BAB I PENDAHULUAN. (Kepmendikbud Nomor 0486/U/1992, Bab II Pasal 3 ayat (1)). Pasal 31 ayat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut. (Pasal 1 ayat 14 menurut UU No. 20 Tahun 2003)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sederajat) dan jalur pendidikan informal yang berbentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun menurut. Undang-Undang Republik Indonesia, dan 0-8 tahun menurut

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah usia emas dimana anak memiliki karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

BAB I PENDAHALUAN. Pendidikan Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak merupakan. sekarang ini, salah satu upaya ke arah tersebut adalah Pendidikan Anak Usia

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan suatu periode pada saat individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang bertujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan pada anak pun harus disusun secara bertingkat, dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Usia Anak UsiaDini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki karakteristik yang khas, baik dalam hal sikap, perhatian, minat, dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian, minat, dan kemampuan dalam belajar. Segala yang ia lihat, ia

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bahasan yang menarik dalam dunia pendidikan. Karena Sistem

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan, yang harus dirawat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. proses perubahan untuk membangunmanusia bermutu. Becker (Jasmansyah,

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini pada jalur formal berbentuk Taman Kanakkanak (TK), adalah pendidikan prasekolah yang ditujukan bagi anak usia 4-6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar (PP Nomer 27/1990). Tujuan penyelenggaraan TK adalah membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan, serta daya cipta anak didik untuk pertumbuhan serta perkembangan anak didik selanjutnya (Kepmendikbud Nomor 0486/U/1992, Bab II Pasal 3 ayat (1)). Pasal 31 ayat (1) meneyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Sedangkan menurtut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat (3), yaitu pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak, RA, atau bentuk lain yang sederajat. Didalam PERMENDIKNAS Nomor 58 Tahun 2009 Tanggal 17 September 2009, Standar PAUD merupakan bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang dirumuskan dengan Pertimbangan Karakteristik penyelenggaraan PAUD. 1

2 Standar PAUD terdiri atas empat kelompok yaitu: (1) Standar Tingkat Pencapaian Pengembangan; (2) Standar Pendidik dan Tenaga kependidikan; (3) Standar isi, Proses, dan Penilain; dan (4) Standar Srana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan. Tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan intergrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional (http://www.ditptksd.go.id diunduh 5 Desember 2012). Bidang pengembangan kemampuan Kognitif ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan seperti membilang / menyebut urutan bilangan 1-20, membilang dengan menunjuk benda ( mengenal konsep bilangan dengan benda benda sampai 10 ), menyebutkan dan menunjukkan benda untuk bilangan sampai 10, menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10, dan menghitung dan menyebutkan hasil penambahan dan pengurangan. Melalui pengembangan kemampuan kognitif dalam kegiatan menghitung dapat memberikan kesempatan anak untuk menemukan sesuatu, berfikir logis/riel, memecahkan suatu masalah, dan membantu anakanak dalam mengembangkan logika matematika yang lainya. Perkembangan anak pada Usia Dini sangatlah penting, karena diusia ini merupakan golden age ( usia keemasan ) dimana anak akan lebih banyak ingin tahu dan lebih banyak perfikir dengan jernih, usia ini pula anak banyak memiliki keunikan dan anak adalah sosok peniru yang ulung dan mudah mengenang / menghafal sesuatu. Anak adalah individu yang berbeda, unik dan

3 memiliki karakteristik sendiri sesuai dengan tahapan usianya. Akan tetapi kenyataan dilapangan menunjukan bahwa belum semua anak kelompok B memiliki kemampuan bidang kognitif yang sesuai dengan harapan, termasuk anak kelompok B TK Paseban Jumapolo. Kemampuan Kognitif pada anak kelompok B seharusnya sudah lebih baik dibandingkan pada saat berada di kelompok A, akan tetapi dari 22 anak kelompok B TK Paseban Jumapolo, yang berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik di bidang kognitif hanya 7 anak dan sisanya belum berkembang dan mulai berkembang, Upaya pengembangan kemampuan kognitif Anak TK hendaknya dilakukan melalui belajar sambil bermain (learning though game) Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak, karena dengan bermain anak dapat berksplorasi (eksploration), menemukan (fiding), mengekspresikan perasaan (ekspretion) dan berkreasi (cretion). Pendapat Piaget (1971, 1976) (dalam Siti Aisyiyah, dkk, 2010:5.29) menulis tentang pendidikan, menawarkan beberapa saran perubahan yang menarik perhatian pendidik dan mempunyai dampak yang besar dalam kurikulum prasekolah dan tingkat tingkat awal sekolah Gallagher dan Easley, 1978; Ginsburg dan Opper, 1988 (dalam Siti Aisyiyah, dkk, 2010:5.29), yaitu sebagai berikut sesuaikan pendidikan dengan kesiapan anak untuk belajar, pengalaman belajar yang sesuai membangun skema yang ada. Piaget menekankan bahwa anak lebih diuntungkan dari pengalaman pendidikan yang tidak terlalu sulit yang menarik keingintahuan, menantang pemahamannya saat ini, dan mendorongnya untuk mengevaluasi apa yang

4 telah diketahui, laksanakan pendidikan berdasarkan penemuan. Piaget mengkritik program pendidikan tradisional yang sangat mengandalkan pada bentuk pembelajaran verbal yang pasif, hindari ceramah atau membuat anak pasif, melainkan anak harus didorong untuk menjelajahi macam macam perlengkapan pendidikan/sarana/alat peraga, misalnya: buku cerita, seni dan kerajinan tangan, puzzle, atau permainan yang memungkinkan anak belajar sambil melakukan. Belum dimilikinya kemampuan di bidang Kognitif yang sesuai dengan harapan, pada anak Kelompok B TK Paseban Jumapolo tersebut diatas disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kurang tersedianya sarana dan prasarana, lemahnya kreatifitas guru dalam mengajar, kondisi ekonomi anak, kurang efektifnya guru dalam memilih metode dan media pembelajaran dan sebagainya. Tanpa mengesampingkan faktor yang lain, faktor pemilihan media/alat peraga sangat menentukan kemampuan anak dalam pengembangkan kemampuan kognitif. Dari beberapa uraian diatas, penulis tergugah untuk melakukan penelitian tindakan kelas guna mengatasi semua permasalahan yang ada dengan judul Pengembangan Kemampuan Kognitif melalui Kegiatan Menghitung dengan Menggunakan Alat Peraga Kartu Bergambar pada Anak Kelompok B TK Paseban Jumapolo semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.

5 B. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, dan terarah maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Masalah yang diteliti terbatas pada Pengembangan kemampuan kognitif terutama dalam menghitung 2. Kegiatan yang digunakan adalah menghitung dengan menggunakan alat peraga kartu bergambar 3. Penelitian dilakukan di TK Paseban Jumapolo pada anak kelompok B Tahun ajaran 2012/2013 C. Rumusan Masalah Berdasarakan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut, Apakah melalui kegiatan menghitung dengan alat peraga kartu bergambar dapat mengembangkan kemampuan kognitif pada kelompok B TK Paseban Jumapolo semester II tahun pelajaran 2012/2013? D. Tujuan Masalah Sesuai dengan judul penelitian ini, tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

6 1. Tujuan Umum Untuk mengembangkan kemampuan kognitif melalui kegiatan menghitung dengan alat peraga kartu bergambar. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui pengembangan kemampuan kognitif anak kegiatan menghitung dengan alat peraga kartu bergambar melalui pada anak kelompok B di TK Paseban Jumapolo Kabupaten Karanganyar semester II tahun pelajaran 2012/2013. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalm penelitian anak usia dini. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan kepada lembaga pendidikan baik lembaga formal maupun non formal, terutama terhadap lembaga pendidikan anak usia dini yang menginginkan stimulasi yang tepat untuk mengembangkan kemampuan kognitif bagi anak melalui kegiatan menghitung dengan alat peraga kartu bergambar.

7 2. Manfaat Praktis a. Memberikan motifasi guru untuk melakukan penelitian dengan menggunakan alat peraga kartu bergambar dalam mengembangkan kemampuan kognitif terutama dalam kegiatan menghitung b. Memberikan informasi bagi guru untuk menentukan alat peraga yang tepat demi mengembangkan kemampuan kognitif dalam kegiatan membilang c. Dapat mengembangkan motivasi anak untuk belajar d. Mengembangkan kemampuan kognitif anak melalui kegiatan e. Dapat meningkatkan kreatitas anak dalam berfikir dibidang pengembangan kemampuan kognitif f. Meningkatkan prestasi belajar anak dalam bidang pengembangan kognitif g. Menambah alat peraga untuk pembelajaran di sekolah h. Menambah koleksi mainan bagi anak di sekolah