BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di antaranya adalah manajemen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian

3/22/2012. Definisi Intelek : Kekuatan mental manusia dalam berpikir Kecakapan (terutama kecakapan berpikir) Pikiran dan intelegensi

BAB I PENDAHULUAN. akademik (Intelligence Quotient atau sering disebut IQ ) mulai dari bangku

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Dengan pendidikan. mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus-rumus matematika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha. sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. terapan maupun aspek penalarannya mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada SDM yang dimilikinya. Oleh karena itu setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang. negara, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam mengembangkan ilmu

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasar kan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, kecakapan dan pengetahuan baru. Proses belajar tersebut tercermin

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi-potensi siswa dalam kegiatan pengajaran. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang berkualitas yang disajikan. Kesuksesan dari perusahaan bisa

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. vokasional, terlebih lagi di lembaga pendidikan yang berbasis agama. Sebab tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana untuk mempersiapkan masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

I. PENDAHULUAN. dipenuhi sepanjang masa. Pendidikan menjadi perhatian yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN KEYAKINAN DIRI (SELF-EFFICACY) DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA AKSELERASI

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pertolongan-nya. Manusia akan merasa tenang dan tentram hatinya kalau dapat mendekatkan

BAB I PENDAHULUAN. individu agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. meletakkan dasar hukum yang kuat yaitu dengan dikeluarkannya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas. maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki pengertian yang sangat luas. Kecerdasan menurut para ahli adalah

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

Oleh: Deasy Wulandari K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara 1. yang tersebar diseluruh tubuh 2.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

MEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kualitas kinerja pegawai pemerintahan di Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. 1. perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan dampak positif. kemampuan untuk mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terkait antara individu dan interaksi antara kelompok. Berbagai proses sosial dan

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai anggota kelompok yang dilakukan secara sadar dan. kemampuan, keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemampuan metakognisi merupakan salah satu Standar Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, kreatif, inovatif, mandiri, dan bertanggung jawab, serta menjadi. Pendidikan akuntansi khususnya pendidikan akuntansi yang

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Diajukan Oleh : DAMAR CAHYO JATI J

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. asuh dan arahan pendidikan yang diberikan orang tua dan sekolah-sekolah

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN FIKIH MTs, IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGANNYA. 1. Pengertian dan Ruang Lingkup fikih MTs.

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan budaya dan seni beladiri warisan bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di antaranya adalah manajemen kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan tingkat kecerdasan intelegensi siswa. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Manajemen kecerdasan emosional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Siswa yang manajemen kecerdasan emosionalnya tinggi akan lebih baik prestasi belajarnya bila dibandingkan dengan siswa yang manajemen kecerdasan emosionalnya rendah. (2) Manajemen kecerdasan spiritual memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa, artinya adalah siswa yang manajemen kecerdasan spiritualnya tinggi maka ia akan memiliki prestsi belajar yang lebih baik. Begitu juga sebaliknya, siswa yang manajemen kecerdasan spiritualnya rendah maka prestasi belajarnya juga akan rendah. (3) Antara manajemen kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan positif. Ini berarti bahwa kedunya memiliki keterkaitan satu sama lain dalam hal mempengaruhi prestasi belajar siswa. (4) Tingkat kecerdasan intelegensi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Semakin tinggi tingkat kecerdasan intelegensi akan semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah tingkat kecerdasan intelegensi akan semakin rendah pula prestasi belajarnya.

(5) Secara bersamaan manajemen kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini berarti bahwa jika manajemen kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual siswa tinggi maka mengakibatkan semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Sebaliknya semakin rendah manajemen kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual siswa juga akan mengakibatkn semakin rendah prestasi belajarnya. 5.2 Implikasi Hasil analisis dan kesimpulan penelitian tersebut membuktikan bahwa kelima hipotesis yang telah dirumuskan dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen kecerdasan emosional siswa dan kecerdasan spiritual memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa baik secara terpisah maupun secara bersama-sama. Antara keduanya juga memiliki hubungan satu sama lainnya. Demikian juga tingkat kecerdasan intelegensi siswa memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar. Kesimpulan tersebut memberikan implikasi kepada siswa, guru dan orang tua. Dalam setiap proses pembelajaran, guru diharapkan dapat memperhatikan, menjaga dan melibatkan emosi siswa. Kondisi ini akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, sehingga akan memberikan hasil yang maksimal. Demikiann juga, guru diharapkan dapat menjaga dan memaksimalkan spiritualitas siswa, sehingga siswa akan mampu memaknai proses pembelajaran tersebut dan akhirnya akan memberikan hasil maksimal dalam proses pembelajaran tersebut.

Secara lebih detail siswa, guru (sekolah) dan orang tua diharapkan dapat meningkatkan kualitas manajemen kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual dan tingkat kecerdasan intelegensi siswa seperti pada uraian di bawah ini. 5.2.1 Upaya Peningkatan Manajemen Kecerdasan Emosional Siswa Adanya pengaruh positif dan signifikan antara manajemen manajemen kecerdasan emosional siswa terhadap prestasi belajar siswa berimplikasi perlu adanya upaya peningkatan manajemen kecerdasan emosional siswa oleh guru, siswa atau orang tua. Peningkatan manajemen kecerdasan emosional siswa difokuskan pada beberapa hal yaitu; 1) mengenali keadaan emosi, 2) memahami emosi, 3) mengatur dan mengendalikan emosi, 4) menggunakan emosi secara efektif. Upaya tersebut dapat dilakukan secara mandiri oleh siswa atau melalui sebuah pelatihan berkelompok secara periodik seperti character building. Hendaknya siswa dapat membaca kisah-kisah atau cerita yang dapat menggugah emosi diri sendiri. Kegiatan ini dimaksudkan agar timbul emosi seperti belas kasihan, empati, simpati, heroik, marah dan berbagai emosi lain. Sekolah melalui sebuah kegiatan dapat menyediakan permainan atau game, outbond atau kegiatan sejenis yang dapat melibatkan emosi siswa, memahami karakter orang lain dan memupuk semangat kerja sama antar sesama siswa. Kegiatan lain yang diajurkan adalah pelatihan motivasi berkala dengan melibatkan guru BP/BK, psikolog, trainer dari lembaga pelatihan SDM yang ada di Lampung atau jika memungkinkan dari Jakarta atau kota-kota lainnya.

5.2.2 Upaya Peningkatan Manajemen Kecerdasan Spiritual Siswa Manajemen kecerdasan spiritual siswa memberikan pengaruh paling besar bila dibandingkan dengan manajemen kecerdasan emosional dan tingkat kecerdasan intelegensi. Karena itu perhatian siswa, guru dan orang tua harus dalam meningkatkan manajemen kecerdasan spiritual siswa harus diutamakan. Sama halnya dengan manajemen kecerdasan emosional siswa, manajemen kecerdasan spiritual bisa dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok dibimbing oleh seorang guru, trainer atau ustadz. Spiritualitas sangat berkaitan dengan makna. Ketika seorang siswa mampu menangkap makna dari setiap apa yang didengar, dilihat dan dirasakan maka sesunguhnya ia adalah orang yang bermakna atau berarti bagi kehidupan itu sendiri. Siswa yang mampu merasakan makna pembelajaran, maka ia akan mencurahkan segenap perhatian dalam proses pembelajaran itu sendiri. Ketika siswa merasakan ada suatu masalah dalam dirinya, maka kekuatan spiritualnya akan membimbingnya mencari solusi yang baik sehingga tidak merugikan dirinya dan orang lain disekitaarnya. Lebih jelasnya siswa harus dibimbing menemukan kekuatan spiritualnya melalui beberapa langkah seperti ; 1) merangsang siswa untuk mengenali makna hidupnya melalui beberapa pertanyaan dari mana ia hidup, untuk apa ia hidup, bagaimana ia hidup dan mau kemana setelah ia hidup. 2) Selalu mendekatkan diri kepada Allah swt, Tuhan yang Maha Esa. Bahwa segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah. 3) Selalu introspeksi diri (muhasabah) apa yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan untuk bekal kehidupan setelah mati. 4) Selalu mengingat kematian dan hari akhirat. Bahwa hidup ini tidak kekal tetapi

hanya untuk sementara. Apa yang diperbuat di dunia pasti akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. 5.2.3 Upaya Peningkatan Tingkat Kecerdasan Intelegensi Meskipun IQ bukan lagi menjadi satu-satunya penentu kesuksesan seseorang dalam hidup, tetapi IQ masih merupakan salah satu dari faktor penentu kesuksesan seseorang tersebut. Upaya peningkatan IQ dapat dilakukan dengan asupan gizi yang cukup dan seimbang ke dalam tubuh. Alternatif lain untuk mengoptimalisasikan kecerdasan intelegensi atau IQ dapat diupayakan dengan melatih 7 kemampuan primer dari inteligensi umum, yaitu : 1) Pemahaman verbal, 2) Kefasihan menggunakan kata-kata, 3) Kemampuan bilangan, 4) Kemampuan ruang, 5) Kemampuan mengingat, 6) Kecepatan pengamatan, 7) Kemampuan penalaran. Hadis (2006:51) berpendapat bahwa untuk mengembangkan dan meningkatkan intelegensi siswaa para guru di sekolah harus memberikan tugas-tugas belajar yang menantang siswa untuk berfikir kompleks dan kritis. Selain itu para guru harus memberikan banyak pengalaman yang menantang siswa dengan harapan siswa terlatih dan terbiasa untuk berfikir dalam mencari jalan keluar suatu persoalan sehingga membuahkan suatu pengalaman yang berharga bagi siswa.

5.2.4 Upaya Peningkatan Manajemen Kcerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual secara Bersama-sama. Ada satu hal yang menarik dari penelitian ini yaitu bahwa antara manajemen EQ dan SQ memiliki hubungan, keduanya tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu baik guru di sekolah maupun orang tua di rumah harus berupaya meningkatkan kualitas manajemen EQ dan SQ tersebut. Pada penjelasan sebelumnya EQ berhubugan dengan orang lain, sedangkan SQ berhubungan antara manusia dengan Tuhan. Demikian upaya paling efektif meningkatkan EQ dan SQ sekaligus adalah menjalankan kewajiban beragama secara bersama-sama dengan orang lain seperti sholat berjamaah, hidup bermasyarakat, mengadakan kajian agama secara berkelompok dan lain sebagainya. 5.3 Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, maka peneliti mengajukan beberapa saran di antaranya adalah : 1. Dalam upaya meningkatkan kecerdasan emosional siswa maka beberapa cara yang dapat ditempuh adalah : Pertama : kepada guru diharapkan dapat secara aktif melibatkan semua pihak yang berkompeten seperti guru BP/BK, orang tua, dan psikolog untuk memahami, menjaga dan mengendalikan emosi siswa. Menempatkan siswa sebagai orang dewasa dan memahami gejolak emosinya adalah bagian dari menjaga dan meningkatkan emosi siswa. Kedua : kepada orang tua agar membiasakan diri untuk memahami emosi anak dengan cara rajin mendengarkan keluhan anak, sering mengajak diskusi dalam beberapa masalah-masalah di sekolah dan keluarga, menempatkan anak

sesuai dengan perkembangan usianya, melibatkan anak dalam berbagai kegiatan. Dengan demikian anak merasa dihargai dan ditempatkan pada posisi yang penting dalam keluarga. Ketiga : kepada siswa sendiri sebaiknya rajin mengikuti berbagai pelatihan dalam mengenal, memahami, dan mengendalikan emosi diri serta berusaha memahami emosi orang lain sehingga akan timbul rasa empati dan simpati. 2. Dalam upaya meningkatkan kecerdasan spiritual siswa maka diharapkan : Pertama : kepada guru dianjurkan agar selalu berusaha menjaga dan menghadirkan suasana spiritualitas siswa dalam pembelajaran dengan cara selalu memulai dan mengakhiri pelajaran dengan berdoa, mengintegrasikan materi pembelajaran dengan nilai keimanan (imtaq-iptek) sehingga siswa merasakan adanya kesatuan makna dalam pembelajaran sehingga diharapkan siswa dapat menguasai materi dengan baik akhirnya bisa meningkatkan prestasi belajarnya. Kedua : kepada orang tua sebaiknya menyediakan berbagai sarana yang dibutuhkan untuk meningkatkan spiritualitas anak seperti menyediakan ruang ibadah di rumah, buku-buku pengetahuan agama, mengajak beribadah bersama, mengajak diskusi tentang berbagai permasalahan agama dan kejiwaan. Ketiga : kepada siswa sebaiknya aktif mengikuti berbagai kajian keagamaan, rajin membaca buku-buku agama, rajin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, sering mengadakan perenungan tentang makna sebuah kehidupan dan lain sebagainya. 3. Dalam upaya meningkatkan kecerdasan intelegensi siswa maka diharapkan :

Pertama : kepada guru agar dapat memberikan rangsangan/stimulus kepada siswa dalam proses pembelajaran dengan hal-hal yang menarik yang berkaitan dengan materi pembelajaran atau pengetahun umum sehingga dapat meningkatkan kecerdasan intelegensinya. Kedua : kepada orang tua agar dapat menyediakan berbagai buku-buku penunjang yang dibutuhkan anak untuk meningkatkan kemampuan intelektualnya seperti kamus, kumpulan rumus-rumus, bank soal dan berbagai buku lainnya. Akan lebih baik jika di rumah orang tua mengadakan perpustakaan keluarga untuk menunjang proses pembelajaran di keluarga. Ketiga : kepada siswa agar rajin secara terus menerus mempelajari berbagai disiplin ilmu terutama yang berhubungan dengan logika matematika, rumusrumus dan berbagai hal yang berhubungan dengan pemahaman verbal, kefasihan menggunakan kata-kata, kemampuan bilangan, kemampuan ruang, kemampuan mengingat, kecepatan pengamatan, dan kemampuan penalaran.