BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan istilah yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian dilakukan untuk

METODOLOGI PENELITIAN. relevan dan membantu pemecahan masalah. Metode tersebut dipergunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMP Negeri 1 Bandar Lampung, SMP Negeri 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. SMA Negeri dalam tes literasi sains PISA. Penelitian deskriptif adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional variabel yang terlibat di dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Judul Penelitian ini adalah Manajemen Sarana Praktik Program Studi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak terjadi salah pengertian dalam mengartikan judul yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

BAB III METODE PENELITIAN. (cross sectional) dalam penelitian ini variabel sebab atau resiko dan akibat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

III. METODE PENELITIAN. untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini, maka penjelasan dari masing-masing definisi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, di mana dalam pelaksanaan dilakukan secara alamiah, apa adanya,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang diambil yaitu ex post facto, dimana penelitian ini hanya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam melakukan penelitian yaitu di Pusdiklat Kemendagri Regional

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. menggambarkan fakta, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian ini ialah, mendeskripsi, menganalisis, menfsirkan temuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. yang lebih spesifik agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk persentase. Penelitian deskriptif menggambarkan kegiatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Sukmadinata (2011)

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan oleh seorang peneliti untuk

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. (LKS) stoikiometri berbasis keterampian proses sains. Oleh karena itu, metode

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penelitian yang bersifat deskriptif. Menurut Sutja dkk (2014:78),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan kinerja adalah aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini penyusun menggunakaan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh Penelitian. Purposive. Kecamatan Bogor Barat. Purposive. Kelurahan Bubulak

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

III. METODE PENELITIAN. variabel yang akan diamati yaitu kemampuan berpikir dan tingkat penguasaan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif karena bertujuan untuk membuat gambaran yang benar mengenai subjek yang diteliti berdasarkan data dalam bentuk angka (Dharminto, 2007). Dalam penelitian dengan metode deskriptif ini peneliti ingin mengetahui secara faktual mengenai jenis penalaran moral terhadap lingkungan yaitu; antroposentris, biosentris, dan ekosentris terhadap permasalahan lingkungan pada jenjang SD, SMP, dan SMA. Dengan alasan inilah peneliti memilih metode deskriptif, karena sesuai dengan perpertanyaanan yang akan peneliti lakukan. Penelitian ini tidak memberikan perlakuan selama proses pembelajaran kepada subyek penelitian. Data utama yang didapatkan berupa grafik jenis penalaran moral antroposentris, biosentris dan ekosentris pada siswa di jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA dari hasil kuesioner uraian terbuka dan wawancara pada siswa yang jawabannya masih kurang jelas untuk dikategorikan. Sasaran penelitian mengenai perkembangan pada umumnya menyangkut variable tingkah laku atau pola pikir secara individual maupun kelompok. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variable jenjang pendidikan dan gender yang utamanya membedakan jenis penalaran moral terhadap permasalahan lingkungan yang dimiliki seseorang. Sehingga penelitian ini dilakukan dengan model cross-sectional, dimana peneliti pada waktu yang sama dan simultan menggunakan berbagai tingkatan variable untuk diselidiki (Sukardi, 2003). Data yang diperoleh dari masing-masing jenjang pendidikan dapat dideskripsikan dan kemudian dikomparasikan atau dicari tingkat asosiasinya. Penelitian dilakukan pada satu waktu terhadap beberapa kelompok, yakni kelompok siswa SD, SMP, dan SMA.

32 B. Partisipan dan Tempat Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) yang dikelola oleh satu yayasan swasta yang terletak di Kota Bandung. Ketiga sekolah ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena dikelola oleh satu yayasan. Alasan dipilih sekolah pada yayasan yang sama adalah untuk menunjang penelitian cross sectional yang bertujuan dalam mendeskripsikan perkembangan penalaran moral. Yayasan tersebut dianggap memiliki kesamaan pada sistem pembelajaran maupun cara dan metode belajar yang digunakan di setiap jenjangnya. Sehingga memperkecil faktor-faktor lain yang mempengaruhi jenis penalaran moral mereka kecuali faktor jenjang pendidikan dan sistem yayasan. 2. Populasi Seluruh siswa siswi kelas 4 dan 5 SD, kelas 8 SMP dan kelas 11 SMA jurusan IPA pada sekolah yang disebutkan di lokasi penelitian. Populasi ini dipilih karena penelitian dilakukan hanya pada sekolah Yayasan Umum yang memiliki tingkat sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas. Berikut tabel jumlah siswa dan siswi yang akan dijadikan populasi: Tabel 3.1 Jumlah Siswa Tahun 2014 Salah Satu Yayasan Swasta Kota Bandung Jenjang Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah SD 4 12 8 20 5 11 8 19 SMP 8A 20 37 8B 20 37 8C 20 37 8D 18 35 8E 18 35 8F 20 37

33 SMA 11 MII 1 15 21 36 11 MII 2 14 22 36 11 MII 3 14 22 36 11 MII 4 15 21 36 3. Sampel Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini convenience sampling yaitu diambil satu kelas yang ditujukan sebagai sampel dari penelitian ini dari beberapa kelas yang ada pada populasi. Cara ini dilakukan agar tidak mengganggu proses pembelajaran yang terlalu banyak di beberapa kelas. Sampling seperti ini juga memudahkan peneliti saat pengambilan data yang dibutuhkan yakni jawaban dari test essay terbuka yang diberikan kepada siswa siswi yang menjadi sampel peneitian karena kelas yang dipilih adalah kelas yang dianggap cukup baik dalam menjawab pertanyaan IPA atau lebih unggul dalam mata pelajaran IPA dibandingkan dengan kelas lainnya. Sampel pada penelitian ini yang dipilih adalah 19 siswa SD kelas V, 29 siswa SMP kelas VIII D, dan 32 siswa SMA kelas XI MIA 3. Pemilihan tingkatan kelas karena mempertimbangkan pengetahuan siswa terhadap materi Biologi yang secara implisit ada pada instrumen yang diberikan, sedangkan pada tingkatan kelas tersebut dianggap telah memasuki konsep-konsep Biologi khususnya mengenai ekosistem dan lingkungan dalam pembelajaran di sekolah. C. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner uraian terbuka. Kuesioner uraian terbuka digunakan untuk mendapatkan hasil jawaban dari sampel apakah termasuk kedalam penalaran antroposentris, biosentris dan ekosentris. Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti dengan bimbingan dosendosen yang bersangkutan. Pengambilan tema beberapa pertanyaan juga diadopsi dari jurnal yang dijadikan literatur pada penelitian ini. Literatur jurnal yang

34 digunakan ditulis oleh Almeida (2011) yang memuat pertanyaan-pertanyaan permasalahan ekologi. Beberapa pertanyaan pertanyaan ini juga diambil dari beberapa fakta masalah ekologi di Indonesia dan di luar Indonesia. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Uraian Terbuka No Tema Permasalahan Pertanyaan Lingkungan Rincian pertanyaan a. Pertanyaan setuju atau tidak mengurangi salah satu populasi 1 tersebut untuk memecahkan sebuah Populasi Ikan, burung masalah lingkungan dengan alasannya pemakan ikan, dan manusia di b. Pertanyaan adakah solusi lain dari ekosistem danau solusi yang telah disebutkan untuk memecahkan permasalahan lingkungan yang ada. 2 Banjir bandang dan solusinya a. Pertanyaan setuju atau tidak terhadap solusi yang diberikan pada pertanyaan beserta alasannya b. Pertanyaan solusi lain dari solusi yang telah disebutkan untuk memecahkan masalah banjir bandang. a. Pertanyaan setuju atau tidak terhadap solusi yang diberikan pada pertanyaan 3 agar warga dapat membeli beras Harga beras dan ekosistem beserta alasannya Hutan Lindung Galunggung b. Pertanyaan solusi lain dari solusi yang telah disebutkan untuk memecahkan masalah harga beras yang melonjak. 4 Harga beras dan populasi a. Pertanyaan setuju atau tidak terhadap burung di ekosistem sawah solusi yang diberikan pada

35 5 Pohon langka dan tua yang hamper tumbang, burung langka dan populasi siswa SD pertanyaan beserta alasannya b. Pertanyaan solusi lain dari solusi yang telah disebutkan untuk memecahkan masalah harga beras dan populasi burung sawah. a. Pertanyaan setuju atau tidak terhadap solusi yang diberikan pada pertanyaan beserta alasannya b. Pertanyaan solusi lain dari solusi yang telah disebutkan untuk memecahkan masalah pohon tua yang hamper tumbang. 2. Proses Pengembangan Instrumen Langkah-langkah pengembangan instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi penalaran moral terhadap lingkungan dengan bentuk uraian terbuka adalah: a. Melakukan bimbingan untuk pembuatan instrumen. b. Melakukan judgement instrumen kepada dosen ahli. c. Merevisi kuesioner uraian terbuka, berdasarkan judgement instrumen. d. Melakukan uji coba instrumen kuesioner uraian terbuka kepada kelas bukan penelitian. e. Melakukan analisis keterbacaan per butir pertanyaan kuesioner uraian terbuka dengan pengkategorian penalaran Antroposentris, Biosentris, dan Ekosentris berdasarkan katagori Kahn dalam Almeida dkk. (2011). f. Merevisi pertanyaan-pertanyaan yang perlu diperbaiki setelah uji coba. g. Finalisasi pertanyaan kuesioner uraian terbuka dengan dosen pembimbing.

36 D. Teknik Pengumpulan Data Melalui instrumen yang telah dibuat dan dikembangkan, data penelitian ini dijaring dengan 2 cara, yaitu melalui kuesioner uraian terbuka, dan wawacara. kuesioner uraian terbuka digunakan untuk mengetahui pola penalaran moral dari jawaban yang diberikan. Selain itu untuk mendukung data jawaban siswa yang masih kurang jelas, dilakukan wawancara agar jawaban tersebut dapat dikategorikan dan juga dapat digali informasi-informasi yang dirasa perlu untuk mendukung penelitian ini. Wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar pada hal yang akan ditanyakan (Arikunto, 2010). Wawancara tidak terstruktur ini dilakukan karena secara umum jawaban sudah ada pada hasil jawaban kuesioner uraian terbuka yang telah dijawab oleh siswa hanya saja peneliti masih kurang memahami jawaban tersebut, oleh karena itu pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada setiap siswa tidaklah sama, yakni berhubungan dengan jawaban siswa sebelumnya yang relatif beragam pada setiap siswa. Untuk menunjang proses wawancara, peneliti menyiapkan catatan dilembar jawaban yang sudah mereka isi pada kuesioner. E. Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari tiga tahap pelaksanaan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Berikut merupakan penjelasan secara ringkas dari rencana ketiga tahapan tersebut: 1. Tahap Persiapan a. Mengidentifikasi masalah, mencari dan menganalisis referensi buku dan jurnal mengenai penalaran moral terhadap lingkungan. b. Membuat instrumen penelitian, menyusun pertanyaan kuesioner uraian terbuka. c. Melakukan judgement instrumen kuesioner. Judgement yang dilakukan ini dilakukan pada dosen berupa kebenaran konsep-konsep yang disajikan pada

37 pertanyaan identifikasi penalaran moral mengenai permasalahan lingkungan, dan keterbacaan pertanyaan. d. Melakukan perbaikan/revisi terhadap instrumen berdasarkan judgement dan saran dari dosen ahli. Perbaikan yang dilakukan ini antara lain perbaikan penulisan yang berhubungan dengan keterbacaan pertanyaan dan tema permasalahan lingkungan yang diambil. e. Melakukan uji coba serta perbaikan instrumen berdasarkan kendala yang ditemukan saat melakukan uji coba pertanyaan. Perbaikan dilakukan pada keterbacaan redaksi kalimat dan pertanyaan yang muncul selama siswa mengerjakan kuesioner uji coba. f. Membuat surat izin mengadakan pra-penelitian yang dikeluarkan oleh jurusan dan fakultas, serta surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh universitas guna mempermudah proses penelitaian. g. Menentukan kelas yang akan dijadikan subjek penelitian berdasarkan teknik sampling purposive sampling yaitu kelas yang dianggap unggul dalam mata pelajaran IPA dan Biologi. 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dari responden. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti sebagai berikut : a. Mengajukan surat permohan izin untuk melakukan penelitian ke sekolah yang telah ditentukan. b. Memberikan kuesioner uraian terbuka kepada responden di ketiga jenjang yang berbeda dalam waktu yang berbeda. c. Merekap jawaban responden dan mengelompokkan sesuai dengan kategori penalaran moral yang muncul. d. Melakukan wawancara dengan responden ketika menemukan hasil jawaban yang kurang jelas untuk dikategorikan, kemudian hasil wawancara tersebut ditulis dan disusun dalam bentuk catatan lengkap.

38 Data yang diperoleh dari laporan lengkap setelah didukung dokumen-dokumen yang mendukung sampai pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan informasi yang baru. 3. Tahap penyelesaian a. Melakukan analisis keseluruhan terhadap hasil analisis kuesioner, dan hasil wawancara dengan siswa untuk mengidentifikasi dan memperoleh data jenis penalaran moral terhadap lingkungan berdasarkan jenjang pendidikan dan gender. b. Melakukan pembahasan berdasarkan temuan penelitian c. Melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh. d. Menyusun laporan hasil penelitian. Secara singkat, dapat digambarkan alur penelitian yang dilakukan seperti berikut: Identifikasi dan perumusan masalah Studi tinjauan pustaka Penentuan metode penelitian Pembuatan instrumen kuesioner penalaran moral tertulis mengenai permasalahan lingkungan (Pengumpulan Data) Judgement instrumen Revisi Instrumen Analisis dan pembahasan Pengambilan data Uji Coba Instrumen Simpulan dan Saran Analisis Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian

39 F. Analisis Data Analisis data merupakan proses pengolahan, penyajian, interpretasi dan analisis data yang diiperoleh dari lapangan, dengan tujuan agar data yang diperoleh mempunyai makna, sehingga pembaca dapat mengetahui hasil penelitian yang telah dilakukan (Martono, 2011). Dengan menggunakan data lembar jawaban siswa dari pertanyaan kuesioner uraian terbuka, peneliti akan mendapat data berupa data kualitatif yakni jawaban pertanyaan uraian mengenai permasalahan lingkungan. Ada beberapa tahap yang harus dikerjakan untuk menganalisis data tersebut yaitu data coding, data entering, data cleaning, data output dan data analyzing (Neuman, 2003). 1. Data Coding (pengodean data) Pada tahap ini peneliti melakukan penyusunan data mentah secara sistematis. Langkah pertama yaitu jawaban dari responden akan dikelompokan berdasarkan jawaban-jawaban dikodekan dengan cara yang sama dengan penelitian oleh Kahn (dalam Almeida dkk., 2011) tetapi ada beberapa modifikasi yang dilakukan. Berikut adalah tabel pengkatagorian jenis penalaran berdasarkan jawaban yang diberikan sampel terhadap pertanyaan permasalahan lingkungan: Tabel 3.3 Tolak Ukur Pengategorian Jenis Penalaran Moral Seseorang Berdasarkan Jawaban Pertanyaan Kuesioner Uraian Terbuka Mengenai Permasalahan Lingkungan Jenis Penalaran Penjelasan Tolak Ukur Antroposentris jawaban terpusat pada segala macam keuntungan untuk manusia sebagian atau secara umum Biosentris jawaban terpusat pada penalaran mengenai kebutuhan makhluk hidup lainnya dengan mengangkat isu ekonomi, psikologi, pendidikan atau nilai kebudayaan yang berkontribusi untuk seseorang manusia atau kesejahteraan masyarakat. dengan kepedulian mereka terhadap hak-hak hewan, dan mengkritisi perilaku manusia yang egois terhadap makhluk hidup lainnya dan bahkan

40 dapat memberi saran bagaimana perilaku manusia diubah. Ekosentris jawaban yang dianalis secara keseluruhan memiliki hubungan antara alam sebagai sesuatu yang sungguh ada dan satu kesatuan dengan menarik keterkaitan sistem ekologi, dan menyatakan ketergantungan dan hamoni ekologi sebagai sesuatu yang menyeluruh. Jika terdapat lebih dari satu tipe penalaran (untuk pembulatan persentase), peneliti menganggap jawaban tersebut mengungkapkan kepada prespektif tidak kepada manusia, tetapi lebih kepada alam. Setelah jawaban sampel dikategorikan kemudian peneliti melakukan langkah kedua yaitu menentukan tipe penalaran moral sampel tersebut dari jumlah terbanyak jenis penalaran yang teridentifikasi pada sepuluh butir pertanyaan. Jawaban sampel dari sepuluh butir pertanyaan memungkinkan sampel memiliki lebih dari satu jenis penalaran sehingga menyimpulkan termasuk jenis penalaran apakah sampel tersebut penting dilakukan. Apabila jumlah satu penalaran sama banyaknya dengan jenis penalaran lain maka sampel tersebut dikategorikan ke dalam jenis penalaran campuran. Penalaran campuran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu penalaran campuran atropobio sentris, antropo-eko sentris dan bio-eko sentris. 2. Data Entering Tahap ini merupakan proses pemindahan data yang telah diubah dalam kode sesuai dengan tujuan penelitian ke dalam computer. Setelah mengetahui jenis penalaran moral pada masing-masing sampel, kemudian data ditabulasikan dan dihitung persentase dari masing-masing jenis penalaran dan penalaran campuran pada setiap jenjang pendidikan. Hasil data mentah yang telah ditabulasikan dapat dilihat pada lembar lampiran.

41 3. Data Cleaning Pada tahap ini dilakukan pembersihan data yaitu proses pengecekan untuk memastikan bahwa seluruh data yang telah dimasukkan ke computer sudah sesuai dengan informasi sebenarnya. Dalam penelitian ini karena tidak ditemukannya kesalahan maka tahap ini tidak dilakukan. 4. Data Output Tahap ini merupakan tahap penyajian data dimana dalam penyajian hasil pengolahan data dengan bentuk yang mudah dibaca dan lebih menarik. Hasil persentase kemudian dijadikan bentuk grafik untuk mempermudah pembahasan mengenai jenis penalaran moral berdasarkan jenjang pendidikan. Adapun perubahan bentuk persentase menjadi diagram lingkaran untuk mempermudah pembahasan jenis-jenis penalaran yang ditemukan pada setiap jenjangnya. Selain perkembangan penalaran berdasarkan jenjang pendidikan, analisis data juga dilakukan untuk mengidentifikasi jenis penalaran berdasarkan gender. Data gender didapat melalui isian biodata pada pertanyaan kuesioner uraian terbuka. Sama seperti pengolahan data berdasarkan jenjang pendidikan, pentabulasian dan persentase data dilakukan sebelum data dibahas agar mempermudah keterbacaan data yang telah dianalisis. 5. Data Analyzing Tahap ini merupakan tahapan terakhir dimana peneliti harus menginterpretasikan data yang telah diperoleh dan diolah kedalam bentuk grafik dan diagram pada bab pembahasan dengan cara mengaitkan dengan teori yang ada. Dari analisis data inilah peneliti dapat menarik kesimpulan dari deskripsi yang telah dilakukan mengenai fenomena apa yang terjadi yang dalam penelitian ini adalah jenis penalaran moral antroposentris, biosentris dan ekosentris berdasarkan jenjang pendidikan dan gender.