BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena interaksi pembelajaran merupakan kegiatan inti

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang No. 20

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara dalam mengenyam pendidikan. Mulai dari sekolah dasar,

I. PENDAHULUAN. membentuk karakter manusia yang memiliki kemampuan akademik dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

tentang Standar Nasional Pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan ketat sejak di Hollandsch Inlandsche Scholl (HIS) dan Meer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013 PENGGUNAAN MEDIA LAGU UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA DALAM MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dasar, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari beragam etnis yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan dalam kehidupan manusia sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. sejak manusia ada. Apalagi masa-masa sekarang dan masa mendatang. Maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan pendidikan seseorang dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan tentu saja pendidik maupun peserta didik. Sehubungan dengan hal itu Mulyasa (2014:20) mengatakan: Tujuan pendidikan secara mikro yaitu membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya bangsa Indonesia, memiliki nalar (maju, cakap, cerdas, kreatif, inovatif dan bertanggung jawab), berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum, kooperatif dan kompetitif, demokratis), dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia mandiri. Pendidik sebagai pemegang peranan penting dalam membentuk manusia yang berkualitas, tentu tidak mudah harus memiliki strategi khusus dalam melakukan pembelajaran serta strategi untuk bekerja sama beserta orang tua dan masyarakat. Selain tujuan secara mikro yang berbasis karakter, terdapat pula tujuan pendidikan menengah. Mulyasa (2008:13) mengatakan, Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan tidak hanya bertujuan mencerdaskan bangsa tetapi juga membentuk karakter dan kepri-badian yang berkualitas serta fisik yang kuat dan sehat. 1

2 Salah satu kegiatan belajar mengajar khususnya di sekolah adalah keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills). Sehubungan dengan hal tersebut, Tarigan (2008:31) mengatakan: Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambanglambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Sebagai salah satu keterampilan berbahasa menyimak tidak dapat dilepaskan dari aspek-aspek keterampilan berbahasa lainnya. Keterampilan berbicara, membaca dan menulis akan memberikan kontribusi berharga dalam menyimak. Begitu pula sebaliknya, apa yang diperoleh dari menyimak akan berpengaruh terhadap keterampilan berbahasa lainnya. Banyak siswa memiliki kendala dalam melakukan keterampilan menyimak. Tarigan (2008:97) mengatakan, Untuk dapat menyimak dengan efektif siswa harus meningkatkan perilaku dan kebiasaan menyimak. Setiap orang yang ingin menjadi penyimak unggul haruslah berusaha meningkatkan perilaku dan kebiasaan menyimak dalam dirinya. Hal ini berarti bahwa semua orang khususnya siswa memiliki potensi untuk menyimak dengan cara mengarahkan siswa untuk menjadikan keterampilan menyimak sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan. Dalam menyimak seseorang dituntut untuk dapat memahami dan mengidentifikasi unsur yang ia simak. Mengidentifikasi dapat dilakukan penyimak setelah melalui tahapan memahami. Seseorang tidak akan bisa mengidentifikasi jika belum memahami hal yang menjadi pokok bahasan yang ia simak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:567), Mengidentifikasi adalah suatu

3 proses menemukan informasi baik secara lisan maupun tulisan. Jadi, mengidentifikasi adalah suatu proses menyimak dan menentukan unsur-unsur pengimajian yang terdapat dalam puisi deskriptif. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada kurikulim KTSP, siswa diharapkan mampu mengidentifikasi unsur pengimajian yang terdapat dalam puisi deskriptif. Waluyo (2003:135) mengatakan, Dalam puisi deskriptif, penyair memberi kesan terhadap suatu peristiwa atau fenomena yang dipandang menarik perhatian penyair. Puisi yang termasuk puisi deskriptif misalnya satire, kritik sosial, impresionistik. Puisi sangat erat kaitannya dengan unsur pengimajian. Kosasih (2012:100) mengatakan, Pengimajian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Jadi, pembelajaran mengidentifikasi unsur pengimajian merupakan suatu pembelajaran yang bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam menentukan atau menetapkan sesuatu yang menunjukkan sebuah unsur atau peristiwa yang berlangsung sewaktu citraan yang timbul oleh penglihatan diproduksikan dalam proses menyimak dan menemukan unsur pengimajian. Namun pada kenyataannya, berbagai kendala sering ditemukan ketika berlangsungnya proses pembelajaran. Salah satunya adalah kurangnya minat siswa dalam menyimak dan mencari tahu sebuah informasi atau pengetahuan. Berkaitan dengan hal tersebut, pada pelaksanaan pembelajaran diperlukan media yang tepat dan sesuai. Guru sebagai fasilitator harus memiliki berbagai

4 kemampuan dalam mengaplikasikan media pembelajaran, di antaranya kemampuan memilih media pembelajaran yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa agar berpartisipasi aktif dan kemampuan membuat suasana yang kondusif demi tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu media pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif yaitu media still picture. Menurut Arsyad (2010:15) mengatakan, still picture (gambar diam) adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Media ini memiliki keunggulan dibandingkan dengan media grafis. Media dalam pembelajaran merupakan sumber yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Hamalik dalam Arsyad (2010:15) mengatakan. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruhpengaruh psikologis terhadap siswa. Dengan media diharapkan proses belajar dan mengajar lebih komunikatif dan menarik. Berdasarkan hal tersebut, penulis memahami bahwa penelitian ini merupakan suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh individu untuk memeroleh pengetahuan yang baru sehingga membentuk suatu perubahan dalam memadukan kemampuan dan keterampilannya. Berdasarkan beberapa ahli, media dalam pembelajaran sangat penting peranannya dalam membantu guru dan murid dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru terbantu dalam menyampaikan materi kepada siswa dan siswa terbantu dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk memilih judul penelitian tentang Pembelajaran Mengidentifikasi Unsur Pengimajian

5 dalam Puisi Deskriptif dengan Menggunakan Media Still Picture pada Siswa Kelas X SMK Bina Sarana Cendekia Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan salah satu titik penemuan masalah yang ditemukan peneliti dan ditinjau dari sisi keilmuan. Terdapat berbagai permasalahan dan kendala yang melatarbelakangi rendahnya kemampuan siswa dalam mengidentifikasi unsur pengimajian dalam puisi deskriptif pada siswa kelas X. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka terdapat masalah sebagai berikut. 1. Perlunya pengembangan kreativitas dalam pembelajaran sehingga siswa termotivasi dan lebih aktif dalam berinteraksi. 2. Banyak siswa yang beranggapan pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah pelajaran yang membosankan. 3. Mengidentifikasi dijadikan salah satu pembelajaran yang mendukung siswa untuk berpikir kritis. 4. Pemanfaatan media pembelajaran still picture sebagai alat untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa, perlunya kreaktivitas guru dan pemanfaatan media still picture dalam pembelajaran me-nyimak agar siswa tidak jenuh dan bosan dalam menjalankan rutinitas belajar.

6 1.3 Rumusan Masalah Perumusan masalah adalah kesimpulan permasalahan berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis merumuksan masalah yang terdapat dalam penilian sebagai berikut: 1. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran mengidentifikasi unsur pengimajian dalam puisi deskriptif dengan menggunakan media still picture pada siswa kelas X SMK Bina Sarana Cendekia Bandung? 2. Mampukah siswa kelas X SMK Bina Sarana Cendekia Bandung mengidentifikasi unsur pengimajian dalam puisi deskriptif sesuai dengan benda yang dideskripsikannya? 3. Efektifkah media still picture diterapkan dalam pembelajaran mengidentifikasi unsur pengimajian dalam puisi deskriptif pada siswa kelas X SMK Bina Sarana Cendekia Bandung? Berdasarkan perumusan masalah tersebut, penulis menyimpulkan permasalahan yang tedapat dalam penelitian ini adalah kemampuan penulis dan kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran mengidentifikasi unsur pengimajian, dan ketepatan media yang digunakan dalam pembelajaran mengidentifikasi unsur pengimajian.

7 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dapat dikatakan berhasil apabila memiliki tujuan yang dapat dijadikan pedoman penelitian dalam menentukan arah yang harus ditinjau dalam melakukan penelitian. 1. untuk mengetahui kemampuan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran mengidentifikasi unsur pengimajian dalam puisi deskriptif dengan menggunakan media still picture pada siswa kelas X SMK Bina Sarana Cendekia Bandung; 2. untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X SMK Bina Sarana Cendekia Bandung dalam mengidentifikasi unsur pengimajian dalam puisi deskriptif dengan mengguna-kan media still picture; 3. untuk mengetahui keefektifan penggunaan media still picture dalam pembelajaran mengidentifikasi unsur pengimajian dalam puisi deskriptif pada siswa kelas X SMK Bina Sarana Cendekia Bandung. Dari tujuan penelian tersebut dapat disimpulkan bahwa, penelitian yang penulis lakukan adalah untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X SMK Bina Sarana Cendekia Bandung, dan untuk mengetahui ketepatan penggunaan media still picture dalam pembelajaran mengidentifikasi unsur pengimajian dalam puisi deskriptif.

8 1.5 Manfaat Penelitian Peneliti yang dilakukan tentu harus memberikan manfaat baik bagi penulis maupun objek yang ditulisnya. Manfaat yang terdapat dari penulis ini sebagai berikut. a. Bagi penulis Kegiatan penulis ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, serta keterampilan penulis di dalam pembelajaran mengidentifikasi unsur pengimajian dalam puisi deskriptif dengan menggunakan media still picture. b. Bagi siswa Menjadi alternatif pembelajaran apabila siswa menemukan kesulitan dalam mengidentifikasi unsur pengimajian dalam puisi deskriptif. c. Bagi Guru Bahasa Indonesia Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan salah satu alternatif media pembelajaran puisi, terutama mengidentifikasi unsur pengimajian dalam puisi deskriptif dengan menggunakan media still picture. d. Bagi Peneliti Lain Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi pembanding, terutama dalam hal meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengidentifikasi unsur puisi. Berdasarkan manfaat penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa selain bermanfaat bagi penulis, penelitian tersebut juga bermanfaat bagi siswa, bagi guru bahasa Indonesia dan bagi peneliti lanjutan.

9 1.6 Definisi Operasional Definisi operasional adalah penjabaran dan tafsiran kata sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam memahami judul dan masalah penelitian. Untuk menghindari penafsiraan terhadap istilah-istilah yang penulis gunakan dalam judul penelitian, secara operasional istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian dapat didefinisikan sebagai berikut. 1. Pembelajaran adalah suatu proses, cara yang dilakukan untuk menjadikan siswa mengalami perubahan dan memperoleh kecakapan dari sesuatu yang dipelajari. 2. Mengidentifikasi adalah sebuah usaha untuk mengenali sesuatu berdasarkan hal yang ada. 3. Pengimajian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut pembaca seolah-olah merasa, mendengar atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. 4. Puisi deskriptif adalah puisi yang mendepankan penyair sebagai pemberi kesan terhadap keadaan atau peristiwa, benda, dan suasana yang dipandang menarik perhatian penyair. 5. Media still picture adalah media menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam pada layar. Misalnya foto, tulisan, gambar binatang atau gambar alam semesta yang diproyeksikan ke dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran mengidentifikasi unsur pengimajian dalam puisi deskriptif dengan menggunakan

10 media still picture adalah proses penyampaian ilmu pengetahuan untuk membuat karya sastra sebagai ekspresi pemikiran, dan perasaan penyair secara imajinatif ke dalam baris-baris puisi melalui media still picture.