PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG IZIN PRAKTEK TENAGA MEDIS DAN TENAGA KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2002 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 62 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 62 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 18 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 14 TAHUN 2006 RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 18 TAHUN 2007 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 3 PERATURAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 15 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK ANGKUTAN DARAT DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengingat : membutuhkan pembiayaan sehingga dapat dipungut retribusi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR : 6 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMINDAHAN KENDARAAN DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA NOMOR 04 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 46 TAHUN 2000 (46/2000) TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN ANGKUTAN UMUM DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DAN ANGKUTAN DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAN BERMOTOR

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 2 Tahun 2002 Seri: B

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

BUPATI GOWA RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 16 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DITEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 04 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN USAHA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : C

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 5 TAHUN 2012 T E N T A N G RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 53

SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 08 TAHUN?? 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

BUPATI BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

RETRIBUSI PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SORONG,

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

QANUN KABUPATEN NAGAN RAYA NOMOR : 9 TAHUN 2009 T E N T A N G RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI ANGKUTAN KENDARAAN UMUM DI JALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

BUPATI MUSI RAWAS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSIIZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA ANGKUTAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM DAN KENDERAAN KHUSUS

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 19 tahun 1998 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN TRAYEK

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 17 TAHUN 2006 RETRIBUSI IZIN TRAYEK

PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PENDARATAN KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

- 1 - BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 4 TAHUN 2008

RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN TRAYEK

NOMOR : 34 TAHUN 2008

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewengan Propinsi sebagai Daerah Otonom, Pengaturan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor merupakan wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota; b. bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah dan untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah serta upaya peningkatan keselamatan para pengguna jasa angkutan dan pengguna jalan serta kelestarian lingkungan perlu mengatur dan menetapkan serta penertiban terhadap pengujian kendaraan bermotor dalam Daerah Kabupaten Agam; c. bahwa untuk mengatur Retribusi Pengujian Kendaraan bermotor, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Agam. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah ( Lembaran Negara Tahun 1956 Nomor 25 ); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209 ); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan ( Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3406 ); 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685 ); 1

5. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 7. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan Tanggung Jawab Keuangan Negara ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 9. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4441); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258 ); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan ( Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3527 ); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Di Jalan ( Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3528 ); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Dan Lalu Lintas Jalan ( Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3529 ); 2

14. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan Dan Pengemudi ( Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3530 ); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor4022); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952 ); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139 ) 18. Peraturan Daerah Kabupaten Agam Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah ( Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 5 ). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN AGAM dan BUPATI AGAM MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Agam. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Agam. 3. Bupati adalah Bupati Agam. 3

4. Kendaraan Bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu. 5. Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyakbanyaknya 8 ( delapan ) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. 6. Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. 7. Mobil Barang adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam mobil penumpang dan mobil bus. 8. Kendaraan Khusus adalah kendaraan bermotor selain dari pada kendaraan bermotor untuk penumpang dan kendaraan bermotor untuk barang, yang penggunaannya untuk keperluan khusus atau mengangkut barang-barang khusus. 9. Kereta Gandengan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang seluruh bebannya ditumpu oleh alat itu sendiri dan dirancang untuk ditarik oleh kendaraan bermotor. 10. Kereta Tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkut barang yang dirancang untuk ditarik dan sebagian bebannya ditumpu oleh kendaraan bermotor penariknya. 11. Pengujian Kendaraan Bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan, dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan. 12. Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor yang selanjutnya disebut uji berkala adalah pengujian kendaaan bermotor yang dilakukan secara berkala terhadap setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan, dan kendaraan khusus. 13. Buku Uji Berkala adalah tanda bukti lulus uji berkala berbentuk buku yang berisi data dan legitimasi hasil pengujian setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan, atau kendaraan khusus. 14. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya. 4

15. Pemeriksaan kendaraan Bermotor adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pemeriksa terhadap kendaraan bermotor mengenai pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan serta pemenuhan kelengkapan persyaratan administratif. 16. Buku Uji Berkala adalah tanda bukti lulus uji berkala berbentuk buku yang berisi data dan legitimasi hasil pengujian setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan, atau kendaraan khusus. 17. Retribusi Jasa Umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 18. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor selanjutnya disebut Retribusi adalah pembayaran atas pelayanan pengujian kendaraan bermotor. 19. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pengujian kendaraan bermotor yang menurut peraturan perundang-undangan diwajibkan melakukan pembayaran retribusi. 20. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa pelayanan pengujian kendaraan bermotor. 21. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang. 22. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan berdasarkan peraturan perundang-undangan retribusi Daerah. 23. Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi serta menemukan tersangkanya. BAB II OBJEK DAN SUBJEK PENGUJIAN KENDARAAN Pasal 2 (1) Setiap orang atau badan yang mempunyai kendaraan bermotor yang dioperasikan dijalan wajib dilakukan uji berkala. (2) Pengujian sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan oleh Tenaga Pengujian dari Organisasi Perangkat Daerah yang berwenang dibidang perhubungan. 5

Pasal 3 (1) Objek pengujian berkala kendaraan bermotor adalah: a. mobil penumpang dan mobil bus umum; b. mobil barang, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus; (2) Tidak termasuk objek pengujian berkala kendaraan bermotor adalah sepeda motor. Pasal 4 Subjek pengujian berkala kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan yang dimiliki oleh orang pribadi atau badan. BAB III PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR Pasal 5 Untuk pelaksanaan uji berkala, pemohon harus mengisi formulir permohonan dengan melampirkan: a. bukti pembayaran biaya uji berkala; b. surat tanda nomor kendaraan bermotor dan bukti pemilik kendaraan bermotor; c. sertifikat registrasi uji tipe; d. foto copy KTP pemilik kendaraan dengan menunjukkan aslinya; e. membawa kendaraan ke unit pelaksana pengujian kendaraan. Pasl 6 (1) Permohonan yang telah memenuhi persayaratan sebagaimana dimaksud Pasal 5, maka terhadap kendaraannya dilakukan pengujian. (2) Apabila permohonan sebagaimana dimaksud Pasal 5 tidak memenuhi persyaratan, maka permohonan ditolak. (3) Keputusan penolakan harus dibuat secara tertulis dengan alasan yang jelas. Pasal 7 (1) Apabila kendaraan yang diuji dinyatakan tidak lulus uji, petugas penguji wajib memberitahukan secara tertulis: a. perbaikan yang harus dilakukan; b. waktu dan tempat dilakukan pengujian ulang. (2) Pemilik atau Pemegang kendaraan dalam jangka waktu 14 ( empat belas ) hari harus melakukan perbaikan dan pengujian ulang tanpa mengajukan permohonan kembali. Pasal 8 (1) Apabila pemilik atau pemegang kendaraan tidak menerima hasil uji sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (3), pemilik atau pemegang kendaraan dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada pimpinan petugas penguji yang bersangkutan. 6

(2) Pimpinan Petugas Penguji, setelah menerima pengajuan keberatan, dalam jangka waktu minimal 2 ( dua ) jam wajib memberikan jawaban secara tertulis kepada pemilik atau pemegang kendaraan apakah permohonan diterima atau ditolak. (3) Apabila permohonan keberatan diterima, maka petugas penguji harus melakukan pengujian kembali. (4) Apabila permohonan keberatan ditolak, pemilik atau pemegang kendaraan tidak dapat lagi mengajukan keberatan. Pasal 9 Terhadap Kendaraan yang telah lulus uji berkala, diberikan tanda bukti lulus uji berkala berupa buku dan tanda uji berkala, harus dilengkapi dengan tanda samping. Pasal 10 Pengaturan lebih lanjut tentang Teknis Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor diatur lebih lanjut dengan Peratruan Bupati. BAB IV MASA BERLAKU UJI BERKALA Pasal 11 Masa berlakunya uji berkala adalah 6 ( enam ) bulan. Pasal 12 (1) Masa uji berkala dapat diperpanjang apabila, pada saat masa uji berkala berakhir kendaraan tidak dapat untuk dilakukan pengujian berkala. (2) Perpanjangan sebagaimana dimaksud ayat (1), dilakukan dengan mengajukan permohonan dengan melampirkan persyaratan, yaitu: a. tanda bukti lulus uji yang lama; b. tanda jati diri pemilik kendaraan; c. tanda terima laporan bagi kendaraan yang tiadak dapat melakukan uji berkala pada saat masa pengujian berkala berakhir; d. lulus uji berkala. BAB V PERUBAHAN DAN PENGGANTIAN TANDA BUKTI LULUS UJI Pasal 13 (1) Tanda bukti lulus uji berkala dapat diubah apabila adanya perubahan pada spesifikasi teknis dan/atau data pemilik, dan/atau wilayah operasi kendaraan. (2) Perubahan sebagaimana dimaksud ayat (1), dilakukan dengan mengajukan permohonan dengan melampirkan persyaratan, yaitu: a. tanda bukti lulus uji yang lama; b. tanda jati diri pemilik kendaraan; 7

c. keterangan mengenai perubahan-perubahan spesifikasi teknis dan/atau data pemilik, dan/atau wilayah operasi kendaraan; d. lulus uji berkala. Pasal 14 (1) Tanda lulus uji berkala dapat diganti apabila adanya perubahan pada spesifikasi teknis dan/atau data pemilik, dan/atau wilayah operasi kendaraan. (2) Perubahan sebagaimana dimaksud ayat (1), dilakukan dengan mengajukan permohonan dengan melampirkan persyaratan, yaitu: a. tanda bukti lulus uji yang lama; b. tanda jati diri pemilik kendaraan; c. keterangan mengenai perubahan-perubahan spesifikasi teknis dan/atau data pemilik, dan/atau wilayah operasi kendaraan; d. lulus uji berkala. BAB VI NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 15 Dengan nama Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan pengujian kendaraan bermotor. Pasal 16 Objek Retribusi adalah pelayanan pengujian oleh Pemerintah Daerah terhadap kendaraan bermotor orang pribadi atau badan. Pasal 17 Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan pengujian kendaraan bermotor. BAB VII GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 18 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor digolongkan sebagai Retribusi Jasa Umum. BAB VIII CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 19 Tingkat Penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis dan jumlah kendaraan bermotor yang diuji. 8

Prinsip dalam BAB IX PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF RETRIBUSI Pasal 20 penetapan struktur dan besarnya tarif adalah untuk menutup biaya penyelenggaraan pelayanan dan memberikan kontribusi kepada Pendapatan Asli Daerah. BAB X STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 21 (1) Struktur dan besarnya tarif digolongkan berdasarkan jenis kendaraan bermotor. (2) Struktur dan besarnya tarif ditetapkan sebagai berikut: a. Mobil Penumpang Rp. 36.000, b. Mobil Bus. Rp. 41.000,- c. Mobil Barang. Rp. 41.000,- d. Kendaraan Khusus. Rp. 41.000,- e. Kereta Gandengan. Rp. 31.000,- f. Kereta Tempelan Rp. 31.000,- Pasal 22 Penerimaan rertibusi merupakan pendapatan daerah yang disetorkan ke Kas Daerah. BAB XI WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 23 Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat pelayanan diberikan. BAB XII MASA DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 24 Masa retribusi adalah jangka waktu berlakunya hasil pengujian. Pasal 25 Saat retribusi terutang adalah pada saat ditetapkannya SKRD. BAB XIII TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 26 (1) Pemungutan retribusi dilakukan dengan menerbitkan SKRD. (2) Bentuk SKRD sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Bupati. 9

BAB XIV TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 27 Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus pada saat diterbitkannya SKRD. BAB XV SANKSI ADMINISTRASI Pasal 28 Wajib Retribusi yang tidak membayar retribusi tepat pada waktunya dikenakan sanksi administrasi berupa denda, yaitu: a. keterlambatan kurang dari 1 ( satu ) bulan 100% b. keterlambatan 1 ( satu ) bulan sampai 2 ( dua ) bulan 200 % c. keterlambatan lebih 2 ( dua ) bulan sampai 3 ( tiga ) bulan 300% d. keterlambatan lebih 3 ( tiga ) bulan sampai 4 ( empat ) bulan 400% e. keterlambatan lebih 4 ( empat ) bulan sampai 5 ( lima ) bulan 500% f. keterlambatan lebih dari 5 ( lima ) bulan 600% BAB XVI KERINGANAN Pasal 29 (1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keringanan atas SKRD yang diterbitkan. (2) Keringanan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat berupa pengurangan atau pembebasan retribusi. (3) Permohonan keringanan diajukan secara tertulis kepada Kepala Perangkat Daerah yang berwenang dibidang perhubungan. (4) Keringanan dapat diberikan secara selektif setelah mempertimbangkan kemampuan wajib retribusi. BAB XVII KETENTUAN PIDANA Pasal 30 (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah, diancam pidana kurungan paling lama 3 ( tiga ) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- ( lima juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah tindak pidana pelanggaran. 10

BAB XVIII PENYIDIKAN Pasal 31 (1) Selain Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah yang diberi wewenang khusus sebagai Penyidik. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah: a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana pelanggaran; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan; c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal dari tersangka; d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. Mengambil sidik jari dan memotret tersangka; f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. Mendatangkan orang ahli dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya; i. Melakukan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. j. Menghentikan penyidikan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (2) membuat berita acara setiap tindakan tentang: a. Pemeriksaan tersangka; b. Pemasukan rumah; c. Penyitaan benda; d. Pemeriksaan surat; e. Pemeriksaan saksi; f. Pemeriksaan ditempat kejadian. 11

(4) Berita Acara sebagaimana dimaksud ayat (3) dikirimkan tembusannya kepada Kejaksan Negeri. BAB XIX KETENTUAN PENUTUP Pasal 32 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. Pasal 33 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Agam. Ditetapkan di Lubuk Basung pada tanggal 7 Desember 2005 BUPATI AGAM, Dto. Diundangkan di Lubuk Basung pada tanggal 7 Desember 2005 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN AGAM, Dto. ARISTO MUNANDAR Drs. MUCHSIS MALIK NIP. 010081886. LEMBARAN DAERAH KABUPATEN AGAM TAHUN 2005 NOMOR 9. 12

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR TAHUN 2005 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR I. UMUM Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom, telah memberikan kewenangan yang luas nyata dan bertanggung jawab kepada Daerah, sehingga memberikan peluang kepada Daerah untuk leluasa mengatur dan melaksanakan kewewenangan atas prakarsa sendiri sesuai dengan kepentingan masyarakat dan potensi Daerah. Tujuan peletakan kewenangan dalam penyelenggaraan otonomi daerah, adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerataan dan keadilan, demokratisasi serta penghormatan budaya lokal dan memperhatikan potensi serta keanekaragaman Daerah. Pengujian Kendaraan Bermotor merupakan salah satu Kewenangan Kabupaten. Adapun tujuan dilaksanakannya Pengujian kendaraan adalah untuk memberikan jaminan keselamatan ecara teknis terhadap penggunaan kendaraan bermotor dijalan, melestarikan lingkungan serta memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan pengangkutan orang atau barang diperlukan adanya pengujian kendaraan bermotor, untuk itu pemenuhan itu perlu diatur dengan Peraturan Daerah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 13

Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Ayat (1) Ayat (2) a. yang termasuk mobil penumpang, seperti oplet dan taksi. b. yang termasuk mobil bus, seperti bus kecil, bus sedang dan bus besar. c. yang termasuk mobil barang, seperti pick up dan truk. d. yang termasuk kendaraan khusus, seperti tanki, mobil pemadam kebakaran, dan ambulans. Pasal 9 Pasal 10. Pasal 11 Pasal 12 Cukup Jelas 14

Pasal 13 Pasal 14. Pasal 15 Pasal 16 Cukup Jelas Pasal 17 Cukup Jelas Pasal 18 Pasal 19 Cukup Jelas Pasal 20 15