BAB II. Untuk membantu mengatasi berbagai persoalan tentang metode kependidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum berbasis kompetensi (Competency Based Curriculum) Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 2004) sangat

I. TINJAUAN PUSTAKA. tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berpikir siswa. Untuk mengembangkan pola berpikir kritis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mulyono (dalam Aunurrahman 2011:9) mengemukakan bahwa aktivitas artinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Belajar bahasa pada

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengkaji mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang akan

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat menetukan, bagi perkembangan individu maupun suatu

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektif juga dapat diartikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

BAB I PENDAHULUAN. dan telah diatur dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berbicara merupakan kemampuan awal yang harus dimiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkomunikasi dengan baik. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan diri secara utuh dalam arti pengembangan segenap potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bertujuan agar peserta didik memiliki keterampilan (1) berkomunikasi secara

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas manusia. Hal ini dikarenakan, pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia SD/ MI secara eksplisit dinyatakan. kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha untuk mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Bahasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB II KERANGKA TEORITIS. 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika. memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2003:

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Untuk membantu mengatasi berbagai persoalan tentang metode kependidikan dan pengajaran yang efektif, maka penulis mengajak untuk mengingat kembali apa sebenarnya pengertian belajar itu. Menurut PedomanPembinaan Profesional Guru Sekolah Dasar dan Menengah, Depdikbud, (1997-1998 : 7-8) memberikan arti belajar adalah sebagai berikut : Belajar merupakan proses perubahan tingkah siswa akibat adanyapeningkatan pengetahuan, keterampilan, kemauan, minat, sikap, kemampuanuntuk berfikir logis, praktis dan kritis. Selain itu belajar juga dapat diartikansebagai proses perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu danbelajar merupakan proses pengembangan pengetahuan. Sebagai upaya untukmencapai suatu perubahan, kegiatan belajar itu sendiri harus dirancangsedemikian rupa sehingga seluruh siswa menjadi aktif, dapat merangsang dayacipta, rasa dan karsa. Dalam hal ini, para siswa tidak hanya mendengarkanatau menerima penjelasan guru secara sepihak, tetapi dapat pula melakukanaktivitas-aktivitas lain yang bermakna dan menunjang proses penyampaianyang dimaksud. Misalnya melakukan percobaan, membaca buku, bahkan jikaperlu siswa-siswa tersebut dibimbingmenemukan masalah dan sekaligusmencari upaya-upaya pemecahannya.

B. Aktivitas Belajar Aktivitas belajaradalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Sardiman (1994:95) mengatakan aktivitas sangat diperlukan dalam belajar mengajar. Tanpa adanya aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar. Selanjutnya Djamarah (2000:67) mengemukakan bahwa belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik. Dierich (dalam Sardiman, 1994:99) menyatakan bahwa jenis kegiatan siswa digolongkan ke dalam 8 kelompok, diantaranya: 1) Visual activities, seperti: membaca dan memperhatikan. 2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, dan diskusi. 3) Listening activities, seperti: mendengarkan uraian dan diskusi. 4) Writing activities, seperti: menulis laporan dan menyalin. 5) Motor activities, seperti: melakukan percobaan. 6) Mental activities, seperti: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, dan mengambil kesimpulan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat dikemukakan bahwa aktivitas dalam belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran. C. Prestasi Belajar Menurut Sudjana (2008 : 276), hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan. Sedangkan Nasution (2000 : 34), berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi, individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang bertujuan untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai materi atau belum. Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi dasar setelah mengikuti proses pembelajaran. Penilaian merupakan upaya sistematis yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Cullen dalam Kunandar 2008: 272). Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester, dan nilai ulangan semester. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa dalam pembelajaran

menulis. Ulangan harian dilakukan setelah selesai proses pembelajaran dalam kopentensi dasar tertentu. Ulangan harian ini berupa soal yang harus diselesaikan para peserta didik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam pencapaian kompetensi dasar tertentu. D. Bahasa Indonesia di Sekolah 1. Pengertian Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006:14) Bahasa Indonesia sekolah adalah bahasa Indonesiayang diajarkan dipendidikan dasar dan pendidikan menengah. Berartibahasa Indonesiadi SDadalah bahasa Indonesia yang diajarkan ditingkat SD, bahasa Indonesia SMPadalah bahasa Indonesia yang diajarkan ditingkat SMP, bahasa Indonesia SMAadalah bahasa Indonesia yang diajarkan ditingkat SMA. 2. Tujuan Pengajaran Bahasa Indonesia di SD Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006:14) tujuan pengajaran Bahasa Indonesia di SD adalah : 1. Berkomunikasi secara efisien dan efektif dengan etika yang berlaku, baik secara lisan dan tertulis. 2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara. 3. Memahami bahasa indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial. 5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya Intelektual manusia Indonesia. 3. Model Pembelajaran Experiental Learning Model pembelajaran semacam ini memberikan kesempatan kepada siswauntuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar secara aktif. Lebih lanjut, Hamalikmenyatakan bahwa pembelajaran berdasarkan pengalaman memberi seperangkatatau serangkaian situasi belajar dalam bentuk keterlibatan pengalamansesungguhnya yang dirancang oleh guru (Oemar Hamalik, 2001:213). Cara ini mengarahkanpara siswa untuk mendapatkan pengalaman lebih banyak melalui keterlibatansecara aktif dan personal, dibandingkan bila mereka hanya membaca suatu materiatau konsep. Dengan demikian, belajar berdasarkan pengalaman lebih terpusatpada pengalaman belajar siswa yang bersifat terbuka dan siswa mampumembimbing dirinya sendiri. Pembelajaran Experiential Learning menurut Menurut Mardiana (2006:120) belajar dari pengalaman mencakup keterkaitanantara berbuat dan berpikir. Jika seseorang terlibat aktif dalam proses belajarmaka orang itu akan belajar jauh lebih baik. Hal ini dikarenakan dalam prosesbelajar tersebut pembelajar secara aktif berpikir tentang apa yang dipelajari dankemudian bagaimana menerapkan apa yang telah dipelajari dalam situasi nyata.

Oemar Hamalik (2001:213), mengungkapkanbeberapa hal yang harus diperhatikan dalam model pembelajaran experiental learning adalah sebagai berikut : 1. Guru merumuskan secara seksama suatu rencana pengalaman belajar yangbersifat terbuka (open minded) yang memiliki hasil-hasil tertentu. 2. Guru harus bisa memberikan rangsangan dan motivasi. 3. Siswa dapat bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompokkelompokkecil/keseluruhan kelompok di dalam belajar berdasarkan pengalaman. 4. Para siswa ditempatkan pada situasi-situasi nyata, maksudnya siswa mampumemecahkan masalah dan bukan dalam situsi pengganti. Contohnya : Di dalamkelompok kecil, siswa membuat mobil-mobilan dengan menggunakanpotongan-potongan kayu, bukan menceritakan cara membuat mobilmobilan. 5. Siswa aktif berpartisipasi di dalam pengalaman yang tersedia, membuatkeputusan sendiri, menerima kosekuensi berdasarkan keputusan tersebut. 6. Keseluruhan kelas menceritakan kembali tentang apa yang dialamisehubungan dengan mata pelajaran tersebut untuk memperluas pengalamanbelajar dan pemahaman siswa dalam melaksanakan pertemuan yang nantinyaakan membahas bermacam-macam pengalaman tersebut. Dengan demikian, dari pernyataan-pernyataan di atas dapat diambil sebuah pengertian bahwa experiential learning adalah suatu metode proses belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan melalui

pengalamannya secara langsung. Dalam hal ini, Experiential Learning menggunakan pengalaman sebagai katalisator untuk membantu pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses pembelajaran sehingga pembelajar terbiasa berpikir kreatif. Peran guru dalam pembelajaran ini adalah sebagai fasilitator.