CAMBRIDGE CONDOMINIUM - MEDAN Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Perkara Perdata No.597Pdt.G/2013/PN.MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN HUNIAN GRAHA CEMPAKA MAS JAKARTA PUSAT

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15 /PERMEN/M/2007 TENTANG TATA LAKSANA PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA MILIK

BAB III TANGGUNG JAWAB PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI DALAM MENYELENGGARAKAN PENGURUSAN SATUAN RUMAH SUSUN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG PEDOMAN PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN, ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENGHUNI RUMAH SUSUN

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN ( PPPSRS ) KOMERSIAL HUNIAN JAKARTA MUKADIMAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH SELAKU KETUA NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG

POKOK-POKOK PENGETAHUAN TENTANG RUMAH SUSUN. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RUMAH SUSUN

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN (P3SRS) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RUMAH SUSUN. Oleh Elsi Kartika Sari*) Abstrak

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB. I UMUM. Pasal. 1 LANDASAN PENYUSUN. Pasal.

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 118 ayat (1) UU No. 20/2011 bahwa Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETETAPAN MUSYAWARAH MAHASISWA FF UI No. 01/MUSMA FF UI/V/2012

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI KONTRAKTOR MEKANIKAL ELEKTRIKAL INDONESIA ( A S K O M E L I N ) BAB I UMUM Pasal 1 DASAR 1. Anggaran Rumah Tangga ini

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL LUAR BIASA AD/ART

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

KEPUTUSAN KONGRES I ISKINDO NOMOR : KEP.003/KONGRES I/VI/2015 TENTANG PENGESAHAN TATA TERTIB KONGRES I ISKINDO

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1957 TENTANG POKOK-POKOK PEMERINTAHAN DAERAH *) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TATA TERTIB MUSYAWARAH PROVISI DPD HIPKI (Himpunan Penyelenggara Pelatihan Dan Kursus Indonesia) PROVINSI LAMPUNG. Pasal 1 NAMA DAN STATUS

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN KETUA TIM KOORDINASI PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI BODRI KUTO NOMOR : 08 / TKPSDA / III / 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

IKATAN ALUMNI CEDS UI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TEN TANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TEN TANG RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA MAHASISWA

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN LUAR NEGERI DAN KELOMPOK PENYELENG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

ANGGARAN DASAR KOPERASI FORTUGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP)

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO. KEPUTUSAN BADAN PERWAKILAN DESA SIDOMULYO NOMOR: 01/Kep.BPD/2002 TENTANG: TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 85/PUU-XIII/2015 Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun (PPPSRS)

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS MK PUTUSKAN UJI MATERI UU RUSUN

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

RANCANGAN TATA TERTIB KONGRES IJTI KE-5 BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

LAMPIRAN : KEPUTUSAN KETUA UMUM DHARMA WANITA PERSATUAN NOMOR : 527 TAHUN 2014 TANGGAL : 10 DESEMBER 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K O M I S I I N F O R M A S I

QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DAN PEMBERHENTIAN IMUM MUKIM DI ACEH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 003/ PP.IAI/1418/IV/2014. Tentang

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

KETETAPAN FORUM MAHASISWA IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA Nomor: 001/TAP/FORMA/IKMFKUI/III/2013.

GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR : 1 TAHUN 1991 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN PENYELENGGARAAN RAPAT ANGGOTA KOPERASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENGURUS PUSART IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERSI INDONESIA

Matraman, Kelurahan Kebon Manggis, Rukun Tetangga 011, Rukun Warga 001,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

POKOK PERMASALAHAN: CAMBRIDGE CONDOMINIUM - MEDAN Gugatan Perbuatan Melawan Hukum Perkara Perdata No.597Pdt.G/2013/PN.MEDAN Pemilik dan Penghuni (Penggugat) melawan PT. GMTS / Developer (Tergugat I), Notaris Roosmidar (Tergugat II) dan Pemkot Medan (Turut Tergugat), TATA LAKSANA PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PEMILIK DAN PENGHUNI SATUAN RUMAH SUSUN HUNIAN DAN NON HUNIAN CAMBRIDGE CONDOMINIUM ==================== Memperhatikan Undang Undang Perumahan: 1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun Sebagai pengganti UU nomor 16 tahun 1985 Tentang Rumah Susun: BAB XIX KETENTUAN PENUTUP - Pasal 118 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku: 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3318) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 2. Semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Undang-Undang ini. 2. Peraturan Pemerintah nomor 4 tahun 1988 Tentang: Rumah Susun 3. Keputusan Menpera Nomor 06/KPTS/BKP4N/1995 Tentang: PEDOMAN PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENGHUNI RUMAH SUSUN 4. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 15/PERMEN/M/2007 TENTANG: TATA LAKSANA PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PENGHUNI RUSUN SEDERHANA MILIK ==================== 1

Bab I Landasan hukum 1- Bahwa Peraturan yang berlaku tentang Pembentukan PPPSRS ada 4 yaitu Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun sebagai pengganti Undang- Undang Nomor 16 Tahun 1985, Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 Tentang Rumah Susun, Keputusan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 06/KPTS/BKP4N/1995 Tentang Pedoman Pembuatan Akta Pendirian Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Penghuni Rumah Susun dan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 15/PERMEN/M/2007, Tentang Tata Laksana Pembentukan PPRS; -------------------------------------------------------------- 2- Bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 dan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 15/PERMEN/M/2007 tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 (Psl:118);----------------------------------------------------------------------------------------- 3- Bahwa dalam hal pelaksanaan pembentukan PPPSRS, Pemerintah harus menjadikan pertimbangan/berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 15/PERMEN/M/2007, sebagai pendukung peraturan ; -------------------------------------------------------------- 4- Bahwa dalam proses pembentukan PPPSRS, sebelum pemilihan dewan pengurus, terlebih dahulu dilakukan persetujuan atas akta pendirian, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga yang wajib mengikuti pedoman Keputusan Menpera Nomor 06/KPTS/BKP4N/1995 Tentang: PEDOMAN PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENGHUNI RUMAH SUSUN------------------------------------------------------------------------ Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 15/PERMEN/M/2007 :Agenda Musyawarah Pasal 13 (1) Agenda musyawarah untuk membahas dan memutuskan : 1. pemilihan pimpinan rapat; 2. pengesahan tata tertib dan jadual acara musyawarah; 3. persetujuan atas naskah akta pendirian dan anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART) PPRS; 4. pengesahan susunan organisasi dan uraian tugas pengurus PPRS; 5. pengesahan program kerja pengurus PPRS; 6. pemilihan dewan pengurus. Keputusan Menpera Nomor 06/KPTS/BKP4N/1995 Menetapkan: KEDUA: Pedoman ini berlaku untuk Rumah Susun Hunian dan Rumah Susun Bukan Hunian serta Rumah Susun yang digunakan secara campuran (hunian, pertokoan, dan perkantoran) dengan penyesuaian seperlunya. KETIGA: Setiap adanya pembentukan, pembuatan, dan pengesahan Akta Pendirian, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Penghuni Rumah Susun wajib mengikuti pedoman yang telah ditetapkan dalam Keputusan ini. ==================== 2

Bab II Ketentuan UMUM 1. Hak suara - Bahwa Dalam hal 'Pembentukan P3SRS', yang memiliki hak suara adalah Pemilik yang telah menghuni dengan metode satu nama satu suara. Hak suara dibatasi dan diatur dalam azas keanggotaan Perhimpunan, dimana 1 identitas nama mendapat satu keanggotaan sehingga memiliki satu suara dengan penjelasan dari UU nomor 20 sbb: --------------------------------------------------------------------------------------------------------------- UU RI Nomor 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun Pasal 74 (1) Pemilik sarusun wajib membentuk PPPSRS. UU RI Nomor 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun Pasal 74 Ayat (2) PPPSRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beranggotakan pemilik atau penghuni yang mendapat kuasa dari pemilik sarusun. Dengan penjelasan: Kuasa dari pemilik kepada penghuni terbatas pada hal penghunian, misalnya, dalam hal penentuan besaran iuran untuk keamanan, kebersihan, atau sosial kemasyarakatan. Yang dimaksud dengan setiap anggota berhak memberikan satu suara adalah apabila sarusun telah dihuni, suara pemilik dapat dikuasakan kepada setiap penghuni sarusun. Apabila sarusun belum dihuni, setiap nama pemilik hanya mempunyai satu suara walaupun pemilik yang bersangkutan memiliki lebih dari satu sarusun. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 15/PERMEN/M/2007 TENTANG TATA LAKSANA PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PENGHUNI RUSUN SEDERHANA MILIK(3) Pasal 19 : Pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setiap sarusun milik mempunyai satu suara. 2. Hak suara memilih dan dipilih - Bahwa pemilik dan penghuni rumah susun yang menghadiri rapat mempunyai hak yang berbeda, ada pemilik yang mempunyai hak memilih tetapi tidak mempunyai hak untuk dipilih, ada juga pemilik selaku penghuni yang mempunyai hak memilih dan dipilih apabila mempunyai KTP di rumah susun tersebut, sedangkan penghuni yang bukan pemilik, maka ia mempunyai hak memilih apabila mendapat kuasa dari pemilik dan ia tidak mempunyai hak untuk dipilih;---------------------------------------- Pemilik yang memiliki hak untuk memilih dan dipilih Pemilik yang memiliki hak memilih tanpa hak dipilih Penghuni yang memiliki Hak memilih tanpa hak dipilih 3. Metode Perhitungan Hak Suara ( NPP atau 1 Nama 1 Suara) : Pemilik yang juga penghuni : Pemilik namun bukan penghuni : Penghuni yang mendapat kuasa dari pemilik setelah P3SRS terbentuk - Bahwa dalam hal musyawarah pertama pembentukan P3SRS, maka wajib berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 15/PERMEN/M/2007 TENTANG TATA LAKSANA PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PENGHUNI RUSUN SEDERHANA MILIK ; seharusnya musyawarah tersebut bertemakan pembentukan maka mendata dan mensyahkan daftar anggota PPPSRS yang akurat sangat penting; Sehingga pemungutan suarapun dalam pemilihan pengurus yang pertama kali adalah memakai hak suara anggota yaitu satu nama satu suara. Pemakaian NPP didalam pembentukan adalah suatu kesalahan----------------------- 3

Bab II Ketentuan UMUM Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 15/PERMEN/M/2007 TENTANG TATA LAKSANA PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PENGHUNI RUSUN SEDERHANA MILIK(3) Pasal 19 : Pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setiap sarusun milik mempunyai satu suara. b. Dalam hal setelah P3SRS telah terbentuk, maka peraturan yang dipakai berpedomankan pada UU RI nomor 20 tahun 2011 pasal 77 yang mana selama ini telah terjadi perselisihan penafsiran di lapangan tentang Hak Pemilihan, hal ini diperlukan adanya PP baru dalam penegasan Hak pemilihan ini sebagai Hak Hunian--------------------------------------------------- 4. Peserta Musyawarah/Keanggotaan dan Surat Kuasa - Bahwa perhimpunan terbentuk dari dasar 'keanggotaan' bukan jumlah unit kepemilikan. Setiap satu identitas penghuni memperoleh satu keanggotaan dalam perhimpunan dan satu suara. Sehingga seseorang bila memiliki lebih dari 1 unit, tetap 1 nama = 1 keanggotaan = 1 suara. Kecuali unit tersebut telah dihuni sehingga dapat mengdaftarkan anggota baru melalui kuasa kepemilikannya----------------------------------------------------------------------------------------------------------------- - Bahwa Surat Kuasa hanya dapat diberikan kepada Penghuni, sesuai penegasan surat dari kepala Biro Hukum Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia tertanggal 12 November 2013 nomor 333/sm.2/um.01.03/11/2013 dan ------------------------------------------- UU RI Nomor 20 tahun 2011 tentang Rumah SusunPasal 74 (2) PPPSRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beranggotakan pemilik atau penghuni yang mendapat kuasa dari pemilik sarusun. PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PENGHUNI RUSUN SEDERHANA MILIK - Peserta Musyawarah Pasal 11 (1) Peserta musyawarah adalah seluruh pemilik dan/atau penghuni yang memperoleh surat kuasa dari pemilik. Keputusan Menpera Nomor 06/KPTS/BKP4N/1995 Tentang: PEDOMAN PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENGHUNI RUMAH SUSUN BAB (VI). KEANGGOTAAN DAN DAFTAR ANGGOTA Pasal (1)Keanggotaan: a.yang dapat menjadi anggota Perhimpunan Penghuni Rumah Susun adalah subyek hukum yang memiliki, atau memakai, atau menyewa, atau menyewa beli (termasuk sewa guna usaha) atau yang memanfaatkan satuan rumah susun yang berkedudukan sebagai penghuni di lingkungan rumah susun tersebut; b. Keanggotaan Perhimpunan Rumah Susun diwakili oleh kepala keluarga satuan rumah susun, dan mulai berlaku sejak penghuni sebagaimana dimaksud dalam butir 1 angka IV ini telah tercatat dalam daftar penghuni dan/atau telah berdomisili di lingkungan rumah susun tersebut sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku; 4

Bab II Ketentuan UMUM 5. Syarat Pengurus P3SRS: Pengurus Wajib Berdomisili, BerKTP, dan Bersatus Penghuni - Bahwa semangat dari PPPSRS adalah pengurus itu dari warga, oleh warga dan untuk warga, oleh karena itu pengurus PPPSRS harus mempunyai KTP di lingkungan rumah susun ;--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Keputusan Menpera Nomor 06/KPTS/BKP4N/1995; X. SUSUNAN ORGANISASI, PERSYARATAN, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN PENGURUS :Susunan Organisasi Yang dapat dipilih menjadi anggota Pengurus Perhimpunan Penghuni ialah para penghuni atau para wakilnya yang sah menurut hukum yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Warga Negara Indonesia yang setia kepada Pancasila dan Undang- undang Dasar 1945; 2. Berdomisili di lingkungan Rumah Susun yang dimaksud; 3. Berstatus sebagai penghuni yang sah di lingkungan rumah susun tersebut; 4. Memiliki kartu penduduk yang sah di lingkungan rumah susun tersebut; Bahwa yang dapat menjadi pengurus PPPSRS harus mempunyai KTP di rumah susun, sesuai dengan falsafahnya adalah harus orang yang tinggal di lingkungan rumah susun, karena pengurus PPPSRS berkewajiban mengurus kepentingan para pemilik atau penghuni yang berkaitan dengan pengelolaan kepemilikan benda bersama, bagian bersama, tanah bersama dan penghunian. Pengurus PPPSRS adalah perwakilan ditunjuk yang dekat dengan warga disana dan kalau ada masalah maka pengurus dapat segera tahu, hal tersebut menjadi sangat penting, dalam prakteknya apabila timbul masalah dan pengurus tidak tinggal di lingkungan itu akan sulit untuk menyelesaikannya;------------------------------------------------------------------------------------------------------------ - Bahwa sebelum mengesahkan suatu anggaran dasar dan anggaran rumah tangga dari suatu PPPSRS, Notaris dan pemerintah harus tetap meneliti hal-hal yang harusnya diteliti, misalkan KTP para pengurus PPPSRS;---------------------------------------------------------------------------------------------------- 6. Walk Out, Tugas dan Kewajiban Notaris, Pengembang dan Pemkot selaku Pembina: - Bahwa peran Notaris dalam rapat - mencatat jalannya rapat, membuat daftar absen, memeriksa dan melaporkan jumlah anggota/penghuni, jumlah yang hadir, siapa yang hadir dan siapa yang walk out dan karena apa sampai walk out, hal ini sebagai pertimbangan bagi pemerintah apakah akan menerbitkan surat keputusan atau tidak. Melakukan pemeriksaan keabsyahan undangan sesuai daftar data penghuni, pemeriksaan identitas KTP pengurus. - Bahwa Notaris wajib melakukan perhitungan suara kembali bila jalannya sidang sebelum pemilihan terjadi walk out untuk kepentingan jumlah kuorum suara. Hak suara peserta yang walk out bukan karena perselisihan dasar hukum, disamakan dengan pemilik atau penghuni yang tidak hadir yaitu dianggap setuju dengan keputusan rapat. Sehingga peserta yang walk out ini dapat menimbulkan terjadinya tidak kuorum suara sehingga memiliki potensi penundaan musyawarah untuk mencapai kuorum suara. 5

Bab II Ketentuan UMUM - Bahwa dalam suatu kasus apabila dalam suatu rapat pembentukan PPPSRS tidak tercapai titik temu, dari awal pimpinan rapat harus mengumumkan syarat-syarat rapat, menentukan kuorum yang harus tercapai dari peserta yang hadir. Apabila yang diundang 500 orang dan ternyata yang hadir hanya tinggal 100 orang maka kuorum yang terpenuhi adalah 2/3 dari 100 orang yang hadir. Dan hal tersebut harus dicantumkan dalam Akta Notaris. --------------------------------------------------------------------- - Bahwa tidak ada aturannya melarang adanya pembentukan PPPSRS lebih dari 1 (satu), pemerintah dapat mengeluarkan surat keputusan untuk pengurus PPPSRS yang lebih dari satu dengan syarat lahan apartemen sangat luas, atau pengurus PPPSRS mengurus lahan yang berbeda, misalkan untuk toko atau mengurus rumah susun yang berbeda, misalkan untuk pertokoan dan rumah susun komersial dalam 1 lahan; ----------------------------------------------------- 6

Bab III Mekanisme Pelaksanaan Pembentukan PPPSRS - Bahwa prosedur pembentukan pengurus PPPSRS dari awal yaitu pertama setelah pelaku pembangunan selesai membangun maka harus ada sertifikat layak huni dan baru bisa disosialisasikan oleh pengembang dengan melibatkan organisasi sosial masyarakat dalam rangka Pembentukan persiapan panitia musyawarah. Sosialisasi dan Persiapan ini dilakukan dalam waktu selambatnya satu tahun sejak sarusun pertama diserahkan. Setelah itu harus terbentuk panitia musyawarah. Tahap kedua adalah Pembentukan Panitia Musyawarah difasilitasi dan dibiayai oleh pengembang, yang kemudian panitia musyawarah ini yang akan melakukan sosialisasi adanya pembentukan PPPSRS. Panmus harus meminta pelaku pembangunan untuk menyerahkan namanama pemilik dari tower agar bisa didata oleh Panmus untuk kepentingan undangan dan keanggotaan. Tahap ketiga Panmus membuat agenda rapat dan apa saja yang akan dibicarakan dirapat tersebut. Tahap keempat baru diadakan rapat, semua pemilik dan penghuni diundang oleh Panmus, dibuatkan daftar hadir dan apabila penghuni bukan pemilik maka harus mempunyai surat kuasa dari pemilik untuk menghadiri rapat. Selain dihadiri oleh pemilik dan penghuni, yang harus hadir adalah pemerintah (Kementerian Perumahan dan Dinas Perumahan), pengembang dan pelaku pembangunan selaku peninjau serta Notaris yang diperlukan untuk mencatat jalannya rapat dan sebagai saksi untuk daftar hadir. Selanjutnya rapat dibuka, Panmus menyiapkan draft Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, selain itu juga dibuat syarat-syarat rapat (tata tertib), dan baru dipilih ketua yang akan memimpin rapat. Semua itu harus dicatat oleh Notaris dan dicatatkan dalam sebuah Akta Berita Acara;--------------------------------------------------------------------------------------------------- - Bahwa jika dalam rapat pertama tidak memenuhi kuorum, maka rapat ditunda selama 60 menit dan setelah itu dilanjutkan lagi, dan ternyata tetap tidak memenuhi kuorum maka ditunda 60 menit lagi. Kalau tetap tidak memenuhi kuorum maka rapat ditunda dengan rentang waktu 30 hari dan Panmus akan mengulang lagi proses rapat dengan membuat undangan dan disosialisasikan lagi. Setelah rapat kedua diadakan kembali maka apabila tetap tidak memenuhi kuorum, ketua rapat dapat mengambil keputusan;----------------------------------------------------------------------------------------------- - Bahwa yang harus dibahas terlebih dahulu adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, baru melakukan pemilihan pengurus PPPSRS, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah program untuk jangka panjang sedangkan pengurus mempunyai jangka waktu tertentu yaitu 3 tahun;--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Tugas dan Kewajiban Pengembang : Pendataan, Sosialisasi dan pembiayaan pembentukan Panitia Musyawarah, bukan pembentukan PPPSRS Bahwa pengembang memiliki 2 kewajiban utama. Kewajiban adalah suatu tanggung jawab yang berbeda dengan hak. Artinya dalam hal pengembang dengan sengaja atau tidak sengaja melalaikan dan mengabaikan kewajiban, dengan berjalannya waktu sesuai ketentuan UU dan melalui permintaan dari warga yang diabaikan, maka warga dengan bantuan pemerintah dan organisasi sosial kemasyarakatan atau profesional, dapat melaksanakan kewajiban tersebut untuk memenuhi dan menjaga kebutuhan hidup yang harmonis serta memenuhi ketentuan UU tentang kewajiban pembentukan PPPSRS oleh pemilik. Terlampir surat tegoran dari DPD RI atas kesalahpenafsiran yang sering dilakukan dengan sengaja oleh pengembang dalam penerapan pada warga yang belum mengerti undang -undang perumahan ini. 7

Bab III Mekanisme Pelaksanaan Pembentukan PPPSRS 1. Kewajiban memfasilitasi persiapan pembentukan PPPSRS bukan pembentukan PPPSRS melalui tahapan persiapan sbb:----------------------------------------------------------- a. Pelaku pembangunan wajib melakukan sosialisasi dan pendataan pemilik dan penghuni untuk kepentingan pembentukan P3SRS dimana data akurat akan dipakai sebagai dasar penyelenggaraan, daftar undangan, hak suara, identitas hak kehadiran, dan menjadi aset milik bersama P3SRS yang dapat diperlihatkan /dimiliki oleh setiap anggota------------------- PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PENGHUNI RUSUN SEDERHANA MILIK - BAB III PERSIAPAN PEMBENTUKAN PPRS -Bagian Pertama Umum Pasal 4 Persiapan pembentukan PPRS dilakukan melalui tahapan : 1. sosialisasi ke penghuni; 2. pendataan pemilik dan/atau penghuni; 3. pembentukan panitia musyawarah; 4. tugas panitia musyawarah; 5. kegiatan panitia musyawarah. Pendataan Penghuni - Pasal 6 (1) Pendataan penghuni atas sarusun milik dilakukan oleh pelaku pembangunan sesuai prinsip kepenghunian yang sah. (4) Pendataan penghuni sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh pelaku pembangunan dijadikan sebagai dasar penyelenggaraan musyawarah penghuni. b. Pelaku Pembangunan berkewajiban memfasilitasi pendanaan penyelenggaraan pembentukan panitia musyawarah maksimal 1 tahun sejak penyerahan sarusun yang pertama PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PENGHUNI RUSUN SEDERHANA MILIK - Pembentukan Panitia Musyawarah Pasal 7 (1) Pelaku pembangunan memfasilitasi penyelenggaraan pembentukan panitia musyawarah. (2) Pembentukan panitia musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan maksimal 1 (satu) tahun sejak penyerahan sarusun milik yang pertama. (3) Biaya penyelenggaraan pembentukan panitia musyawarah yang pertama kali dibebankan kepada pelaku pembangunan. 2. Pengembang selaku Pembina adalah melakukan pembinaan dalam proses pelaksanaan Pembentukan P3SRS dan menjaga kehormonisan P3SRS yang sesuai perundang-undangan. Bukan selaku pengurus PPPSRS------------------------------------------------------------------------ Penyelenggaraan Musyawarah Pembentukan PPPSRS - Bahwa Penyelenggaraan Musyawarah melalui undangan resmi wajib dilakukan oleh Panitia Musyawarah yang merupakan pemilik dan penghuni. Pengembang tidak berhak mengundang dan menyelenggarakan musyawarah pembentukan perhimpunan warga (PPPSRS). Bahwa kedaulatan hak suara dan penyelenggaraan musyawarah untuk kepentingan warga sendiri dalam pembentukan suatu perhimpunan serta penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga seharusnya adalah di tangan warga itu sendiri.----------------------------------------------------------------------------------------------------8

Bab III Mekanisme Pelaksanaan Pembentukan PPPSRS PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PENGHUNI RUSUN SEDERHANA MILIK - Tugas Panitia Musyawarah Pasal 8 (1) Panitia musyawarah bertugas menyelenggarakan musyawarah dan bertanggung jawab kepada pemilik dan/atau penghuni. Pelaksanaan Musyawarah Pasal 10 (1) Panitia musyawarah mengundang secara resmi seluruh pemilik dan/atau penghuni yang memegang surat kuasa dari pemilik untuk menghadiri musyawarah. Hak Suara/kehadiran Pelaku Pembangunan adalah sebagai Peninjau dalam Musyawarah Pembentukan PPPSRS - Bahwa dalam hal Musyawarah Pembentukan PPPSRS, pelaku pembangunan sudah tidak menfasilitasi acara musyawarah yang diselenggarakan oleh Panitia Musyawarah, dan hadir hanya sebagai peninjau melalui undangan dari panitia penyelenggara yang mana sudah tidak memiliki hak suara tetapi hak berbicara untuk didengarkan saja. Pelaku Pembangunan tidak boleh menguasai panggung/ menjadi tuan rumah, atau menjadi bagian dari panitia penyelenggara---------------------------------------------------------------------------------------------- PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PENGHUNI RUSUN SEDERHANA MILIK - Bagian Kedua Peserta Musyawarah Pasal 11 (1) Peserta musyawarah adalah seluruh pemilik dan/atau penghuni yang memperoleh surat kuasa dari pemilik. (2) Pelaku pembangunan, wakil dari instansi pemerintah serta organisasi/lembaga yang bergerak dalam bidang rusunami dapat menjadi peninjau pada musyawarah sesuai undangan panitia. (3) Peninjau sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak memiliki hak suara tetapi hanya memiliki hak bicara. Permasalahan Perumahan Penanganan atas kelalaian dan permasalahan yang timbul dimana terjadinya pelanggaran surat kuasa dan pengurus yang tidak sesuai Undang -Undang nomor 20 tahun 2011, telah dilakukan mediasi dengan hasil kesimpulan untuk membubarkan pengurus P3SRS yang ada, melakukan pemilihan ulang dan mencabut SK lama pada: Rapat Konsultasi DPR -RI tanggal 25 Februari 2014 dan Rapat Konsultasi Gubernur DKI tanggal 13 Mei 2014 ===================================================== 9

Kesimpulan atas penyimpangan UU dalam pelaksanaan Pembentukan PPPSRS Cambridge Condominium : Bab IV Kesimpulan Penyimpangan UU Perumahan 1. Pelaku Pembangunan belum melakukan kewajiban : a. Penyediaan pendataan pemilik dan penghuni termasuk peta pertelaan (untuk kepentingan serah terima tanah dan bangunan milik bersama nantinya) yang diserahkan kepada warga untuk kepentingan persiapan pembentukan PPPSRS. b. Belum memfasilitasi penyelenggaraan dan pembiayaan pembentukan Panitia Musyawarah c. Belum terbentuknya Panitia Musyawarah yang disyaratkan dalam waktu 1 tahun sejak penyerahan sarusun milik pertama. 2. Undangan Pembentukan PPPSRS yang diselenggarakan oleh pelaku pembangunan melalui surat undangan pelaku pembangunan telah meniadakan hak dan kedaulatan warga dalam pembentukan perhimpunan sendiri dan penentuan aturan rumah tangga sendiri. Seharusnya Pelaku Usaha hanya sebagai peninjau yang mendapat undangan dari Panitia Musyawarah/Penyelenggara----------------------------------------------------------------------------- 3. Memandang Cambridge merupakan bagian dari sarusun Hunian yang berkewajiban pengurus dipilih dari penghuni, maka telah terjadi kesalahan penunjukan pengurus PPPSRS yang tidak ber KTP/domisili----------------------------------------------------------------------------- 4. Sebagai Musyawarah pertama dalam pembentukan PPPSRS yang wajib berpedoman pada PEMBENTUKAN PERHIMPUNAN PENGHUNI RUSUN SEDERHANA MILIK ; pemunggutan suara dalam pemilihan pengurus yang pertama kali adalah memakai hak suara anggota yaitu satu nama satu suara. Pemakaian NPP didalam pembentukan PPPSRS adalah suatu kesalahan----- 5. Telah terjadi kesalahan dalam hal surat kuasa. Dimana surat kuasa hanya dapat diberikan kepada penghuni untuk kepentingan pendaftaran pembentukan keanggotaan PPPSRS; yang oleh perwakilan/kuasa pengembang bukan pemilik dan penghuni dipakai sebagai hak suara memilih dan dipilih.--------------------------------------------------------------------------------------- 6. Pengembang sebagai penyelenggara (telah menlanggar hak kedaulatan warga) belum menyerahkan Notulen Rapat, Akta Pendirian, AD dan ART serta lampiran daftar hadir/ anggota dan surat kuasa serta copy KTP pengurus (untuk Notaris) yang seharusnya menjadi hak milik anggota dan peserta yang hadir. ------------------------------------------------------------ 7. Diduga telah terjadi kesalahan pengesyahan keanggotaan yang belum bisa dipastikan karena sampai saat ini belum diberikannya notulan rapat, daftar hadir/anggota yang terbentuk sesuai akta pendirian, dengan dugaan kesalahan: ----------------------------------------------------------- a. Adanya pemilik yang memiliki lebih dari satu unit yang belum dihuni dan memakai lebih dari satu hak suara; yang semestinya adalah terdaftar hanya dengan satu identitas = satu keanggotaan = satu suara. Sehingga adanya surat kuasa yang cacat hukum dan hak suara yang cacat hukum--------------------------------------------------------------------------------------10

Bab IV Kesimpulan Penyimpangan UU Perumahan b. Hak suara yang salah. Pemilik yang juga menghuni memiliki hak suara yang berbeda dengan Pemegang kuasa dalam pembentukan keanggotaan dan pemilihan pengurus PPPSRS 8. Dengan timbulnya permasalahan point nomor 7 tersebut di atas, maka akan terjadi perubahan kuorum suara. Dan penentuan kuorum suara pemilihan yang berpotensi kesalahan--------------------------------------------------------------------------------------------------- 9. Pemerintah dan Notaris tentunya akan mengalami kesulitan untuk melakukan pengesyahan atas pelanggaran -pelanggaran yang timbul dalam pelaksanaan pembentukan PPPSRS.------- Saran: Untuk menjaga nilai Kedaulatan, Hak kepemilikan dan penghunian, dan Hak Azasi Manusia serta kepentingan berkehidupan harmonis, perlu diselenggarakan kembali secara musyawarah persiapan pembentukan, panitia musyawarah dan pembentukan PPPSRS sesuai dengan mekanisme dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 11