I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Jenis tanaman yang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan tumbuh-tumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. mereka berniat meningkatkan produksi padi semaksimal mungkin menuju

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor potensial yang memiliki peranan

I. PENDAHULUAN. pertanian. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian memegang peranan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

30% Pertanian 0% TAHUN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tanah dan sumber daya lainnnya sangat berpotensi dan mendukung kegiatan

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. membangun, dimana 80% penduduknya bermatapencaharian pokok di sektor

BAB I PENDAHULUAN. secara turun temurun sebagai sumber kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lapangan Usaha. Sumber : Badan Pusat Statistik (2012) 1

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang memegang peranan penting di Indonesia. Sektor pertanian merupakan

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber vitamin, mineral, penyegar, pemenuhan kebutuhan akan serat dan kesehatan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional. Sektor ini berperan

TINJAUAN PUSTAKA. daerahnya masing-masing. Oleh karena itu tiap daerah sudah lebih bebas dalam

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris, artinya kegiatan pertanian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara Pertanian, artinya sektor pertanian dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang subur tanahnya dan berada di

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. karbohidrat. Produk hortikultura terbesar adalah buah-buahan dan sayuran.

sebagai sumber pendapatan masyarakat. Indonesia mempunyai potensi sumber memberikan kontribusi yang besar bagi rakyatnya.

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yaitu negara pertanian dengan daratannya yang subur dan didukung oleh iklim yang menguntungkan. Usaha pertanian, budidaya tanaman dan ternak menjadi kebudayaan yang diturunkan dari generasi ke generasi. Pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya tenaga kerja yang bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian (Sitanggang, 2012). Selain itu pertanian juga berperan dalam pembentukan Pendapatan Domestik Bruto (PDB), berperan dalam menghasilkan devisa dan penghematan devisa, dan berfungsi sebagai pengendali inflasi (Soekartawi, 1993). Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2010-2012 (juta orang) No. Lapangan Pekerjaan 2011 2012 2013 Utama Februari Agustus Februari Agustus Februari 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pertanian Industri Konstruksi Perdagangan Transportasi Keuangan Jasa Lainnya 42,48 13,70 5,59 23,24 5,58 2,06 17,02 1,61 39,33 14,54 6,34 23,40 5,08 2,63 16,65 1,70 41,20 14,21 6,10 24,02 5,20 2,78 17,37 1,92 38,8 15,37 6,79 23,16 4,99 2,66 17,10 1,86 33,96 14,79 6,89 24,80 5,23 3,01 17,53 7,81 Jumlah 111,28 109,67 112,80 110,81 114,02 Sumber : BPS, 2013 Hingga februari 2013, pertanian menyerap tenaga kerja terbanyak disusul oleh bidang perdagangan dan jasa. Tingginya angka tenaga kerja yang diserap oleh sektor pertanian terjadi karena adanya program penyediaan infrastruktur dan perluasan areal serta pemberdayaan bagi petani yang dilaksanakan oleh pemerintah. Pemerintah menyediakan teknologi unggul berupa varietas dan klonklon unggul baru, rekomendasi pemupukan spesifik lokasi, sistem pertanian di 1

berbagai ekosistem mulai dari dataran tinggi dan rendah, teknologi pengendalian pertanian, serta kajian sosial ekonomi dan budaya pertanian (Allifiani, 2013). Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Dari sisi permintaan pasar, jumlah penduduk yang besar, kenaikan pendapatan, dan berkembangnya pusat kota-industri-wisata, serta liberalisasi perdagangan merupakan faktor utama yang mempengaruhi permintaan. Sementara itu, dari sisi produksi, luas wilayah Indonesia dengan keragaman agroklimatnya memungkinkan pengembangan berbagai jenis tanaman baik tanaman hortikultura tropis maupun hortikultura subtropis, yang mencakup 323 jenis komoditas, yang terdiri atas 60 jenis komoditas buah-buahan, 80 jenis komoditas sayuran, 66 jenis komoditas biofarmaka dan 117 jenis komoditas tanaman hias (Ditjen Hortikultura, 2008). Salah satu komoditas hortikultura potensial untuk dikembangkan adalah komoditas cabai merah besar. Beberapa alasan penting pengembangan komoditas cabai merah besar, antara lain adalah (1) tergolong sebagai komoditas bernilai ekonomi tinggi, (2) merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan nasional, (3) menduduki posisi penting dalam hampir seluruh menu masakan di Indonesia, (4) memiliki prospek ekspor yang baik, (5) mempunyai daya adaptasi yang luas, dan (6)bersifat intensif dalam menyerap tenaga kerja. Komoditas cabai merah besar banyak dibudidayakan oleh petani baik secara tradisional maupun intensif baik pada agroekosistem lahan sawah dataran rendah beririgasi maupun lahan kering dataran tinggi nonirigasi. Komoditas ini termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubtitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan yang kaya akan vitamin dan mineral serta sebagai bahan obat tradisional (Saptana et al., 2010). Untuk memperoleh hasil yang baik, dalam setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan memang masih banyak 2

dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja (Soekartawi, 1990). Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, isteri dan anak-anak petani. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dalam uang ( Mubyarto, 1994). Menurut Daniel (2002), dengan semakin meningkatnya kebutuhan manusia dan semakin majunya usaha pertanian, sehingga dibutuhkan tenaga kerja dari luar keluarga yang khusus dibayar sebagai tenaga kerja upahan. Tenaga kerja upahan ini biasanya terdapat pada usaha pertanian berskala luas, rutin (bukan musiman) dan memiliki administrasi dan manajemen yang tertib dan terencana. Saat ini tenaga kerja upahan tidak hanya terjadi pada usaha pertanian yang luas, tetapi juga pada usahatani kecil berskala keluarga yang tadinya hanya mengandalkan tenaga kerja dalam atau family dan tenaga kerja tolong menolong atau gotong royong saja. Perkembangan ini terjadi karena terjadinya perubahan struktural, yaitu transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian di pedesaan ke sektor industri di perkotaan. Hal ini dipicu oleh pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat yang diawali dengan pertumbuhan industri. Dalam usahatani cabai merah besar diperlukan pemakaian proses produksi seefisien mungkin. Salah satu faktor produksi yang perlu diperhatikan adalah tenaga kerja, baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas tenaga kerja itu sendiri. Analisis curahan tenaga kerja berguna untuk mengetahui kebutuhan tenaga kerja pada usahatani cabai sehingga dapat menjadi dasar perhitungan biaya yang harus dikeluarkan untuk tenaga kerja dan produksi yang dapat diperoleh dari penggunaan sejumlah tenaga kerja tersebut. Curahan tenaga kerja yang optimal dan tingkat produktivitas yang tinggi tentu dapat meningkatkan hasil usahatani cabai dan dapat mengurangi biaya produksi. Hal inilah yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini. 3

B. Rumusan Masalah Perekonomian pedesaan umumnya atau utamanya ditunjang dari sektor pertanian karena memang sumber daya yang ada yaitu tanah dan tenaga kerja lebih banyak menunjang produksi pertanian.tenaga kerja merupakan faktor produksi utama dalam hal teknis yang sangat mempengaruhi produktivitas dan efisiensi. Unsur tenaga kerja dalam pertanian mempunyai kedudukan penting disamping unsur alam. Selain dapat menentukan keberhasilan usahatani, tenaga kerja juga diperlukan untuk menyelesaikan berbagai macam kegiatan produksi dalam rangka menghasilkan barang dan jasa yang berasal dari usahatani. Besarnya kesempatan kerja pada sektor informal di Indonesia (sektor pertanian, industri rumah tangga, pedagang eceran) yang umumnya tidak memerlukan keahlian dan pendidikan tertentu menyebabkan orang mudah memperoleh pekerjaan tetapi dengan produktivitas dan pendapatan rendah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang paling besar di dalam memberikan kesempatan kerja bagi penduduk desa. Cabai sebagai salah satu komoditi pertanian unggulan di Kulon Progo dari tahun ke tahun laju permintaan produksinya semakin meningkat. Ini berarti usahatani cabai perlu dikembangkan lebih luas lagi. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di kabupaten Kulon Progo adalah petani dan nelayan. Tenaga kerja yang ada umumnya hanya terampil pada bidang pertanian yang merupakan kebudayaan turun temurun. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas tenaga kerja adalah jenis kelamin, khususnya dalam proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti pengolahan tanah, dan tenaga kerja wanita memiliki spesialisasi mengerjakan penanaman dan panen. Selain itu, seringkali para wanita turut serta membantu dalam proses produksi usahataniuntuk membantu ekonomi keluarga atau mencukupi kehidupan sehari-hari. Keterlibatan wanita tani mengharuskan mereka untuk dapat melakukan pembagian waktu. Meskipun mereka dapat menambah penerimaan keluarga, namun tanggung jawab pekerjaan rumah tangga tidak dapat dilepaskan begitu saja. Dalam hal ini, wanita tani harus mampu melaksanakan perannya sebagai istri, ibu rumah tangga, dan 4

wanita yang bekerja. Dari uraian di atas, ditinjau dari sudut pencurahan tenaga kerja pada usahatani cabai, maka dirumuskan beberapa masalah, yaitu : 1. Bagaimana perbedaan curahan tenaga kerja dalam keluarga dengan curahan tenaga kerja luar keluarga dalam kegiatan usahatani cabai? 2. Bagaimana perbedaan curahan tenaga kerja pria dan wanita dalam kegiatan usahatani cabai? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya curahan tenaga kerja pada usahatani cabai? 4. Seberapa besar kontribusi pendapatan dari usahatani cabai terhadap pendapatan total rumah tangga petani cabai? C. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui perbedaan curahan tenaga kerja dalam keluarga dan curahan tenaga kerja luar keluarga dalam kegiatan usahatani cabai. 2. Mengetahui perbedaan curahan tenaga kerja pria dan wanita dalam kegiatan usahatani cabai. 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya curahan tenaga kerja pada usahatani cabai. 4. Mengetahui besarnya kontribusi usahatani cabai terhadap pendapatan total rumah tangga petani cabai. D. Kegunaan Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dalam rangka pengelolaan usahatani cabai, khususnya dalam hal penggunaan tenaga kerja. 2. Sebagai bahan informasi bagi petani dala rangka pengelolaan usahatani cabai, khususnya yang berkaitan dengan pencurahan tenaga kerja. 3. Sebagai bahan studi dan refrensi bagi pihak yang membutuhkan yang ada kaitannya dengan penelitian ini. 5