BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Apriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu tolak ukur bagi kehidupan suatu bangsa. Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

MODEL PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS 1 SMUN 12 SEMARANG. Linda Agustina 1

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan

Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dapat ditempuh untuk mengembangkan. dan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil belajar merupakan sebuah tolak ukur bagi guru untuk dapat mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional (2009:69) pasal 1 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan teori kurikulum berbasis kompetensi (Kunandar, 2013,h.33). Kurikulum. berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun informal. Fakta seperti pada Tabel 1.1. Apabila ingin terlepas. manusia melalui meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pemilihan model

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Menurut Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional yang berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 menimbang bahwa Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevensi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 tentang sistem Pendidikan Nasional dijelaskan mengenai pengertian pendidikan sebagai berikut : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengemban potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyatakan bahwa setiap orang wajib memperoleh pendidikan atau mendapat kesempatan untuk belajar yaitu melalui sekolah, karena di sekolah kita mendapatkan pembelajaran untuk meraih hasil belajar yang optimal agar menjadi manusia cerdas, berakhlak mulia serta menjadi manusia bermutu yang siap dalam menghadapi globalisasi dan IPTEK yang semakin canggih dan berguna bagi sendiri maupun lingkungan serta bangsa dan negara. Pada saat melaksanakan proses kegiatan belajar disekolah dapat diketahui kualitas siswa dengan melihat tinggi atau rendah hasil belajar yang didapat oleh siswa tersebut, karena proses kegiatan belajar dapat membantu siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal. Maka, kegiatan belajar merupakan hal yang paling pokok di dalam sekolah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan suatu proses. Proses belajar ditandai dengan adanya perubahan pada

2 perilaku individu, tetapi tidak semua perubahan pada perilaku individu terjadi karena belajar. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Skinner dalam Muhibbin Syah, (2010, hlm. 88), mengatakan bahwa Belajar merupakan suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Lebih lanjut lagi dikemukakan oleh Muhibbin Syah (2010, hlm. 90), Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkunganya yang melibatkan proses kognitif. Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil dari proses kegiatan belajar tersebut dapat diukur atau dilihat melalui nilainilai yang diperoleh siswa dari tes tertulis maupun lisan yang dilakukan disekolah. Dari hasil belajar tersebut maka akan diketahui sejauh mana perkembangan belajar yang telah dilakukan siswa di sekolah. Hal ini diungkapkan Sudjana (2016, hlm. 2) bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan siswa setelah menempuh pengalaman belajarnya. Penulis menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai suatu penghargaan berupa nilai yang diberikan kepada siswa pada akhir suatu program pengajaran setelah siswa melaksanakan kegiatan belajar dan melewati serangkaian tes mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa serta untuk mencapai tujuan pendidikan seutuhnya, maka peran seorang guru semakin diharapkan sebagai pembimbing, pengarah dan pemberi motivasi bagi siswa yaitu melalui kegiatan belajar mengajar disekolah. Namun dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah belum secara maksimal berjalan dengan lancar. Salah satunya adalah dilihat dari hasil belajar peserta didik yang masih kurang dari nilai yang diharapkan, hal tersebut dapat

3 disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas keadaan fisik siswa, intelegensi siswa, serta keadaan psikologi siswa, misalnya minat dan motivasi. Faktor eksternal mencakup kemampuan mengajar guru, media pembelajaran yang digunakan, model pembelajaran yang digunakan, sumber atau bahan pelajaran serta kurikulum. Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian Kelas X Administrasi Perkantoran I Materi Buku Besar No Kelas Jumlah Ketuntasan Jumlah siswa yang siswa lulus KKM 1 Administrasi Perkantoran I 34 73 20 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk standar kompetensi mata pelajaran pengantar akuntansi di kelas X Adiminstrasi Perkantoran I SMKN 3 Bandung adalah 73. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa nilai ulangan harian mata pelajaran pengantar akuntansi tidak mencapai hasil yang maksimal. Dari 34 siswa yang melaksanaan ulangan harian yang lulus mencapai KKM hanya 20 siswa. Melihat data diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengantar akuntansi masih rendah. Mengacu pada temuan fakta diatas dapat kita identifikasi bahwa masih banyak siswa yang belum dapat memenuhi nilai yang diharapkan pada mata pelajaran pengantar akuntansi. Dalam hal ini seorang guru memiliki peran sangat penting di dalam dunia pendidikan, karena guru sebagai fasilitator bagi sisw di sekolah pada saat kegiatan belajar mengajar yang dapat membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Salah satu tujuan siswa tersebut adalah meraih hasil belajar yang maksimal atau mendapatkan nilai yang sesuai dengan KKM. Selain itu guru juga harus mampu mengatur siswa

4 dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam situasi yang menyenangkan untuk memotivasi siswa agar siswa tidak merasa bosan terhadap proses belajar. Guru yang mampu mengubah kegiatan belajar mengajar menjadi menarik dan lebih meriah serta menyenangkan maka akan memunculkan potensi siswa sehingga lebih berorientasi pada kebutuhan siswa bukan terhadap kebutuhan guru semata (student center). Dalam hal ini bukan hanya guru yang aktif namun siswa pun dituntut untuk aktif di kelas, ketika siswa aktif mereka akan lebih berpikir sendiri dan berani memberikan argumen. Maka, dengan begitu mereka akan lebih paham terhadap materi pelajaran sehingga hasil belajar pun dapat diraih secara maksimal atau nilai yang didapatkan sesuai dengan KKM. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Teni selaku guru mata pelajaran pengantar akuntansi kelas X Administrasi Perkantoran I di SMKN 3 Bandung diperoleh informasi bahwa pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran pengantar akuntansi saat ini masih tergolong monoton. Artinya, model pembelajaran, bahan ajar, maupun strategi pembelajaran yang digunakan masih tergolong konvensional. Maka penulis menyatakan bahwa model pembelajaran yang digunakan oleh guru merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi siswa dalam mencapai hasil belajar. Ketika guru menggunakan model pembelajaran yang masih tergolong monoton akan membuat siswa merasa bosan pada saat pembelajaran maka dapat menyebabkan kurangnya daya serap siswa terhadap materi pelajaran sehingga hasil belajar yang didapatkan oleh siswa dibawah KKM. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka peneliti beranggapan perlu adanya suatu solusi untuk mengatasi permasalahan hasil belajar siswa yang masih banyak mendapat nilai di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditetapkan oleh SMKN 3 Bandung pada mata pelajaran akuntansi. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang cocok dengan materi pelajaran yaitu model pembelajaran quantum teaching. Model pembelajaran quantum teaching merupakan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa karena, menurut DePorter (2010, hlm. 32) model pembelajaran quantum teaching yaitu

5 model pembelajaran yang dapat mengubah belajar menjadi meriah dan menyenangkan dengan segala nuansanya. Selain itu model pembelajaran ini menguraikan cara-cara baru yang memudahkan proses belajar lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang diatas peneliti mengambil judul Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi (Studi Quasi Eksperimen Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran I SMKN 3 Bandung Pada Sub Tema Laporan Keuangan). B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang di atas penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Kurangnya daya serap siswa pada mata pelajaran pengantar akuntansi. 2. Banyak siswa yang belum dapat memenuhi nilai yang diharapkan atau masih mendapatkan nilai dibawah KKM pada mata pelajaran pengantar akuntansi. 3. Kegiatan belajar mengajar masih tergolong monoton atau guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional. 4. Guru kurang mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum menerapkan model pembelajaran quantum teaching pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung? 2. Bagaimana hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah menerapkan model pembelajaran quantum teaching pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung?

6 3. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran quantum teaching antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung? D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum menerapkan model pembelajaran quantum teaching pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung. 2. Untuk mengetahui hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol sesudah menerapkan model pembelajaran quantum teaching pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung. 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran quantum teaching antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMKN 3 Bandung. E. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat untuk memperkokoh dalam penerapan teori model pembelajaran quantum teaching pada mata pelajaran pengantar akuntansi sehingga dapat digunakan dalam pembelajaran di SMKN 3 Bandung. 2. Segi kebijakan Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi penguatan aturan yang ada pada program-program yang sudah banyak dikeluarkan pemerintah diantaranya ada yang berkaitan dengan inovasi pendidikan, kebijakan pemerintah guru harus memakai strategi, model, maupun metode pada kegiatan ini serta media dan sumber pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran. 3. Secara praktis a. Bagi guru akuntansi, hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi dan performansi guru dalam proses pembelajaran

7 Akuntansi. Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk membelajarkan materi akuntansi kepada siswa dengan cara yang menyenangkan serta membuat siswa tidak bosan sehingga bisa mendapatkan hasil yang optimal. b. Bagi sekolah mata pelajaran akuntansi, hasil penelitian ini menjadi bahan masukan guna meningkatkan hasil belajar siswa dalam mencapai target belajar siswa yang diinginkan dalam mengikuti mata pelajaran tersebut. c. Bagi siswa, proses pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pengantar akuntansi. 4. Bagi isu dan aksi sosial Penelitian ini diharapkan untuk memberikan manfaat bagi peneliti lain yang akan meneliti model-model pembelajaran khususnya model pembelajaran quantum teaching. F. Definisi Operasional 1) Penerapan Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indoneia edisi keempat (2012, hlm. 1448) penerapan adalah proses, cara, atau prihal mempraktekkan. 2) Model Pembelajaran Quantum Teaching Menurut Deporter (2010, hlm. 32) quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya dengan menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. 3) Hasil Belajar Menurut Poerwanto (2009, hlm. 28) mengatakan hasil belajar adalah prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.

8 4) Laporan Keuangan Menurut Sucipto (2014, hlm. 99) mengatakan bahwa tujuan utama akuntansi adalah menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan neraca. Laporan tersebut menjadi informasi yang sangat penting bagi pihak internal dan ekstrenal serta sangat berguna bagi para pemakai informasi akuntansi sebagai bahan untuk mengambil keputusan. Menurut Sucipto (2014, hlm. 99) laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Karena laporan keuangan disajikan untuk pihak eksternal, maka laporan keuangan wajib disusun dan disajikan berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Di dunia international dikenal International Financial Reporting Standards (IFRS) yang menjadi acuan penyusunan laporan keuangan di negara-negara Eropa, Afrika, dan Asia Pasifik. Acuan tersebut disusun oleh The International Accounting Standards Commite (IASC). Di Indonesia acuan penyusunan laporan keuangan adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Jadi, yang dimaksud dari judul skripsi penulis Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa adalah cara pengubahan belajar menjadi lebih meriah, dengan segala nuansanya dengan menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar dalam upaya untuk mendapatkan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.

9 G. Sistematika Skripsi 1. Bab I Pendahuluan Bab ini memunculkan suatu pembahasan masalah yang menjadi kerangka dasar untuk dikembangkan pada bab selanjutnya. Bagian pendahuluan skripsi berisi hal-hal berikut : a. Latar Belakang Masalah Berkenaan dengan fenomena dan masalah problematika yang menarik untuk diteliti. b. Identifikasi Masalah Berisikan tentang ditemukannya masalah penelitian. c. Rumusan Masalah Berisikan tentang pertanyaan umum tentang konsep atau fenomena spesifik yang diteliti. d. Tujuan Penelitian Berisikan tentang tujuan apa saja yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini. e. Manfaat Penelitian Berisikan tentang manfaat apa saja yang akan didapatkan dalam penulisan skripsi ini. f. Definisi Operasional Berisikan tentang pengertian variabel-variabel yang ada dari skripsi menurut para ahli. g. Sistematika Skripsi Berisikan tentang penjelasan isi dari skripsi yang akan disusun. 2. Bab II Kajian Teori dan Kerangka Pemikiran a. Kajian Teori 1) Quantum Teaching a) Pengertian Model Pembelajaran Quantum Teaching b) Asas Utama Model Pembelajaran Quantum Teaching c) Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Quantum Teaching

10 d) Strategi Pembelajaran Model Pembelajaran Quantum Teaching e) Sintak Model Pembelajaran Quantum Teaching f) Langkah-langkah Model Pembelajaran Quantum Teaching g) Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Dalam Sub Tema Laporan Keuangan. 2) Hasil Belajar a) Pengertian Hasil Belajar b) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar c) Penilaian Hasil Belajar d) Fungsi-fungsi Penilaian Hasil Belajar e) Tujuan Penilaian Hasil Belajar f) Jenis dan Sistem Penilaian g) Alat Penilaian Hasil Belajar h) Prinsip dan Prosedur Penilaian Hasil Belajar i) Langkah Proses Penilaian Hasil Belajar j) Hasil Belajar Sebagai Objek Penelitian k) Penilaian Hasil Belajar Pada Sub Tema Laporan Keuangan b. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Berisikan penjelasan sumber referensi yang dijadikan acuan dalam penyusunan skripsi dan memuat penjelasan perbedaan serta persamaan yang terdapat pada hasil penelitian terdahulu dengan penyusunan skripsi yang dibuat oleh penulis. c. Kerangka Pemikiran dan Diagram/Skema Paradigma Penelitian Menjelaskan tentang : 1. Gagasan dan ide untuk memecahkan masalah didukung oleh teori. 2. Tindakan yang dilakukan untuk memecahkan masalah didukung oleh teori. 3. Uraian kemungkinan hasil tindakan yang akan diteliti. 4. Peta konsep. 5. Paradigma keterkaitan antara variabel.

11 d. Asumsi dan Hipotesis Penelitian Asumsi berisikan praduga sementara yang dianggap benar. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang ditetapkan. 3. Bab III Metode Penelitian a. Metode Penelitian Suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data. b. Desain Penelitian Gambaran umum penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti untuk mencapai tujuan tertentu. c. Subjek dan Objek Penelitian Subjek merupakan sumber yang memberikan informasi tentang data. Objek penelitian merupakan sasaran yang akan dituju dengan tujuan untuk mendapatkan data tertentu. d. Operasional Variabel Variabel yang ditetapkan oleh peneliti untuk untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulannya. e. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian Pengumpulan data melalui teknik tes tertulis yaitu pretest dan posttest dan pengujian instrumen yang digunakan oleh peneliti yaitu uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. f. Teknik Analisis Data Analisis data pretest dan posttest dengan menguji normalitas dahulu kemudian uji hipotesis menggunakan N-Gain untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah pembelajaran. g. Prosedur Penelitian Berisikan tentang prosedur yang harus dilakukan pada saat penelitian.

12 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini menyampaikan dua hal yaitu temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan masalah penelitian, dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. 5. Bab V Simpulan dan Saran a. Simpulan Kesimpulan berasal dari ringkasan suatu pembahasan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah. b. Saran Saran merupakan solusi yang ditujukkan untuk menyelasaikan permasalahan yang dihadapi.

13