KOMPARASI KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 15 PADANG

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VIII 4 SMP NEGERI 1 MAKASSAR

Yusniar Rasjid STKIP Pembangunan Indonesia Makassar Jl. A.P. Pettarani No. 99B Makassar

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Reskiwati Salam Universitas Negeri Makassar Abstract

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

Seminar Nasional PGSD UNIKAMA Vol. 1, Desember 2017

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPS SMA N 5

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE MEANS-ENDS ANALYSIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 12 PADANG

Keywords: Problem Based Learning, Technique Business of Beresiko, Mathematics Learning Outcome

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 4, Maret 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMAN 6 PADANG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

Keywords: the tipe of model Cooperative Student Teams Achievement Division (STAD), Learning Outcomes

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) disertai Numbered Heads Together (NHT)

PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DAN PENDEKATAN DEDUKTIF DALAM SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA MATERI JAJARGENJANG SMP

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI. Desi Ilva Maryani 1), Pargito 2), Irma Lusi 3)

Kata Kunci: Problem Based Learning (PBL), Ekspositori, dan Hasil Belajar. Abstract

*

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

Automotive Science and Education Journal

Wirakaryati dan Jurubahasa Sinuraya Jurusan Fisika FMIPA Unimed)

JURNAL. Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write, Kemampuan Awal, Kemampuan Pemahaman Konsep.

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING CELL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VII SMPN 3 PADANG

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 POLEWALI

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Kadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRACT

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Iklilul Millah, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING-PROMPTING DENGAN PENILAIAN PRODUK

Nola Despita Sari*), Zulfitri Aima**), Mulia Suryani**).

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MAKE A MATCH. (Artikel Skripsi) Oleh. Muji Aprilia Fitriani

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 PADANG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI ABSTRACT

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PERBANDINGAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS SMART DENGAN STRATEGI TAI PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII

ALSA MIFTAHUL HUDA. Program Studi Pendidikan Matematika. Unversitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE LEARNING CELL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 13 PADANG

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

ABSTRACT. Keyword : Student s Learning Outcome, Cooperative Learning, Group Investigation

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA GRAFIS (JURNAL) Oleh LUSIANA SIMAMORA

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

Economic Education Analysis Journal

Journal of Mechanical Engineering Learning

EFFECT OF MODEL PROBLEM BASED LEARNING WITH CONTEXTUAL APPROACH TO ACTIVITY AND RESULTS OF BIOLOGY CLASS LEARNING IPA VII SMP NEGERI 1 SIBULUE

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA. Abstrak. Abstract. Gallant Alim Purbowo, Mashuri, Putriaji Hendikawati

KOMPARASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING TIPE POST SOLUTION POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS X SMAN 2 PARIAMAN.

OLEH : MUHAMMAD ANDIK SUBRATA NIM.

JPTM. Volume 05 Nomor 02 Tahun 2016, 56-61

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Guided Note Taking Dalam Pembelajaran Biologi Kelas VIII SMPN 2 Panti Kabupaten Pasaman

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR EKONOMI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT

Sri Sugianti Guru SDN Wilayah 1 Tanralili Kab. Maros

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

PENGARUH PENGGUNAAN HAND OUT DISERTAI MIND MAPPING TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI

Yudhi Hanggara 1, Wajubaidah

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol. 15, No. 2, Desember 2015 (59-63)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor, Pemahaman Konsep

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Oleh: Ratna Meinar Rahayu

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)

Pembelajaran Everyone Is Teacher Here Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DISERTAI KUIS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI

Transkripsi:

KOMPARASI KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR COMPARISON OF EFFECTIVENESS OF COOPERATIVE LEARNING WITH CREATIVE PROBLEM SOLVING APPROACH (CPS) REALISTIC APPROACH AND MATHEMATICS EDUCATION (RME) MATERIAL IN LINEAR EQUATION SYSTEMS Nurdin Universitas Terbuka Unurdin403@gmail.com Abstract This experimental study aimed to compare the effectiveness of learning-based Creative Problem Solving (CPS) with based learning Realistic Mathematic Education (RME) in a cooperative setting danindikator learning effectiveness is measured from the results of students' mathematics learning. The study design is randomized test Pre-posttes Control Group Designdengan two experimental classes were selected randomly. The population is all students of class X SMA Negeri 1 Pitumpanua the academic year 2013/2014. XA treatment class is a class taught by the CPS approach and XB class taught by RME approach, each class consists of 32 people. The research instrument used is the achievement test material.hasil Equation System showed that (1) there is an increase in student learning outcomes are taught by CPS approach and RME approach, (2) there is a significant difference between students who are taught by CPS approach with students taught by RME approach and (3) the learning outcomes of students who are taught by RME approach is better than the students who are taught by CPS approach. Key Word: Approach RME, CPS approach, Effectiveness Study. Abstrak Penelitian eksperimen ini bertujuan membandingkan efektifitas pembelajaran berbasis Creatif Problem Solving (CPS) dengan pembelajaran berbasis Realistic Mathematic Education (RME) dalam setting kooperatif dan indikator efektifitas pembelajarannya diukur dari hasil belajar matematika siswa. Rancangan penelitian ini yaitu Randomized Pre test-posttes Control Group Design dengan dua kelas eksperimen yang dipilih secara acak. Populasi adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Pitumpanua tahun pelajaran 2013/2014. Kelas perlakuan adalah kelas XA diajar dengan Pendekatan CPS dan kelas X.B diajar dengan pendekatan RME, masing-masing kelas terdiri atas 32 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar materi Sistem Persamaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan CPS dan pendekatan RME, (2) terdapat perbedaan signifikan antara siswa yang diajar dengan pendekatan CPS dengan siswa yang diajar dengan pendekatan RME dan (3) hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan RME lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pendekatan CPS. Kata kunci: Pendekatan RME, Pendekatan CPS, Efektifitas Pembelajaran. PENDAHULUAN Pemberlakuan KTSP sejak tahun 2006 mengisyaratkan perlunya perubahan paradigma dalam pembelajaran matematika, yaitu dari peran guru sebagai pemberi informasi (transfer of knowledge) ke peran guru sebagai pendorong belajar (stimulation of learning). Peran guru dalam pembelajaran Halaman [79]

bukan lagi mengirim pengetahuan kepada siswa, tetapi sebagai motivator, fasilitator, mediator, dan evaluator [1]. Pembelajaran matematika di Indonesia sekarang ini masih didominasi oleh pembelajaran konvensional dan masih banyak guru matematika yang menggunakan waktu pelajaran dengan membahas tugas sebelumnya, memberi pelajaran baru, dan memberi tugas berikutnya pada siswa [4]. Pembelajaran tersebut dapat dikategorikan sebagai 3M, yakni membosankan, membahayakan dan merusak minat siswa. Apabila pembelajaran tersebut terus dilaksanakan, kompetensi dasar dan indikator pembelajaran tidak akan dapat tercapai secara maksimal. Hal ini jelas tidak mendukung terhadap pencapaian prestasi belajar siswa secara lebih optimal. Upaya mengentaskan keterpurukan terkait kemampuan matematika siswa di Indonesia merupakan tanggung jawab guru. Untuk itu, diperlukan pengembangan penerapan model pembelajaran yang berbasis pada pemecahan masalah (problem solving). Wiederhold mengemukakan bahwa model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir tinggi dan mengembangkan aspek kemampuan matematika [5]. Pembelajaran RME dan CPS dengan setting kooperatif diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar dan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika yang dicapai oleh siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis bermaksud melaksanakan penelitian untuk mengukur kedua pendekatan pembelajaran tersebut dengan cara membuat perbandingan antara penerapan pendekatan CPS dengan pendekatan RME dalam setting kooperatif. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pendekatan CPS Metode pembelajaran CPS adalah suatu metode pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Model pemecahan masalah kreatif (Creative Problem Solving), terdiri atas lima tahapan pembelajaran, yaitu: (1) identifikasi masalah, (2) mendefinisikan masalah (3) mencari solusi, (4) melaksanakan strategi, (5) mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh [6]. Pendekatan RME Pendekatan RME adalah pendekatan pembelajaran yang bertitik tolak pada masalah kontekstual atau hal-hal yang nyata bagi peserta didik, menekankan keterampilan, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga dapat menyelesaikan masalah [2]. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di SMA Negeri 1 Pitumpanua, jalan Poros Makassar-Palopo Kecamatan Pitumpanua Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan. Desain penelitian yang digunakan adalah Randomized Pre testposttets Control Group Design. Satuan eksperimen pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Pitumpanua Kabupaten Wajo tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri atas 9 (sembilan) kelas. Dua kelas yang menjadi kelas perlakuan adalah kelas X.A sebagai kelas eksperimen I yang diajar dengan menggunakan pendekatan CPS dan Kelas X.B sebagai kelas eksperimen II yang diajar dengan menggunakan pendekatan RME, setiap kelas terdiri atas tiga puluh dua orang. Instrumen penelitian ini adalah daftar pertanyaan berbentuk tes dan kuesioner untuk Halaman [80]

dijawab oleh kelas perlakuan. Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes baik pre test atau post test, sedangkan aktivitas siswa diperoleh dari hasil pengamatan dan respon siswa diambil dari tanggapan siswa tentang proses pembelajaran yang telah dijalani. Data yang terkumpul berupa skor hasil belajar matematika siswa dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistika deskriptif dan analisis statistika inferensial. Analisis data pengamatan aktivitas siswa terhadap pembelajaran, digunakan analisis persentase. Untuk menunjukkan aspek sesuai dengan rencana pembelajaran, digunakan kriteria pencapaian efektifitas aktifitas siswa untuk setiap aspek. Kriteria tersebut disusun berdasarkan perkiraan alokasi waktu yang tercantum dalam rencana pembelajaran yaitu alokasi waktu yang disediakan untuk suatu aspek dibagi dengan alokasi waktu seluruhnya dikali 100%. Data respon siswa diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada siswa setelah pembelajaran berakhir. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran dianalisis secara deskriptif dalam bentuk persentase. Respon siswa dikatakan positif, apabila rata-rata persentase setiap aspek berada dalam kategori senang, baru, berminat, dapat memahami, dan tertarik lebih besar atau sama dengan 75%. Analisis statistik infrensial digunakan untuk menguji hipotesis penilitian. Data yang diperoleh dari hasil penelitian analisis statistik infrensial dengan menggunakan program Statistical Package For Social Science(SPSS). Sebelum mengadakan uji statistik inferensial yaitu dengan menggunakan statistik Uji-T. HASIL PENELITIAN Deskripsi hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pendekatan CPS Pembelajaran dengan pendekatan CPS diterapkan di kelas X.A SMA Negeri 1 Pitumpanua Kabupaten Wajo dengan jumlah siswa 32 orang siswa. Penelitian diawali dengan pre test untuk mengetahui kemampuan atau pengetahuan awal siswa siswa terhadap materi sistem persamaan linear dan diperoleh rata-rata skor hasil belajar siswa pada pre test adalah 24 dengan standar deviasi 9 sedangkan rata-rata skor hasil belajar pada post test adalah 80 dengan standar deviasi 10, sementara nilai gain ternormalisasi terendah adalah 0,4 dan tertinggi 1,0 dengan standar deviasi 0,1 dengan rata-rata 0,8. Hasil belajar siswa pada perlakuan CPS terdapat 53% siswa mendapat skor pada kategori tinggi dan terdapat 41 % siswa memperoleh skor pada kategori sangat tinggi dan tidak ada siswa yang mendapat nilai rendah maupun sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum skor hasil belajar matematika siswa pada materi sistem persamaan linera kelas X SMA Negeri 1 Pitumpanua yang diajar dengan pendekatan CPS berada pada kategori tinggi yaitu dengan skor rata-rata sebesar 80. Klasifikasi peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan gain ternormalisasi menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa setelah diajar dengan pendekatan CPS tergolong pada kategori tinggi 56% dan yang tergolong kategori sedang terdapat 44%. Deskripsi hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pendekatan RME Pembelajaran dengan pendekatan CPS diterapkan di kelas X.B SMA Negeri 1 Pitumpanua Kabupaten Wajo dengan jumlah siswa 32 orang siswa. Penelitian diawali dengan pre test untuk mengetahui kemampuan atau pengetahuan awal siswa siswa terhadap materi sistem persamaan linear dan diperoleh rata-rata skor hasil belajar siswa pada pre test adalah 25 dengan standar devaisi 9 sedangkan rata-rata skor hasil belajar pada post test adalah 85 dengan standar deviasi 10. Sementara nilai gain ternormalisasi menunjukkan rata-rata peningkatan hasil tes belajar siswa sebesar 0,86, gain terendah 0,50 dan gain tertinggi 1,00, jumlah siswa yang tuntas setelah pembelajaran dengan pendekatan RME adalah 28 orang atau 85 % sedangan jumlah siswa yang mendapat skor hasil belajar yang tidak tuntas sebanyak 5 atau 16 %. Jika skor hasil belajar dikelompokkan dalam lima Halaman [81]

kategori berdasarkan teknik kategorisasi yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, maka terdapat 37,50 % siswa yang mendapat skor pada kategori tinggi dan terdapat 62,50% siswa yang memperoleh skor pada kategori sangat tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum skor hasil belajar matematika siswa pada materi sistem persamaan linear kelas X SMA Negeri 1 Pitumpanua berada pada kategori sangat tinggi dengan rata-rata 85,42.Peningkatan kemampuan siswa setelah pembelajaran dengan pendekatan RME terlihat dengan adanya peningkatan kemampuan dengan kategori tinggi pada 27 orang atau 84% siswa sedangkan 5 orang atau 16% siswa pada kategori sedang. Hipotesis pertama tentang peningkatan hasil belajar siswa setelah diajar dengan dengan pendekatan Creative Problem Solving ( CPS) setting kooperatif Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan uji-t t satu sampel dengan kriteria H 0 ditolak jika p < α. Berdasarkan hasil perhitungan komputer dengan dengan bantuan aplikasi SPSS versi 18 diperoleh nilai p=0.000<α=0,05. Hal ini berarti H 0 ditolak. Artinya H 1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah diajar dengan pendekatan CPS. Hipotesis kedua tentang peningkatan hasil belajar siswa setelah diajar dengan dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) setting kooperatif Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan uji-t satu sampel dengan kriteria H 0 ditolak jika ditolak jika p < α. Berdasarkan hasil perhitungan komputer dengan dengan bantuan aplikasi SPSS versi 18.0 diperoleh nilai p=0.000<α=0,05. Hal ini berarti H 0 ditolak. Artinya H 1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah diajar dengan pendekatan RME. Hipotesis ketiga ada perbedaan peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan CPS dan pendekatan RME Uji statistik menunjukkan nilai sig. lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,014, yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar siswa diajar dengan pendekatan CPS dengan siswa yang diajar dengan pendekatan RME. Analisis hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan CPS selama empat kali pertemuan secara lengkap dapat menunjukkan bahwa aktivitas siswa sangat efektif dimana setiap waktu ideal dari pembeajaran yang disiapkan tercapai. Analisis hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan RME selama empat kali pertemuan diperoleh bahwa rata-rata aktivitas siswa berada pada kategori yang ditentukan berdasarkan kriteria waktu efektif. Respon siswa terhadap pembelajaran CPS sangat positif dimana terdapat 100% siswa merasa senang terhadap susana pembelajaran, 100% siswa berminat untuk mengikuti pelajaran, demikian juga siswa merasa lebih banyak kesempatan untuk melontarkan atau menanggapi pertanyaan selama pembelajaran yaitu sebanyak 87% siswa. Respon siswa terhadap pembelajaran RME sangat positif dimana terdapat 97% siswa merasa senang terhadap susana pembelajaran, 100% siswa berminat untuk mengikuti pelajaran, demikian juga siswa merasa lebih banyak kesempatan untuk melontarkan atau menanggapi pertanyaan selama pembelajaran yaitu sebanyak 79% siswa. Deskriptif perbandingan hasil belajar siswayang diajar dengan pendekatan CPS dan siswa yang diajar dengan pendekatan RME Tahap pengujian t dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar pada kedua kelas perlakuan, hasil analisis menunjukkan Sig.(2 tailed) = 0,14>0,05, yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan pendekatan CPS dengan pendekatan RME. Penerapan pembelajaran pendekatan RME khususnya pada materi sistem persamaan Halaman [82]

linear berbeda secara signifikan dengan pembelajaran dengan pendekatan CPS, hasil tersebut juga menunjukkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan RME lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran dengan pendekatan CPS, terlihat rata-rata gain ternormalisasi pada pendekatan RME sebesar 0,86 lebih tinggi dari rata-rata gain ternormalisasi pada pendekatan CPS yaitu 0,78. Hal tersebut sejalan penelitian yang telah dilakukan oleh Junaidi Arifin pada tahun 2012 tentang Perbandingan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model CPS dan Resik Pada Kelas VIII SMP Negeri 4 Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai, menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan signifikan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan CPS dengan siswa yang diajar dengan pendekatan RME dan pendekatan RME lebih baik dibandingkan dengan pendekatan CPS. Deskripsi aktivitas siswa yang diajar dengan pendekatan CPS dan pendekatan RME Aktivitas siswa diamati dengan menggunakan lembar pengamatan aktifitas siswa. Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa menunjukkan bahwa semua aspek yang diamati memenuhi kriteria efektif. Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran dan aktif dalam berinteraksi dalam masalah-masalah yang diberikan. Demikian pula minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran berkembang secara optimal terlihat dalam aktivitas diskusi interaksi berjalan sangat baik. Siswa yang berkemampuan tinggi memberikan bantuan kepada yang berkemampuan rendah meskipun terkadang bantuan yang diberikan tidak disertai dengan penjelasan yang cukup dan terdapat kecenderungan siswa berkemampuan rendah lebih senang berinteraksi dengan siswa yang berkemampuan sedang. Secara umum dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan pendekatan CPS maupun pendekatan RME berjalan baik karena telah melebihi batasan kriteria kefektifan. Sebagai kriteria aktifitas siswa dikatakan efektif untuk setiap pertemuan apabila 70% aktifitas siswa berada pada kriteria batasan efektif. Deskriptif respon siswa yang diajar dengan pendekatan CPS dan yang diajar dengan pendekatan RME Dari hasil angket respon siswa, pada umumnya siswa merespon positif pelaksanaan pembelajaran dimana 91% siswa menyatakan senang terhadap pembelajaran dengan pendekatan CPS dan 91% siswa menyatakan senang terhadap pembelajaran dengan pendekatan RME. Persentase ini melebihi kriteria dimana pembelajaran dianggap mendapat respon positif jika >75% siswa merespon positif setiap aspek pembelajaran. RME maupun CPS dalam pembelajaran kooperatif adalah suatu pendekatan yang melibatkan siswa secara aktif, pembelajaran sepenuhnya berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator. Pembelajaran kooperatif mengajak siswa untuk belajar berkelompok menyelesaikan masalah atau menemukan sendiri bentuk penyelesaian suatu masalah yang diberikan oleh guru secara mandiri. Siswa tidak bergantung lagi kepada guru, melainkan dapat memperoleh pengetahuan dari teman kelompoknya dan teman sekelasnya. Penerapan pendekatan RME dan pendekatan CPS didapatkan adanya kemudahan dalam diri siswa untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Semua tiu karena adaya kerha sama baik antara anggota kelompok, timbulnya sikap berani pada diri siswa untuk bertanya dan tampil memprentasikan hasil diskusinya. Hasil belajar dari kedua kelas eksprimen baik terbukti hanya sedikit siswa dari masingmasing kelas yang mendapatkan nilai tidak tuntas. Rata-rata yang ditunjukkan oleh masing-masing kelas juga bagus dengan nilai rata-rata yang berbeda. Maka secara uji statistik rata-rata hasil belajar siswa dianggap tidak sama. Hal ini dibuktikan berdasarkan Halaman [83]

uji t yang menolak H 0 dan menerima H 1. Secara praktik dan secara teori yang ada pada latar belakang penelitian, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan CPS dan siswa yang diajar dengan pendekatan RME. [5] Suyitno, A. 2006. Handout Kuliah Teori Pembelajaran Matematika1. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA Unnes. [6] Wena, M. (2008). Strategi pembelajaran Inovatif kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut terdapat peningkatan hasil belajar pada siswa yang diajar dengan pendekatan CPS dengan rata-rata gain ternormalisasi 0,78, artinya pendekatan CPS mampu meningkatkan hasil belajar siswa, dan terdapat peningkatan hasil belajar pada siswa yang diajar dengan pendekatan RME dengan rata-rata gain ternormalisasi 0,86, artinya pendekatan RME mampu meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA [1] Akbar Sutawijaya & Jarnawi Afgani D. (2011). Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. [2] Maimanah. (2011). Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Menggunakan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dan Pendekatan CreativeProblem Solving (CPS) dalam Setting Pembelajaran Kooperatif pada Materi Persegipanjang dan Persegi di kelas VII SMP Negeri 3 Gembong Babat Lamongan, Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel. Surabaya. [3] Pepkin, Karen L. (2000). Creative Problem Solving in Math. Tersedia : http://hti.math.uh.edu/curriculum/units /2000/02/00.02.04.pdf. Diakses 10 Oktober 2013. [4] Sobel M.A & E. M. Maletsky. (2001). Mengajar Matematika. Sebuah Buku Sumber Alat Peraga, Aktivitas dan Strategi.Jakarta: Erlangga. Halaman [84]