BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: ASSAS HUSNIA WAFDA A

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. baik merupakan dasar dari pendidikan. Menurut Suryosubroto (2010:16),

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memiliki akhlak, moral, dan budi pekerti yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. menjadi media hiburan juga berfungsi sebagai media informasi dan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan karakter mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Dalam Negara manapun remaja adalah penerus. pertanda akan merosotnya akhlak anak bangsa. 1

BAB I PENDAHULUAN. dimensi ini berpengaruh baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Khoirsyah Riati, 2016

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PENDIDIKAN MORAL. Oleh Sukiniarti FKIP UT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah minimnya nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. mencerminkan sosok manusia berkarakter. Beliau membawa misi risalahnya

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satu dengan yang lain. Realitanya di zaman sekarang banyak terlihat konflikkonflik

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku mulia. Begitulah kutipan filsuf Yunani, Plato, SM (dalam

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bangsa yang memiliki karakter tangguh lazimnya tumbuh berkembang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah bentuk dari proses pembelajaran manusia mengenai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkharakter baik. Selain itu juga harus mempunyai kepribadian yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. perkembangan modernisasi yang mendunia serta menipisnya moral keimanan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

MENUMBUHKAN KARAKTER PADA ANAK MELALUI TUTORIAL SIMULASI

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yang mempengaruhi kehidupan manusia. Di dalam proses pembelajaran, guru

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.

CERITA RAKYAT DEWI SRITANJUNG SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI KEARIFAN LOKAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Orang orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru belum terbentuk. Hal ini karena sendi-sendi kehidupan selama ini dianggap

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. generasi penerus. Karakter itu penting, karena banyak masyarakat memiliki

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang bermoral baik, berwawasan

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan di berbagai bidang pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus sebagai ujung tombak berdirinya nilai-nilai atau norma. mengembangkan akal manusia, mengingat fungsi pendidikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bila berbicara mengenai penyimpangan dimasyarakat, perhatian seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2013, hlm Barnawi & M. Arifin, Strategi & kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan karakter saat ini sangat penting untuk mendidik generasi muda di Indonesia. Karakter perlu dikembangkan mengingat banyak sekali penyimpangan sosial yang dilakukan oleh generasi muda, misalnya tawuran antar pelajar, kenakalan remaja, penggunaan narkoba, kekerasan, pembunuhan, dan sebagainya. Karakter merupakan nilai dasar untuk membangun pribadi seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Karakter dapat terbentuk dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pemahaman pendidikan karakter seharusnya sudah tertanam pada pribadi seseorang sejak mereka masih kecil. Keluarga merupakan satu-satunya tempat untuk mengenalkan pendidikan karakter pertama kali kepada anak. Pendidikan karakter perlu ditanamkan sedini mungkin untuk mengantisipasi masalah-masalah di masa yang akan datang, contohnya rendahnya kepedulian anak terhadap lingkungan sekitar, rendahnya rasa percaya diri, dan lain-lain. Pengembangan karakter saat ini sangat penting dan mendesak karena pengaruh kemajuan globalisasi yang menawarkan banyak keunggulan namun juga memberikan dampak negatif. Manusia cenderung memilih untuk hidup secara individual dan lebih mementingkan material. Kurangnya komunikasi dengan sesama mengakibatkan seseorang akan sulit untuk berinteraksi. Indonesia merupakan negara yang kental akan kehidupan sosialnya, maka dari itu karakter sangat penting untuk dikembangkan, terutama karakter bersahabat atau komunikatif dan peduli sosial. Tanda-tanda dari rendahnya karakter adalah kurangnya kepedulian antar sesama, hilangnya rasa tanggung jawab serta ketidakjujuran. Pengembangan karakter bukan hanya dilakukan di lingkungan keluarga saja, melainkan juga di sekolah dan masyarakat. Menurut Hidayatullah (2010:13), karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang menjadi pendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain. 1

2 Beberapa faktor yang dapat menyebabkan rendahnya pendidikan karakter adalah kurangnya pengenalan tentang pentingnya karakter. Samani dan Hariyanto (2013:19) berpendapat bahwa kemerosotan karakter kolektif menyebabkan banyak timbul perkelahian antar-suku, tawuran antar-desa, antar-pemeluk agama, menonjolkan kepentingan kelompok, dan partai. Pendidikan karakter dapat dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai moral yang baik bagi kehidupan anak sebagai makhluk individu dan sosial, sehingga dapat membangun sumber daya manusia yang kuat. Pengembangan karakter tidak dapat dilakukan secara instan dan tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun melalui proses-proses yang serius agar terbentuk karakter ideal. Kemajuan bangsa sangat dipengaruhi oleh karakter yang dimilikinya. Karakter bangsa Indonesia akan pudar dan hilang apabila para generasi muda tidak menjunjung tinggi nilai dan norma. Pengembangan karakter sangat penting mengingat bangsa Indonesia telah mengalami keterpurukan karena minimnya karakter yang kuat. Suyadi (2013:1) berpendapat bahwa: Lengkap sudah bencana hukum maupun politik, gempa sosial, dekadensi moral keagamaan, krisis etika, goncangan spiritual, merosotnya kepercayaan diri, dan sebagainya. Semuanya datang silih berganti mendera bangsa ini bertubi-tubi dan cenderung semakin menjadi-jadi. Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) mensinyalir bahwa sumber dari musibah dan bencana yang telah meluluhlantakkan moralitas bangsa ini adalah terabaikannya pendidikan karakter. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa saat ini moralitas dan karakter bangsa telah runtuh. Banyak dampak yang akan terjadi apabila pendidikan karakter terabaikkan. Dampak yang terjadi bukan hanya di ranah keagamaan, tetapi juga sosial, hukum, dan politik. Hilangnya etika kemanusiaan, banyaknya korupsi, pembakaran masjid, tawuran antar pelajar, kecurangan pada saat ujian, pergaulan bebas, dan sebagainya merupakan dampak dari runtuhnya karakter bangsa. Banyak langkah-langkah yang sudah ditempuh untuk membangun dan mengembangkan pendidikan karakter, terutama di dunia pendidikan. Strategi pembelajaran yang berlangsung di SD/MI, SMP/MTS, SMA/SMK/MA harus memuat nilai-nilai pendidikan karakter. Pembangunan dan pengembangan pendidikan karakter anak bukan hanya dapat dilakukan di

3 lingkungan sekolah, melainkan juga di masyakarat melalui permainan tradisional. Permainan tradisional merupakan jalan alternatif untuk mengembangkan karakter anak, tanpa disadari anak dapat belajar membangun hubungan komunikasi yang baik dan bekerja sama dengan teman-temannya. Menurut Kurniati (2016:2), permainan tradisional merupakan suatu aktivitas permainan yang tumbuh dan berkembang di daerah tertentu, sarat dengan nilai budaya, dan diajarkan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Berdasarkan pengertian di atas, dapat diketahui bahwa permainan tradisional berdampak positif karena bukan hanya menjaga kebudayaan, namun dalam prosesnya juga dapat membantu anak untuk menjalin persahabatan dengan teman sebayanya maupun dengan teman yang berbeda usia. Permainan tradisional mengandung nilai-nilai sebagai sarana pendidikan anak untuk lebih peduli dengan orang lain dan memupuk kebersamaan. Menurut Suyadi (2013:9), komunikatif, senang bersahabat atau proaktif yakni sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik. Menurut Listyarti (2012:7), bersahabat atau komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bersahabat adalah sikap dan tindakan melalui komunikasi yang santun dengan memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. Menurut Sulhan (2011:39), indikator yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan karakter bersahabat adalah sebagai berikut: 1. Menghargai pendapat orang lain. 2. Memberikan dukungan kepada teman. 3. Berbagi dengan orang lain. 4. Membiasakan bermusyawarah untuk memecahkan masalah. 5. Mengutamakan kepentingan bersama. 6. Mengembangkan sikap demokratis. 7. Menyukai bergotong-royong. 8. Dapat bekerja sama dalam kelompok. Permainan tradisional bukan hanya dapat mengembangkan karakter bersahabat, namun juga peduli sosial. Menurut Suyadi (2013:9), peduli sosial

4 adalah sikap dan perbuatan mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkannya. Menurut Listyarti (2012:7), peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Berdasarkan paparan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang memperlihatkan rasa peduli dan ingin memberi bantuan kepada orang lain. Karakter peduli sosial sangat penting untuk dikembangkan karena pada dasarnya setiap manusia membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Menurut Samani dan Hariyanto (2013:51), indikator yang bisa digunakan untuk mendeskripsikan karakter peduli sosial adalah sebagai berikut: 1. Memperlakukan orang lain dengan sopan. 2. Bertindak santun. 3. Toleran terhadap perbedaan. 4. Tidak suka menyakiti orang lain. 5. Mau mendengar orang lain. 6. Mau berbagi 7. Tidak merendahkan orang lain. 8. Tidak mengambil keuntungan dari orang lain. 9. Mampu bekerja sama 10. Mau terlibat dalam kegiatan masyarakat. 11. Menyayangi manusia dan makhluk lain, setia, dan cinta damai dalam menghadapi persoalan. Karakter bersahabat dan peduli sosial sangat penting untuk dikembangkan, karena pada dasarnya seseorang pasti membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Pengembangan karakter semacam ini harus mendapat perhatian yang serius. Pengembangan karakter bersahabat dan peduli sosial diharapkan dapat mengajarkan kepada seseorang untuk lebih menghargai orang lain, peduli terhadap sesama, saling berbagi, dan dapat mengurangi terjadinya kasus-kasus penyimpangan sosial di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai Pengembangan Karakter Bersahabat dan Peduli Sosial melalui Permainan Tradisional Engklek pada Anak di Kelurahan Warujayeng Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk.

5 B. Rumusan Masalah Perumusan masalah merupakan suatu aspek penting yang harus ada dalam penulisan karya ilmiah. Setiap peneliti sebelum melakukan penelitian harus mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pengembangan karakter bersahabat dan peduli sosial melalui permainan tradisional Engklek pada anak di Kelurahan Warujayeng Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk? 2. Apa saja dampak pengembangan karakter bersahabat dan peduli sosial melalui permainan tradisional Engklek pada anak di Kelurahan Warujayeng Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk? 3. Apa saja kendala dan solusi alternatif dalam pengembangan karakter bersahabat dan peduli sosial melalui permainan tradisional Engklek pada anak di Kelurahan Warujayeng Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk? C. Tujuan Penelitian Tujuan merupakan titik puncak untuk merealisasikan aktifitas yang akan dilaksanakan sehingga dapat menemukan kejelasan. Adanya tujuan penelitian, maka suatu masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan secara jelas dan terarah serta akan mempermudah dalam mencari data sampai pada langkah pemecahan permasalahannya. Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan proses pengembangan karakter bersahabat dan peduli sosial melalui permainan tradisional Engklek pada anak di Kelurahan Warujayeng Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk. 2. Mendeskripsikan dampak pengembangan karakter bersahabat dan peduli sosial melalui permainan tradisional Engklek pada anak di Kelurahan Warujayeng Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk. 3. Mendeskripsikan kendala dan solusi alternatif dalam pengembangan karakter bersahabat dan peduli sosial melalui permainan tradisional Engklek pada anak di Kelurahan Warujayeng Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk.

6 D. Manfaat Penelitian Setiap penelitian diharapkan memiliki manfaat yang jelas. Manfaat tersebut bersifat teoritis dan praktis. Penulis telah memaparkan manfaat dalam penelitian ini sebagaimana uraian berikut. 1. Manfaat Teoritis a. Mendapatkan teori baru tentang pengembangan karakter bersahabat dan peduli sosial melalui permainan tradisional Engklek. b. Menambah wawasan dan pemahaman tentang pengembangan karakter bersahabat dan peduli sosial melalui permainan tradisional Engklek. c. Hasil kajian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi anak dan siswa 1) Untuk mengembangkan karakter bersahabat dan peduli sosial. 2) Dapat meningkatkan hubungan sosial dengan temannya. 3) Dapat memperlakukan orang lain dengan baik. 4) Mengembangkan sikap saling menghargai antar sesama. 5) Memotivasi anak dan siswa agar mampu saling bersahabat dan peduli sosial. b. Manfaat bagi guru 1) Sebagai masukan dan pertimbangan guru untuk mengembangkan karakter bersahabat dan peduli sosial pada siswa. 2) Untuk menambah pengetahuan tentang pentingnya mengembangkan karakter bersahabat dan peduli sosial pada siswa. c. Bagi orang tua 1) Sebagai masukan untuk mengembangkan karakter bersahabat dan peduli sosial pada anak. 2) Untuk menambah pengetahuan bahwa permainan tradisional dapat mengembangkan karakter bersahabat dan peduli sosial pada anak.