+2) LK 1613 PR 1561 JML 3174 Sumber : PPS Desa Margodadi Keterangan Tabel : LK PR JML = Laki-laki = Perempuan = Jumlah Data di atas menunjukan jumlah pemilih tetap dan pengguna hak pilih dalam partisipasi pemilu legislatif 2014. Jika dilihat dari pemilih terdaftar dalam daftar pemilih tetap berjumlah 3903 pemilih, dalam pelaksanaan pemilu yang lalu pada tanggal 9 April 2014, partisipasi pemilu masyarakat

7 Margodadi menggunakan hak pilihnya, hanya berjumlah 3174 pemilih. Maka jumlah daftar pemilih tetap yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam partisipasi pemilu legislatif, berjumlah 729 jiwa yang tidak berpartisipasi dalam pemilihan. Jumlah dari keseluruhan total perolehan suara yang digunakan pemilih tetap pada Desa Margodadi, pada tabel di atas partisipasi masyarakat sangat mempengaruhi penentuan masuk atau tidaknya calon kandidat. Peran masyarakat dalam proses pemilu untuk menentukan pilihannya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang dapat mempengaruhi partisipasi politik masyarakat adalah lingkungan sosial politik tak langsung (sistem politik, ekonomi, budaya dan media massa), pengaruh lingkungan sosial politik langsung (keluarga, agama, sekolah dan kelompok pergaulan), pengaruh faktor kepribadian, dan pengaruh faktor lingkungan sosial politik berupa situasi keadaan lingkungan pemilih. Adapun faktor lain sebagai berikut : Faktor-faktor yang mempengaruhi rakyat menentukan pilihan dalam pemilu legislatif antara lain faktor; orang yang dikenal dan dekat dengan rakyat, sosiologis, norma sosial, psikologis, idealisme, tingkat kecerdasan, biologis, keinginan, kehendak hati, identitas partai, kapabilitas partai politik, penampilan kandidat, citra kandidat, faktor intimidasi, dan politik uang.

8 Faktor-faktor di atas menjadi pengaruh penting bagi setiap karakteristik masyarakat dalam menentukan kandidat mana yang akan dipilihnya. Berdasarkan keinginan masyarakat itu sendiri, maupun mengaruh dari luar baik dalam proses sosialisasi politik maupun strategi kampanye para calon kandidat. Faktor-faktor di atas menjadi pengaruh masyarakat Margodadi dalam menentukan pilihannya pada pemilu legislatif yang lalu. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan secara observasi pada tanggal 11 Oktober 2014, pukul 10.00 di Desa Margodadi, Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat. Dalam pelaksanaan pemilu legislatif yang lalu pada tanggal 9 Apri 2014. Dari dokumentasi KPU Kabupaten Tulang Barat, nama-nama partai politik dalam daftar calon tetap (DCT) yang berlaga dalam Pemilu legislatif yang lalu.

9 1.2. Daftar Calon Legislatif 2014 No Nama Partai Politik DPR DPD DPRD I DPRD II P L P L P L P L 1 Partai Nasional 4 5 3 7 3 4 Demokrat 2 Partai Kebangkitan 5 4 3 7 3 5 Bangsa 3 Partai Keadilan 2 4 4 6 3 5 Sejahtera 4 Partai Demokrasi 3 6 3 7 3 4 Indonesia Perjuangan 5 Partai Golongan 4 5 6 4 3 5 Karya 6 Partai Gerakan 3 6 3 7 3 5 Indonesia Raya 7 Partai Demokrat 4 5 3 6 3 5 8 Partai Amanat 3 6 3 6 3 5 Nasional 9 Partai Persatuan 4 5 3 4 3 5 Pembangunan 10 Partai Hati Nurani 3 6 5 5 3 3 Rakyat 11 Partai Bulan Bintang 3 6 1 1 3 5 12 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 3 6 2 1 3 3 41 64 3 23 39 61 36 54 Jumlah 105 26 100 90 Sumber : KPU Kabupaten Tulang Bawang Barat Data di atas menunjukan calon-calon legislatif yang diusulkan oleh masing-masing partai politik tidak hanya laki-laki, namun kalangan perempuan turut serta dalam pencalonan karena sesuai pasal 65 ayat (1) Undang-Undang No. 12 Tahun 2003 tentang pemilihan umum dinyatakan bahwa Setiap partai politik peserta pemilihan umum dapan mengajukan calon anggota dewan perwakilan rakyat (DPR), dewan perwa kilan rakyat daerah (DPRD) provinsi dan dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD)

10 Kabupaten/kota untuk setiap daerah pemilih dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30%. Dari jumlah keseluruhan calon legislatif, KPU menentukan daerah pemilihan dari masinng-masing caleg, pada pemilu 2014 Lampung terbagi menjadi 8 dapil. Memperebutkan 85 Kursi di DPRD Provinsi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung menetapkan 85 kursi di DPRD Lampung dari 8 daerah pemilihan (dapil) dalam pemilu legislatif 2014. Penetapan 8 dapil dan 85 kursi tersebut berdasarkan hasil rapat koordinasi KPU dengan partai-partai politik peserta pemilu 2014, di aula KPU Lampung, Kamis (28/02). Kedelapan dapil tersebut : dapil I Kota Bandar lampung 11 kursi, dapil II Kabupaten Lampung Selatan (10 kursi), dapil III Kota Metro, Kabupaten Pesawaran, dan Pringsewu (11), dapil IV Kabupaten Lampung Timur (10), dapil V Lampung Tengah (12), dapil VI Lampung Utara dan Waykanan (11 kursi), dapil VII Lampung Barat dan Tanggamus (10), dan dapil VIII Tulang bawang, Tulang bawang Barat, dan Mesuji (10). Saat ini jumlah penduduk Lampung 9.586.492 jiwa, sehingga terjadi panambahan 10 kursi di DPRD Lampung menjadi 85 kursi, dari sebelumnya 75 kursi hasil pemilu 2009. Penetapan itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu DPR, DPD, dan DPRD serta Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2013. Berdasarkan Pasal 14 Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2013, maksimal alokasi kursi di setiap dapil adalah 12, termasuk untuk gabungan kabupaten /kota yang akan

11 menjadi dapil. Jadi, kabupaten/kota yang alokasinya melebihi 12 kursi harus dipecah menjadi dua dapil. Partisipasi politik tidak hanya diukur dari pelaksanaan pada hari H, tetapi juga dari setiap tahapannya. Dari rekapitulasi hasil perhitungan perolehan suara dari setiap TPS di tingkat desa dalam pemilu legislatif tahun 2014, di Desa Margodadi. Setiap partai memperoleh suara dari perhitungan setiap TPS, untuk mengetahui hasil perolehan suara setiap partai dari calon anggota legislatif. Lebih jelasnya terdapat rincian jumlah perolehan suara calon anggota legislatif pada setiap partai : 1.3. Data Rekapitulasi Perhitungan Perolehan Suara Anggota Legislatif di Desa Margodadi NO Nama Partai Politik Jumlah Suara Anggota Legislatif DPR DPD DPRD I DPRD II 1 Partai Nasional Demokrat 155 142 157 2 Partai Kebangkitan 396 414 423 Bangsa 3 Partai Keadilan Sejahtera 224 311 145 4 Partai Demokrasi 326 380 235 Indonesia Perjuangan 5 Partai Golongan Karya 248 150 133 6 Partai Gerakan Indonesia 373 158 272 Raya 7 Partai Demokrat 599 622 973 8 Partai Amanat Nasional 258 258 364 9 Partai Persatuan 52 53 57 Pembangunan 10 Partai Hati Nurani Rakyat 31 21 33 11 Partai Bulan Bintang 107 78 239 12 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia 14 7 5 Jumlah 2783 2806 2594 3036 Sumber : PPS Desa Margodadi

12 Dari Data perhitungan perolehan suara di atas, hasil pelaksanaan pemilu legislatif yang lalu 9 April 2014. Setiap partai politik memperoleh suara yang berbeda-beda, berdasarkan hasil pemilihan rakyat dari hasil jumlah gabungan TPS satu sampai sembilan. Perhitungan suara anggota suara, anggota DPD memperoleh 2806 suara, anggota DPRD provinsi sebanyak 2594, dan DPRD Kabupaten/kota sebanyak 3036 suara. Perolehan suara di atas mempengaruhi masuk tidaknya kandidat dalam anggota legislatif. Hasil perolehan suara di atas jika dikaitkan dengan sikap perilaku pemilih pada partisipasi, banyak sekali faktor-faktor yang mepengaruhi masyarakat dalam menjatuhkan pilihannya, salah satunya baik pada kapabilitas partai politik, citra kandidat maupun pada waktu proses kampanye. Hal ini sangat berpengaruh sekali dalam memperoleh suara masyarakat pada pemilu. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka identifikasi masalah adalah sebagai berikut : 1. Partisipasi masyarakat dalam memilih wakil rakyat belum maksimal 2. Sosialisasi politik masih rendah 3. Sikap perilaku pemilih masih apatis 4. Kapabilitas partai politik 5. Citra kandidat

13 C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi masalah pada: 1. Sikap Perilaku Pemilih 2. Kapabilitas Partai Politik 3. Citra Kandidat D. Rumusan Masalah Berdasakan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat pengaruh kapabilitas partai politik terhadap sikap perilaku pemilih dalam pemilu legislatif di Desa Margodadi Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2014? 2. Apakah terdapat pengaruh citra kandidat terhadap sikap perilaku pemilih dalam pemilu legislatif di Desa Margodadi Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2014? 3. Apakah terdapat pengaruh kapabilitas partai politik dan citra kandidat terhadap sikap perilaku pemilih dalam pemilu legislatif di Desa Margodadi Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2014?

14 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis : 1. Pengaruh kapabilitas partai politik terhadap sikap perilaku pemilih dalam pemilu legislatif di Desa Margodadi Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2014 2. Pengaruh citra kandidat terhadap sikap perilaku pemilih dalam pemilu legislatif di Desa Margodadi Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2014 3. Pengaruh kapabilitas partai politik dan citra kandidat terhadap sikap perilaku pemilih dalam pemilu legislatif di Desa Margodadi Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2014 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini memperkaya konsep-konsep dalam ilmu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang mengkaji tentang pendidikan politik dan kenegaraan serta salah satu kajian politik dan pemerintahan, terutama berkaitan dengan orientasi politik dan perilaku politik. b. Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini berguna untuk: 1. Bagi Guru PPkn, hasil penelitian ini berguna sebagai media bahan ajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada pokok bahasan kedaulatan rakyat dan sistem politik, serta dapat

15 memberikan contoh-contoh implentasi yang baik sesuai kejadian pada saat proses pemilu berlangsung. 2. Bagi Masyarakat Pemilih, dapat lebih selektif dalam memilih calon kandidat yang baik, untuk nantinya dapat memberikan wakil pemimpin yang dapat dipercaya, jangan karena ada faktor pemberian maupun imbalan. 3. Bagi Pengurus Partai Politik, untuk menambah informasi terkait strategi yang tepat untuk mempengaruhi masyarakat dalam memilih. 4. Bagi KPU, sebagai bahan koreksi dan referensi bagi KPU Kabupaten Tulang Bawang Barat F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan khususnya wilayah kajian pendidikan politik dan kewarganegaraan. 2. Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang telah memiliki hak pilih yang terdaftar dalam DPT di Desa Margodadi Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2014.

16 3. Ruang Lingkup Objek Objek dalam penelitian ini adalah 1. Sikap perilaku pemilih 2. Kapabilitas partai politik 3. Citra kandidat 4. Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup penelitian ini di laksanakan di Desa Margodadi Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawan Barat. 5. Ruang Lingkup Waktu Ruang lingkup waktu penelitian adalah sesuai dengan dikeluarkannya surat izin penelitian oleh Dekan FKIP Universitas Lampung.