2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL SISWA

dokumen-dokumen yang mirip
2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu kegiatan pokok dalam

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Secara sederhana Flavell mengartikan metakognisi sebagai knowing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. atau pedoman dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

NASKAH PUBLIKASI. SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atas. Bahkan saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Kompetensi Profesional yang Harus Dimiliki Guru

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap setiap siswa akan berbeda dan bervariasi. Tidak setiap siswa

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia indonesia yang memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memperjelas istilah pada permasalahan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Azzela Mega Saputri, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, maka berkaitan dengan kinerja guru diperlukan adanya totalitas dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial di samping sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Semua manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. didik dengan tujuan membentuk kepribadian unggul, yaitu kepribadian yang bukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

BAB I PENDAHULUAN. potensi intelektual dan sikap yang dimilikinya, sehingga tujuan utama

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dea Wulantika Utami, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni tari seyogyanya mengarah pada pencapaian tiga domain

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

Oleh : Muhammad Abdul Wahid A

BAB I P E N D A H U L U A N. Pendidikan seni berperan penting dalam pengembangan kecerdasan

2015 PEMBINAAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM PENGGUNAAN MEDIA SEARCH ENGINE BAGI PENINGKATAN CIVIC INTELLIGENCE SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKN

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan letak geografisnya, kepulauan Indonesia berada di antara

BAB II DASAR-DASAR TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran didalamnya termasuk dalam mata pelajaran seni tari. Pembelajaran seni tari merupakan sebuah proses interaksi peserta didik dengan pendidik yang membahas mengenai seni tari, pembelajaran seni tari bisa dilakukan di pendidikan formal atau yang biasa kita sebut dengan sekolah umum maupun pendidikan non-formal yang biasa dilakukan di sanggar. Pembelajaran seni tari juga dikatakan sebuah proses untuk makhluk hidup belajar mengenai seni tari. Dalam pembelajaran seni tari di pendidikan formal siswa tidak hanya dituntut untuk terampil menari akan tetapi yang harus benar-benar difahami adalah perkembangan karakter yang dibangun saat proses belajar mengajar dilakukan. Karena pembelajaran seni tari yang menuntut siswa untuk terampil menari hanya dilakukan di sanggar yang memang mempunyai sifat pendidikan non-formal. Dimaksud di atas siswa tidak hanya dituntut untuk terampil menari akan tetapi lebih mengembangkan karakter itu sesuai dengan ketiga aspek yang ada dalam pembelajaran seni tari menurut Bloom yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang ada dalam evaluasi itu akan terolah dengan baik oleh pembelajaran seni tari ini. Maka dalam hal ini penilaian tidak hanya dilakukan diakhir pembelajaran akan tetapi dilakukan di awal sampai akhir proses pembelajaran. Aspek kognitif adalah mengarah kepada aspek pengetahuan siswa, aspek afektif mengarah kepada sikap siswa, dan psikomotor mengarah kepada kemampuan keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik. Menurut Masunah dalam bukunya yang berjudul Tari Pendidikan (2012:4) mengatakan bahwa Aspek kognitif sering dipandang hanya dari sudut pengetahuan teoritis saja, padahal proses berfikir dalam mewujudkan gerak pun merupakan aspek kognitif. Afektif siswa dapat dilihat antara lain keberanian, inisiatif, kerjasama kelompok dan tanggung jawab. 1

2 Dewasa ini tidak sedikit orang yang menganggap pintar itu hanya melihat dari segi intelektual semata, dengan memperoleh hasil ujian yang selalu bagus maka anak itu pasti dianggap sebagai anak yang hebat. Karena pada dasarnya pendidikan dulu tidak memiliki aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, evaluasi hanya dilakukan di akhir proses pembelajaran yang nantinya akan menentukan nilai siswa. Namun pendidikan sekarang berbeda dengan pendidikan dulu, sekarang aspek kognitif, afektif, dan psikomor serta pengembangan karakter dalam proses pembelajaran mengharuskan guru untuk membuat suatu evaluasi yang berbeda. Ketiga aspek tersebut tentunya tidak hanya melibatkan satu kecerdasan saja melainkan melibatkan berbagai kecerdasan yang mungkin kebanyakan orang kurang memahami akan kecerdasan-kecerdasan yang dimaksud. Hal tersebut disebabkan karena ketiga aspek itu mempunyai arahan tujuan yang berbeda untuk siswa. Ada berbagai macam kecerdasan yang diuraikan oleh Howard Gardner, ada delapan kecerdasan yaitu kecerdasan matematika-logis, kecerdasan musikal, kecerdasan verbal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan spasial, kecerdasan naturalis, dan kecerdasan kinestetik. Beberapa atau bahkan mungkin semua kecerdasan yang telah diuraikan di atas menjadi tujuan dari arahan aspek kognitif, afektif, dan psikomor. Dan ditegaskan oleh Lwinn dkk dalam bukunya How to Multiply Your Child s Intelegentce, Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan (2005) dikutip dalam buku Tari Anak-anak dan Permasalahannya (2008:18). Sebelum membahas lebih lanjut mengenai berbagai macam kecerdasan yang telah diuraikan oleh Howard Gardner peneliti ingin mengungkapkan teori dari pengertian kecerdasan itu sendiri. Menurut Jean Piaget dalam Azwar (2011:35) mengemukakan bahwa teori inteligensi lebih menenkankan pada aspek perkembangan kognitif, tidak merupakan teori yang mengenai struktur inteligensi semata-mata.

3 Penjelasan teori di atas menurut Jean Piaget memang lebih menekankan pada aspek kognitif atau pengetahuan namun ada teori lain yang mengungkapkan mengenai intelegensi selain dari apa yang dikemukakan oleh Jean Piaget. Teori lain yang akan dikemukan adalah teori, menurut Walter dan Gardner pada tahun 1986 dalam buku Multipel Intelegensi menyatakan: mendefinisikan intelegensi sebagai suatu kemampuan atau serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah, atau produk konsekuensi eksistensi suatu budaya tertentu (Sternberg dan Frencsh, 1990). Kedua teori yang telah dikemukakan di atas mengungkapkan devinisi intelegensi atau kecerdasan secara umum, namun peneliti ingin mengungkapkan cabang kecerdasan yang telah diungkapkan oleh Howard Gardner yaitu kecerdasan intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal adalah kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang untuk memahami diri sendiri, kecerdasan intrapersonal sering dikatakan kecerdasan yang berasal dari dalam diri sendiri. Devinisi lain yang mengungkapkan mengenai kacerdasan intrapersonal yang di unggah dalam salah satu situs internet nuruliazaini.blogspot.com/2012/11/kecerdasanintrapersonal.html padda tanggal 24 Desember 2013 sebagai berikut: Menurut Ainur kecerdasan intrrapersonal merupakan kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami kekuatan dan keterbatasan diri, kesadaran akan suasana hati, kehendak, motivasi, sifat, keinginan, serta kemampuan berdisiplin diri, dan menghargai diri. Sesuai pendapat yang dikemukakan oleh Ainur dalam penjelasan diatas kecerdasan intrapersonal juga merupakan kecerdasan yang erat hubungannya dengan sikap seseorang atau juga kepribadian seseorang, dalam hal ini maka kecerdasan intrapersonal erat kaitannya dengan ranah yang diuraikan oleh Bloom dan menjadi aspek dalam pembelajaran seni tari yaitu aspek afektif (sikap). Akan tetapi dari aspek afektif juga akan mempengaruhi aspek kognitif dan psikomor siswa. Pasti sebagian atau bahkan banyak orang yang mengabaikan kecerdasan intrapersonal ini, dalam hal pembelajaran seni tari tentu dibutuhkan kecerdasan intrapersonal. Hal ini terlihat dari adanya berbagai

4 masalah yang timbul dalam proses pembelajaran seni tari karena siswa memiliki kelemahan dalam hal kecerdasan intrapersonal. Dalam buku Personality Plus dengan editor Lyndon Saputra (1996:5) mengatakan bahwa watak saya adalah diri saya sesungguhnya: kepribadian saya adalah pakaian yang saya kenakan. Proses pembelajaran seni tari di dalam kelas tentu tidak selalu mulus dari permasalahan, banyak permasalahan yang timbul. Permasalahan yang sering terjadi pada siswa SMA sebagian besar disebabkan oleh karakteristik siswa yang sedang mengalami masa remaja atau masa transisi. Dalam proses pembelajaran seni tari siswa tidak berani untuk mengeksplorasi gerak, siswa tidak percaya diri untuk mendemonstrasikan gerak di depan teman-temannya, siswa kurang bertanggung jawab terhadap kelompoknya, siswa tidak dapat disiplin dalam melakukan gerak tari sehingga tidak mampu selaras dengan musik iringan, serta siswa tidak mandiri dalam upaya menyelesaikan masalah yang terjadi. Hal-hal tersebut dikarenakan lemahnya kecerdasan intrapersonal yang dimiliki oleh siswa seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahawa kecerdasan intrapersonal siswa adalah kecerdasan yang berasal dari dalam diri sendiri contohnya sikap berani, percaya diri, tanggung jawab, disiplin, mandiri dan lainya. Penyebab lain dari permasalahan yang timbul saat pembelajaran seni tari bisa dikarenakan dari komponen-kompenen pembelajaran yang diberikan kepada siswa kurang tepat. Komponen-komponen dalam pembelajaran ada empat yaitu tujuan, bahan ajar, metode, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut mampu mempengaruhi karakter siswa, dikurikulum 2013 yang sangat baru ini adanya pendekatan scientific yang mampu menjadi solusi dari permasalahan yang telah dikemukakan di atas. Pendekatan scientific merupakan suatu pendekatan yang mencetak siswa menjadi lebih mandiri, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Tidak hanya itu saja pendekatan scientific akan menyentuh kepada tiga ranah yang dikemukan oleh Bloom yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam aplikasinya pendekatan scientific di kelas mengarah kepada pendekatan ilmiah, kegiatan yang dilakukan dalam pendekatan scientific yaitu mengamati,

5 bertanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Aplikasi pendekatan scientific dalam pembelajaran seni tari mampu meningkatkan kecerdasan intrapersonal, ini bisa kita lihat dari tahapan kegiatan pendekatan scientific dalam pembelajaran seni tari. Kegiatan bertanya di dalam pendekatan scientific merupakan kegiatan yang sangat penting, maka dalam kegiatan ini siswa dengan kecerdasan intrapersonal yang baik akan selalu mempunyai keberanian untuk mengungkapkan hal yang kurang ia fahami. Tahapan mengamati termasuk kedalam kecerdasan intrapersonal karena dengan mengamati dan bertanya siswa membutuhkan keberanian. Kecerdasan intrapersonal juga terdapat di tahapan menalar dan mencoba, untuk tahapan menalar dan mencoba siswa tentu harus mempunyai rasa percaya diri dan tanggung jawab dalam melakukan kegiatan tersebut. Selanjutnya dalam kegiatan demonstrasi maka jelas siswa harus mampu melatih kevcerdasan ontrapersonalnya untuk mampu tampil mendemontrasikan hasil temuan-temuan yang siswa dapatkan. Penilaian yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah penilaiian au tentik adalah sebuah penilaian yang sifatnya nyata, asli, valid, reliabel. Sehingga jelas penilaian pendekatan scientific pun menggunakan penilaian autentik, penilaian autentik (Authentic Assement) adalah sebuah pengukuran yang bersifat signifikan terhadap tiga ranah pendidikan kognitif, afektif, dan psikomotor. Penilaian autentik ini juga dianggap sebagai penilaian untuk proses perkembangan siswa, karena penilaian lebih di fokuskan kepada kemampuan peserta didik berkembang. Evaluasi yang digunakan pun menggunakan penilaian autentik yaitu pengukuran yang bersifat signifikan atau hasil belajar siswa untuk ketiga ranah yang dikemukakan oleh Bloom yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Bahan ajar yang diberikan untuk siswa juga hendaklah dipikirkan dengan matang, dan dipikirkan apa yang dapat digali dari bahan ajar yang diberikan kepada siswa. Penelitian ini akan dilakukan di sekolah bertaraf internasional yang terletak di Singapura yaitu Sekolah Indonesia Singapura (SIS), Sekolah Indonesia

6 Singapura (SIS) merupakan sekolah yang berada di bawah naungan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Singapura. Walaupun bertempat di Singapura sekolah ini merupakan sekolah Indonesia yang bertempat di Singapura dan mempunyai siswa-siswi asal Indonesia yang berdomisili di Singapura. Kurikulum yang digunakan di Sekolah Indonesia Singapura (SIS) adalah Kurikulum Nasional yaitu Kurikulum 2013. Peneliti ingin melakukan penelitian ini bukan tanpa tujuan, selain ingin menguji eksperimen yang akan dilakukan peneliti juga ingin mengenalkan tari tradisioanal Indonesia kepada siswa. Dengan mengenalkan tari tradisional siswa akan terus melestarikan tari tradisional Indonesia meskipun mereka berdomisili di Singapura. Dan yang lebih penting lagi yaitu dengan mengenalkan tari tradisional Indonesia mampu membangkitkan rasa cinta tanah air dalam diri siswa Sekolah Indonesia Singapura (SIS). Berdasarkan penjabaran tentang permasalahan yang ada maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL (Studi Eksperimen Melalui Tari Ronggeng Gunung di SMA Sekolah Indonesia Singapura (SIS)). Peneliti mengambil judul ini karena judul ini belum pernah diteliti sebelumnya oleh orang lain, dan juga untuk menguji apakah pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific mampu untuk meningkatkan kecerdasan intrapersonal. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan dari latar belakang masalah yang dikemukakan identifikasi masalahnya adalah komponen dari proses pembelajaran yang meliputi tujuan, media, metode, evaluasi dengan keterliabatan siswa dan guru atau dalam kali ini peneliti dalam proses pembelajaran.

7 C. Rumusan Masalah Gambaran dari permasalahan yang akan dikemukakan dan identifikasi masalah yang diangkat oleh peneliti akan dirinci dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kecerdasan intrapersonal siswa sebelum pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific dilakukan? 2. Bagaimana tingkat kecerdasan intrapersonal siswa saat proses pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific dilakukan? 3. Bagaimana perkembangan tingkatkecerdasan intrapersonal siswa setelah pembelajran seni tari berbasis pendekatan scientific dilakukan? D. Tujuan Penelitian Seperti yang telah dikemukakan pada rumusan masalah, kegiatan peneliti ini tentu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Berikut adalah tujuan yang ingin dicapai: 1. Tujuan Umum Penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperolah data tentang tingkat kecerdasan intrapersonal siswa melalui pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengobservasi bagaimana kondisi awal kecerdasan intrapersonal siswa sebelum pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific dilakukan. b. Untuk mendeskripsikan kondisi kecerdasan intrapersonal siswa saat proses pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific dilakukan. c. Untuk memperoleh data perkembangan kecerdasan intrapersonal siswa setelah pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific dilakukan.

8 E. Manfaat Penelitian Peneliti harap setelah penelitian selesai, hasil penelitian tentang PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL (Studi Eksperimen Melalui Tari Ronggeng Gunung di SMA Sekolah Indonesia Singapura /SIS) mampu memberikan mamfaat bagi: 1. Bagi Lembaga Pendidikan a. Melalui penelitian ini peneliti memberikan kontribusi dan menambah sumber data yang bersifat informasi, yang bersifat untuk peningkatkan kualitas pembelajaran seni tari. b. Sebagai sumber referensi bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Tari dan untuk seluruh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Bagi Guru a. Umum (1) Sebagai referensi dan pedoman untuk melakukan pembelajaran seni tari yang akan dilakukan. (2) Sebagai bahan introfeksi dan evaluasi pembelajaran seni tari yang telah dilakukan sebelumnya. (3) Sebagai media motivasi untuk guru agar melakukan pembelajaran seni tari yang lebih variatif. (4) Meningkatkan kualitas guru dalam melakukan pembelajaran seni tari. b. Khusus (1) Sebagai referensi dan pedoman untuk melakukan pembelajaran seni tari yang akan dilakukan di Sekolah Indonesia Singapura (SIS). (2) Sebagai bahan introfeksi dan evaluasi pembelajaran seni tari yang telah dilakukan sebelumnya di Sekolah Indonesia Singapura (SIS) (3) Sebagai media motivasi untuk guru agar melakukan pembelajaran seni tari yang lebih variatif di Sekolah Indonesia Singapura (SIS). (4) Meningkatkan kualitas guru dalam melakukan pembelajaran seni tari di Sekolah Indonesia Singapura (SIS).

9 3. Bagi Siswa Sekolah Indonesia Singapura a. Umum (1) Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai seni tari. (2) Dapat meningkatkan kreativitas dan pengalaman baru dalam melakukan pembelajaran seni tari. (3) Dapat meningkatkan kecerdasan intrapersonal melalui pembelajaran seni tari. b. Khusus (1) Dapat meningkatkan pengetahuan siswa Sekolah Menengah Atas Sekolah Indonesia Singapura (SIS) mengenai seni tari. (2) Dapat meningkatkan kreativitas dan pengalaman baru siswa Sekolah Menengah Atas Sekolah Indonesia Singapura (SIS) dalam melakukan pembelajaran seni trai. (3) Dapat meningkatkan kecerdasan intrapersonal siswa Sekolah Menegah Atas Sekolah Indonesia Singapura (SIS) melalui pembelajaran seni tari. (4) Siswa berani bertanya dan mengeksplorasi gerak tari kreatif. (5) Siswa percaya diri dalam mendemonstrasikan gerak tari kreatif. (6) Siswa bertanggung jawab terhadap semua kegiatan pembelajaran seni tari yang dilakukan. (7) Siswa disiplin melakukan gerak agar sesuai dengan ketapatan musik sehingga terjalin harmonisasi yang indah. (8) Siswa mandiri melakukan kegiatan latihan. 4. Pembaca a. Pembaca akan mengetahui bahwa kecerdasan itu bukan hanya kecerdasan intelektual saja meliankan ada kecerdasan lain yang tidak kalah penting untuk memperoleh kesuksesan di dalam kehidupan. b. Dengan membaca skripsi ini pembaca mengetahui cara untuk meningkatkan kecerdasan intrapersonal melalui sebuah tarian tradisional.

10 5. Peneliti a. Dengan melakukan penelitian ini peneliti bisa menambah wawasan tentang macam-macam kecerdasan yang ada. b. Sebagai calon pendidik seni yang baik peneliti juga harus bisa menggali dan merangsang berbagai kecerdasan anak, termasuk kecerdasan intrapersonal. c. Peneliti juga bisa mengetahui bagaimana cara meningkatkan kecerdasan intrapersonal anak melalui pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific melalui materi tari daerah Ciamis yaitu Tari Ronggeng Gunung. F. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi pada skripsi ini terdiri dari beberapa bab diantaranya akan diuraikan di bawah: BAB I PENDAHULUAN berisi tentang A. Latar Belakang, B. Identifikasi Masalah, C. Rumusan Masalah, D. Tujuan Penelitian, E. Mamfaat Penelitian, dan F. Struktur Organisasi Skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA berisi tentang A. Karakteristik Siswa, B. Pembelajaran Seni Tarai yang terdiri dari: 1. Konsep Pembelajaran Seni Tari, 2. Komponen Pembelajaran Seni Tari, C. Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific yang terdiri dari: 1. Pengertian Pendekatan Scientific, 2. Penilaian Autentiik, 3. Hubungan Pendidikan Scientific Tiga Ranah dalam Pembelajaran Seni Tari, 4. Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific Ditinjau dari Teori Belajar, D. Pembelajaran Tari Kreatif, E. Kecerdasan Intrapersonal, F. Implementasi Pembelajaran Seni Tari Berbasis Pendekatan Scientific untuk Peningkatan Kecerdasan Intrapersonal. G. Asumsi, H. Hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN berisi tentang: A. Metode Penelitian, B. Lokasi, Populasi, dan Sampel, C. Definisi Operasional, D. Desain Penelitian, E. Variabel Penelitian, F. Teknik Pengumpulan Data, G. Instrumen Penelitian, H. Langkah-langkah Penelitian, I. Teknik Analisis Data.

11 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang: A. Hasil Penelitian terdiri dari: 1. Profil Sekolah Indonesia Singapura, a. Visi, misi, dan tujuan sekolah, b. Administrasi Sekolah Indonesia Singapura, 2. Kondisi pembelajaran seni tari sebelum penerapan pendekatan scientific diberikan, Deskripsi hasil pre-test penerapan pendekatan scientific pada pembelajaran seni tari untuk meningkatkan kecerdasan intrapersonal melalui materi Tari Ronggeng Gunung, 3. Pelaksanaan penerapan pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific untuk meningkatkan kecerdasan intrapersonal melalui Tari Ronggeng Gunung, a. Deskripsi tingkat keberanian bertanya dan mengeksplorasi gerak tari kreatif dan deskripsi tingkat percaya diri dalam mendemonstrasikan gerak tari kreatif, b. Deskripsi tingkat disiplin melakukan gerak agar sesuai dengan ketepatan musik dan deskripsi tingkat Mandiri dalam memecahkan segala permasalan, c. Deskripsi tingkat sikap tanggung jawab sehingga mampu menjelaskan setiap gerakan yang dilakukan, d.deskripsi Hasil post-test penerapan pembelajaran seni tari berbasis pendekatan scientific BAB V KESIMPULAN DAN SARAN berisi tentang: A. Kesimpulan, dan B. Saran, selain itu terdapat DAFTAR PUSTAKA dan LAMPIRAN.