BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam suatu organisasi atau instansi, selain itu sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam sebuah perusahaan, yang dapat mendorong perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan dapat terwujud. Suatu perusahaan dapat maju ataupun hancur

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembangnya dunia usaha, organisasi atau perusahaan berusaha untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang pesat membawa dampak pada persaingan usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan, oleh karena itu perusahaan perlu mengelola Sumber. perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu diperhatikan oleh suatu perusahaan, terlebih lagi dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan

BAB I PENDAHULUHAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu

BAB I PENDAHULIAN. di bidang pendistribusian BBM atau SPBU, dimana pekerjaan serta lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB 1 PENDAHULUAN. terlepas dari unsur sumber daya yang ada dalam perusahaan. Sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Instansi dalam pengelolaan pegawai secara profesional harus dimulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB 1 PENDAHULUAN. MSDM adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai pengaruh lingkungan seperti lingkungan psikologis, pengaruh sosial,

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya suatu instansi maka akan semakin sulit pula perencanaan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk bahwa hal-hal terpenting diperhatikan dalam pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. operasional dari suatu organisasi. Keberhasilan dari tercapainya tujuan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi penghimpun orang-orang yang biasa di

BAB 1 PENDAHULUAN. menggantikan sebagian besar tenaga kerja manusia, namun masih banyak. sepenuhnya otomatis tersebut yaitu sumber daya manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. agar memilki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan yang harus dihadapi oleh manajemen sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan.secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. PT. Galamedia Bandung Perkasa (Grup Pikiran Rakyat) didirikan di

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan tetapi lebih sebagai aset perusahaan yang harus dikelola dan. bertanggung jawab langsung kepada Gubernur Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat berkembang. Sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. lagi bersifat lokal, tetapi menjadi global. Contohnya pada era ini masyarakat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap perusahaan yang merupakan sebuah organisasi bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. Unsur sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa ini setiap perusahaan harus lebih mampu berkompetisi dan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. PT.POS Indonesia adalah salah satu perusahaan BUMN yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PAG) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah, sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting dan

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan faktor-faktor produksi yang terdiri dari sumber daya alam, sumber

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan pangsa pasar yang akan dimasuki. Perusahaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam berjalannya suatu perusahaan untuk mencapai visi, misi, strategi serta terciptanya tujuan perusahaan. Agar aktivitas perusahaan dapat berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat bekerja dengan tingkat kesetiaan tinggi mengabdikan diri bagi perusahaan. Perkembangan manajemen perusahaan dewasa ini khususnya dalam manajemen sumber daya manusia dipacu dengan adanya tuntutan untuk lebih memperhatikan kebijakan yang diterapkan perusahaan terhadap karyawannya. Kebijakan perusahaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan karyawan akan membawa dampak buruk pada kinerja karyawannya. Salah satu aspek yang penting dalam organisasi adalah mempertahankan keberadaan karyawan. Namun pada kenyataannya, seringkali manajemen sumber daya manusia kurang memahami aspek-aspek yang mendasari menurunnya kinerja seseorang. Akibat dari kurang pemahaman akan hal ini maka timbul gangguan dalam komunikasi dan produktivitas karyawan. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang paling menentukan sukses tidaknya suatu organisasi. Berbeda dengan sumber daya organisasi lainnya, sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap faktor produksi lain. Oleh karena 1

2 itu, organisasi dituntut untuk mengelola sumber daya manusia yang dimiliki dengan baik demi kelangsungan hidup dan kemajuan organisasi. Kualitas dan kuantitas kerja karyawan merupakan unsur yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi suatu perusahaan. Penilaian kinerja karyawan merupakan sesuatu hal yang harus dilakukan oleh perusahaan secara berkala, karena dengan penilaian kinerja, sebuah organisasi atau perusahaan dapat mengetahui seberapa besar seorang karyawan berkontribusi bagi perusahaannya. Sehingga suatu instansi yang berprestasi dapat bersaing dengan instansi lain yaitu dengan mempunyai karyawan-karyawan yang mempunyai prestasi kerja dan memberikan kontribusi terhadap instansi tersebut. Dengan demikian keberhasilan dalam proses operasional organisasi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dalam hal ini adalah karyawan. Pentingnya pengelolaan sumber daya manusia dengan baik tidak hanya terjadi pada perusahaan pemerintah, perusahaan swasta juga perlu memperhatikan hal tersebut terutama perusahaan swasta yang bergerak dibidang jasa konsultansi seperti PT. Grhayasa Nusacitra Estima yang merupakan salah satu perusahaan perencana konsultansi swasta nasional yang dihadapkan pada dunia usaha dengan tingkat persaingan yang sangat ketat antar perusahaan perencana konsultansi. Mengacu pada Peraturan Presiden No 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Jasa Pemerintah, Jasa Konsultansi adalah jasa layanan professional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware) dan mengutamakan keterampilan (skillware) dalam

3 menyelesaikan suatu pekerjaan atau segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain jasa konsultansi, pelaksanaan pekerjaan konsultansi dan pengadaan barang. Perkembangan perusahaan jasa konsultansi baik yang merupakan kelas atas maupun kelas menengah kebawah selalu berhubungan langsung dengan kemampuan sumber daya yang dimilikinya. Dalam arus globalisasi yang sangat kuat saat ini, kemampuan dan intelektual sumber daya manusia yang dimiliki menjadi hal yang pokok untuk dapat bersaing dengan perusahaan jasa konsultansi asing yang masuk ke Indonesia. Sehingga penguasaan bidang teknis maupun non teknis menjadi suatu kebutuhan saat ini. Kegiatan suatu proyek yang kian hari semakin kompleks sangat membutuhkan pengetahuan ekstra yang mampu mendukung semua kegiatan tersebut. Persaingan dalam jasa konsultansi makin lama semakin ketat seiring dengan cepatnya laju perkembangan teknologi. Dalam perkembangannya, dibutuhkan beberapa syarat pokok supaya jasa konsultansi tersebut dapat mencapai apa yang diharapkan antara lain penyiapan sumber daya manusia yang handal. Sumber daya manusia merupakan kata kunci dalam persaingan. Tanpa sumber daya manusia yang cakap suatu perusahaan akan hancur dalam persaingan. Kaitannya dengan hal tersebut adalah perlunya diciptakan suatu program pendidikan / uji kompetensi yang mampu mendukung upaya tersebut. Dalam dunia jasa konsultansi, menjadi hal yang mutlak untuk selalu mengikuti perkembangan ilmu, karena persaingan yang ketat menuntut suatu pekerjaan dapat diselesaikan se-efektif dan se-efisien mungkin.

4 Teknik penyelesaian suatu proyek selalu dikembangkan oleh para tenaga ahli / engineer, sehingga hal itu menjadikan tambahan pendidikan profesional menjadi hal yang pokok. Pendidikan profesional yang kaitannya sangat luas menjadi hal yang dibutuhkan oleh para tenaga ahli / engineer untuk mengadakan suatu inovasi ilmu. Sebagai salah satu perusahaan jasa perencana konsultansi, PT. Grhayasa Nusacitra Estima berusaha untuk dapat tetap bertahan pada persaingan jasa konsultansi dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten dibidangnya. Strategi yang dilakukan oleh PT. grhayasa Nusacitra Estima yaitu dengan memberikan fasilitas kepada beberapa orang karyawannya untuk mengikuti uji kompetensi agar memiliki sertifikat keahlian sesuai dengan bidang kelimuannya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 09/PRT/M/2013, yang menetapkan syarat untuk perusahaan yang akan mengikuti lelang di lingkungan swasta maupun pemerintahan. Sertifikat dalam hal ini adalah tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja dan keterampilan kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan/atau keterampilan tertentu dan/atau kefungsian dan atau keahlian tertentu. Jasa Konsultansi merupakan salah satu kegiatan dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan nasional. Sesuai dengan Visi PT. Grhayasa Nusacitra Estima yaitu menjadi perusahaan layanan solusi pembangunan unggulan regional. Dan Misi PT. Grhayasa Nusacitra Estima

5 yaitu menjawab tantangan pembangunan di bidang energi, infrastruktur, informatika dan lingkungan hidup secara bermartabat. Untuk mencapai tujuan tersebut, Perusahaan Jasa Pelaksana Konstruksi harus mempunyai Kinerja yang baik. Perusahaan perlu menilai faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja. Penilaian kinerja adalah kegiatan manajer untuk mengevaluasi perilaku prestasi karyawan serta menetapkan kebijaksanaan selanjutnya, penilaian perilaku meliputi penilaian kesetiaan, kejujuran, kepemimpinan, kerja sama, loyalitas. Penilaian kinerja adalah menilai hasil kerja nyata dengan standar kualitas yang dihasilkan setiap karyawan. Didalam melakukan penilaian kinerja karyawan, perusahaan harus memilih standar penilaian kinerja sendiri, sehingga penilaian kinerja karyawan di perusahaan dapat dilakukan se-objektif mungkin. Adapun data yang diperoleh penulis mengenai kinerja karyawan adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Standar Penilaian Kinerja Karyawan PT. Grhayasa Nusacitra Estima No Kategori Persentase 1 Sangat Baik 86% - 100% 2 Baik 71% - 85% 3 Sedang 57% - 70% 4 Buruk 31% - 56% 5 Sangat Buruk 27% Sumber : PT. Grhayasa Nusacitra Estima, 2016 Berdasarkan Tabel 1.1, menurut data di PT. Grhayasa Nusacitra Estima menjelasakan bahwa standar penilaian di perusahaan dilihat berdasarkan persentase, kinerja yang sangat baik mendapatkan persentase antara 86% - 100%, sedangkan kriteria baik mendapatkan persentase sebesar 71% - 85% dan kategori

6 sedang mendapatkan persentase 57% - 70%. Serta kategori rendah dan sangat rendah berada pada persentase 31% - 56% dan dibawah 27%. Dari standar penilaian kinerja karyawan PT. Grhayasa Nusacitra Estima tersebut, didapatkan hasil rekapitulasi kinerja tahunan periode tahun 2013 hingga 2015 sebagai berikut : Tabel 1.2 Hasil Penilaian Kinerja Karyawan PT. Grhayasa Nusacitra Estima Periode Tahun 2013-2015 No Tahun Hasil Penilaian Kategori 1 2013 72,34% Baik 2 2014 64% Sedang 3 2015 53,33% Buruk Sumber : PT. Grhayasa Nusacitra Estima, 2016 Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat hasil rekapitulasi penilaian kinerja karyawan selama 3 (tiga) tahun terakhir terhitung mulai tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Bahwa kinerja karyawan PT. Grhayasa Nusacitra Estima mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar 72,34% kemudian di tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 64% dan pada tahun 2015 kinerja pergawai mengalami penurunan kembali sebesar 53,33%. Penurunan kinerja tersebut mengindikasikan adanya permasalahan pada kinerja pegawai yang menyebabkan penurunan kinerja karyawan. Melalui wawancara dengan kepala HRD PT. Grhayasa Nusacitra Estima, diungkapkan bahwa peristiwa ini tidak sesuai dengan ekspektasi perusahaan saat mengetahui kinerja karyawan yang mengalami penurunan setiap tahunnya.

7 Hal ini juga disertai dengan tingginya jumlah karyawan yang mengundurkan diri pada periode 2013-2015. Awalnya perusahaan berharap di tahun selanjutnya dapat menekan jumlah karyawan yang mengundurkan diri di tahun 2013, namun yang terjadi laju pergantian karyawan semakin tinggi. Menurutnya faktor yang paling mempengaruhi kondisi ini adalah adanya ketidakpuasan karyawan terhadap perusahaan dan kurangnya komitmen karyawan baik terhadap organisasi maupun terhadap pekerjaan yang telah diberikan kepadanya. karyawan yang mengundurkan diri selama tahun 2013-2015 dapat dilihat dari data pada Tabel 1.3 sebagai berikut : Tahun 2013 2014 2015 Tabel 1.3 Data Turnover Karyawan PT. Grhayasa Nusacitra Estima Periode Tahun 2013-2015 Jabatan dalam Proyek resign Team Leader 2 Tenaga Ahli 2 Asissten Tenaga Ahli 1 Staff Pendukung 2 Team Leader 4 Tenaga Ahli 5 Asissten Tenaga Ahli 5 Staff Pendukung 1 Team Leader 8 Tenaga Ahli 7 Asissten Tenaga Ahli 8 Staff Pendukung 6 Sumber : PT. Grhayasa Nusacitra Estima, 2016 Resign per Tahun Karyawan per 31 Desember Laju Turnover 9 21 42,85 15 32 46,87 29 48 60,41 Bedasarkan data pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa jumlah karyawan yang mengundurkan diri semakin banyak, sehingga PT. Grhayasa Nusacitra Estima juga dituntut melakukan perekrutan ulang untuk segera mengisi kekosongan

8 tenaga kerja agar kegiatan operasional perusahaan tetap berjalan lancar. Fenomena ini menunjukkan tingginya laju pergantian karyawan (turnover) yang terjadi pada PT. Grhayasa Nusacitra Estima. Gambaran laju pergantian karyawan (turnover) PT. Grhayasa Nusacitra Estima secara lebih jelas dapat dilihat pula dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 1.1 berikut ini. GRAFIK PRESENTASE TINGKAT TURNOVER KARYAWAN PT. GRHAYASA NUSACITRA ESTIMA Tingkat Turnover 100,00% 50,00% 42,85% 46,87% 2013 2014 60,41% 0,00% 2015 Sumber : PT. Grhayasa Nusacitra Estima, 2016 Gambar1.1 Grafik Turnover Karyawan PT. Grhayasa Nusacitra Estima Karyawan PT. Grhayasa Nusacitra Estima yang mengundurkan diri semakin bertambah dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015. Kepuasan kerja memiliki dampak terhadap produktivitas, ketidakhadiran, keluarnya pegawai, dan dampaknya terhadap kesehatan (Munandar, 2012). Dalam bekerja orang-orang memerlukan rasa aman, rasa puas, atau rasa senang. Karyawan yang merasa mendapat kepuasan dalam bekerja pada umumnya tidak mau berhenti dari organisasi tempat mereka bekerja (Sapila, 2013). Kepuasan kerja mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja. Faktor-faktor

9 yang mempengaruhi kinerja adalah faktor dari variabel individu yang terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar belakang, dan demografis. Faktor yang mempengaruhi kinerja yang kedua adalah faktor dari variabel psikologi yang terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian, motivasi, kepuasan kerja dan stres kerja (Gibson dalam Azmi, 2012). Adapun hasil penelitian yang menyatakan bahwa kinerja karyawan sebagaivariabel Y dipengaruhi oleh kepuasan dan beban kerja (Riza Ovita Risqi dkk, 2015). Hasil penelitian lainnya juga menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara komitmen organisasional terhadap kinerja, dan komitmen afektif merupakan jenis komitmen organisasional yang paling memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja (Muhammad Usman Qaisar dkk, 2012). Keberhasilan dan kinerja seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat kompetensi, profesionalisme juga komitmen terhadap bidang yang ditekuninya (Panggabean dalam Ariotedjo, 2014). Suatu komitmen organisasional menunjukkan suatu daya dari sesorang dalam mengidentifikasikan keterlibatan dalam suatu organisasi. Oleh karena itu komitmen organisasional akan menimbulkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) bagi pekerja terhadap organisasi. Disamping komitmen organisasi, adanya orientasi professional yang mendasari komitmen professional nampaknya juga akan berpengaruh terhadap kepuasan kerja yang berarti bahwa karyawan hanya akan memiliki komitmen terhadap organisasi jika mereka merasa telah puas terhadap gaji, promosi, pimpinan, rekan kerja dan kondisi kerjanya. Sehingga dapat dikatakan komitmen

10 N o organisasi adalah perpaduan antara sikap dan perilaku. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang mengemukakan bahwa komitmen organisasional berpengaruh signifikan terhadap terhadap kinerja karyawan (Okto Abrivianto P, dkk, 2014). Dari fenomena di atas, penulis membuat angket pra penelitian kepada 48 (empat puluh delapan) karyawan untuk melengkapi data serta mencari tahu lebih mendalam mengenai kepuasan kerja karyawan di PT. Grhayasa Nusacitra Estima serta sejauh mana keterikatan atau komitmen karyawan terhadap perusahaan dan komitmen perusahaan terhadap karyawan. Unsur yang dinilai Tabel 1.4 Hasil Kuesioner Pra Penelitian Mengenai Kepuasan Kerja di PT. Grhayasa Nusacitra Estima SS (5) S (4) Frekuensi KS (3) TS (2) STS (1) Responden Skor Realisasi Target 1 Work it self 7 13 14 11 3 48 154 64,16 100 2 Pay 9 16 7 9 7 48 155 64,58 100 3 Promosi - 2 28 8 10 48 118 49,16 100 4 Pengawasan 2 16 18 10 2 48 153 63,75 100 5 Rekan Kerja 6 12 13 17-48 151 62,91 100 Skor = Nilai x F Realisasi = Skor : (F Tertinggi x Responden) x 100% Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner Pra Penelitian, 2016 Berdasarkan Tabel 1.4, dapat dilihat bahwa tingkat kepuasan karyawan pada unsur gaji (pay) dalam hal ini gaji yang diterima tidak sebanding dengan kontribusi terhadap pekerjaan menjadi faktor tertinggi yang mempengaruhi

11 N o 1 2 3 kepuasan kerja, hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang menyatakan setuju sebesar 64,58%. Hal ini mengidentifikasikan bahwa karyawan di PT. Grhayasa Nusacitra Estima masih merasakan adanya ketidakseimbangan antara apa yang mereka kerjakan dengan apa yang mereka terima. Faktor tertinggi kedua tentang ketidakpuasan karyawan yaitu work it self dalam hal pekerjaan yang diberikan sesuai dengan kemampuan, yang menyatakan setuju sebesar 64,16%. Hal ini dikarenakan masih terdapat beberapa karyawan yang diberikan pekerjaan diluar keahliannya. Sedangkan faktor lainnya di jelaskan oleh dimensi lain yaitu pengawasan sebesar 63,75%, rekan kerja 62,91% dan dimensi promosi sebesar 49,16%. Tabel 1.5 Hasil Kuesioner Pra Penelitian Mengenai Komitmen Organisasional di PT. Grhayasa Nusacitra Estima Unsur yang dinilai Komitmen Afektif Komitmen Berkelanjutan Komitmen Normatif SS (5) Skor = Nilai x F S (4) Frekuensi KS (3) TS (2) STS (1) Responden Skor Realisasi Target 6 14 13 10 5 48 150 62,50 100 7 11 21 5 4 48 156 65,00 100 4 8 27 8 1 48 150 62,50 100 Realisasi = Skor : (F Tertinggi x Responden) x 100% Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner Pra Penelitian, 2016 Berdasarkan Tabel 1.5, dapat dilihat bahwa Komitmen Organisasional dalam hal ini dimensi tentang komitmen berkelanjutan memiliki pengaruh paling

12 N o tinggi yaitu sebesar 65,00%. Hal ini menunjukan bahwa secara ekonomi, karyawan tidak merasakan kerugian yang besar apabila meninggalkan organisasi ini. Sedangkan komitmen afektif dan komitmen normatif yang menyatakan setuju 62,50%, ini menunjukan bahwa karyawan tidak memiliki rasa keterikatan yang cukup kuat dengan organisasi namun dalam hal ini kewajiban moral untuk tetap bertahan pada organisasi sudah cukup baik. Unsur yang dinilai Tabel 1.6 Hasil Kuesioner Pra Penelitian Mengenai Lingkungan Kerja di PT. Grhayasa Nusacitra Estima SS (5) S (4) Frekuensi KS (3) TS (2) STS (1) Responden Skor Realisasi Target 1 Fisik 14 26 8 0 0 48 198 82,50 100 2 Non Fisik 0 6 36 4 2 48 142 59,16 100 Skor = Nilai x F Realisasi = Skor : (F Tertinggi x Responden) x 100% Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner Pra Penelitian, 2016 Berdasarkan Tabel 1.6, dapat dilihat bahwa dimensi fisik lingkungan kerja memiliki pengaruh yang cukup besar yaitu 82,50%. Hal ini menunjukan bahwa lingkungan fisik di PT. Grhayasa Nusacitra Estima sudah sangat baik dan memadai serta sangat mendukung kelangsungan karyawan dalam menyelesaikan semua tugas yang diberikan kepadanya Sedangkan yang menyatakan setuju untuk dimensi lingkungan kerja non fisik yaitu sebesar 59,16%. Hal ini menunjukan bahwa lingkungan kerja non fisik di PT. Grhayasa Nusacitra Estima belum begitu baik, karyawan masih merasakan kurangnya kesejahteraan dan kesempatan untuk mendapatkan keleluasaaan terutama dalam hal pengambilan keputusan.

13 Tabel 1.7 Hasil Kuesioner Pra Penelitian Mengenai Gaya Kepemimpinan di PT. Grhayasa Nusacitra Estima Frekuensi N Unsur yang Realisasi Target SS S KS TS STS o dinilai Responden Skor (5) (4) (3) (2) (1) 1 Otoriter 6 9 17 7 9 48 140 58,33 100 2 Demokratis 7 12 21 3 5 48 156 66,66 100 3 Bebas 1 8 32 7 0 48 150 55,41 100 Skor = Nilai x F Realisasi = Skor : (F Tertinggi x Responden) x 100% N o Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner Pra Penelitian, 2016 Berdasarkan Tabel 1.7, dapat dilihat bahwa Gaya Kepemimpinan demokratis memiliki pengaruh paling tinggi yaitu sebesar 66,66%. Hal ini menunjukan bahwa pimpinan perusahaan memiliki sikap demokratis dan terbuka kepada karyawannya. Sedangkan dimensi otoriter yang menyatakan setuju sebesar 58,33%, Sedangkan yang menyatakan setuju untuk dimensi gaya kepemimpinan bebas yaitu sebesar 55,41%. Ini menunjukan bahwa pimpinan masih memiliki sikap terbuka, bijaksana, selalu memberikan dorongan kepada karyawan. Unsur yang dinilai Tabel 1.8 Hasil Kuesioner Pra Penelitian Mengenai Motivasi di PT. Grhayasa Nusacitra Estima SS (5) S (4) Frekuensi KS (3) TS (2) STS (1) Responden Skor Realisasi Target 1 Kebutuhan Akan Prestasi 5 9 16 18 0 48 145 67,91 100 2 Kebutuhan Akan Afiliasi 4 6 22 12 4 48 138 57,50 100 3 Kebutuhan Akan Kekuasaan 6 13 8 16 5 48 146 60,83 100 Skor = Nilai x F Realisasi = Skor : (F Tertinggi x Responden) x 100% Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner Pra Penelitian, 2016

14 N o Berdasarkan Tabel 1.8, dapat dilihat bahwa motivasi dalam hal kebutuhan prestasi memiliki pengaruh paling tinggi yaitu sebesar 67,91%. Hal ini menunjukan bahwa karyawan masih merasa kurang mendapatkan kesempatan untuk berkreatifitas dan berprestasi. Sedangkan dimensi lainnya dimana kebutuhan akan kekuasaan yaitu tentang kebutuhan mengembangkan kekuasaan dan tanggungjawab yang menyatakan tidak setuju sebesar 60,83%, hal ini menunjukan kebutuhan akan kekuasaan yang diberikan perusahaan masih kurang. Sedangkan yang menyatakan tidak setuju tentang kebutuhan afiliasi sebesar 57,50%, hal ini menunjukan bahwa dalam hal ikut serta dan bekerjasama, menjalin hubungan baik antara karyawan di perusahaan belum berjalan dengan baik. Unsur yang dinilai Tabel 1.9 Hasil Kuesioner Pra Penelitian Mengenai Disiplin Kerja di PT. Grhayasa Nusacitra Estima SS (5) S (4) Frekuensi KS (3) TS (2) STS (1) Responden Skor Realisasi Target 1 Kehadiran 3 10 13 14 5 48 127 52,91 100 2 Ketaatan Pada Peraturan 7 9 21 10 1 48 156 65,00 100 3 Etika Kerja 8 13 10 14 3 48 158 65,83 100 Skor = Nilai x F Realisasi = Skor : (F Tertinggi x Responden) x 100% Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner Pra Penelitian, 2016 Berdasarkan Tabel 1.9, dapat dilihat bahwa disiplin kerja dalam hal ini dimensi tentang etika kerja memiliki pengaruh paling tinggi yaitu sebesar 65,83%. Hal ini menunjukan bahwa karyawan mampu menciptakan suasana harmonis dan

15 dapat bekerjasama dengan baik antar karyawan. Responden menyatakan kurang setuju untuk dimensi ketaatan pada peraturan sebesar 65,00%, sedangkan dimensi kehadiran dinyatakan tidak setuju oleh responden sebesar 52,91%, hal ini menunjukan tingkat ketaatan pada peraturan dan kedisiplinan karyawan masih rendah. Dari hasil pengolahan angket pra penelitian dapat diketahui besarnya persentase dari masing-masing faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan pada PT. Grhayasa Nusacitra Estima. Untuk mengetahui faktor yang memberikan kontribusi terbesar kepada kinerja karyawan di PT. Grhayasa Nusacitra Estima dapat dilihat pada Gambar 1.2 sebagai berikut : Gambar 1.2 Faktor yang mempengaruhi Kinerja Karyawan di PT. Grhayasa Nusacitra Estima Disiplin Kerja 15% Kepuasan Kerja 26% Motivasi 16% Kepemimpinan 15% Lingkungan Kerja 12% Komitmen Organisasional 16% Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa yang memberikan kontribusi terbesar pada kinerja karyawan di PT. Grhayasa Nusacitra Estima menurut responden adalah Kepuasan Kerja yaitu sebesar 26%. Hal ini menunjukan bahwa

16 yang paling berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan adalah Kepuasan Kerja. Faktor kedua yang memberikan kontribusi terbesar yaitu Komitmen Organisasional sebesar 16%. Masalah kinerja karyawan bukanlah timbul begitu saja atau timbul secara sembarangan. Reaksi negatif yang muncul akibat dari ketidakpuasan karyawan antara lain, karyawan sering mangkir, melakukan sabotase, menjadi agresif yang destruktif, hasil kerja yang menurun, angka turnover yang tinggi, dan lain-lain. Selain itu, sikap karyawan yang sering berpindah kerja dari satu perusahaan ke perusahaan lain mengindikasikan bahwa karyawan tidak memiliki rasa kepuasan terhadap organisasi tempat mereka bekerja. Kepuasaan kerja adalah hasil dari persepsi karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal yang dinilai penting (Kaswan, 2012). Kepuasan kerja karyawan dapat diciptakan melalui pemberian motivasi, penciptaan iklim organisasi yang menyenangkan, kompensasi yang sesuai, beban kerja yang sesuai dan menyenangkan, rekan kerja yang kooperatif, serta kesempatan promosi yang baik. Jika hal-hal tersebut terpenuhi, maka karyawan akan memperoleh kepuasan dalam pekerjaannya, sehingga karyawan tidak akan memutuskan untuk mengundurkan diri dan pindah ke perusahaan lain. Biasanya orang akan merasa puas terhadap pekerjaannya, apabila apa yang ia kerjakan itu dianggapnya telah memenuhi harapannya. Kepuasan kerja tidak dapat dipisahkan oleh motivasi kerja, hal ini didukung oleh hasil penelitian dari Nugroho dan Kunartinah (2012) dan penelitian Sapila (2013) yang

17 mengungkapkan bahwa motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaanperasaan positif tentang pekerjaan tersebut,sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut. Orang yang merasa puas menganggap kepuasan sebagai suatu rasa senang dan sejahtera karena dapat mencapai suatu tujuan atau sasaran. Selain kepuasan karyawan, faktor lain yang mempengaruhi kinerja adalah komitmen organisasional. Tingkat komitmen baik komitmen perusahaan terhadap karyawan, maupun antara karyawan terhadap perusahaan sangat diperlukan karena melalui komitmen-komitmen tersebut akan tercipta iklim kerja yang profesional dan menghasilkan peningkatan kinerja karena karyawan bekerja secara sepenuh hati dan merasabahwa karyawan tersebut merupakan bagian penting dari suatu organisasi. Komitmen organisasi juga menyediakan suatu pengukuran berwujud mengenai nilai individu bagi organisasi dan nilai organisasi bagi individu. Komitmen Organisasional dapat didefinisikan sebagai tingkat sampai dimana seorang pegawai mengidentifikasi dirinya dengan organisasi dan tujuan organisasi, serta harapan pegawai untuk bertahan dalam organisasi (Robbins dalam D. Purnamasari, 2015). Dalam sebuah organisasi, yang menjadi perhatian utama adalah bagaimana menciptakan keharmonisan dan keserasian dalam setiap pelaksanaan kegiatan atau aktivitas kerja. Keharmonisan dan keserasian tersebut dapat tercipta jika terbentuk

18 kerukunan dan kekompakan dalam system kerja sehingga tercipta suasana kerja yang kondusif. Hal ini akan membuat para karyawan termotivasi untuk bekerja dengan optimal yang pada akhirnya tujuan organisasi dapat terwujud dengan tingkat efisien dan efektivitas yang tinggi. Bedasakan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.Grhayasa Nusacitra Estima. 1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah Identifikasi masalah dan rumusan masalah dalam penelitian ini diajukan untuk merumuskan dan menjelaskan mengenai permasalahan yang tercakup dalam penelitian.permasalahan dalam penelitian ini meliputi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan di PT. Grhayasa Nusacitra Estima. 1.2.1. Identifikasi Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan, yaitu: 1. Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan sering diabaikan. 2. Beban kerja yang diberikan seringkali tidak sesuai dengan kemampuan karyawan. 3. Kurangnya rasa tanggungjawab terhadap pekerjaan maupun terhadap perusahaan.

19 4. pekerjaan yang diberikan kepada karyawan kadang terlalu banyak. 5. Kurangnya pengawasan terhadap kinerja karyawan. 6. Tingkat pergantian karyawan di setiap tahunnya semakin meningkat. 7. Sering terjadi komunikasi yang kurang baik antar karyawan dalam kerjasama secara tim. 8. Tidak terpenuhinya kepuasan kerja karyawan. 9. Tingkat komitmen organisasional yang rendah. 1.2.2. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah penelian adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kepuasan kerja karyawan pada PT. Grhayasa Nusacitra Estima. 2. Bagaimana komitmen organisasional karyawan pada PT. Grhayasa Nusacitra Estima. 3. Bagaimana kinerja karyawan pada PT. Grhayasa Nusacitra Estima. 4. Berapa besar pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan baik secara simultan maupun parsial pada PT. Grhayasa Nusacitra Estima. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa : 1. Kepuasan kerja karyawan pada PT. Grhayasa Nusacitra Estima. 2. Komitmen organisasional karyawan pada PT. Grhayasa Nusacitra Estima.

20 3. Kinerja karyawan pada PT. Grhayasa Nusacitra Estima. 4. Besarnya pengaruh kepuasan kerja dan komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan pada PT. Grhayasa Nusacitra Estima. 1.4. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini diajukan guna menjelaskan mengenai manfaat dan kontribusi yang dapat diberikan dari penelitian baik kegunaan teoritis maupun praktis. 1.4.1. Secara Teoritis 1. Bagi penulis, mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan mengenai kepuasan kerja dan komitmen organisasional terhadap kinerja karyawan pada PT. Grhayasa Nusacitra Estima serta masalah yang dihadapi dan cara menyelesaikan masalah tersebut. 2. Bagi perusahaan dan pengembangan umum lainnya, diharapkan dapat memberikan sumbangan mengenai pengetahuan secara umum mengenai kepuasan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan secara baik dan benar. 1.4.2. Secara Praktis 1. Penelitian ini diharapkan akan berguna untuk memberikan informasi tambahan dan menjadi salah satu pilihan manajemen PT. Grhayasa Nusacitra Estima dalam menentukan kebijakan di bidang Sumber Daya Manusia khususnya dalam upaya meningkatkan kinerja karyawannya.

21 2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi PT. Grhayasa Nusacitra Estima, terutama dalam memperhatikan kepuasan kerja dan komitmen organisasi untuk menghadapi masalah kinerja karyawan. 3. Sebagai bahan masukan dan pendapat yang dapat digunakan dilingkungan sendiri oleh mahasiswa khususnya Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan di masa yang akan datang.