BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal penting dan paling mempengaruhi perkembangan,

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

INOVASI PEMANFAATAN MEDIA FILM UNTUK PENINGKATAN KEMAMPUAN LISTENING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak hanya berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Berdasarkan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN. Di era globalisasi bahasa lnggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resti Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dalam hal pemerolehan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, emosional peserta didik juga merupakan penunjang keberhasilan

42. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

37. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB A)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh kreativitas bangsa itu sendiri dan

BAB I PENDAHULUAN. emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ika Kustika, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan secara teratur, terus menerus, dan berkelanjutan. Bahasa

40. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. skills) yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Seiring zaman yang selalu berkembang dan dunia pendidikan yang selalu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berpedoman pada kajian dan analisis serta pembahasan

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dandi Oktaviana Maulid, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. sesuai nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pendidikan merupakan suatu

MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE SCRIPT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

PENGEMBANGAN DAN KEEFEKTIFAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DI SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT PERTAMA (SLTP)

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan kegiatan integral antara pelajar dan guru

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN WORD CARD

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

36. Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan di manapun manusia berada. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Oleh karena itu pendidikan harus diarahkan untuk menghasilkan kualitas manusia yang mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur. Pendidikan memegang peranan kunci dalam menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya pembangunan. Secara lebih arif dapat dikatakan bahwa pendidikan yang bermutu dapat menghasilkan kualitas pendidikan yang bermutu. Sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan tersebut. Melalui pendidikan dapat dikembangkan juga kemampuan pribadi, daya pikir dan tingkah laku yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pemebalajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat bangsa dan negara. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 1

Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana, maka dari itu dalam suatu pendidikan, agar tercapai tujuan dengan baik sangatlah perlu suatu perencanaan yang baik pula, baik itu persiapan pembelajaran yang terencana maupun pelaksanaan pembelajaran yang sesuai. Pendidikan di Indonesia telah dirumuskan dan dirancang oleh pemerintah melalui Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang standar isi. Pada kurikulum ini pemerintah telah memberikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai dalam setiap pembelajaran. Dari kurikulum tersebut pemerintah juga mewajibkan bagi setiap guru untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan keadaan masing-masing sekolah. Selain itu guru juga harus dapat menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut menjadi indikator-indikator yang lebih spesifik lagi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang bersifat universal, dengan bahasa kita dapat mengungkapkan ide, perasaan, pesan kepada orang lain. Dalam hal ini, Tarigan (2008:1) mengatakan keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah bisanya mencakup empat segi yaitu, keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Dengan demikian, keempat aspek tersebut perlu mendapat perhatian sepenuhnya di dalam pengajaran bahasa demi tercapainya tujuan. Mengingat pentingnya peran bahasa, maka pengajaran bahasa diajarkan mulai pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 2

Dalam memperoleh keterampilan berbahasa maka bisanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula, pada masa kecil kita belajar mendengarkan bahasa, kemudian berbicara; sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Bahasa memiliki peranan sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan kata kunci penentu keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Mengingat fungsi bahasa yang bukan hanya sebagai suatu bidang kajian, sebuah kurikulum bahasa untuk sekolah menengah sewajarnya mempersiapkan siswa untuk mencapai kompetensi yang membuat siswa mampu merefleksi pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan dan perasaan, dan memahami beragam nuansa makna. Dalam Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 mengenai Standard Isi mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi functional 2. Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global 3. Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 3

Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu listening, speaking, reading dan writing. Listening adalah suatu skill yang penting dalam pembelajaran bahasa dan itu tidak dapat di remehkan khususnya dalam kontek akademik dan dipisahkan dalam bahasa maka dari itu, listening mempunyai suatu peran yang esensial dalam pengajaran bahasa termasuk pengajaran bahasa inggris. Menurut Tarigan (2008:31) mengatakan listening adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Sebagai suatu keterampilan berbahasa yang pertama, listening memberikan konstribusi yang tidak kecil untuk meningkatkan keterampilan berbahasa lainnya, khususnya keterampilan speaking dan writing. Melalui listening skills yang bersifat reseptif akan terserap sebanyak-banyaknya informasi yang sangat dibutuhkan oleh keterampilan speaking atau writing. Oleh karena itu, pembelajaran listening dilaksanakan secara terpadu dan mendapat perhatian yang sama dengan keterampilan berbahasa lain. Namun, dalam pembelajaran di sekolah hal tersebut belum terlaksana dengan baik. Pembelajaran listening masih kurang mendapat perhatian dan sering kali diremehkan oleh siswa maupun guru. Alasan- Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 4

alasan yang menyebabkan pembelajaran listening belum terlaksana dengan baik tersebut karena menghadapi beberapa permasalahan yang mendasar itu menjadi bertambah buruk karena siswanya itu sendiri yang jarang berlatih dan media pembelajaran listening yang belum dimanfaatkan secara efektif oleh guru dan yang utama adalah teknik pembelajaran yang kurang bervariasi dimana proses pengajaran dan pembelajaran dilakukan dengan hanya membacakan teks dan siswa diminta menyimak/mendengarkan. Guru seharusnya menerapkan teknik pembelajaran yang lebih bervariasi dan memanfaatkan media yang ada. Oleh karenanya, penerapan metode dan media pembelajaran oleh guru merupakan salah satu cara perbaikan proses pembelajaran, untuk mendapatkan hal tersebut, maka perlu metode pembelajaran yang mendorong siswa aktif dalam pembelajaran bahasa inggris yaitu salah satunya dengan media pembelajaran. Shi (2004) dalam penelitiannya mengatakan 43.2% dari siswa berfikir bahwa paling susah dan paling sulit adalah pemahaman listening dan beberapa darinya bahkan mempunyai kesulitan dalam memahami gurunya yang memberikan pelajaran bahasa Inggris. ini menyatakan bahwa siswa masih kesulitan dalam pemahaman listening dan itu menjadi salah satu pertimbangan penghambat dalam pembelajaran bahasa Inggris. Dalam penelitianya, Barker et al. (Munadi 2008:58) mengemukakan bahwa siswa menggunakan 53% dari waktunya untuk listening. Brown (2001:247) mengatakan siswa di dalam kelas selalu melakukan lebih banyak listening daripada speaking dimana itu merupakan cara bahwa listening mengambil lebih bagian dalam kontek pedagogik. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 5

Mempertimbangkan pentingnya listening, guru harus melakukan perhatian yang lebih serius dalam pengajaran listening seperti menggunakan waktu untuk mengembangkan rencana pembelajaran yang fokus pada peningkatan listening skills, menyediakan media yang cocok, dan menghasilkan latihan yang lebih bermakna. Penggunaaan media sebagai alat bantu dalam proses belajar bahasa, sangat dirasakan manfaatnya bagi peserta didik maupun para pengajar. Rasa senang dalam pembelajaran karena adanya totalitas dalam inderawi kita untuk aktif berpartisipasi dalam pembelajaran. Dalam konteks inilah pembelajar menemukan arti pentingya dari suatu media. Karena bila diimplementasikan secara tepat dan kreatif, media akan menjadi sarana yang efektif untuk menggugah totalitas inderawi dalam pembelajaran. Media yang bisa digunakan dalam belajar bahasa banyak ragamnya, hal ini disesuaikan dengan perencanaan, metode dan strategi guru atau para pengajar dalam proses belajar-mengajar, karena tujuan utama penggunaan media ialah agar pembelajaran bahasa lebih mudah dimengarti oleh peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang efisien dan efektif, yang berdampak pada tercapainya tujuan pembelajaran. Contoh media pembelajaran yang bisa digunakan di dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan penguasaan listening skills, yaitu media film youtube dimana tujuan yang tentunya ingin dicapai dengan menggunakan film youtube sebagai media pembelajaran, adalah membuat kita terbiasa dengan bahasa Inggris, karena bahasa diyakini bisa dikuasai apabila sering berlatih. Kebingungan dengan kata-kata yang keluar Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 6

adalah sensasi pertama yang akan kita hadapi. Ada dua manfaat ketika menggunakan film youtube sebagai media pembelajaran, yaitu teknik pengucapan (pronouncing) dan tambahan kosakata (vocabulary). Dari sekian banyak website terdapat satu buah situs yang menarik untuk dijadikan bagian penting dalam pendidikan. Website tersebut bernama Youtube. Youtube adalah sebuah website video sharing (berbagi video) populer yang didirikan pada Februari 2005 oleh tiga orang mantan karyawan PayPal: Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim. Para pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video secara gratis. Umumnya video-video di Youtube adalah klip musik (video klip), film, TV, serta video buatan para penggunanya sendiri. Format yang digunakan video-video di Youtube adalah.flv yang dapat diputar di penjelajah web yang memiliki plugin Flash Player. Youtube merupakan website yang sangat informatif, lewat Youtube kita bisa mendapatkan referensi bagi segala hal termasuk bahan ajar. Video yang kita butuhkan sebagai bahan visualisasi dapat dicari di website ini. Untuk itu, peneliti mencoba mengembangkan sebuah pemikiran penelitian mengenai pemanfaatan website youtube tersebut bila isi yang ada dapat dijadikan sumber belajar. Website youtube memiliki banyak sekali video-video kongkrit yang dapat dimanfaatkan sebagai materi untuk pelajaran bahasa inggris, seperti video ungkapan memberi, meminta, menolak jasa dan lain-lain sebagai bentuk audio visual pembelajaran bahasa inggris. Hal ini akan sangat membantu siswa, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 7

karena siswa akan terstimulasi untuk mengetahui langsung bagaimana kejadian sesungguhnya mengenai materi-materi bahasa inggris dalam buku. Harmer (2007:308) mengatakan penggunaan film dalam pemahaman listening mempunyai banyak alasan yang positif kepada siswa untuk menonton ketika mereka mendengarkan. Hal ini sesuai dengan hasil beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Mekheimer (2011) mengenai The Impact of Using Videos on Whole Language Learning in EFL Context menyatakan bahwa terjadi signifikansi antara siswa yang di beri pengajaran bahasa dengan menggunakan video sangat positif untuk meningkatkan listening skills. Dalam penelitianya juga Katchen (2003) mengenai Teaching a Listening and Speaking Course with DVD Films menyatakan bahwa penggunaan film signifikan untuk meningkatkan listening dan speaking walaupun ada sedikit kekurangan waktu untuk mengembangkan materi. Penelitian yang lainya juga dilakukan oleh Kusumarasdyati (2004) dalam riset penelitiannya tentang Listening, Viewing and Imagination: Movies in EFL Classes mengatakan movie/film dapat dijadikan alat pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan EFL listening siswa. karena dapat meningkatkan motivasi dan melengkapinya dengan pengetahuan yang relavan dengan target kebudayaan secara serempak. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di SMP Al-Ghifari Garut, ada beberapa alasan peneliti melakukan penelitian di sekolah ini antara lain, pelaksanaan pembelajaran listening pada mata pelajaran bahasa inggris yang dilaksanakan di sekolah masih belum bisa merangsang siswa supaya aktif di Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 8

dalam pembelajaran bahasa Inggris karena pembelajaran listening masih bersifat konvensional dengan cara guru membacakan teks tanpa menggunakan media pembelajaran padahal sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah sudah cukup memadai, namun kurang dimanfaatkan secara optimal untuk pembelajaran. Kurangnya inovasi dalam penggunaan media dalam proses pembelajaran ini menyebabkan siswa merasa gampang bosan dan jenuh karena pembelajaran bahasa inggris dilaksanakan dengan cara yang konvensional. Untuk itu diperlukan suatu media pembelajaran yang tepat dalam rangka pembelajaran bahasa Inggris agar kebutuhan akan pembelajaran bahasa inggris dapat tercapai. Oleh karenanya, berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Penggunaan Media Film Youtube Untuk Meningkatkan Penguasaan Listening Skills Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris. (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VIII SMP Al-Ghifari-Garut) B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan permasalahan yakni Bagaimanakah Efektivitas Media Film Youtube Terhadap Peningkatan Penguasaan Listening Skills pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris? berikut: Masalah secara umum di atas, dirinci menjadi masalah khusus sebagai Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 9

1. Apakah penggunaan media film youtube dapat meningkatkan penguasaan listening skills pada mata pelajaran bahasa inggris? 2. Bagaimana proses pembelajaran listening dengan menggunakan media film youtube pada mata pelajaran bahasa inggris? 3. Bagaimanakah respon siswa terhadap media film youtube dalam pembelajaran listening skills? C. Hipotesis Hipotesis merupakan kesimpulan atau jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian, dan harus diuji melalui penelitian. H o : Terdapat peningkatan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap penguasaan listening skills siswa yang menggunakan media film youtube pada mata pelajaran Bahasa Inggris. H a : Tidak terdapat peningkatan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap penguasaan listening skills Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 10

siswa yang menggunakan media film youtube pada mata pelajaran Bahasa Inggris. D. Definisi Operasional Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang istilah-istilah yang digunakan, maka akan dijelaskan beberapa istilah yang dianggap perlu pada penelitian ini. Istilah-istilah tersebut sebagai berikut: 1. Media Film Youtube dalam penelitian ini adalah sebagai salah satu media pembelajaran listening yang interaktif yang dapat digunakan dalam pengajaran dan pembelajaran listening skills untuk membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan berbahasa, yaitu Bahasa Inggris untuk kelas VIII. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing). Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut, yang difokuskan dalam penelitian ini adalah penguasaan listening sebagai salah satu keterampilan dalam berbahasa Inggris. 2. Penguasaan Listening skills dalam penelitian ini adalah suatu cara siswa mendengarkan dan merespon pertanyaan dalam tes listening dengan media film youtube. Listening skills adalah salah satu keterampilan dalam berbahasa. Rost (2002:2) mendefinisikan dalam empat orentasi atau perspektif. Listening dalam orientasi receptive adalah proses menerima dan menagkap apa yang dikatakan oleh pembicara. Listening dalam Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 11

orientasi constructive adalah gagasan dan penggambaran suatu arti. Listening dalam orientasi collaborative negosiasi arti antara pembicara dan pengrespon. Listening dalam orientasi transformative adalah menciptakan suatu hubungan antara pembicara dan pendengar. Pengolahan data hasil belajar dilakukan terhadap hasil dari skor pre-test dan skor posttest dengan menggunakan instrumen soal tes berbentuk pilihan berganda (multiple choice) untuk mengetahui peningkatan penguasaan listening skills dari sampel, serta perhitungan gain dari selisih skor pre-test dan post-test untuk mengetahui efektifitas penggunaan media film youtube dalam peningkatkan penguasaan listening skills siswa. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui judul efektivitas pembelajaran media film youtube untuk meningkatkan penguasaan listening skills bahasa inggris siswa. Secara khusus penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui peningkatan penggunaan media film youtube terhadap penguasaan listening skills pada mata pelajaran bahasa inggris. 2. Untuk mengetahui gambaran proses pembelajaran listening dengan menggunakan media film youtube pada mata pelajaran bahasa inggris. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 12

3. Untuk mengetahui tentang respon siswa terhadap media film youtube dalam pembelajaran listening skills. F. Manfaat Penelitian Ada beberapa manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini. Selain bermanfaat untuk Para Pengembang Kurikulum, Guru, Siswa, dan peneliti. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang Bahasa Inggris,terutama pada penguasaan listening skills melalui media film youtube. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai salah satu pemecahan masalah pembelajaran dalam kelas. 2. Manfaat Praktis a) Para Pengembang Kurikulum Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan media pembelajaran yang terus menerus berubah sesuai dengan perkembangan kebutuhan manusia. b) Bagi guru, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 13

1. Media film youtube dapat digunakan dalam proses pembelajaran sebagai alternatif dari pembelajaran biasa khususnya pembelajaran listening. 2. Meningkatkan keterampilan dan kompetensi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, agar menjadi lebih menarik dan interaktif. c) Bagi siswa, yaitu: Dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris dan pembelajaran lainnya. d) Bagi peneliti, yaitu: Hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan media film youtube dalam upaya meningkatkan penguasaan listening skills siswa. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu 14