*Fakultas Kesehatan Masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4,48 Ha yang meliputi 3 Kelurahan masing masing adalah Kelurahan Dembe I, Kecamatan Tilango Kab.

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KASUS DIARE DI PUSKESMAS ULEE KARENG KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

GAMBARAN KONDISI FISIK SUMUR GALI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR SUMUR GALI

Riki Nur Pratama. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA LEYANGAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Purbo Tahun 2014 Page 1

HUBUNGAN KONDISI LINGKUNGAN PERUMAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA SIALANG BUAH KECAMATAN TELUK MENGKUDU KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN GOGAGOMAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT TAHUN 2015

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :

GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Faktor Lingkungan Berhubungan dengan Kejadian Diare Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Muaradua Kabupaten Oku Selatan

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

ABSTRACT. Keywords: Education Level, Income Level, Knowledge, Attitude, Household Waste Treatment. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

Analisis Sarana Dasar Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU IBU TERHADAP TINGGINY A ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BALIT A DI PUSKESMAS SALAM KODY A BANDUNG TAHUN 2002

BAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikonsumsi masyarakat dapat menentukan derajat kesehatan masyarakat tersebut. (1) Selain

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene Ibu dengan Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkang Tahun 2014

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE IBU DAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA KARANGSAMBUNG KABUPATEN KEBUMEN

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN RUMAH SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG

Keywords: Diarrhea, Defecate, Kuningan Village

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEURAXA TAHUN 2016

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Badan Lingkungan Hidup Kota

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO TAHUN 2013

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE


HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

SKRIPSI FAKTOR LINGKUNGAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA SUMBER BENING KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN NGAWI

Kata kunci : Malaria, penggunaan anti nyamuk, penggunaan kelambu, kebiasaan keluar malam

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

GAMBARAN KARAKTERISTIK SUMUR WARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

Abstract. Kata Kunci: Environmental sanitation, settlement, clean water supply, diarrhea PENDAHULUAN

Skripsi ini untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Agung Triono J

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR LINGKUNGAN DAN HIGIENE PERORANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN TOSURAYA BARAT KECAMATAN RATAHAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Jefin K. Saerang*, Woodford B.S. Joseph*, Jootje M. L. Umboh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat ABSTRAK World Health Organization (WHO) tahun 2013 mengatakan bahwa Diare merupakan penyakit yang menyebabkan kematian pada anak-anak di bawah lima tahun (Balita). Tahun 2016 penderita diare di Puskesmas Ratahan terbanyak pada kelompok umur 1-4 tahun dan berdasarkan data puskesmas, wilayah paling banyak di Kelurahan Tosuraya Barat. Diare disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya faktor lingkungan dan hygiene perorangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan dan hygiene perorangan dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini survey analitik dengan rancangan Cross sectional study. Pada sampel 90 responden dengan pengambilan data yang menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Data yang terkumpul disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis bivariate dengan menggunakan uji chi square dengan p-value = 0.05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara faktor lingkungan penyediaan air bersih (p=0.544), jenis lantai rumah (p=1.000), pembuangan air limbah (p=0.574), dan ketersediaan jamban (p=723) dengan kejadian diare pada balita. Ada hubungan antara hygiene perorangan (p=0.020) dengan kejadian diare pada balita. Kata kunci : Faktor Lingkungan, Higiene Perorangan, Diare pada Balita. ABSTRACT World Health Organization (WHO) stated that in 2013 diarrhea is a disease that causes death to toddlers. The year of 2016 most diarrhea suffered in Ratahan Health Center were some toddlers aged 1-4 years old and based on Ratahan Health Center data, in Tosuraya West was most. Diarrhea caused by several factors such as environmental factors and personal hygiene. This study aims to determine whether there is relationship between environmental factors and personal hygiene with incident of diarrhea in infants at Tosuraya West, Subdistrict Ratahan Southeast Minahasa. This research method used analytical survey method with cross sectional approach. with a sample of 90 respondents, the instrument used is questionnaire and observation sheet. The collected data is presented with frequency distribution table. Bivariate analysis using chi square test with p-value 0,05. The results of this study indicate that there is no relationship between environmental factors of water supply (p=0,574), Type of home floor (p=1.000), wastewater disposal (p=0,574) and availability of latrines (p=723) with the cases of diarrhea. There is a relationship between personal hygiene (p=0,020) with the cases of diarrhea in toddlers. Keywords : Environment Factors, Personal Hygiene, Diarrhea in Toddlers 1

PENDAHULUAN Masalah kesehatan masyarakat salah satunya yaitu penyakit diare. Diare sampai saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir diseluruh geografis di dunia dan semua kelompok usia bisa terkena diare, tetapi penyakit berat dengan kematian yang tinggi terutama terjadi pada bayi dan anak balita (Wulandari, 2009). Diare membunuh 760.000 anak setiap tahunnya. Di dunia terdapat 1,7 miliar kasus diare yang terjadi setiap tahunnya (WHO, 2013). Ada beberapa faktor penyebab terjadinya diare, diantaranya faktor lingkungan dan hygiene perorangan. Faktor lingkungan yaitu sarana air bersih, pembuangan kotoran manusia, sampah, saluran pembuangan air limbah, dan perumahan (kondisi rumah) (A.P Ariani, 2016)., Penyakit diare menjadi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Ratahan. Berdasarkan data Puskesmas Ratahan jumlah kunjungan kasus diare tertinggi pada tahun 2016 sebanyak 369 kunjungan. Penderita diare di Puskesmas Ratahan terbanyak pada kelompok umur 1-4 tahun (balita) dengan jumlah penderita sebanyak 98, berdasarkan wilayah paling tinggi penderita diare di wilayah Tosuraya Barat dengan jumlah 64 penderita (Puskesmas Ratahan, 2016). Berdasarkan observasi awal di wilayah kelurahan Tosuraya Barat mengenai faktor lingkungan yaitu sumber air bersih masyarakat yang ada di Tosuraya Barat berasal dari sumur, air pegunungan/mata air dan PDAM, tentang keadaan jenis lantai rumah masih ada sebagian masyarakat yang jenis lantai rumahnya masi dari tanah, untuk saluran pembuangan air limbah, air limbahnya (sisa cucian, dll) dialirkan di sekitar rumah dan yang lain langsung di alirkan ke sungai untuk rumah yang dekat sungai, dan yang lainnya di alirkan ke perkebunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor lingkungan diantaranya yaitu penyediaan air bersih, jenis lantai rumah, pembuangan air limbah dan ketersediaan jamban dan hygiene perorangan dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Tosuraya Barat Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. (potong lintang). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang memiliki anak balita di Kelurahan Tosuraya Barat, sampel pada penelitian ini berjumlah 90 responden. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di Kelurahan Tosuraya Barat. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Pengumpulan data melalui data primer dan sekunder. Pengolahan data yang dilakukan yaitu secara manual dan menggunakan program aplikasi pengolahan data, editing, pengkodean, entri data dan pembersihan data. Analisis data dengan analisis univariat dan bivariat. 2

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan n % Diare 17 18.9 Tidak Diare 73 81.1 Pada tabel 8, dapat dilihat bahwa kejadian diare dalam tiga bulan terakhir berjumlah 17 (18,9%) balita yang diare, sedangkan yang tidak diare berjumlah 73 (81,1%) balita. Faktor Lingkungan Tabel 2. Faktor Lingkungan Faktor Lingkungan n % Penyediaan Air Bersih Tidak memenuhi 67 74.4 23 25.6 Memenuhi Jenis Lantai Rumah Tidak memenuhi 25 27.8 65 72.2 Memenuhi Pembuangan air limbah Tidak memenuhi 86 95.6 4 4.4 Memenuhi Jumlah n % Ketersediaan Jamban Tidak Memiliki 14 15.6 jamban 76 84.4 Memiliki jamban Berdasarkan tabel 11, dapat dilihat bahwa faktor lingkungan tentang penyediaan air bersih yang memenuhi berjumlah 23 (25.6%) dan yang tidak memenuhi berjumlah 67 (74.4%). Faktor lingkungan tentang jenis lantai rumah yang memenuhi sebanyak 65(72.2%) dan tidak memenuhi 25 (27.8). faktor lingkungan pembuangan air bersih yang memenuhi sebanyak 4 (4.4%) dan tidak memenuhi sebanyak 86 (95.6%). Kemudian faktor lingkungan ketersediaan jamban, keluarga anak balita yang memiliki jamban sebanyak 76 (84.4%) dan yang tidak memiliki jamban sebanyak 14 (15.6%) keluarga. Higiene Perorangan Tabel 3. Higiene Perorangan Hygiene n % Perorangan Baik 86 95.6 Tidak Baik 4 4.4 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden dengan hygiene perorangan yang Baik sebanyak 86 (95.6%). Sedangkan yang tidak baik sebanyak 4 (4.4%). 3

Hubungan Antara Faktor Lingkungan Dengan Pada Balita Faktor Lingkungan Penyediaan Air Bersih Tabel 4. Hubungan Penyediaan Air Bersih dengan Penyediaan Diare Tidak Diare Total P value Air Bersih n % n % n % Tidak 14 15.6 53 58.9 67 74.4 memenuhi 0.544 Memenuhi 3 3.3 20 22.2 23 25.6 Jumlah 17 18.9 73 81.1 90 100 Hasil uji statistik diperoleh kesimpulan Air merupakan Zat yang penting bagi bahwa tidak terdapat hubungan antara faktor lingkungan mengenai penyediaan air bersih dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Tosuraya Barat dimana p value = 0.544 (p > 0.05). Hasil penelitian ini tidak sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh J. W. Tangka, R. Alamri, dan J. M. Laoh pada tahun 2013 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dimana dalam penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan faktor lingkungan penyediaan air bersih dengan kejadian diare pada balita dengan p value = 0,001 (p < 0.05). Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, sebagian responden yang penyediaan air bersihnya tidak memenuhi tidak langsung mengkonsumsi air bersih tersebut melainkan didiamkan terlebih dahulu dalam sebuah wadah yang disiapkan khusus untuk persediaan air munum dan air untuk memasak, selanjutnya air bersih tersebut di masak hingga mendidih setelah itu air baru dapat digunakan atau dikonsumsi. 4 kehidupan setelah udara. Air juga dapat menularkan penyakit seperti diare apabila air tersebut tidak memenuhi air bersih. Salah satu air bersih yaitu air bersih secara fisik (tidak berwarna, berbau, dan berasa) dan untuk air minum sebaiknya di masak hingga mendidih (Chandra, 2006 & Depkes RI 2009). Faktor Lingkungan Jenis Lantai Rumah Tabel 5. Hubungan Jenis Lantai Rumah dengan Jenis Lantai Rumah Tidak memenu hi Memenu hi Diare Tidak Total Diare n % n % n % 5 5.6 20 22.2 25 27.8 12 13.3 53 58.9 65 72.2 Jumlah 17 18.9 73 81.1 90 100 Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor lingkungan jenis lantai rumah dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Tosuraya Barat, dimana niali p value = 1.000 (p > 0.05). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh P value 1.000

Melitia tentang hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita diwilayah kerja Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2014 yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian diare pada balita dengan p value = 0.002. Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki jenis lantai rumah yang kedap air atau memenuhi. Jenis lantai rumah yang memenuhi kesehatan yaitu tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah saat musim hujan jenis lantainya yaitu lantai ubin atau semen (kedap air). Lantai yang basah dan berdebu dapat menjadi sarang penyakit (Daryanto, Mundiatum, 2014). Faktor Lingkungan Pembuangan Air Limbah Tabel 6. Hubungan Antara Pembuangan Air Limbah dengan Pembua ngan Air Limbah Tidak memenu hi Memen uhi Diare Tidak Total Diare n % n % n % 16 17.8 70 77.8 8 95.6 6 1 1.1 3 3.3 4 4.4 Jumlah 17 18.9 73 81.1 9 0 100 P value 0.574 Kelurahan Tosuraya Barat, dimana p value = 0.574 (p>0.05). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanifati Sharfina, Rudi Fakhriadi, dan Dian Rosadi tentang pengaruh faktor lingkungan dan perilaku terhadap kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas sungai tabuk kabupaten Banjar tahun 2015 yang mendapatkan hasil bahwa ada pengaruh antara pembuangan air limbah dengan kejadian diare dengan p value = 0.001 (p<0.05). Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa sebagian besar responden di Tosuraya Barat memiliki pembuangan air limbah yang tidak memenuhi namun tidak menjadi salah satu faktor yang menyebabkan diare berdasarkan uji statistik. Air limbah adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri ataupun dari tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup. (Soekidjo, 2011). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pembuangan air limbah dengan kejadian diare pada balita di 5

Keterse diaan Jamban Tidak memilik i Faktor Lingkungan Ketersediaan Jamban Tabel 7. Hubungan Antara Ketersediaan Jamban dengan Diare Tidak Diare Total P valu N % n % n % e 3 3.3 11 12.2 14 15. 6 0.72 3 jamban Memili 14 15.6 62 68.9 76 84. ki 4 jamban Jumlah 17 18.9 73 81.1 90 100 Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara ketersediaan jamban dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Tosuraya Barat dengan p value = 0.723 (p>0.05). Hasil penelitian ini tidak sama dengan hasil penelitian Hanifati Sharfina, Rudi Fakhriadi, dan Dian Rosadi tentang pengaruh faktor lingkungan dan perilaku terhadap kejadian diare pada balita di wilayah kerja puskesmas sungai tabuk kabupaten Banjar tahun 2015 yang mendapatkan hasil bahwa ada pengaruh antara ketersediaan jamban dengan kejadian diare pada balita dimana p value = 0.001. Hasil pengamatan diperoleh bahwa balita yang menderita diare lebih banyak dari keluarga yang memiliki jamban dibandingkan dengan keluarga yang tidak memiliki jamban, dan dari hasil uji statistic juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara ketersediaan jamban dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Tosuraya Barat. Setiap rumah tangga harus menggunakan jamban untuk buang air besar dan kecil, dengan adanya jamban dan kotoran yang ditampung di septik tank dapat mencegah tercemarnya sumber air yang ada di sekitarnya serta tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit, seperti penyakit diare (Depkes RI, 2009). Hubungan Antara Higiene Perorangan Dengan Pada Balita di Kelurahan Tosuraya Barat Higiene Peroranga n Tidak Tabel 8. Hubungan Antar Higiene Perorangan dengan Diare Tidak Total Diare n % n % n % 3 3.3 1 1.1 4 4.4 Baik Baik 14 15.6 72 80 86 95.6 Jumlah 17 18.9 73 81.1 90 100 Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara hygiene perorangan dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Tosuraya Barat dengan p value = 0.020 (p<0.05). Responden dengan hygiene perorangan yang baik sebanyak (95.6%) dan yang tidak baik sebanyak (4.4%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh J. W. Tangka, R. Alamri, dan J. M. Laoh pada tahun 2013 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dimana dalam penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa terdapat hubungan hygiene P value 0.020 6

perorangan dengan kejadian diare pada balita dengan p value = 0.003. Higiene perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahtraan, baik fisik maupun psikisnya (Hendrik, 2015). KESIMPULAN 1. Tidak ada hubungan antara penyediaan air bersih dengan kejadian diare pada balita. 2. Tidak ada hubungan antara jenis lantai rumah dengan kejadian diare pada balita. 3. Tidak ada hubungan antara pembuangan air limbah dengan kejadian diare pada balita. 4. Tidak ada hubungan antara ketersediaan jamban dengan kejadian diare pada balita. 5. Ada hubungan antara hygiene perorangan dengan kejadian diare pada balita. SARAN 1. Bagi Masyarakat Meningkatkan tindakan pencegahan terjadinya diare dengan menjaga kebersihan perorangan (hygiene perorangan) serta menjaga kebersihan lingkungan. 2. Bagi Instansi Terkait Di harapkan bagi instansi terkait dalam hal ini instansi kesehatan (puskesmas), dan pemerintah setempat untuk bekerja sama dalam upaya pencegahan seperti memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta memberikan informasi tentang faktor resiko penyakit diare. 3. Bagi Peneliti Lain Mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan yang sama, namun dengan variabel yang berbeda dalam hubungan nya dengan kejadian diare pada balita. DAFTAR PUSTAKA Ariani Ayu. 2016. Diare Pencegahan dan Pengobatannya. Yogyakarta : Nuha Medika Chandra Budiman, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2006. Elias Melitia. 2014. Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan Dengan Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2014. Manado : FKM UNSRAT Hartini, Munandar.2016.Sikap Dan Perilaku Keluarga Tentang Manfaat Jamban Dengan Di Bondowoso Attitude And Behaviour About Toilet With Diarrhea In Bondowoso. Jurnal Biologi dan Pembelajaran Biologi. Vol. 1(1). Kementerian Kesehatan RI.2015.Profil Kesehatan Indonesia 2015. 7

Kelurahan Tosuraya Barat. 2017. Data jumlah keluarga yang memiliki Balita Mundiatun, Daryanto. 2014. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : GAVA MEDIA Puskesmas Ratahan 2016. Data Puskesmas Ratahan : Puskesmas Ratahan Puskesmas Ratahan.2015.Profil Puskesmas Ratahan : Puskesmas Ratahan Sharfina, Fakhriadi, Rosadi. 2015. Pengaruh Faktor Lingkungan Dan Perilaku Terhadap Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. Jurnal Publlikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia. Vol. 3(3). Tangka J, Alamri, Laoh.2014.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Puskesmas Bintauna Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. JUIPERDO, Vol 3 (2). Umiati.2010.Hubungan Antara Sanitasi Lingkungan Dengan Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2009. Surakarta : FIK Universitas Muhamadiyah WHO.2013.DiarrhoealDisease.(http://www. who.int/mediacentre/factsheets/fs33/e n/ ) diakses pada tanggal 26 Februari 2017 pukul 11.25 WITA. Wijoyo, Y. 2013.Diare Pahami Penyakit dan Obatnya.Yogyakarta : Citra Aji Praman. Wulandari Anjar. Hubungan Antara Faktor Lingkungan dan Faktor Sosiodemografi dengan Kejadian Diare Pada Balita di Desa Blimbing Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen Tahun 2009. Surakarta: Universitas Muhamadiyah 8