BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

Bab 5. Pengujian Sistem

Hari Agus Sujono a), Riny Sulistyowati a), Agus Budi Rianto a)

Prof.Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng. Vita Lystianingrum B.P, ST., M.Sc.

BAB III DESKRIPSI DAN PERENCANAAN RANCANG BANGUN SOLAR TRACKER

LAMPU JALAN BERBASISKAN PANEL SURYA MENGGUNAKAN TEKNIK MPPT

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

PERANCANGAN LAMPU PORTABEL DENGAN BATERAI ISI ULANG MENGGUNAKAN LED

BAB III METODE PENELITIAN

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Oleh : Aries Pratama Kurniawan Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Mochamad Ashari, M.Eng Vita Lystianingrum ST., M.Sc

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

BAB III PERANCANGAN PEMODELAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III METODE PENELITIAN

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan penjelasan dari rangkaian power supply:

DESAIN RANGKAIAN BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM CHARGING LAMPU PENERANGAN LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI KOTA MALANG

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

DESAIN DAN IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MIKROKONTROLLER AVR. Dosen Pembimbing

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Microco ntroller ATMeg a 16. Program. Gambar 3.1 Diagram Blok sterilisator UV

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. hexapod. Dalam bab tersebut telah dibahas mengenai struktur robot, analisa

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

PERANCANGAN SISTEM MAXIMUM POWER POINT TRACKING CONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328

BAB 4. Evaluasi dan Implementasi. keras dari blind spot detection system berbasiskan ATMEGA 168 : Tabel 4.1. Daftar komponen

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

Input ADC Output ADC IN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN MODUL. Nama Alat : Simulasi Pengukuran Timer Pada Terapi Inframerah. Menggunakan ATmega16

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK YANG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DAYA MAKSIMUM PANEL SURYA BERBASIS PERTURB AND OBSERVE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. Tujuan pengujian ini adalah untuk membuktikan apakah sistem yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Penelitian Terkait

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3122

PENGARUH FILTER WARNA KUNING TERHADAP EFESIENSI SEL SURYA ABSTRAK

RANCANGAN SENSOR ARUS PADA PENGISIAN BATERAI DARI PANEL SURYA

BAB III METODE PENELITIAN. Pada proses pembuatan Tugas Akhir ini banyak media-media alat yang

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

USER MANUAL PINTU GESER OTOMATIS MATA DIKLAT:SISTEM PENGENDALI ELEKTRONIKA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP

Perancangan Simulator Panel Surya Menggunakan LabView

BAB I PENDAHULUAN. Inverter adalah alat yang banyak digunakan dalam aplikasi elektronis. Alat ini

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

IMPLEMENTASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) UNTUK OPTIMASI DAYA PADA PANEL SURYA BERBASIS ALGORITMA INCREMENTAL CONDUCTANCE

PERANCANGAN SISTEM KENDALI GERAKAN ROBOT BERODA TIGA UNTUK PEMBERSIH LANTAI

RANCANG BANGUN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA PANEL SURYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal

Transkripsi:

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.. Spesifikasi Sistem 4... Spesifikasi Panel Surya Model type: SPU-50P Cell technology: Poly-Si I sc (short circuit current) = 3.7 A V oc (open circuit voltage) = 2 V FF (fill factor) = 75.% EFF (panel surya efficiency) = 3.4% P maks (maximum power) = 50 W ±3% I maks (maximum current) = 2.86 A V maks (maximum voltage) = 7.5 V 4..2. Spesifikasi Baterai Merk: INCOE Tipe: MF N70Z-D Jenis aplikasi: deep cycle Jenis konstruksi: Absorption Glass Mat (AGM) Kapasitas: 75Ah Tegangan: 2V 87

88 4..3. Spesifikasi Lampu Jalan Lampu jalan terdiri dari 3 baris LED yang diparalelkan dengan masingmasing barisnya terdiri dari 5 buah LED. Menggunakan 5W high power LED dengan lifetime 50000 jam. Sesuai dengan standar SNI (4 lux pada ketinggian 0- meter). 4..4. Spesifikasi Charge Controller Mikrokontroler AVR ATTiny86A digunakan sebagai pusat kontrol sistem. Bahasa pemograman C digunakan sebagai perangkat lunak pada mikrokontroler ATTiny86A. Menggunakan teknik MPPT. Memiliki fitur overcharged protection. Self consumption 00mW. 4..5. Spesifikasi LED Driver Mikrokontroler AVR ATTiny86A digunakan sebagai pusat kontrol sistem. Bahasa pemograman C digunakan sebagai perangkat lunak pada mikrokontroler ATTiny86A. Self consumption 960mW. 4.2. Daftar Komponen Komponen-komponen (secara garis besar) yang digunakan untuk pembuatan sistem ini ditunjukkan pada tabel 4..

89 Tabel 4. Komponen-Komponen Sistem Secara Garis Besar Nama komponen Tipe Jumlah Panel Surya SPU-50P Baterai MF N70Z-D Lampu Jalan - Sistem Charge Controller - Sistem LED Driver - Bagian sistem charge controller terdiri dari bagian DC-DC converter (buck+boost converter) dan bagian kontroler. Komponen-komponen yang digunakan ditunjukkan pada tabel 4.2 dan tabel 4.3. Tabel 4.2 Komponen-Komponen Buck + Boost Converter Nama komponen Tipe / Ukuran Jumlah 0. (5W) 4 20 (0.5W) Resistor 0 (0.25W) 2.2K (0.5W) 9K (0.25W) K (0.5W) Mylar/220nF Kapasitor uf 2.2uF 00uF 2

90 00nF Mylar/68nF uf 330uF Induktor 00uH 00uH MOSFET Gate Driver IR284 2 Current Sensing MAX4378 Step Up Regulator LM2577 Transistor IRF370 2 Dioda MBR2000 2 N448 2 Tabel 4.3 Komponen-Komponen Buck + Boost Controller Nama komponen Tipe / Ukuran Jumlah Mikrokontroler ATTiny46 Crystal XTal 6MHz Regulator 5V LM2576 Dioda n5822 Induktor 00uH 00nF 2 Kapasitor 00uF mf 22pF 2 Resistor 00K (0.5W) 2

9 22K (/2W) 47K (/2W) 0K (0.5W) 2 220 (0.25W) Push Button - 2 LED - Relay 0A Switch DPDT Bagian sistem LED driver terdiri dari bagian DC-DC converter (boost converter) dan bagian kontroler. Komponen-komponen yang digunakan ditunjukkan pada tabel 4.4 dan tabel 4.5. Tabel 4.4 Komponen-Komponen Boost Converter Nama komponen Tipe / Ukuran Jumlah Resistor 0 (0.25W) Kapasitor 330uF 2 47nF 2 Induktor 00uH MOSFET IRF540 Dioda Schottky N5822 Dioda N400 MOSFET Gate Driver IR284

92 Tabel 4.5 Komponen-Komponen Boost Controller Nama komponen Tipe / Ukuran Jumlah Mikrokontroler ATTiny46 Crystal XTal 6MHz Regulator 5V LM7805 22pF 2 00nF 2 Kapasitor 470nF 0.uF 47nF 0K 2 Resistor 220K (W) 6 Push Button - 2 Dioda N400 Switch DPDT LED - 4.3. Implementasi 4.3. Prosedur pengoperasian sistem Bagian ini merupakan bagian cara mengoperasikan charge controller ini. Berikut adalah gambar dari connector yang terdapat pada bagian charge controller ini.

93 Gambar 4. Tampilan Connector Charge Controller Masing-masing connector di atas menghubungkan charge controller dengan panel surya, baterai dan lampu jalan. Baterai dapat dipasangkan pada bagian seperti yang ditunjukkan oleh gambar dimana connector merah dihubungkan ke positif baterai dan connector hitam dihubungkan ke negatif baterai. Kemudian bagian 2 merupakan bagian sumber daya untuk modul kontroler lampu jalan yang digunakan, connector yang berwarna merah untuk kutub positif dan connector yang berwarna hitam untuk bagian negatif. Sedangkan bagian 3 merupakan connector yang dihubungkan ke sumber tegangan untuk lampu jalan. Berikut adalah gambar tampilan depan charge controller ini: Gambar 4.2 Tampilan Depan Charge Controller

94 Pada gambar di atas, terdapat indikator yang ditunjukan pada bagian yang akan mengindikasikan bahwa charge controller telah menyala. Kemudian terdapat tampilan LCD yang akan menampilkan informasi mengenai charge controller. Sedangkan pada bagian 3 terdapat reset yang berfungsi untuk me-reset charge controller. Berikut tampilan LCD ketika dinyalakan beserta dengan informasi yang ditampilkan: Gambar 4.3 Tampilan LCD Pada tampilan LCD di atas, bagian nomor menyatakan informasi mengenai tegangan input dari panel surya. Bagian nomor 4 menunjukkan arus input dari panel surya. Bagian 2 menunjukkan nilai dari duty cycle dalam bentuk nilai register OCR. Untuk mendapatkan nilai persentase duty cycle, nilai ini dapat dibagi dengan 430. Bagian 3 menunjukkan tegangan dari baterai yang terukur. Kemudian bagian 5 menunjukkan mode dari charge controller, apakah mode buck (0) ataupun mode boost (), sedangkan bagian 6 menunjukkan bagian arah pergerakan dari MPPT, yang jika ke kiri (L) atau pun ke kanan (R). Kemudian bagian 7 menunjukkan fase baterai yaitu trickle (), bulk (2), ataupun floating (3). Sedangkan bagian 8 menunjukkan nilai daya input yang berasal dari panel surya.

95 Pada charge controller juga terdapat sebuah tombol power yang digunakan untuk menyalakan ataupun mematikan charge controller. Berikut ini merupakan gambar dari tombol power: Gambar 4.4 Bagian Tombol Power Untuk prosedur cara pemasangan dan pengoperasian charge controller adalah sebagai berikut:.. Pasang baterai dan LED driver ke charge controller sesuai dengan connector yang telah disediakan..2. Kemudian tekan switch untuk menyalakan charge controller. Jika tombol power telah ditekan maka lampu indikator dan tampilan LCD akan menyala..3. Kemudian hubungkan modul panel surya ke connector yang telah disediakan..4. Jika modul panel surya telah terpasang dengan benar maka ketika panel surya mendapat cahaya matahari maka akan terbaca nilai tegangan dan arus dari panel surya pada tampilan LCD. 4.4. Tahap Pengujian Pengujian yang dilakukan untuk pengambilan data sistem terdiri dari 2 bagian, yaitu, uji coba teknik MPPT dan uji coba LED driver.

96 4.4. Pengujian Teknik MPPT Pengujian yang dilakukan terkait dengan teknik MPPT adalah pengujian daya transfer maksimum, pengujian daya maksimum yang dihasilkan dibandingkan dengan rating panel surya, dan pengujian perbandingan teknik MPPT terhadap teknik non MPPT (directly). 4.4.. Pengujian daya transfer maksimum Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan daya transfer maksimum antara sistem kami dengan daya yang dihasilkan dari perhitungan teori. Seperti yang telah dibahas di bagian teori, daya transfer maksimum terjadi ketika hambatan R S sama dengan hambatan R L. Bila hambatan R S dan R L sama, maka tegangan sumber power supply akan terbagi dua, yaitu ke resistor dan ke charge controller. Salah satu algoritma MPPT, yaitu Perturb and Observe telah kami implementasikan pada charge controller. Gambar 4.5 Foto dan Blok Diagram Pengujian Daya Transfer Maksimum

97 Resistor dipergunakan sebagai R S atau hambatan dalam dari power supply. Daya transfer maksimum dapat dihitung secara teori dengan menggunakan hukum Ohm dan persamaan 2.49 : (4.) Dimana Pmax adalah daya maksimum, V R adalah tegangan yang jatuh pada resistor, dan R adalah nilai resistor yang dipergunakan yaitu 40 ohm. V R dapat dihitung ketika daya maksimum terjadi yaitu setengah dari V PSU yang merupakan tegangan power supply. Gambar 4.6 Grafik Daya Transfer Maksimum dengan Sumber Daya dari Power Supply Garis yang berwarna biru adalah daya yang jatuh pada oleh charge controller. Charge controller memiliki output LCD yang dapat menampilkan

daya yang diterimanya. Daya praktek atau Ppraktek diambil berdasarkan pada tampilan LCD pada charge controller. 98 Garis yang berwarna merah adalah daya yang dihitung secara teori, dimana daya yang jatuh pada charge controller sama dengan daya yang jatuh pada resistor sama dengan daya maksimum. Dengan demikian, kami mengukur daya maksimum teori atau Pteori dengan cara mengukur daya yang jatuh pada resistor, yaitu tegangan resistor yang dikuadratkan dibagi dengan nilai hambatan resistor tersebut. Grafik hasil dari pengambilan data diatas memperlihatkan bahwa nilai Ppraktek dapat mengikuti nilai Pteori. Saat Pteori bertambah, maka Ppraktek juga bertambah mengikuti Pteori. Akurasi rata-rata dari sistem adalah 96,54% atau error rata-rata adalah 3,45%. 4.4..2 Pengujian daya maksimum yang dihasilkan dengan rating panel surya Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan daya yang diambil oleh sistem dengan daya dihasilkan oleh panel surya. Seperti pengujian pertama, daya yang diambil oleh sistem dapat diketahui dari output LCD yang telah tersedia. Daya yang dihasilkan oleh panel surya didapatkan dari rating Fill Factor (FF) dari panel surya yang digunakan. Pencarian daya maksimum menggunakan FF dapat dilakukan menggunakan persamaan 2.2. Dimana Pmax adalah daya maksimum yang dapat dikeluarkan oleh panel surya (dalam watt), Voc adalah tegangan open circuit dari panel surya (dalam volt), Isc adalah arus short circuit dari panel surya (dalam ampere), dan FF adalah konstanta yang didapat dari datasheet panel surya (dalam persen).

99 Parameter Voc dan Isc diukur langsung dari panel surya, sedangkan FF didapat dari datasheet. Dengan demikian, nilai daya maksimum yang dihasilkan oleh panel surya dapat kita hitung. Dari nilai daya maksimum secara teori ini, kita akan bandingkan hasilnya dengan daya yang dapat diambil oleh sistem. Selisih dari kedua daya ini dimasukkan ke dalam grafik yang menampilkan perbedaan atau selisih daya tersebut dalam bentuk persen. Perlu diingat bahwa daya yang dibahas pada pengujian kedua ini merupakan daya input dari rangkaian charge controller, bukan daya yang masuk ke baterai. Loss dan penggunaan daya yang diperlukan untuk mengaktifkan rangkaian adalah 00mW yang didapat dari pengukuran. Di bawah ini merupakan grafik selisih antara daya maksimum yang didapatkan dari perhitungan dengan daya yang didapat oleh sistem charge controller terhadap iluminasi cahaya. Gambar 4.7 Power Difference Vs Illuminance

00 Sumbu X pada grafik diatas menunjukkan iluminasi dalam ratusan lux. Lux meter dipergunakan untuk mengukur iluminasi. Sumbu Y pada grafik menunjukkan perbedaan daya (dalam persen) antara daya yang dihitung secara teori menggunakan FF dengan daya yang didapat oleh sistem yang dapat dilihat menggunakan output LCD. Selisih antara daya yang didapat oleh sistem dengan daya maksimum yang dapat dihasilkan oleh panel surya berkisar antara 5,23% sampai 9,74%. 4.4..3 Pengujian teknik MPPT terhadap teknik non MPPT (directly) pada modul charge controller dengan sumber daya dari panel surya Pengujian ini bertujuan untuk membandingkan daya yang keluar dari panel surya dengan teknik MPPT dan dengan teknik non-mppt (directly). Berikut ini merupakan experiment set cara pengambilan data: Gambar 4.8 Blok Diagram Sistem dengan Teknik MPPT (kiri) dan Teknik Directly (Kanan) Charge controller akan mencari daya maksimum dari panel surya dan kemudian akan digunakan untuk charging baterai. Pencarian daya

0 maksimum dari panel surya menggunakan teknik MPPT yang telah diujikan pada pengujian pertama dan kedua. Daya yang keluar dari panel surya atau daya yang masuk ke charge controller akan diukur dan ditampilkan di LCD. Pengukuran daya yang keluar dari panel surya dilakukan menggunakan multimeter arus dan tegangan. Kutub positif panel surya dihubungkan ke kutub positif baterai, sedangkan kutub negatif panel surya dihubungkan ke kutub negatif baterai. Di bawah ini adalah hasil perbedaan daya yang terjadi (dalam persen) terhadap iluminasi: Gambar 4.9 Power Difference Vs Illuminance Selisih daya didapatkan dengan menggunakan persamaan: (4.2)

02 Selisih daya minimum antara teknik MPPT dengan directly adalah 5,649%, sedangkan selisih daya maksimum adalah 24,678% dan selisih daya rata-rata yang didapatkan adalah 20,73%. Data yang didapatkan lebih baik dibandingkan dengan penelitian sebelumnya (S. Aryuanto, U.K. Awan, I.N. Yusuf, S.D. Endra, 202) dengan rata-rata selisih daya sebesar 5.04%. Hal ini mungkin terjadi karena pada penelitian sebelumnya hanya menggunakan buck converter saja sedangkan penelitian ini menggunakan buck+boost converter yang dapat bekerja pada saat tegangan panel surya lebih kecil atau lebih besar dari tegangan baterai. 4.4.2 Pengujian LED Driver 4.4.2. Pengujian rangkaian boost converter dengan tegangan input bervariasi Pengujian ini berfungsi untuk melihat arus output ke LED yang dihasilkan terhadap tegangan input yang bervariasi. Daya input diambil dari power supply dengan tegangan input yang bervariasi. Tiga string LED sebagai output yang masing-masing dialiri 350mA membutuhkan arus output total sebesar,05a. Arus output diukur menggunakan multimeter. Di bawah ini adalah grafik hasil pengujian arus output terhadap tegangan input:

03 Gambar 4.0 Output Current Vs Input Voltage Sumbu Y menunjukkan arus output total (Iout) dari 3 string LED, sedangkan sumbu X menunjukkan tegangan input yang berasal dari power supply. Tegangan minimal input adalah 9,2V agar boost converter dapat mencapai nilai arus yang diinginkan. 4.4.2.2 Pengujian efisiensi LED driver Pengujian ini berfungsi untuk menunjukkan efisiensi dari LED driver. Nilai efisiensi didapatkan dari pengukuran daya output dibagi dengan daya input dikali 00 persen. Daya output adalah daya yang didapatkan oleh 3 string LED yang diukur menggunakan multimeter arus dan tegangan. Daya input adalah daya yang didapatkan oleh sistem LED driver yang diukur menggunakan multimeter arus dan tegangan. Sumber daya input berasal dari baterai. Di bawah ini adalah grafik efisiensi sistem LED driver terhadap waktu:

04 Gambar 4. Efisiensi LED Driver Efisiensi minimum mencapai 89,7%, sedangkan efisiensi maksimum dapat mencapai 9,9%. Data diambil sebanyak 2 data berturut-turut dengan selisih waktu pengambilan data adalah jam. 4.5. Evaluasi Sistem ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu: Kelebihan: Sistem ini tetap mampu mengisi baterai ketika tegangan panel surya lebih rendah dibandingkan dengan tegangan baterai (ketika cahaya redup) Sistem ini menggunakan teknik MPPT dapat mentransferkan daya ke beban rata-rata 20,73% lebih tinggi dibandingkan teknik directly dan

05 dibandingkan dengan proceeding (S. Aryuanto, U.K. Awan, I.N. Yusuf, S.D. Endra, 202) yang hanya mampu mencapai 5,04%. Sistem ini menggunakan LED sebagai lampu jalan Kekurangan: Pemasangan masing-masing konektor pada sistem tidak boleh terbalik Adanya osilasi pada titik MPP Tidak ada sumber daya cadangan ketika baterai habis