HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG

dokumen-dokumen yang mirip
INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

Unnes Journal of Public Health

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh AHMAD SYAKUR BANAFIF PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pola Hidup Sehat Hipertensi Pada Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh : ANGGIT YATAMA EMBUN PRIBADI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEPATUHAN DIIT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS SIANTAN HILIR PONTIANAK

HUBUNGAN KARAKTERISKTIK PASIEN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI TERAPI DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS TEMBUKU 1 KABUPATEN BANGLI BALI 2015

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan yang tinggi. Darah tinggi sering diberi gelar The Silent Killer karena

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

BAB I PENDAHULUAN. kemasan merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen dengan kondisi medis tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kenaikan jumlah lansia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan penyakit yang semakin sering dijumpai

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PENDERITA HIPERTENSI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN UMUM DENGAN KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT X BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025 diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah. penyakit gangguan hemodinamik dalam sistem kardiovaskuler

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA PADA PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

peningkatan dukungan anggota keluarga penderita kusta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAULUAN. morbiditas dan mortalitas di perkirakan pada abad ke-21 akan terjadi

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR KEPATUHAN DIIT LANJUT USIA PENDERITA HIPERTENSI DI DESA MARGOSARI PENGASIH KULON PROGO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian di dunia termasuk di negara berkembang seperti

EKO HARYONO

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstrak. Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

Kasad*, Supriyanti** Langsa

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ABSTRACT. Keywords: Supervisory Swallowing Drugs, Role of Family, Compliance Drinking Drugs, Tuberculosis Patients ABSTRAK

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN DIABETES MELLITUS TENTANG KOMPLIKASI AKUT. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Hardjono Ponorogo

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBU GA DUKU GA KELUARGA DE GA KEPATUHA KO TROL BEROBAT PADA KLIE SKIZOFRE IA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH DR. AMI O GO DOHUTOMO SEMARA G

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mampu menggunakan insulin yang dihasilkan oleh pankreas (Word Health

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN BEROBAT HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. (2014), mencatat dalam World Health Statistics Indonesia. meningkatnya tekanan darah sistolik diatas 140 mmhg dan

PENDAHULUAN. Pola penyakit yang ada di Indonesia saat ini telah. mengalami pergeseran atau sedang dalam masa transisi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

Transkripsi:

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT RENDAH GARAM PADA PASIEN HIPERTENSI DI KAMPUNG MEKAR SARI KABUPATEN TANGERANG Hera Hastuti 1, Intan Adi Tyastuti 2 1. Prodi S1 Keperawatan dan Ners Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Tangerang 2. Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan & Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK Hipertensi merupakan suatu keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmhg. diit rendah garam memerlukan waktu yang cukup lama sehingga dibutuhkan dukungan keluarga agar tercapainya Hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara dukungan keluarga terhadap kepatuhan diit rendah garam pada pasien Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini sejumlah 42 sampel. Data didapatkan dengan memberikan kuesioner kepada responden yang kemudian diolah dengan uji analisis Chisquare. Hasil penelitian didapatkan responden dengan Hipertensi 1 sebanyak 26 orang (61,9%) dan Hipertensi 2 sebanyak 16 orang (38,1%), keluarga yang memberikan dukungan keluarga secara baik terhadap responden Hipertensi sebanyak 27 orang (64,3%) sedangkan keluarga yang tidak memberikan dukungan keluarga secara tidak baik terhadap responden Hipertensi sebanyak 15 orang (35,7%) dengan uji analisis Chi-square didapatkan dukungan baik 64,3% dan kepatuhan terhadap diit rendah garam 54,8% dengan nilai p-value= 0,002. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dukungan keluarga pasien Hipertensi berhubungan dengan kepatuhan dalam menjalankan diit rendah garam pada pasien Hipertensi sehingga penting untuk meningkatkan kepatuhan pasien Hipertensi agar tercapainya program diit rendah garam pada pasien Hipertensi. Diharapkan keluarga selalu memberikan support dan perhatian terhadap kesembuhan pasien. Kesembuhan pasien ini harus ditunjang dengan partisipasi petugas kesehatan dalam meningkatkan pemahaman pasien terhadap diit rendah garam pada pasien hipertensi. Kata Kunci: Keluarga,, Pasien Hipertensi ABSTRACT Hypertension is a condition when the systolic blood pressure greater than 120 mmhg and diastolic blood pressure over 80 mmhg. Compliance low-salt diet requires a considerable time so that family support is necessary in order to achieve compliance with a low-salt diet in patient with hypertension. This study aims to identify the relationship between family support to low-salt diet adherence in patients with hypertension in the village of Mekar Sari Tangerang Regency. This types of research is descriptive analytic research with cross sectional approach. Samples in this study a number of 42 samples. Data obtained by questionnaire respondents are then processed by Chi-square analysis test. The result showed respondents with hypertension 1 as many as 26 people (61,9%) and Hypertension 2 as many as 16 people (38,1%), families who provide family support is good against hypertension respondents as many as 27 people (64,3%) while the family which does not provide family support is not good against hypertension respondents as many as 15 people (35,7%) with Chi- square analysis test found good support (64,3%) and adherence to low-salt diet (54,8%) with a p-value= 0,002. The conclusion from this research that support the families of patients hypertension associated with adherence in running a low-salt diet in patients with hypertension so it is important to improve patient adherence Hypertension in order to achieve a low-salt diet program in patients with hypertension. Expected family always provide the support and attention to the patient's recovery. The patient's recovery should be supported with the participation of health workers in improving patient understanding of the low-salt diet in patients with hypertension. Keywords: Family Support, Compliance, Patient Hypertension JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 51

PENDAHULUAN Hipertensi merupakan suatu keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmhg dan menjadi suatu masalah serta ancaman serius yang dialami oleh beberapa negara di dunia, terutama di negara-negara berkembang salah satunya adalah Indonesia. Hipertensi yang tidak segera mendapat penanganan secara cepat akan berdampak pada munculnya penyakit degeneratif yang lain. Penyebab Hipertensi yang sulit untuk dicegah karena kebanyakan masyarakat sekitar mengkonsumsi makanan tinggi natrium. Hipertensi sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat dan secara global masih menjadi isu kesehatan global di Negara Indonesia. Laporan Riskesdas pada tahun 2013, mencatat pada tahun 2013 peringkat penyakit Hipertensi di Indonesia ada diposisi pertama dibawah Diabetes Mellitus, Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Kanker, Obesitas Sentral, Penyakit Jantung Koroner dan Stroke. Namun, laporan Riskesdas pada tahun 2014 menunjukan bahwa posisi penyakit Hipertensi di wilayah provinsi Banten memiliki prevalensi Hipertensi sebesar 24,3% lebih rendah dari hasil prevalensi Hipertensi nasional sebesar 25,8%. Menurut laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang (2010) Banten termasuk dalam lima provinsi dengan prevalensi Hipertensi tertinggi (9,4%). Kabupaten Tangerang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Banten yang dimana dari laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang (2012), di Kabupaten Tangerang ditemukan jumlah Hipertensi sebanyak 63095 kasus yang terbagi menjadi 19644 kasus pada pasien baru dan 43451 kasus pada pasien lama (DinKes Kabupaten Tangerang, 2009). keluarga tentang kepatuhan diit rendah garam merupakan suatu hal yang penting bagi pasien Hipertensi. keluarga terkait tentang jenis dukungan keluarga, manfaat dukungan keluarga serta faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga penting untuk diketahui agar pasien dapat memperoleh manfaat maksimal dari dukungan keluarga dan mampu meminimalkan hal yang tidak diinginkan. Menurut data WHO (2003), pada negara berkembang tingkat kepatuhan terapi hanya 50% dan pada negara maju lebih rendah dibandingkan dengan negara berkembang. Berdasarkan Faktul (2009), terdapat empat faktor yang berhubungan dengan kepatuhan diit rendah garam yaitu usia, sistem pelayanan kesehatan, pendidikan, status sosial ekonomi, pengetahuan tentang penyakit. Penelitian Priambodo (2013), menunjukan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita Hipertensi yaitu dukungan keluarga. Sejalan dengan faktor dukungan keluarga, Musaadah (2012), menyimpulkan bahwa semakin tinggi dukungan keluarga terhadap pasien Hipetensi maka akan semakin tinggi kepatuhan pasien terhadap diit rendah garam dibandingkan dengan pasien Hipertensi yang memiliki dukungan keluarga yang rendah. Salah satu kegunaan dari dukungan keluarga dibidang kesehatan adalah untuk dapat memberikan perawatan pada anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan, dengan tujuan yang paling penting agar anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan mampu terpenuhi kebutuhan kesehatannya secara optimal. Pentingnya dukungan keluarga pada pasien Hipertensi tentang kepatuhan diit rendah garam dapat mempengaruhi pasien dalam terpenuhinya kebutuhan kesehatannya yang juga berpengaruh terhadap kepatuhan diit rendah garam yang sedang dijalani sebagai indikator keberhasilan pengendalian tekanan darah pada pasien Hipertensi. Sejalan dengan penelitian oleh Umami, F (2015) dengan judul hubungan pengetahuan tentang Hipertensi dan dukungan keluarga terhadap asupan natrium pasien Hipertensi rawat jalan di RSUD Kabupaten Sukoharjo sama dengan penelitian ini. Pada penelitian Umami, F (2015) didapatkan presentase 55,6% yang memiliki prosentase kepatuhan diit rendah garam dalam kategori tidak baik sehingga ada kecenderungan JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 52

bahwa semakin tinggi asupan natrium seseorang maka semakin tinggi beresiko menderita penyakit Hipertensi. Sejalan dengan penelitian oleh Umami, F (2015) ditemukan hubungan antara pengetahuan tentang Hipertensi dan dukungan keluarga terhadap asupan natrium pasien Hipertensi rawat jalan di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Hal ini menunjukan bahwa terdapat inkonsistensi hasil penelitian terdahulu terkait hubungan antara dukungan dan kepatuhan. Disamping itu terjadinya peningkatan insiden Hipertensi dan peningkatan beban penyakit Hipertensi diseluruh dunia termasuk Indonesia menjadi alasan peneliti untuk meneliti tentang dukungan keluarga dan kepatuhan diit rendah garam dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kepatuhan diit rendah garam di Kampung Mekar Sari Kabupaten METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional yang bertujuan untuk melihat hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diit rendah garam pada pasien Hipertensi, yaitu dengan pengambilan data penelitian dalam satu waktu pada rentang waktu tertentu yang dimulai dari tanggal 1 Juni hingga 15 Juli 2016. 0,739 dan variabel dependent diit rendah garam berupa kuesioner dengan menggunakan skala Likert yang memiliki nilai reliabilitas 0,78. HASIL PENELITIAN Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden (n=42) Variabel Frekuensi Presentase Umur - 20 35 tahun - 36 60 tahun 21.4 78.6 9 33 Jenis Kelamin - Laki-laki - Perempuan TD saat pengkajian - Hipertensi 1 - Hipertensi 2 28,6 71,4 26 16 12 30 61,9 38,1 Berdasarkan tabel 1 didapatkan hasil bahwa dari 42 responden sebagian besar responden berusia 36-60 tahun (78,6%), jenis kelamin tertinggi adalah perempuan (71,4%), dan tekanan darah saat pengkajian tertinggi adalah Hipertensi (61,9%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Keluarga dan Diit Rendah Garam (n=42) Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 orang pasien yang diambil dengan menggunakan rumus slovin dan sesuai dengan kriteria inklusi yaitu pasien Hipertensi baik tahap awal, tahap lanjutan atau pengobatan ulang maupun Hipertensi yang sudah menjalankan pengobatan kronis dan kriteria eksklusi yaitu pasien tidak suspek Hipertensi yang dilihat dari rekam medis. Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan oleh peneliti dengan variabel independent Keluarga yaitu berupa kuesioner dengan menggunakan skala Likert yang memiliki nilai reliabilitas Keluarga dan Terapi Informasional Baik Tidak Baik Penilaian Baik Tidak Baik Instrumental Baik Tidak Baik Emosional Baik Tidak Baik Keluarga Frekuensi 24 18 24 18 25 17 26 16 Presentase 57,1 42,9 57,1 42,9 59,5 40,5 61,9 38,1 JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 53

Baik Tidak Baik 27 15 64,3 35,7 Berdasarkan tabel 2 didapatkan hasil bahwa dari 42 responden sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga yang terdiri dari dukungan informasional yang baik (57,1%), dukungan penilaian yang baik (57,1%), dukungan instrumental yang baik (59,5%), dukungan emosional yang baik (61,9), dukungan keluarga yang baik (64,3) dan kepatuhan dii rendah garam dapat dikatakan sebagian besar responden patuh sejumlah 23 responden (54,8%). Tabel 3 Analisis Chi-Square Informasional dan (n=42) Informasional Tidak Baik 15 9 Tidak Baik 4 14 *p-value < 0.05; OR = 0.17 Dari tabel 3 dengan 42 responden didapat bahwa jumlah responden berdasarkan dukungan informasional yang baik sebanyak 15 responden tidak patuh (35,7%), 9 responden patuh (21,4%), dan berdasarkan dukungan informasional yang tidak baik sebanyak 4 responden tidak patuh (9,5%), 14 responden patuh (33,3%). nilai p-value = 0,022 yang berarti p-value < ada hubungan dukungan informasional dengan Hasil analisis didapatkan pula nilai OR= 0.17 artinya dukungan informasional yang baik mempunyai peluang 0,17 kali untuk menerapkan kepatuhan diit rendah garam pada pasien Hipertensi disbanding dukungan informasional yang tidak baik. Tabel 4 Analisis Chi-Square Penilaian dan Penilaian Tidak Baik 7 17 Tidak Baik 12 6 *p-value < 0.05; OR = 4.85 Dari tabel 4 dengan 42 responden berdasarkan dukungan penilaian yang baik sebanyak 7 responden tidak patuh (16,7%), 17 responden patuh (40,5%), dan berdasarkan dukungan penilaian yang tidak baik sebanyak 12 responden tidak patuh (28,6%), 6 responden patuh (14,3%). nilai p-value = 0,035 yang berarti p-value < ada hubungan dukungan penilaian dengan Hasil analisis didapatkan pula nilai OR = 4,85 artinya dukungan penilaian yang baik mempunyai peluang 4,85 kali untuk pasien Hipertensi dibanding dukungan penilaian yang tidak baik. Tabel 5 Analisis Chi-Square Intrumental dan Intrumental Tidak Baik 7 18 Tidak Baik 12 5 *p-value < 0.05; OR = 6.17 Dari tabel 5 dengan 42 responden didapat bahwa jumlah responden berdasarkan dukungan instrumental yang baik sebanyak 7 responden tidak patuh (16,7%), 18 responden patuh (42,9%), dan berdasarkan dukungan instrumental yang tidak baik sebanyak 12 responden tidak patuh (28,6%), 5 responden patuh (11,9%). nilai p-value = 0,035 yang berarti p-value < ada hubungan dukungan instrumental dengan JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 54

Hasil analisis didapatkan pula nilai OR= 6,17 artinya dukungan instrumental yang baik mempunyai peluang 6,17 kali untuk pasien Hipertensi dibanding dukungan instrumental yang tidak baik. Tabel 6 Analisis Chi-Square Emosional dan Emosional Tidak Baik 7 19 Tidak Baik 12 4 *p-value < 0.05; OR = 8.14 Dari tabel 6 dengan 42 responden didapat bahwa jumlah responden berdasarkan dukungan emosional yang baik sebanyak 7 responden tidak patuh (16,7%), 19 responden patuh (45,2%), dan berdasarkan dukungan emosional yang tidak baik sebanyak 12 responden tidak patuh (28,6%), 4 responden patuh (9,5%). nilai p-value = 0,007 yang berarti p-value < ada hubungan dukungan emosional dengan Hasil analisis didapatkan pula nilai OR= 8,14 artinya dukungan emosional yang baik mempunyai peluang 8,14 kali untuk pasien Hipertensi dibanding dukungan emosional yang tidak baik. Tabel 7 Analisis Chi-Square Keluarga dan Keluarga Tidak Baik 7 20 Tidak Baik 12 3 *p-value < 0.05; OR = 11.43 Dari tabel 7 dengan 42 responden didapat bahwa jumlah responden berdasarkan dukungan keluarga yang baik sebanyak 7 responden tidak patuh (16,7%), 20 responden patuh (47,6%), dan berdasarkan dukungan keluarga yang tidak baik sebanyak 12 responden tidak patuh (28,6%), 3 responden patuh (7,1%). nilai p-value = 0,002 yang berarti p-value < ada hubungan dukungan keluarga dengan Hasil analisis didapatkan pula nilai OR=11,43 artinya dukungan keluarga yang baik mempunyai peluang 11,43 kali untuk pasien Hipertensi dibanding dukungan keluarga yang tidak baik. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ningrum, S dan Hendarsih, S (2012), yang dimana ditemukan hubungan dukungan keluarga dengan perilaku makan pada pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Minggir Sleman Yogyakarta. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Rosiana, A (2015), dimana terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh pendampingan perilaku diet Hipertensi terhadap kepatuhan diet pada pasien Hipertensi di Kampung Sanggrahan dan terdapat kesamaan dari karakteristik diit yang tidak seimbang dimana rata-rata responden sering mengkonsumsi makanan bernatrium tinggi. Pasien Hipertensi dengan dukungan keluarga yang baik dalam menerapkan diit yang seimbang memiliki kemungkinan patuh terhadap kepatuhan diit rendah garam sebanyak 11,43 kali dibandingkan dengan pasien Hipertensi yang memiliki dukungan keluarga yang tidak baik. Hal ini ditunjukan dengan mayoritas pasien Hipertensi memiliki dukungan keluarga yang baik (64,3%). JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 55

Sehingga penerapan dukungan keluarga yang baik mengenai diit yang seimbang merupakan hal penting dalam kepatuhan. Menurut Faktul (2009) dukungan keluarga merupakan suatu respon sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga yang menderita sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung adalah orang yang selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. keluarga merupakan faktor penting terkait kepatuhan, menurut Friedman (2002) dukungan keluarga dapat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan. Pada penelitian ini ditemukan bahwa sebagian besar pasien Hipertensi termasuk kedalam pekerjaan sebagai buruh (58,6%) dan pendidikan rendah (42,2%), dan hal ini dapat menunjukan keterkaitan terhadap kemampuan seseorang untuk memperoleh dukungan dari anggota keluarga. terhadap aturan diit mengacu pada definisi yang dijelaskan sebagai suatu perilaku pasien untuk mengikuti tindakan pengobatan dan menjaga pola hidup sehat. Menurut (Stanley, 2007) dalam penerapan diit, seseorang dikatakan tidak patuh apabila orang tersebut melalaikan kewajibanya dalam membatasi asupan natrium, sehingga terhalangnya kesembuhan dan dikatakan patuh bila mau membatasi asupan natrium yang telah ditentukan sesuai dengan tingkatan tekanan darah yang dialami serta mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh petugas. Lamanya proses pengobatan dapat mengakibatkan penderita jenuh sehingga beresiko mengalami putus asa yang dapat mengakibatkan pengobatan tidak tuntas dan sulit disembuhkan. keluarga mengenai penyakit Hipertensi, kepatuhan diit rendah garam yang diperlukan berhubungan dengan kepatuhan pasien Hipertensi untuk menerapkan diit yang seimbang. Hal ini sejalan dengan penelitian Musaadah (2012), dalam penelitianya didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diit rendah garam. KESIMPULAN Dari hasil penelitian di Kampung Mekar Sari Kabupaten yang dilakukan pada tanggal 1 Juni hingga 15 Juli diperoleh distribusi dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan emosional, dukungan keluarga bahwa dari 42 responden didominasi oleh responden dengan dukungan informasional baik sebanyak 24 responden (57,1%), dukungan penilaian baik sebanyak 24 responden (57,1%), dukungan instrumental baik sebanyak 25 responden (59,5%), dukungan emosional baik sebanyak 26 responden (61,9%), dukungan keluarga baik sebanyak 27 responden (64,3%) sedangkan Hipertensi di dominasi oleh responden yang patuh terhadap diit rendah garam sebanyak 23 responden (54,8%). hubungan dukungan informasional dengan kepatuhan diit rendah garam yaitu didapatkan nilai p- value < 0,05 menandakan bahwa Ho ditolak dan dapat diartikan bahwa terdapat hubungan dukungan informasional dengan kepatuhan diit rendah garam di Kampung Mekar Sari Kabupaten Disamping itu didapatkan nilai OR sebesar 0,17 artinya dukungan informasional yang baik mempunyai peluang 0,17 kali untuk pasien Hipertensi dibanding dukungan informasional yang tidak baik. hubungan dukungan penilaian dengan kepatuhan diit rendah garam yaitu didapatkan nilai p-value < 0,05 menandakan bahwa Ho ditolak dan dapat diartikan bahwa terdapat hubungan dukungan penilaian dengan kepatuhan diit rendah garam di Kampung Mekar Sari Kabupaten Disamping itu didapatkan nilai OR sebesar 4,85 artinya dukungan penilaian yang baik mempunyai peluang 4,85 kali untuk menerapkan kepatuhan diit rendah garam pada pasien Hipertensi dibanding dukungan penilaian yang tidak baik. hubungan dukungan instrumental dengan JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 56

kepatuhan diit rendah garam yaitu didapatkan nilai p-value < 0,05 menandakan bahwa Ho ditolak dan dapat diartikan bahwa terdapat hubungan dukungan instrumental dengan kepatuhan diit rendah garam di Kampung Mekar Sari Kabupaten Disamping itu didapatkan nilai OR sebesar 6,17 artinya dukungan instrumental yang baik mempunyai peluang 6,17 kali untuk menerapkan Hipertensi dibanding dukungan instrumental yang tidak baik. hubungan dukungan emosional dengan kepatuhan diit rendah garam yaitu didapatkan nilai p-value < 0,05 menandakan bahwa Ho ditolak dan dapat diartikan bahwa terdapat hubungan dukungan emosional dengan kepatuhan diit rendah garam di Kampung Mekar Sari Kabupaten Disamping itu didapatkan nilai OR sebesar 8,14 artinya dukungan emosional yang baik mempunyai peluang 8,14 kali untuk menerapkan kepatuhan diit rendah garam pada pasien Hipertensi dibanding dukungan emosional yang tidak baik. hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diit rendah garam yaitu didapatkan nilai p- value < 0,05 menandakan bahwa Ho ditolak dan dapat diartikan bahwa terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diit rendah garam di Kampung Mekar Sari Kabupaten Disamping itu didapatkan nilai OR sebesar 11,43 artinya dukungan keluarga yang baik mempunyai peluang 11,43 kali untuk menerapkan Hipertensi dibanding dukungan keluarga yang tidak baik. SARAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap kepatuhan dengan peningkatan pelayanan terhadap pasien Hipertensi terutama dalam pendidikan kesehatan mengenai diit yang seimbang dan pembatasan mengkonsumsi natrium. Hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan sehingga keterbatasan pada penelitian ini yaitu jumlah sampel yang dimiliki diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan sampel dengan jumlah yang lebih besar. DAFTAR REFERENSI Agrina. (2011). Pasien Hipertensi dalam Pemenuhann Diet Hipertensi, Jurnal Keperawatan, Vol. 6 No. 1. Jogyakarta: Nuha Medika. Diakses pada tanggal 12 Januari 2016. Almatsier, (2006). Penuntun Diit Edisi Baru. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Anggara & Prayitno, N. (2012). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat. Diakses pada tanggal 12 Mei 2016. Austriani. (2008). Risiko Perilaku Perawatan Diri Pasien Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien Hipertensi. Diakses pada tanggal 12 Januari 2016. Ayuningtyas, E dan Ruhyana. (2012). Peran Keluarga Dalam Pemenuhan Kebutuhan Diet Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Sleman. Yogyakarta: Stikes Aisyiyah. Diakses pada tanggal 12 Januari 2016. Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI. Dalimartha. (2008). Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus. Dharma, K. (2013). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media. JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 57

Departemen Kesehatan RI. (2012). Angka kejadian hipertensi di Indonesia. Jakarta: Direktorat Kesehatan Keluarga. Diana, T. (2013). Hubungan Keluarga Dengan Motivasi Klien Diabetes Melitus Untuk Melakukan Latihan Fisik Di Dinas Kesehatan Dan Kesejahteraan Sosial Kabupaten Klaten. Yogyakarta: Stikes Aisyiyah. Diakses pada tanggal 4 Agustus 2016. DinKes Kab (2009). Penelitian dan Pengembangan Pemberdayaan Posyandu di Kab Tangerang: DinKes Kab Tangerang JKFT, Edisi Nomor 2, Januari 2016 58