KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 416/Kpts/OT.160/L/4/2014 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR: 406/Kpts/OT.160/L/4/2014 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 395/Kpts/OT.160/L/4/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 41/Permentan/OT.140/3/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN: KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65/Permentan/PD.410/5/2014 TENTANG

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 33/PERMEN-KP/2014 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.29/MEN/2008 TENTANG PERSYARATAN PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA BERUPA IKAN HIDUP

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2 Menetapkan 2. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2002 tentang Karantina Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 36, Tambahan Lemb

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

China pada tanggal 24 April 2OI2 telah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 381/Kpts/OT.140/10/2005 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI KONTROL VETERINER UNIT USAHA PANGAN ASAL HEWAN

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab :

2 Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5015); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Tahu

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2011 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam surat Nomor B/2795-7/M.PAN/9/2008, tanggal 26 September 2008;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 56/Menhut-II/2007 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN TELUR ULAT SUTERA MENTERI KEHUTANAN,

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/Permentan/PD.410/10/2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

2012, No.72 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Alat dan mesin peternakan dan kesehatan hewan yang

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

Regulasi sanitasi Industri Pangan

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR KEP 11/KEP-DJPB/2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

OTORITAS KOMPETEN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN UPT KIPM...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 66/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/2012 TENTANG KEWAJIBAN TAMBAHAN KARANTINA IKAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 411/Kpts/TP.120/6/1995 TENTANG PEMASUKAN AGENS HAYATI KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 18/Permentan/OT.140/3/2011 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42,

Keputusan Menteri Agama R.I. Nomor 518 Tahun 2001 Tanggal 30 Nevember 2001 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENETAPAN PANGAN HALAL

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/LB.070/8/2016 TENTANG PENGKAJIAN KEAMANAN PAKAN PRODUK REKAYASA GENETIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.15/MEN/2007 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENERBITAN IZIN USAHA OBAT IKAN

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Dokumen. Karantina Ikan. Jenis. Penerbitan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

2014, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disin

Instruksi Presiden No. 2 Tahun 1990 Tentang : Penyederhanaan Tata Cara Pengujian Mutu Ikan Segar Dan Ikan Beku

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Obat Ikan. Peredaran. Mekanisme. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Nama Perusahaan :... A l a m a t. Sebagai produsen atau pembuat pakan dengan bahan pakan :...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTALASI KARANTINA HEWAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 74/Permentan/OT.140/12/2007 TENTANG PENGAWASAN OBAT HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Permentan/PP.340/12/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 09/Permentan/OT.140/2/2009

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70/PERMENTAN/SR.140/10/2011 TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR: 13/Permentan/OT.140/2/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Tata Cara. Syarat. Pendaftaran Pakan. Pencabutan.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 34/Permentan/OT.140/7/2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN INSTANSI KARANTINA HEWAN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 369/KEP-BKIPM/2014 TENTANG

2 Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Le

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 28/Menhut-II/2010 TENTANG PENGAWASAN PEREDARAN BENIH TANAMAN HUTAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.11/MEN/2011 TENTANG INSTALASI KARANTINA IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran N

2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3299);

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH P

Transkripsi:

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 416/Kpts/OT.160/L/4/2014 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN KANDUNGAN NITRIT SARANG WALET UNTUK PENGELUARAN KE NEGARA REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencegah keluarnya hama penyakit hewan karantina (HPHK) dari wilayah negara Republik Indonesia melalui sarang walet, dilakukan tindakan karantina hewan; b. bahwa sarang walet merupakan media pembawa HPHK untuk keperluan konsumsi manusia, sehingga tindakan karantina hewan dilakukan pula untuk menjamin kandungan nitrit sarang walet agar tidak melebihi batas maksimal yang ditetapkan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Pedoman Pemeriksaan Kandungan Nitrit Sarang Walet untuk Pengeluaran ke Negara Republik Rakyat Tiongkok. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 Tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3482); i

2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 Tentang Karantina Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3482); 3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana Telah Diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011; 4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; 5. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 3238/Kpts/PD.630/9/2009 Tentang Penggolongan Jenis-jenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa; 6. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor: 484/KPTS/OT.160/L/4/2012 tentang Pedoman Persyaratan dan tata Cara Penetapan Instalasi Karantina Produk Hewan Sarang Walet dan Sriti; 7. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor: 832/Kpts/OT.140/L/3/2013 tentang Pedoman Persyaratan dan Tindakan Karantina Hewan terhadap Pengeluaran Sarang Walet Dari Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia ke Republik Rakyat Tiongkok. Memperhatikan : Protokol Persyaratan Higenitas, Karantina dan Pemeriksaan Untuk Importasi Produk Sarang Burung Walet dari Indonesia ke China Antara Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Administrasi Umum Pengawasan Mutu, Inspeksi dan Karantina Republik Rakyat China. ii

MEMUTUSKAN Menetapkan : KESATU : PEDOMAN PEMERIKSAAN KANDUNGAN NITRIT SARANG WALET UNTUK PENGELUARAN KE NEGARA REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK. KEDUA : Pedoman pemeriksaan kandungan nitrit sarang walet untuk Pengeluaran ke Negara Republik Rakyat Tiongkok sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU tercantum dalam lampiran sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan Keputusan ini. KETIGA : Pedoman pemeriksaan kandungan Nitrit Sarang Walet untuk pengeluaran ke Negara Republik Rakyat Tiongkok sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU sebagai dasar bagi petugas karantina hewan dalam melakukan: a. pemeriksaan kandungan nitrit sarang walet yang dikeluarkan dari wilayah Negara Republik Indonesia ke Republik Rakyat Tiongkok; b. pemeriksaan terhadap pelaksanaan penjaminan kadar nitrit sarang walet yang diproduksi oleh suatu perusahaan tetap di bawah 30 ppm. KEEMPAT : Petugas karantina hewan sebagaimana dimaksud pada diktum KETIGA huruf a dan b adalah Dokter Hewan Karantina dan Paramedik Karantina. iii

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal :15 April 2014 KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN, ttd Ir. BANUN HARPINI, M.Sc. Nip. 196010191985032001 Salinan Keputusan disampaikan kepada Yth 1. Menteri Pertanian RI; 2. Para Pejabat Eselon II Badan Karantina Pertanian; 3. Para Kepala Balai Besar/ Balai/ Stasiun Karantina Pertanian di Seluruh Indonesia. iv

LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 416/Kpts/OT.160/L/4/2014 TANGGAL : 15 April 2014 PEDOMAN PEMERIKSAAN KANDUNGAN NITRIT SARANG WALET UNTUK PENGELUARAN KE NEGARA REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sarang walet yang diekspor ke negara Republik Rakyat Tiongkok harus dipastikan bahwa memiliki kandungan substansi berbahaya termasuk nitrit yang dipersyaratkan oleh pemerintah negara Republik Rakyat Tiongkok tidak lebih dari 30 ppm maupun mikroorganisme yang tidak melebihi ambang batas yang dipersyaratkan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di negara Republik Rakyat Tiongkok. Persyaratan ini merupakan hasil kesepkatan kedua negara di dalam Pasal 10 Protokol Persyaratan Higenitas, Karantina dan Pemeriksaan Untuk Importasi Produk Sarang Burung Walet dari Indonesia ke China Antara Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Administrasi Umum Pengawasan Mutu, Inspeksi dan Karantina Republik Rakyat China. 1.2. TUJUAN Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi petugas karantina hewan dalam melakukan pemeriksaan terhadap kandungan nitrit sarang walet yang dikeluarkan dari wilayah negara Republik Indonesia ke negara Republik Rakyat Tiongkok serta pemeriksaan terhadap pelaksanaan penjaminan kadar nitrit sarang walet yang diproduksi oleh suatu perusahaan tetap di bawah 30 ppm. 1.3. RUANG LINGKUP Ruang lingkup Pedoman ini meliputi penjaminan kandungan nitrit agar tetap di bawah 30 ppm, tata cara pemeriksaan terhadap pelaksanaan 1

penjaminan kandungan nitrit agar tetap di bawah 30 ppm, tata cara pemeriksaan kandungan nitrit sarang walet dan pelaporan. 1.4. DEFINISI 1.4.1. Nitrit adalah sodium nitrit yang secara alami terkandung dalam sarang walet karena terbentuk dari air liur burung walet. 1.4.2. Sarang Walet kotor adalah adalah sarang walet mentah yang dipanen dari rumah walet yang masih kotor dan belum melalui proses pembersihan. 1.4.3. Sarang Walet bersih adalah sarang walet yang telah mengalami proses pembersihan dari bulu dan kotoran lainnya, sehingga sebagian besar bulu dan kotoran telah hilang dan dengan pengamatan secara visual (mata telanjang) dengan jarak 20-30 cm terlihat bersih dari bulu dan kotoran. 1.4.4. Tempat Produksi yang selanjutnya disebut rumah walet adalah tempat menghasilkan sarang walet yang dibangun secara sengaja berupa bangunan rumah walet. 1.4.5. Tempat Prosesing adalah tempat untuk melakukan proses sarang walet mulai dari penerimaan sarang walet yang baru dipanen sampai siap untuk diekspor, meliputi : pencatatan, pemilihan, pencucian, pencabutan bulu, pengeringan, pengelompokan, pemanasan, pengemasan, pelabelan, dan pengiriman. 1.4.6. Petugas Karantina Hewan yang selanjutnya disebut petugas karantina adalah Pegawai Negeri tertentu yang diberi tugas untuk melakukan tindakan karantina. 1.4.7. Higiene adalah kondisi lingkungan yang bersih yang dilakukan dengan cara mematikan atau mencegah hidupnya jasad renik patogen dan mengurangi jasad renik lainnya untuk menjaga kesehatan manusia. 1.4.8. Sanitasi adalah tindakan yang dilakukan terhadap lingkungan untuk mendukung upaya kesehatan manusia dan hewan. 2

BAB II PENJAMINAN KANDUNGAN NITRIT Penjaminan kandungan nitrit sarang walet bersih agar tetap di bawah 30 ppm dapat dilakukan dengan pemeliharaan yang baik di rumah walet dan pengangkutan dari rumah walet hingga ke tempat pemrosesan serta di tempat pemrosesan dan pengawasan selama pemrosesan sampai siap diekspor ke negara Republik Rakyat Tiongkok. 2.1. Penjaminan kandungan nitrit di rumah walet dengan cara sebagai berikut: 2.1.1. Pembersihan kotoran burung dan penggantian air kolam secara berkala; 2.1.2. Penggunaan air sumur/air bersih untuk proses perawatan, penggantian air kolam dan pembersihan rumah walet; 2.1.3. Pemeliharaan kondisi di dalam rumah walet pada suhu 25-32 C dan RH minimum 60% untuk memperlambat proses nitrifikasi; 2.1.4. Pencegahan rumah walet dari gangguan hewan pengganggu; 2.1.5. Penyimpanan sementara dalam ruangan dengan suhu yang tidak melebihi 32 C terhadap sarang walet yang tidak dikirimkan secara langsung ke tempat pemrosesan; 2.1.6. Penggunaan alat transportasi yang bersih, tertutup dan aman. Pengiriman sarang walet ke tempat pemrosesan dalam kemasan tertutup untuk pencegahan terhadap kontaminasi silang; 2.1.7. Pencatatan terhadap pemeliharaan rumah walet untuk penjaminan rendahnya kandungan nitrit di rumah walet sebagaimana angka 2.1.1 s/d 2.1.6. 2.2. Penjaminan kandungan nitrit di tempat pemrosesan dengan cara sebagai berikut: 2.2.1.1. Di Ruang Penerimaan Sarang Walet Kotor 2.2.1.1.1. Pemilahan sarang walet kotor berdasarkan warna, semakin berwarna putih sarang walet maka semakin rendah kadar nitritnya; 3

2.2.1.1.2. Penyimpanan sarang walet kotor di dalam wadah yang bersih dan tertutup; 2.2.1.1.3. Pencatatan terhadap pelaksanaan dari pemilahan dan penyimpanan sarang walet kotor sebagaimana angka 2.2.1.1.1. s/d 2.2.1.1.2. 2.2.1.2. Di Ruang Pembersihan 2.2.1.2.1. Penggunaan air sesuai standar air minum menurut Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum untuk proses pencucian karena memenuhi standar pemenuhan kadar nitrit yang sangat kecil untuk keamanan konsumsi manusia sehingga tidak berpotensi menambah kadar nitrit dalam sarang walet; 2.2.1.2.2. Proses pembersihan dilakukan pada kondisi hygienis sehingga tidak terjadi kontaminasi silang; 2.2.1.2.3. Pencucian sarang walet dilakukan dengan cara disikat di bawah kucuran air mengalir dan pencelupan untuk memudahkan pencabutan bulu. Durasi dan frekuensi pencucian dan perendaman ditentukan oleh perusahaan disesuaikan dengan hasil percobaan aktual kandungan Nitrit pada sarang walet di masing-masing perusahaan; 2.2.1.2.4. Penggantian air perendaman dilakukan secara berkala; 2.2.1.2.5. Pembersihan secara berkala terhadap peralatan dan wadah yang digunakan untuk proses pencucian sarang walet; 2.2.1.2.6. Pembersihan secara berkala terhadap lantai, sampah, tempat sampah dan lingkungan sekitar ruang pembersihan; 2.2.1.2.7. Pencatatan terhadap pelaksanaan harian dari Pembersihan peralatan dan wadah untuk proses pencucian sarang walet; Pembersihan lantai, sampah, tempat sampah dan lingkungan sekitar ruang pembersihan; Pencucian dan Penggantian air pencelupan sebagaimana angka 2.2.1.2.1. s/d 2.2.1.2.6. 4

2.2.1.3. Di Ruang Pembentukan dan Pengeringan 2.2.1.3.1. Proses pembentukan dilakukan pada kondisi hygienis sehingga tidak terjadi kontaminasi silang; 2.2.1.3.2. Proses pembentukan dilakukan di atas wadah yang mudah dibersihkan dan tidak mudah berkarat; 2.2.1.3.3. Proses pembentukan dilakukan dengan menggunakan alat yang terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah berkarat; 2.2.1.3.4. Proses pengeringan dilakukan di atas wadah dan di dalam ruangan dengan kondisi hygienis sehingga tidak terjadi kontaminasi silang; 2.2.1.3.5. Pembersihan secara berkala terhadap peralatan dan wadah untuk proses pembentukan dan pengeringan sarang walet; 2.2.1.3.6. Pembersihan secara berkala terhadap lantai, sampah, tempat sampah dan lingkungan sekitar ruang pembentukan dan pengeringan; 2.2.1.3.7. Pencatatan terhadap pelaksanaan harian dari Pembersihan peralatan dan wadah untuk proses pembentukan dan pengeringan sarang walet; Pembersihan lantai, sampah, tempat sampah dan lingkungan sekitar ruang pembentukan dan pengeringan; Pengeringan sarang walet; Suhu dan kelembaban ruang pengeringan sebagaimana angka 2.2.1.3.1. s/d 2.2.1.3.6. 2.2.1.4. Di Ruang Penyimpanan 2.2.1.4.1. Proses penyimpanan sarang walet bersih dilakukan dalam wadah yang bersih, tertutup, terlindung dari kontaminasi; 2.2.1.4.2. Penyimpanan sarang walet bersih yang telah kering pada wadah higienis dan tertutup 25 C; 2.2.1.4.3. Pembersihan secara berkala terhadap peralatan dan wadah untuk proses penyimpanan sarang walet; 5

2.2.1.4.4. Pembersihan secara berkala terhadap lantai, sampah, tempat sampah dan lingkungan sekitar ruang penyimpanan; 2.2.1.4.5. Pencatatan terhadap pelaksanaan harian dari Pembersihan meja, peralatan dan wadah untuk proses penyimpanan sarang walet; Pembersihan antara lain lantai, sampah, tempat sampah dan lingkungan sekitar ruang penyimpanan; Penyimpanan sarang walet; Suhu dan kelembaban ruang penyimpanan sebagaimana angka 2.2.1.4.1. s/d 2.2.1.4.4. 2.2.1.5. Di Ruang Pemanasan 2.2.1.5.1. Proses pemanasan dilakukan pada kondisi hygienis sehingga tidak terjadi kontaminasi silang; 2.2.1.5.2. Pemanasan sarang walet bersih pada suhu inti produk secara merata minimal 70 C, dan dipertahankan selama 3.5 detik untuk mematikan virus, jamur dan bakteri termasuk bakteri nitrifikasi; 2.2.1.5.3. Proses pemanasan dilakukan menggunakan alat dan wadah terbuat dari bahan stainless steel, mudah dibersihkan dan tidak berkarat; 2.2.1.5.4. Penggunaan air sesuai standar air minum menurut Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum untuk proses pengukusan (pemanasan); 2.2.1.5.5. Pembersihan secara berkala terhadap peralatan dan wadah untuk proses pemanasan sarang walet; 2.2.1.5.6. Pembersihan secara berkala terhadap lantai, sampah, tempat sampah dan lingkungan sekitar ruang pemanasan;dan 6

2.2.1.5.7. Pencatatan terhadap pelaksanaan harian dari Pembersihan peralatan dan wadah untuk proses pemanasan sarang walet; Pembersihan lantai, sampah, tempat sampah dan lingkungan sekitar ruang pemanasan; Pelaksanaan pemanasan; Penggantian air pengukus, sebagaimana angka 2.2.1.5.1. s/d 2.2.1.5.6. 2.2.1.6. Di Ruang Pengemasan 2.2.1.6.1. Proses pengemasan dilakukan pada kondisi hygienis sehingga tidak terjadi kontaminasi silang; 2.2.1.6.2. Pengemasan menggunakan kemasan food grade yang tertutup rapat dapat mencegah terjadinya kontaminasi secara fisik serta biologis; 2.2.1.6.3. Penyimpanan jangka pendek untuk produk yang telah dikemas dengan waktu kurang dari 4 hari dilakukan dalam ruang penyimpanan dengan suhu ruangan; 2.2.1.6.4. Penyimpanan jangka panjang untuk produk yang telah dikemas dengan kemasan yang harus terjaga dalam keadaan utuh, tidak rusak dan disimpan dalam refrigerator dengan suhu dibawah 5 C; 2.2.1.6.5. Penggunaan alat transportasi yang bersih, tertutup dan aman; dan 2.2.1.6.6. Pembersihan secara berkala terhadap lantai dan lingkungan sekitar ruang penyimpanan 2.2.1.6.7. Pencatatan terhadap pelaksanaan harian dari Pembersihan lantai dan lingkungan sekitar ruang pengemasan; Pelaksanaan pengemasan; Pelaksanaan pengiriman, sebagaimana angka 2.2.1.6.1. s/d 2.2.1.6.6. 7

BAB III TATA CARA PEMERIKSAAN PELAKSANAAN PENJAMINAN KANDUNGAN NITRIT 3.1. Pelaksana Pemeriksaan pelaksanaan penjaminan kandungan nitrit dalam sarang walet agar tetap di bawah 30 ppm, dilakukan oleh Tim yang terdiri dari dari petugas karantina hewan yang ditunjuk oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian (UPT-KP) yang bertanggungjawab pada wilayah kerja satu lokasi dengan rumah walet dan/atau tempat pemrosesan sarang walet untuk pengeluaran ke negara Republik Rakyat Tiongkok. 3.2. Waktu dan Tempat Pemeriksaan Pemeriksaan pelaksanaan penjaminan kandungan nitrit dalam sarang walet, dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali terhadap pelaksanaan pemeliharaan di rumah walet teregistrasi dan/atau tempat pemrosesan sarang walet yang telah ditetapkan sebagai instalasi karantina produk hewan dan mendapat nomor registrasi dari Kepala Badan Karantina Pertanian. 3.3. Tata Cara Pemeriksaan 3.3.1. Di Rumah Walet Pemeriksaan terhadap upaya pencegahan akumulasi kadar ammonia dan nitrit di lingkungan rumah walet dilakukan sebagai berikut : 3.3.1.1. Pemeriksaan catatan harian terhadap : 3.3.1.1.1. Pelaksanaan pembersihan kotoran burung; 3.3.1.1.2. Penggantian air kolam; 3.3.1.1.3. Monitoring suhu dan kelembaban rumah walet; 3.3.1.1.4. Penyimpanan sarang walet di suhu ruangan yang tidak melebihi 32 C untuk yang dilakukan penyimpanan sementara. 3.3.1.2. Pemeriksaan terhadap lokasi dan kebersihan sumber air yang digunakan untuk pembersihan kotoran dan penggantian air kolam serta untuk perawatan dan pembersihan sarang walet; 8

3.3.1.3. Pemeriksaan adanya rumah walet yang dilengkapi oleh alat indikator suhu dan kelembaban; 3.3.1.4. Pemeriksaan suhu rumah walet yang menunjukkan suhu 25-32 C dan kelembaban minimum 60%; 3.3.1.5. Pemeriksaan terhadap kemungkinan adanya gangguan hewan pengganggu; 3.3.1.6. Pemeriksaan terhadap jenis, kebersihan dan keutuhan kemasan sarang walet untuk penyimpanan sarang walet hasil pemanenan dan pengiriman sarang walet menuju tempat pemrosesan; 3.3.1.7. Pemeriksaan terhadap kondisi kebersihan alat pengangkut sarang walet menuju ke tempat pemrosesan. 3.3.2. Di Tempat Pemrosesan 3.3.2.1. Di Ruang Penerimaan Sarang Walet Kotor 3.3.2.1.1. Pemeriksaan catatan harian terhadap: 3.3.2.1.1.1. Pemilahan sarang walet kotor berdasarkan warna; 3.3.2.1.1.2. Penyimpanan sarang walet kotor hasil pemilahan. 3.3.2.1.2. Verifikasi secara langsung terhadap pemilahan sarang walet kotor berdasarkan warna. 3.3.2.2. Di Ruang Pembersihan Pemeriksaan terhadap kesesuaian: 3.3.2.2.1. Hasil pemeriksaan kualitas air dengan Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum; 3.3.2.2.2. SOP, Instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan pencucian dari mulai pembersihan dan pencabutan bulu; 3.3.2.2.3. SOP, Instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan penggantian air pencelupan; 9

3.3.2.2.4. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan pembersihan peralatan dan wadah yang digunakan untuk proses pencucian sarang walet; 3.3.2.2.5. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan pembersihan lantai, sampah, tempat sampah dan lingkungan sekitar ruang pembersihan. 3.3.2.3. Di Ruang Pembentukan dan Pengeringan Pemeriksaan terhadap kesesuaian: 3.3.2.3.1. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan proses pembentukan dan pengeringan; 3.3.2.3.2. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan pembersihan peralatan dan wadah untuk proses pembentukan dan pengeringan sarang walet; 3.3.2.3.3. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan pembersihan lantai, sampah, tempat sampah dan lingkungan sekitar ruang pembentukan dan pengeringan. 3.3.2.4. Di Ruang Penyimpanan Pemeriksaan terhadap kesesuaian: 3.3.2.4.1. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan penyimpanan sarang walet bersih; 3.3.2.4.2. Suhu dan kelembaban suhu ruang penyimpanan; 3.3.2.4.3. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan pembersihan peralatan dan wadah untuk proses penyimpanan sarang walet; 10

3.3.2.4.4. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan pembersihan lantai, sampah, tempat sampah dan lingkungan sekitar ruang penyimpanan. 3.3.2.5. Di Ruang Pemanasan Pemeriksaan terhadap kesesuaian : 3.3.2.5.1. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan proses pemanasan; 3.3.2.5.2. Sertifikat verifikasi alat dan sistem pemanas beserta hasil nya; 3.3.2.5.3. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan pembersihan alat dan wadah untuk proses pemanasan; 3.3.2.5.4. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan penggunaan sesuai standar air minum menurut Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 dan penggantian air untuk proses pengukusan (pemanasan); 3.3.2.5.5. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan pembersihan lantai, sampah, tempat sampah dan lingkungan sekitar ruang penyimpanan. 3.3.2.6. Di Ruang Pengemasan Pemeriksaan kesesuaian terhadap: 3.3.2.6.1. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan proses pengemasan; 3.3.2.6.2. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan penyimpanan jangka pendek dengan waktu kurang dari 4 hari dalam suhu ruangan; 3.3.2.6.3. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan penyimpanan jangka panjang dalam refrigerator dengan suhu dibawah 5 C; 11

3.3.2.6.4. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan pembersihan lantai dan lingkungan sekitar ruang penyimpanan; 3.3.2.6.5. SOP, instruksi kerja dan catatan harian dengan pelaksanaan penggunaan alat transportasi. BAB IV TATA CARA PEMERIKSAAN KANDUNGAN NITRIT SARANG WALET 4.1. Pelaksana 4.1.1. Pengambilan sampel sarang walet bersih dilakukan oleh Tim yang terdiri dari petugas karantina hewan di UPT-KP yang bertanggungjawab pada wilayah kerja yang membawahi lokasi atau tempat pemrosesan sarang walet untuk pengeluaran ke negara Republik Rakyat Tiongkok. 4.1.2. Pemeriksaan kandungan nitrit dalam sarang walet dilakukan oleh petugas laboratorium karantina hewan pada Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (BBUSKP). 4.2. Waktu dan Tempat Pemeriksaan Pemeriksaan kandungan nitrit dalam sarang walet dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali di BBUSKP. 4.3. Tata Cara Pemeriksaan 4.3.1. Pengambilan Sampel 4.3.1.1. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode pengambilan sampel sesuai Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 395/Kpts/OT.160/L/4/2014 tentang Pedoman Pemantauan Karantina untuk Pengeluaran Sarang Walet ke Negara Republik Rakyat Tiongkok; 4.3.1.2. Sampel disimpan dalam wadah yang bersih dan tertutup; 12

4.3.1.3. Sampel kemudian dikirimkan kepada Kepala BBUSKP dengan surat pengantar dari Kepala UPT KP dan ditembuskan kepada Kepala Pusat KH Kehani. 4.3.2. Metode Pemeriksaan 4.3.2.1. Pemeriksaan kandungan nitrit dalam sarang walet dilaksanakan dengan metode yang ditetapkan dan disepakati oleh kedua negara. BAB V PELAPORAN 5.1. Laporan Pemeriksaan Pelaksanaan Penjaminan Kandungan Nitrit 5.1.1. Laporan Pemeriksaan Pelaksanaan Penjaminan Kandungan Nitrit disusun sebagaimana Lampiran II pada Pedoman ini; 5.1.2. Laporan pemeriksaan pelaksanaan penjaminan kandungan nitrit selanjutnya menjadi lampiran untuk Laporan Pemantauan Karantina sebagaimana Lampiran XII Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 395/Kpts/OT.160/L/4/2014 tentang Pedoman Pemantauan Karantina untuk Pengeluaran Sarang Walet ke Negara Republik Rakyat Tiongkok. 5.2. Laporan Pemeriksaan Kandungan Nitrit Sarang Walet 5.2.1. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kandungan nitrit dari BBUSKP disusun berdasarkan tata cara pelaporan yang berlaku di BBUSKP; 5.2.2. Laporan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kandungan nitrit disampaikan kepada Kepala UPT KP bersangkutan dengan surat pengantar dari Kepala BBUSKP. 5.2.3. Laporan pemeriksaan kandungan nitrit sarang walet dari BBUSKP selanjutnya menjadi lampiran untuk Laporan Pemantauan Karantina sebagaimana Lampiran XII Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 395/Kpts/OT.160/L/4/2014 tentang Pedoman Pemantauan Karantina untuk Pengeluaran Sarang Walet ke Negara Republik Rakyat Tiongkok. 13

5.2.4. Terhadap hasil pemeriksaan yang menunjukkan kandungan nitrit melebihi 30 ppm, Kepala Badan Karantina Pertanian berdasarkan rekomendasi dokter hewan karantina dari UPT KP menerbitkan surat pemberitahuan kepada pemilik atau eksportir sarang walet yang menyatakan bahwa pemilik atau eksportir sarang walet untuk sementara tidak dapat melakukan pengeluaran sarang walet dimaksud ke negara Republik Rakyat Tiongkok. 5.2.5. Apabila ditemukan berturut-turut sebanyak 2 (dua) kali atau lebih, hasil pemeriksaan menunjukkan kandungan nitrit melebihi 30 ppm dan tindakan perbaikan yang direkomendasikan tidak segera ditindaklanjuti, Kepala Badan Karantina Pertanian berdasarkan rekomendasi dokter hewan karantina menerbitkan pencabutan surat penetapan dan nomor registrasi IKPH untuk Sarang Walet Ekspor ke negara Republik Rakyat Tiongkok. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 15 April 2014 KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN, ttd Ir. BANUN HARPINI, M.Sc. NIP. 196010191985032001 14

LAMPIRAN II KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA PERTANIAN NOMOR : 416/Kpts/OT.160/L/4/2014 TANGGAL : 15 April 2014 FORM PEMERIKSAAN KANDUNGAN NITRIT SARANG WALET UNTUK PENGELUARAN KE NEGARA REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK Nama Perusahaan : Alamat IKPH : Nomor Registrasi : Tanggal Pemeriksaan : A. Inspeksi Penjaminan Kadar Nitrit Perusahaan Jenis Pemeriksaan 1. Implementasi jaminan kandungan Nitrit dari pelaksanaan pemeliharaan rumah walet (SOP Pemeliharaan Rumah Walet) a. Ada SOP/Tidak Ada b. Bila Ada, Sesuai/Tidak sesuai dengan Pedoman Pemeriksaan Kandungan Nitrit Sarang Walet untuk Pengeluaran ke Negara Republik Rakyat Tiongkok c. Bila Tidak Ada, sebutkan alasannya 2. Contoh catatan pelaksanaan pemeliharaan rumah walet a. Ada/Tidak Ada b. Bila Ada, informasi yang dimuat apakah Sesuai/Tidak sesuai dengan Pedoman Pemeriksaan Kandungan Nitrit Sarang Walet untuk Pengeluaran ke Negara Republik Rakyat Tiongkok c. Bila Tidak Ada, sebutkan alasannya Isian Keterangan/ Catatan/Saran 1

Jenis Pemeriksaan 3. SOP Pemilahan Sarang Walet Kotor a. Ada/Tidak Ada b. Bila Ada, Sesuai/Tidak sesuai dengan Pedoman Pemeriksaan Kandungan Nitrit Sarang Walet untuk Pengeluaran ke Negara Republik Rakyat Tiongkok c. Bila Tidak Ada, sebutkan alasannya 4. SOP/ Instruksi Kerja Penjaminan Nitrit di Tempat Pemrosesan mulai dari penyimpanan bahan baku sampai pengiriman a. Ada/Tidak Ada b. Bila Ada, Sesuai/Tidak sesuai dengan Pedoman Pemeriksaan Kandungan Nitrit Sarang Walet untuk Pengeluaran ke Negara Republik Rakyat Tiongkok c. Bila Tidak Ada, sebutkan alasannya 5. Apakah ada kegiatan spesifik untuk menurunkan kadar nitrit dengan pencucian air mengalir a. Ada/Tidak Ada b. Bila Ada, berapa lama waktu pencucian per sarang walet Isian Keterangan/ Catatan/Saran Grade : Lama waktu : c. Sesuai/ Tidak sesuai dengan SOP/ Instruksi Kerja 6. Apakah ada kegiatan spesifik untuk menurunkan kadar nitrit dengan perendaman a. Ada/Tidak Ada b. Bila Ada, berapa lama waktu perendaman per sarang walet c. Sesuai/ Tidak sesuai dengan SOP/ Instruksi Kerja 7. Indikator Waktu a. Ada/Tidak Ada b. Bila Ada, Sudah/Belum Kalibrasi (Sertifikat Kalibrasi) c. Bila Sudah Kalibrasi, kapan dilakukan kalibrasi dan masa berlakunya d. Bila Belum Kalibrasi, sebutkan alasannya/koreksi/catatan Grade : Lama waktu : 2

Jenis Pemeriksaan 8. Apakah pemrosesan dilaksanakan dengan memperhatikan aspek sanitasi dan hygiene untuk mencegah kontaminasi bakteri nitrifikasi a. Ya/Tidak b. Bila Ya, Sesuai/Tidak sesuai dengan SOP 9. Apakah ada penyimpanan jangka pendek sarang walet yang telah dikemas a. Ada/Tidak Ada b. Bila Ada, Bila Ada, Sesuai/Tidak sesuai dengan Pedoman Pemeriksaan Kandungan Nitrit Sarang Walet untuk Pengeluaran ke Negara Republik Rakyat Tiongkok c. Bila Tidak Ada, sebutkan alasannya 10. Apakah ada penyimpanan jangka panjang sarang walet yang telah dikemas a. Ada/Tidak Ada b. Bila Ada, Bila Ada, Sesuai/Tidak sesuai dengan Pedoman Pemeriksaan Kandungan Nitrit Sarang Walet untuk Pengeluaran ke Republik Rakyat Tiongkok c. Bila Tidak Ada, sebutkan alasannya 11. Quality Control a. Catatan Pemeriksaan kandungan nitrit secara internal perusahaan b. Catatan hasil pemantauan UPT KP terhadap kadar nitrit di laboratorium BBUSKP/ yang telah disetujui oleh Badan Karantina Pertanian Isian Keterangan/ Catatan/Saran Hasil Pemantauan Kadar Nitrit standar 30 ppm : 1. (sesuai/tidak sesuai) * 2. (sesuai/tidak sesuai) * 3. (sesuai/tidak sesuai) * 4. (sesuai/tidak sesuai) * B. Pengambilan sampel sarang walet untuk pemantauan Besar Lot (N) Sampel yang diambil untuk pengujian (n) Tanggal Pengambilan Tanggal Pengujian (BBUSKP) Hasil Pengujian 3

Kesimpulan Sesuai hasil pemeriksaan pelaksanaan penjaminan kadar nitrit di instalasi karantina produk hewan (IKPH) untuk ekspor sarang walet ke RRT, dengan nomor registrasi... milik PT/CV...yang beralamat di..., hasil pemantauan kadar nitrit 30 ppm/ 30ppm *) sehingga pelaksanaan penjaminan sarang walet untuk eskpor ke RRT SESUAI/TIDAK SESUAI *) dengan Pedoman Pemeriksaan Kandungan Nitrit Sarang Walet untuk Pengeluaran ke Republik Rakyat Tiongkok dan SOP Penjaminan Kadar Nitrit Perusahaan Rekomendasi...... Catatan : *) coret salah satu Nama dan NIP Petugas Karantina Lokasi, Tanggal, Bulan, Tahun dan Tandatangan 1.... 2.... dst 4