BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

dokumen-dokumen yang mirip
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama ini akan efektif jika guru

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan kualitas di era globalisasi ini menuntut kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. profesional harus menguasai betul seluk-beluk pendidikan dan pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu, Semarang, 2005, hal. 2 2 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas seorang guru, sehingga ke. segera menjadi kenyataan seperti yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi guru. Namun,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Desember Sehingga saat ini hanya sekolah-sekolah tertentu saja yang masih menggunakan kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum

(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009)

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA SMA SE-KABUPATEN TORAJA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

Profesi dan Profesionalisasi Keguruan. Written by Mudjia Rahardjo Wednesday, 14 April :55 - Last Updated Thursday, 15 April :07

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan(Dengan Pendekatan Baru), PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mia Rosalina, 2013

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB I PENDAHULUAN. dimensi kemanusiaan paling elementer dapat berkembang secara optimal ( Haris,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil alam dan juga

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan bangsa yang cerdas dan intelek. Pendidikan yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,..

Sapto Purnomo STKIP Persada Khatulistiwa Sintang Jl. Pertamina Sengkuang Sintang

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1997, hlm Engkoswara & Aan komariah, Administrasi Pendidikan, Alfabeta: Bandung, 2012, hlm. 92.

SERTIFIKASI PENDIDIK PERLU EVALUASI BERKALA. Oleh : Sukidjo Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam usaha pembangunan diberbagai. bidang jelas diperlukan stimulasi dan pernyataan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Profesional merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi sebagaimana yang tercantum di dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Dengan demikian profesi guru adalah keahlian dan kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. 1 Makna guru atau pendidik pada prinsipnya tidak hanya mereka yang mempunyai kualifikasi keguruan secara formal diperoleh dari bangku sekolah perguruan tinggi melainkan yang terpenting adalah mereka yang mempunyai kompetensi keilmuan tertentu dan dapat menjadikan orang lain pandai dalam matra kognitif yang menjadikan peserta didik cerdas intelektualnya, afektif yang menjadikan peserta didik mempunyai sikap dan prilaku yang sopan, dan psikomotorik yang menjadikan peserta 1 Kunandar, Guru Profesional: Impelentasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45 1

didik terampil dalam melaksanakan aktifitas secara afektif dan efisien, serta tepat guna. Dengan demikian guru senantiasa dihadapkan pada peningkatan kualitas pribadi dan sosialnya. jika hal ini dapat dipenuhi maka keberhasilan lebih cepat diperoleh, yaitu mampu melahirkan peserta didik yang berbudi luhur, memiliki karakter sosial dan profesional sebagaimana yang menjadi tujuan pokok pendidikan. 2 Julukan yang diberikan kepada sosok seorang guru, salah satu yang paling terkenal adalah Pahlawan Tanpa Jasa. Julukan ini mengindikasikan betapa besar peran dan jasa yang dilakukan guru, sehingga guru disebut sebagai pahlawan. Namun, penghargaan terhadap guru ternyata tidak sebanding dengan besarnya jasa yang telah diberikan. Guru adalah sosok pahlawan yang rela mencurahkan sebagian besar waktunya untuk mengajar dan mendidik siswa. 3 Profesional guru disyaratkan memenuhi kualifikasi akademik minimum dan bersertifikat sebagai pendidik. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen BAB IV Pasal 8 dan 9, yaitu Bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta 2007), hlm. 3 2 Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Semarang: Rasail Media Group, 3 Nginun Naim, Menjadi Guru Inspiratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 1 2

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yaitu diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau Program Diploma (DIV). 4 Lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, bisa dijadikan sebagai bukti bahwa guru dinyatakan sebagai profesi bermartabat dan dianggap sebagai agen pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Selain itu, membenahi kompetensi guru sebagai bentuk langsung peningkatan kualitas seorang guru sebagaimana dijelaskan Undang-Undang Guru dan Dosen Tahun 2005, seorang guru harus memiliki kualifikasi S1 atau D4. Ditetapkannya standar kompetensi kelulusan bagi guru yang bersifat operasional dapat dijadikan sebagai standar penilaian terhadap kompetensi seorang guru. 5 Standar kompetensi dan sertifikasi guru adalah untuk mendapatkan seorang guru yang baik dan profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pada umumnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman. Dengan adanya seorang guru yang profesional baik dalam ijazah maupun 4 Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang- Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan Tahun 2006, hlm. 88 5 Syamsul Ma arif, Guru Profesional: Harapan dan Kenyataan, (Semarang: Need s Press, 2011), hlm. 8-9 3

dalam proses pembelajaran, maka tujuan pendidikan akan terwujud. 6 Menjadi guru bukan pekerjaan yang mudah seperti yang dibayangkan oleh sebagian orang, dengan bermodal penguasaan materi dan menyampaikannya kepada siswa sudah cukup, hal ini belumlah dapat dikategorikan sebagai guru yang memiliki pekerjaan profesional. Hal tersebut dikarenakan mereka harus memiliki berbagai ketrampilan, kemampuan khusus, mencintai pekerjaannya, menjaga kode etik guru, dan lain sebagainya. Dalam rangka menciptakan kondisi profesional bagi seorang guru, maka harus dilakukan beberapa hal yang berhubungan dengan keprofesionalitasan seorang guru. 7 Partisipan utama dalam interaksi pendidikan adalah guru dan para peserta didik yang saling berinteraksi dalam situasi pendidikan. Keberhasilan proses pendidikan banyak tergantung pada keefektifan prilaku individu yang terlibat di dalamnya yaitu perilaku guru, para peserta didik, situasi pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Seorang guru yang baikadalah mereka yang memenuhi persyaratan kemampuan profesional baik sebagai pendidik maupun sebagai pengajar.guru sebagai pengajar hendaknya mampu mewujudkan perilaku mengajar secara tepat 6 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 21 7 Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 175-176 4

agar mampu mewujudkan perilaku belajar peserta didik melalui interaksi belajar mengajar yang efektif dalam situasi yang kondusif. 8 Guru bukanlah hanya berperan sebagai model atau teladan bagi peserta didik dalam proses belajar mengajar, akan tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran. Keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan oleh seorang guru. Selain itu, seorang guru tidak hanya profesional dalam segi jenjang pendidikan, akan tetapi seorang guru diharuskan profesional dalam proses belajar mengajar. Seorang guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional dalam kegiatan belajar mengajar, maka memerlukan wawasan yang mantap dan utuh tentang kegiatan belajar mengajar. Seorang guru juga harus mengetahui dan memiliki gambaran yang menyeluruh mengenai bagaimana proses mengajar itu terjadi, serta langkah-langkah apa yang diperlukan sehingga tugas-tugas keguruan dapat dilaksanakan dengan baik dan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 9 Di dalam suatu proses belajar mengajar, seorang guru tidaklah hanya menggunakan metode ceramah saja, akan tetapi seorang guru 8 Mohamad Surya, Percikan Perjuangan Guru, (Semarang: Aneka Ilmu, 2003), hlm. 261 9 Annisatul Mufarrokah, Setrategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 1 5

dianjurkankreatif dalam menggunakan metode-metode lain yang nantinya tidak membuat belajar peserta didik merasa bosan. Menuju proses kegiatan belajar yang baik, tugas pokok seorang guru adalah mempersiapkan rancangan-rancangan pembelajaran yang sistematis dan berkelanjutan, seperti membuat RPP. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang guru harus bersikap kreatif dan profesional ketika proses pembelajaran berlangsung. Membenahi profesionalitas seorang guru merupakan awal yang baik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Negara ini. Dengan adanya para guru yang profesional, maka mutu pendidikan di Indonesia akan lebih maju daripada Negara-negara lainnya. Sebagai pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya dalam pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Guru memang diharuskan memiliki kualifikasi S1 dan bersertifikat sebagai pendidik, akan tetapi pada realita sekarang banyak guru yang kurang profesional dalam proses belajar mengajar. Mereka hanya memberikan materi setelah itu langsung mengerjakan evaluasi. Dengan dilaksanakannya sertifikasi guru oleh Pemerintah/Kementerian Agama RI, Maka diupayakan peningkatan profesionalitas guru termasuk di dalamnya guru Fiqih di MTs dan MA Miftahul Ulum Ngemplak. Upaya peningkatan ini berdampak positif bagi pengembangan profesionalitas guru, namun kenyataan sekarang ada juga yang belum menunjukkan hasil maksimal. 6

Guru Fiqih merupakan seseorang yang mendapat tugas formal dari pemerintah atau Yayasan Islam tertentu gunamendidik, membimbing, menentukan peserta didik untuk mengimani,menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan sepenuh hati. Guru Fiqih yang dimaksud yaitu telah memenuhi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial. Yayasan MiftahulUlum merupakan salah satu Yayasan yang ada di Kecamatan Mranggen, tepatnya di Desa Ngemplak. Yayasan tersebut memiliki studi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) yang memiliki guru Fiqih. Melihat fenomena dikalangan pendidikan banyak guru Fiqih sudah memiliki kualifikasi program sarjana (S1) atau Diploma Empat (DIV). Akan tetapi terkadang belum profesional dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Terlebih Madrasah swasta seperti halnya Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) MiftahulUlum Desa Ngemplak Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak yang baru dalam tahap perkembangan. memperhatikan permasalahan sebagaimana diatas, maka peneliti melakukan penelitian tentang BAGAIMANA PROFESIONALITAS GURU FIQIH DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI MTS DAN MA MIFTAHUL ULUM NGEMPLAK KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK. 7

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Profesionalitas Guru Fiqih Dalam Proses Pembelajaran di MTs dan MA Miftahul Ulum Ngemplak Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penulis melakukan penelitian dengan judul Profesionalitas Guru Fiqih Dalam Proses Pembelajaran di MTs dan MA Miftahul Ulum Ngemplak Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak dengan tujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis profesionalitas guru Fiqih di MTs DAN MA Miftahul Ulum Ngemplak.Secara garis besar hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Dalam penelitian ini, manfaat praktisnya adalah memberikan kontribusi positif dalam dunia pendidikan khususnya para guru fiqih di MTs dan MA yang ada di Yayasan Miftahul Ulum Ngemplak Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. 2. Manfaat Praktis Sedangkan manfaat penelitian secara praktis pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 8

a. Manfaat bagi peneliti Sebagai informasi untuk menambah pengetahuan tentang profesionalitas seorang guru yang lebih bermanfaat. b. Manfaat bagi Guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan oleh Guru Fiqih di MTs dan MA Miftahul Ulum Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak secara khusus dan bagi guru secara keseluruhan, sebagai bahan kajian untuk memahami bagaimanakah seorang guru harus profesional terutama dalam proses pembelajaran. c. Manfaat bagi Peserta didik Manfaat bagi peserta didik adalah peserta didik akan meningkat prestasi belajarnya dan tidak merasa jenuh ketika seorang guru hanya menyampaikan materi saja. 9