BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia. Melalui pendidikan, peserta didik dibina untuk. perubahan jaman, bahkan mampu mengendalikannya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik, dan juga sebaliknya, kurang baik. sebagai individu yang sedang berkembang mencapai taraf perkembangan

I. PENDAHULUAN. secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, agar memperoleh prestasi harus dilakukan

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan karena banyaknya siswa yang kurang disiplin di sekolah. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

1. PENDAHULUAN. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 mencantumkan bahwa siswa

BAB I PENDAHULUAN. Individu pada usia remaja di sekolah adalah sebagai individu yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah elemen penting dalam menciptakan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

1. PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Manusia merupakan individu yang tidak dapat hidup sendiri. Ia memerlukan. berbagai macam kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya.

I. PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka keberadaan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi menuntut adanya

I. PENDAHULUAN. ialah menyediakan lowongan untuk menyalurkan dan memperdalam. bakat dan minat yang di miliki seseorang.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga formal yang dapat meningkatkan kualitas belajar

BAB I PENDAHULUAN. sekolah adalah hasil belajar matematika. Pada umumnya, hasil belajar matematika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi. serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa.

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULAN. bangsa dan negara. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. siswa diharuskan aktif dalam kegiatan pembelajaran. dengan pandangan Sudjatmiko (2003: 4) yang menyatakan bahwa kegiatan

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha berkesinambungan yang dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan

I. PENDAHULUAN. menghantarkan siswa atau peserta didik agar mampu menghadapi perubahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. lebih mudah mengarahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran, akhirnya akan berpengaruh pada hasil belajar.

I. PENDAHULUAN. bernama rokok ini. Bahkan oleh sebagian orang, rokok sudah menjadi. tempat kerja, sekolah maupun ditempat-tempat umum.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Manusia diberi

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mulyaningsih, 2013

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. memahami aspek-aspek yang akan diperbaharui agar dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika HANAFI A

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. dan menjadi perilaku yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

I. PENDAHULUAN. Sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijelaskan dalam Undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. tata tertib, peraturan dengan penuh rasa tanggung jawab dan disiplin. Di

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

PENGARUH MINAT, KEMANDIRIAN, DAN SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII SMP NEGERI 5 UNGARAN

I. PENDAHULUAN. Universitas Terbuka (UT) merupakan perguruan tinggi negeri yang menerapkan

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap jabatan atau tugas tertentu akan menuntut pola tingkah laku tertentu pula.

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lembaga pendidikan khususnya sekolah merupakan tumpuan harapan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

PENINGKATAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE SCRAMBLE PADA POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

I. PENDAHULUAN. menjadi kegiatan pokok bagi setiap manusia beradap. Berhasil atau tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

I. PENDAHULUAN. Faktor utama dalam menempuh hidup yang lebih baik adalah dengan. melaksanakan pembangunan berdasarkan iman dan takwa.

BAB I PENDAHULUAN. hanya saja apakah potensi yang diberikan tersebut dapat diaktualisasikan dan

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER II DI MTsN TANON SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang menakutkan dan susah untuk dipahami. Kebanyakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. tercapaikah tujuan pembelajaran matematika. Hasil belajar diperoleh dari

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi

I. PENDAHULUAN. aktivitas hidupnya dan melanjutkan garis keturunannya. Dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang interaktif dan inovatif. dan kreatifitas melalui kegiatan belajar.

KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP/ MTs DI KECAMATAN PREMBUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena ini muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang pendidikan. Untuk menghadapi tantangan berat ini

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

HUBUNGAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP

I. PENDAHULUAN. belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK HOME WORK ASSIGMENT

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hal yang paling pokok dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan jalan paling efektif dalam upaya pengembangan kemampuan manusia. Melalui pendidikan, peserta didik dibina untuk menjadi dirinya sendiri yaitu diri yang memiliki potensi yang luar biasa. Melalui kurikulum yang inovatif, peserta didik diarahkan untuk menjadi manusia yang berkualitas, yang mampu menghadapi tantangan dan perubahan jaman, bahkan mampu mengendalikannya. Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya (La Sulo, 2005:1). Manusia di ciptakan Tuhan sesungguhnya dibekali dengan berbagai potensi. Pada dasarnya manusia mempunyai kekuatan dan kemampuan luar biasa untuk menghadapi segala tantangan. Manusia dibekali kemampuan otak yang luar biasa hebatnya, kemampuan tersebut pada umumnya tidak disadari, sehinga manusia hanya sedikit sekali memanfaatkan potensi yang dimiliki, itupun telah optimal.

2 Pada diri seseorang terdapat penentuan tingkah laku yang bekerja untuk mempengaruhi tingkah laku itu. Faktor penentu itu adalah motivasi atau daya penggerak tingkah laku manusia. Misalnya, seseorang memiliki kemauan besar dalam belajar adanya penghargaan atas prestasinya. Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Persyaratan ahli tersebut, dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah sesuatu yang berada di luar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah, sehingga manusia akan berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat sesuatu. Wahosumidjo (dalam Uno, 2007:8). Banyak karakteristik dalam diri yang menyertai dalam proses belajar mengajar, seperti faktor intern yaitu faktor psikologis. Faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, motif, kematangan dan kelelahan. Namun, ada juga faktor ekstern yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar, seperti: faktor keluarga, faktor sekolah dan masyarakat. Semua faktor ini berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat menyebabkan siswa mengalami masalah belajar pada siswa dan motivasi belajar siswa rendah. Berdasarkan hasil observasi awal, khususnya pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Sukadana, Lampung Timur Tahun Ajaran 2012/2013 didapatkan informasi mengenai siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Hal ini dapat diketahui dari banyak siswa yang menunda-nunda pekerjaan dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, beberapa

3 siswa mengobrol saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran sehingga mengganggu proses pembelajaran di kelas, beberapa siswa berada di luar kelas pada saat guru mata pelajaran tidak masuk pada saat jam pelajaran, banyak siswa yang sering tidak mengikuti pelajaran di kelas, beberapa siswa tidak membawa buku catatan, buku cetak atau buku tugas ke sekolah. Dengan melihat faktor-faktor penyebab kurangnya motivasi dalam belajar pada siswa tersebut, cukup jelas menghambat proses pembelajaran di dalam kelas. Untuk itu meningkatkan motivasi belajar siswa yang rendah, diperlukan dukungan dari semua pihak yang terlibat, khususnya siswa itu sendiri. Selain itu, peran guru pembimbing juga sangat penting untuk memberikan rancangan layanan bimbingan bagi siswa yang memerlukannya, baik layanan individual maupun kelompok, baik dalam bentuk penyajian klasikal, kegiatan kelompok bimbingan/ konseling kelompok atau individual atau kegiatan lainnya. Salah satunya adalah layanan konseling kelompok. Konseling kelompok adalah layanan yang menggunakan dinamika kelompok sebagai media kegiatannya, apabila dinamika kelompok dikembangkan dan dimanfaatkan secara efektif dalam layanan ini diharapkan tujuan yang ingin dicapai akan tercapai yakni meningkatkan motivasi belajar siswa, dinamika kelompok dapat dikembangkan dan dimanfaatkan secara baik dan efektif, maka layanan tersebut dapat berjalan dengan baik Prayitno (1999:1).

4 Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Meninggkatkan motivasi belajar siswa menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Indentifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut: a. Banyak siswa yang menunda-nunda pekerjaan dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. b. Beberapa siswa mengobrol saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran sehingga mengganggu proses pembelajaran di kelas. c. Beberapa siswa tidak membawa buku catatan, buku cetak atau buku tugas ke sekolah. d. Beberapa siswa kurang aktif di kelas saat diskusi kelompok atau presentasi kelompok. 3. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah Meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Tahun Ajaran 2012/2013.

5 4. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas maka dalam penelitian ini masalah sebagai berikut: motivasi belajar siswa rendah. Dan permasalahannya yaitu Apakah motivasi belajar siswa dapat di tingkatkan dengan menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Tahun Ajaran 2012/2013?. B. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan, manfaat penelitian ini adalah untuk menjelaskan kegunaan dari penelitian itu. Kegunaan atau manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Teoritis Sasaran teoritis penelitian ini untuk mengembangkan ilmu pendidikan, khususnya Bimbingan dan Konseling mengenai penggunaan layanan konseling kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

6 b. Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan pemikiran bagi siswa, orang tua, guru pembimbing dan tenaga kependidikan lainnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan informasi tersebut, diharapkan guru pembimbing dapat memberikan perhatian lebih kepada siswa-siswa yang motivasi belajarnya rendah, sehingga siswa mau memanfaatkan dan menyadari akan pentingnya peran BK di sekolah, sehingga pelaksanaan konseling kelompok di sekolah menjadi lebih efektif dan optimal. C. Ruang Lingkup Penelitian Agar lebih jelas dan penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan yang telah di tetapkan maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut: 1. Ruang Lingkup Objek Penelitian Ruang lingkup objek penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan layanan konseling kelompok pada siswa SMP Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Ruang lingkup Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Tahun Ajaran 2012/2013.

7 3. Ruang Lingkup Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah SMP Negeri 1 Sukadana kabupaten Lampung Timur. Waktu penelitian tahun ajaran 2012/2013. D. Kerangka Pikir Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran ynag merupakan hipotesis. Kerangaka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejalagejala yang menjadi obyek permasalahan Suriasumantri (dalam Sugiyono, 2010:92) Berdasarkan judul penelitian yang telah peneliti ajukan maka dapat disusun kerangka pemikiran yang diuraikan dibawah ini: Pada diri seseorang terdapat penentuan tingkah laku yang bekerja untuk mempengaruhi tingkah laku itu. Faktor penentu itu adalah motivasi atau daya penggerak tingkah laku manusia. Misalnya, seseorang memiliki kemauan besar dalam belajar adanya penghargaan atas prestasinya. Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Persyaratan ahli tersebut, dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah sesuatu yang berada di luar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah, sehingga manusia akan berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat sesuatu Wahosumidjo (dalam Uno, 2007:8).

8 Banyak karakteristik dalam diri yang menyertai dalam proses belajar mengajar, seperti faktor intern yaitu faktor psikologis. Faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, motif, kematangan dan kelelahan. Namun, ada juga faktor ekstern yang mempengaruhi dalam proses belajar mengajar, seperti: faktor keluarga, faktor sekolah dan masyarakat. Semua faktor ini berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat menyebabkan siswa mengalami masalah belajar pada siswa dan motivasi belajar siswa rendah. Meningkatkan motivasi belajar siswa yang rendah, diperlukan dukungan dari semua pihak yang terlibat, khususnya siswa itu sendiri. Selain itu, peran guru pembimbing juga sangat penting untuk memberikan rancangan layanan bimbingan bagi siswa yang memerlukannya, baik layanan konseling individual, bimbingan kelompok, bimbingan klasikal maupun konseling kelompok atau kegiatan lainnya. Meninjau dari beberapa layanan di atas dan permasalahan yang akan dipecahkan, maka peneliti memilih untuk menggunakan layanan konseling kelompok Menurut, Warner & Smith (Wibowo, 2005:32) menyatakan bahwa: konseling kelompok merupakan cara yang baik untuk menangani konflikkonflik antar pribadi dan membantu individu dalam pengembangan kemampuan pribadi mereka. Pandangan tersebut dipertegas oleh Natawidjaja (Wibowo, 2005:32) menyatakan bahwa: Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan pada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya.

9 Dapat ditarik kesimpulan dari pendapat para ahli bahwa konseling kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan membantu individu mengembangkan kemampuan pribadi mereka dalam usaha mengembangkan tingkahlaku yang kurang mendukung menjadi mendukung dalam proses belajar sehingga siswa dapat termotivasi. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan layanan konseling kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan usaha bantuan yang diberikan kepada individu dalam suasana kelompok agar dapat menjalani perkembangannya lebih optimal dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Penyelesaian masalah merupakan fungsi pokok dari layanan konseling kelompok itu sendiri. Maka dapatlah timbul kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut: Motivasi belajar rendah Motivasi belajar meningkat Layanan Konseling Kelompok Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian

10 E. Hipotesis Sesuai dengan hipotesis penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut: Ha: Motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan menggunakan layanan konseling kelompok dengan taraf signifikan 5% pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Tahun Ajaran 2012/2013. Ho: Motivasi belajar siswa tidak dapat ditingkatkan menggunakan layanan konseling kelompok dengan taraf signifikan 5% pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sukadana Lampung Timur Tahun Ajaran 2012/2013.