Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu

dokumen-dokumen yang mirip
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Indonesia Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

PENERAPAN METODE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS BENGKULU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Konsep Pesawat Sederhana Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Langaleso

Sarina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari

Roi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Meggunakan Alat Peraga Pada Pembelajar Gerak Benda Bidang Studi IPA Di Kelas 1 SDN No 3 Siboang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 2 ISSN X

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Learning Tipe STAD di Kelas 3 SD Inpres 1 Siney

Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN 10 Gadung

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Organ Tubuh Manusia Melalui Model Pembelajaran Langsung di Kelas IV SDN 02 Karamat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. terdidik itu sangat penting. Sebuah efek langsung pendidikan adalah. membentuk pendapat dan mengembangkan sudut pandang.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat Peraga IPA Kelas IV SD Inpres 1 Siney

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Ni Ketut Mirniati

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Arun Haryanto, Siti Nuryanti, dan Minarni R.J. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) a. Definisi Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH)

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 2 ISSN X. Dian Kustianti. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Kegunaan Daun Pada Tumbuhan Melalui Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Bobalo

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

Sarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Penerapan Experiential Learning

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SDN Randomayang

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pemberian Tugas di SDN Silampayang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

Penggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn di SDN 05 Lakea Kabupaten Buol

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres Salabenda Kecamatan Bunta

PENINGKATAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF COURSE REVIEW HORAY (CRH)

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Viky Warsito Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta Km 9 PALU-SULAWESI TENGAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 3 ISSN X. Rosita, Jamaludin, dan Yusdin Gagaramusu

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Kompetensi Dasar Tentang Jual Beli Melalui Metode Diskusi Untuk Pelajaran IPS Di Kelas V SD Inpres 2 Kasimbar

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 10 ISSN X. Nur Afni

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI KOMBINASI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN COURSE REVIEW HORAY

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 1V SDK Padat Karya

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA IPA KELAS V SD. Nurlianah SD Negeri Lengkongwetan I

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Taopa Kabupaten Parigi Moutong

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Metode Pemberian Tugas Kelas IV SDN Tolole

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 1 Balingara Pada Materi Volume Kubus Dan Balok

Penggunaan Metode Inquiri Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Apal

Heri Hermawan, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu Jusman Lapatta, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horay di kelas IV. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan subyek penelitian adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 20 orang. Jenis data bersifat deskriptif kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh melalui observasi dan pemberian tes. Hasil penelitian ditemukan peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dengan persentase ketuntasan 61,36%, dikategorikan cukup mengalami peningkatan pada siklus II dengan kategori sangat baik dengan persentase 90,90%. Hasil belajar pada pra tindakan yaitu daya serap klasikal 58,75% dan ketuntasan belajar klasikal 30%. Hasil belajar pada tindakan siklus I yaitu daya serap klasikal 64,75% dan ketuntasan belajar klasikal 55%. Hasil belajar pada tindakan siklus II daya serap klasikal 86% dan ketuntasan belajar klasikal 90%. Berdasarkan hasil ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa Penggunaan Model Course Review Horay pada Mata Pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres Sintuwu. Kata kunci: Pembelajaran IPA, Model Course Review Horay dan Hasil Belajar. I. PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena melalui pendidikan seseorang dapat mengembangkan bakat, minat dan keterampilan yang ada dalam dirinya. Pendidikan merupakan usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup yang lebih tinggi dalam arti mental. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusianya. (Hamdani, 2011). Efektifitas pembelajaran oleh guru profesional adalah faktor utama dalam peningkatan mutu pendidikan tersebut. Guru sebagai pendidik dengan tugas utama yaitu mendidik, mengajar, 194

membimbing, mengarahkan dan mengevaluasi peserta didik membutuhkan peningkatan profesional secara terus menerus. Oleh karena itu pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran dipengaruhi oleh komponen-komponen yang terdiri dari: tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan belajar, metode, alat/media, sumber belajar dan evaluasi. Walaupun seluruh komponen telah disediakan, namun jika siswa yang menjadi subjek pembelajaran tidak mau melakukan aktivitas belajar, maka keberhasilan belajar akan sulit diraih. (Slameto, 2010). Keberhasilan pembelajaran dalam arti tercapaianya standar kompetensi sangat tergantung pada kemampuan guru mengolah pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang menyenangkan. Cara penyampaian pelajaran yang kurang menarik menjadikan siswa kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran. Kenyataan yang terjadi saat ini kebanyakan guru masih cenderung menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang berlangsung selalu didominasi oleh guru dimana komunikasi antara guru dengan siswa masih bersifat satu arah. Pembelajaran yang demikian akan membuat siswa jenuh, padahal performansi guru dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Pembelajaran konvensional mengutamakan pada pencapaian target materi saja. Kurangnya aktivitas belajar siswa akan berpengaruh juga terhadap hasil belajarnya. Suasana pengajaran yang hangat dan mendukung keamanan dan kebebasan dapat menjadikan para siswa untuk mengembangkan pikiran-pikiran kreatifnya. Berdasarkan pernyataan tersebut guru mempunyai peran yang dapat mempengaruhi belajar siswa. (Hurlock dalam Satiadarma, 2003). Belajar merupakan proses yang dilalui seseorang untuk memahami dan menerapkan apa yang dipelajarinya yang berdampak pada perubahan sikap, pemikiran, perbuatan dan sudut pandang seseorang. Sehubungan dengan hal tersebutabdurrahman (2012) memberikan penjelasan tentang pengertian belajar yaitu Belajar merupakan suatu proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk 195

perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Munawar (2009) memberikan penjelasan tentang pengertian hasil belajar sebagai berikut: hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulangulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian dan perkembangan intelektual anak. Pendidikan IPA biasa disebut Pendidikan sains, yaitu senantiasa mengalami pengkajian ulang dan pembaharuan untuk mencari bentuknya yang paling sesuai. (Depdiknas, 2007). Menurut Abdullah dalam Khoerunisa (2012) IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Ilmu pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu : 1) kemampuan untuk mengetahui apa yang diamati 2) kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati, 3) dikembangkannya sikap ilmiah. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan Pembelajaran sains, khususnya di Sekolah Dasar (SD) yaitu memberikan pelatihan kepada guru SD tentang mata pelajaran IPA, seperti pelatihan tentang pemilihan metode yang sesuai dengan pembelajaran dan materinya. Oleh karena itu, sangat diperlukan metode pembelajaran yang sesuai dengan materinya. Pembelajaran merupakan satu cara melaksanakan metode yang dipilih. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas, kerjasama, dan menyajikan banyak soal adalah model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. Model pembelajaran Course Review Horay merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk 196

ikut aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran Course Review Horay dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif diantara sesama siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan ketrampilan bekerja sama antar kelompok. Dalam penerapan model pembelajaran ini, masalah disajikan dengan permainan yang menggunakan kartu berisi kotak yang telah dilengkapi dengan nomor soal dan siswa/kelompok yang paling dahulu mendapatkan tanda benar berbentuk garis vertikal, horisontal, atau diagonal langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya. (Sugandi, 2012). Siswanto (2012) menjelaskan bahwa Model pembelajaran CRH merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak hore! atau yel-yel lainnya yang disukai. Model pembelajaran CRH ini merupakan suatu model pembelajaran yang dapat digunakan guru sehingga tercipta suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan, dan siswa merasa lebih tertarik untuk belajar. Karena dalam model pembelajarn CRH ini, apabila siswa dapat menjawab secara benar maka siswa tersebut diwajibkan meneriakan kata hore atau pun yel-yel yang disukai dan telah disepakati oleh kelompok mau pun individu siswa itu sendiri. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang menuntut kerjasama antar peserta didik yang satu dengan yang lain atau sesama anggota kelompok dalam memecahkan masalah untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dapat menciptakan suasana meriah di dalam kegiatan belajar mengajar, karena setiap kelompok yang mendapat tanda benar harus teriak hore dengan membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dan dalam pembelajaran ini. Menurut Marlagen (2013) kelebihan model pembelajaran CRH yaitu: a) Pembelajaran lebih menarik; Artinya, dengan menggunakan model pembelajaran CRH siswa akan lebih bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan oleh guru karena banyak diselingi dengan games atau pun simulasi lainnya; b) Mendorong siswa untuk dapat terjun ke dalam situasi pembelajaran; 197

Artinya, siswa diajak ikut serta dalam melakukan suatu games atau simulasi yang diberikan guru kepada peserta didiknya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan guru; c) Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan atau game, dengan begitu siswa tidak akan merasakan jenuh yang bisa menjadikannya tidak berkonsentrasi terhadap apa yang dijelaskan oleh guru; d) Siswa lebih semangat belajar karena suasana belajar lebih menyenangkan; Artinya, kebanyakan dari siswa mudah merasakan jenuh apabila metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Oleh karena itu, dengan menggunakan model pembelajaran CRH mampu membangkitkan semangat belajar terutama anak Sekolah Dasar yang nota bene masih ingin bermain-main; e) Adanya komunikasi dua arah; Artinya, siswa dengan guru akan mampu berkomunikasi dengan baik, dapat melatih siswa agar dapat berbicara secara kritis, kreatif dan inovatif. Sehingga tidak akan menutup kemungkinan bahwa akan semakin banyak terjadi interaksi diantara guru dan siswa. Sedangkan kekurangan model pembelajaran Course Review Horay (CRH) adalah: a) Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai disamakan; Artinya, guru hanya akan menilai kelompok yang banyak mengatakan horey. Oleh karena itu, nilai yang diberikan guru dalam satu kelompok tersebut sama tanpa bisa membedakan mana siswa yang aktif dan yang tidak aktif; b) Adanya peluang untuk berlaku curang. Artinya, guru tidak akan dapat mengontrol siswanya dengan baik apakah ia menyontek atau pun tidak. Guru akan memperhatikan tiap kelompok yang menjawab horey, sehingga peluang adanya kecurangan sangat besar. Keadaan yang terjadi di kelas IV SD Inpres Sintuwu, menggunakan metode ceramah yang sangat monoton sehingga aktivitas belajar siswa sangat minim. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas IV SD Inpres Sintuwu peneliti memperoleh data nilai IPA pada semester I tahun pelajaran 2013/2014. Hasil tes semester I yang dilakukan guru sebagai evaluasi pembelajaran, didapatkan bahwa dengan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sebesar 65 untuk mata pelajaran IPA, terdapat 11 siswa yang belum tuntas dari 25 siswa. Dari data tersebut, terlihat bahwa 52% siswa belum tuntas. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian melalui penerapan model pembelajaran 198

CRH untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres Sintuwu. Dengan model pembelajaran CRH ini, diharapkan siswa menjadi antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk menentukan berapa besar peningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Inpres Sintuwu melalui penerapan model pembelajaran CRH. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan desain Kemmis dan McTaggart yang meliputi 4 tahap tindakan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan (4) refleksi. Rancangan penelitian ini terdiri dari dua siklus, tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Penelitian ini dilaksanaan di kelas IV SD Inpres Sintuwu dengan subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV tahun ajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa adalah 20 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Peneliti mengambil tempat ini sebagai pusat penelitian, karena sekolah ini merupakan tempat peneliti mengabdi dan mengajar sebagai guru. Jenis data pada penelitian ini berbentuk data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa data dari hasil observasi guru dan siswa, sedangkan data kuantitatif berupa data yang diperoleh dari tes hasil belajar. Pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua cara yaitu: 1) Tes (tes awal dan tes akhir). Tes awal diberikan sebelum melakukan tindakan dan tes akhir diberikan saat akhir tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa dan tingkat keberhasilan setiap siklus; 2) Observasi aktivitas pembelajaran di kelas dilakukan oleh peneliti dan pengamat yang telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan observasi baik pada guru/peneliti dan kepada siswa dilakukan dengan cara mengisi format observasi yang telah disiapkan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung; 3) Wawancara, dilakukan setelah evaluasi, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa saat proses pembelajaran; dan 4) Catatan penelitian, digunakan selama kegiatan pembelajaran, untuk mengetahui segala kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran. 199

Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah pengumpulan data. Teknik analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012) yaitu: 1) Mereduksi Data. Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan dan penyeleksian data yang telah diperoleh mulai dari awal sampai akhir pengumpulan data; 2) Penyajian Data. Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun data secara sederhana ke dalam tabel, sehingga memudahkan dalam penarikan kesimpulan; 3) Verifikasi (Penyimpulan). Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh yang disajikan pada tahap penyajian data. Teknik analisa data kuantitatif diperoleh dari hasil tes belajar siswa dengan rumus sebagai berikut: (Sugiyono, 2010) 1. Daya Serap Individu NP = R SM X 100 2. Ketuntasan Belajar Klasikal KBK = N S 100% 3. Daya Serap Klasikal SP DSK = X 100% SM III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil tes pra tindakan, diketahui bahwa nilai rata-rata kemampuan siswa kelas IV SD Inpres Sintuwu dalam materi Mengenal Rangka Manusia adalah daya serap individu 58,75%, dan ketuntasan belajar klasikal 30%. Hasil perhitungan nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 58,75 apabila dibandingkan dengan kriteria penilaian yang dijadikan acuan dalam penelitian ini, nilai tersebut masih tergolong kategori kurang (gagal). Dari 20 siswa yang mengikuti tes awal, 14 orang siswa belum tuntas atau daya serap tiap-tiap siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SD 200

Inpres Sintuwu yaitu 65% selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Analisis Tes Pra Tindakan No Aspek Perolehan Hasil 1. Skor tertinggi 80 (2 orang) 2. Skor terendah 40 (2 orang) 3. Nilai rata-rata 58,75 4. Banyak siswa yang tuntas 6 orang 5. Persentase ketuntasan belajar klasikal 30% 6. Persentase daya serap klasikal 58,75% Berdasarkan hasil tes pra tindakan, peneliti bersama guru kelas IV membicarakan hasil pengamatan yang didapatkan dan kemudian membicarakan rencana perbaikan tindakan pembelajaran. Tindakan ini di rencanakan terdiri dari 2 (dua) siklus, dan dalam setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Dalam pelaksanaannya peneliti bertindak sebagai guru dan guru kelas IV bertindak sebagai pengamat. Tahap perbaikan pembelajaran terdiri dari dua siklus, dan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Observasi dilakukan oleh observer yang telah ditunjuk sebelumnya, dalam kegiatan ini observer mengamati kegiatan peneliti sebagai guru dan siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil yang didapat, menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model CRH sudah baik di bandingkan tahap pra tindakan. Hal ini terlihat dari hasil observasi aktivitas siswa memperoleh nilai 61,36% dan berada pada kategori cukup. Hal ini juga menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran belum berhasil dengan baik. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus I dengan menggunakan model pembelajaran CRH, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa. Bentuk tes kemampuan belajar yang diberikan adalah uraian tes dan hasil tes tindakan siklus I dapat dilihat pada Tabel 2. 201

Tabel 2. Hasil Analisis Tes Siklus I No Aspek perolehan Hasil 1. Skor tertinggi 80 (2 orang) 2. Skor terendah 50 (1 orang) 3. Nilai rata-rata 64,75 4. Banyak siswa yang tuntas 11 orang 5. Persentase ketuntasan belajar klasikal 55% 6. Persentase daya serap klasikal 64,75% Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 55%, daya serap klasikal 64,75%. Hasil analisis tes akhir siklus I ini memperlihatkan bahwa hasil belajar siswa belum sesuai dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal yakni bahwa suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika rata-rata 75% siswa telah tuntas secara individual dan daya serap individu sekurang-kurangnya memperoleh nilai 65. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil kegiatan pembelajaran siklus I belum berhasil. Pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan siklus I, hanya saja beberapa hal yang dianggap kurang pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II dan disesuaikan dengan perubahan yang ingin dicapai. Hasil observasi aktivitas siswa di siklus II diperoleh persentase nilai rata-rata sebesar 90,90%. Persentase nilai rata-rata hasil observasi siswa tersebut memperlihatkan bahwa aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas berada dalam kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran CRH dapat meningkatkan minat belajar siswa. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus II dengan menggunakan model pembelajaran CRH, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes untuk mengetahui kemampuan akhir masing-masing siswa. Bentuk tes kemampuan belajar yang diberikan adalah uraian tes, dan hasil tes tindakan siklus II dapat dilihat pada Tabel 3. 202

Tabel 3. Hasil Analisis Tes Akhir Siklus II No Aspek perolehan Hasil 1. Skor tertinggi 100 (4 orang) 2. Skor terendah 60 (2 orang) 3. Nilai rata-rata 86 4. Banyak siswa yang tuntas 18 orang 5. Persentase ketuntasan belajar klasikal 90% 6. Persentase daya serap klasikal 86% Hasil evaluasi pembelajaran siklus II menunjukkan, bahwa kemampuan siswa kelas IV SD Inpres Sintuwu sudah menunjukkan hasil yang baik dengan nilai rata-rata siswa mencapai 86 dan daya serap klasikal 86% serta ketuntasan belajar klasikal 90%. Hasil ini memberi penjelasan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas sudah memperoleh hasil yang diinginkan walaupun masih terdapat 2 orang siswa yang belum tuntas dalam pembelajarannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil kegiatan pembelajaran siklus II sudah berhasil. Hasil tersebut sudah memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu daya serap individu sekurang-kurangnya 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika persentase daya serap klasikal sekurang-kurangnya 70% serta suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika rata-rata 75% siswa telah tuntas secara individual. Pembahasan Sebelum melakukan tindakan dengan menggunakan model CRH, langkah awal yang dilakukan adalah melakukan observasi terhadap siswa kelas IV dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah pada materi Mengenal Rangka Manusia. Setelah itu, peneliti memberikan tes kepada siswa untuk melihat seberapa besar hasil belajar siswa. Dari hasil tes pra tindakan menunjukkan bahwa dari 20 siswa hanya 6 orang siswa yang tuntas. Hasil ini masih tergolong rendah atau belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yang di tetapkan. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka yang perlu dilakukan adalah mengubah cara mengajar, agar siswa ikut terlibat aktif dalam proses 203

pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan model pembelajaran Course Review Horay. Model pembelajaran Course Review Horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Melalui model pembelajaran Course Review Horay, siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran karena siswa diajak menjawab soal-soal dengan cara yang menyenangkan. Siswa pun tidak mudah bosan karena selain belajar, mereka mendapatkan hiburan dengan menyanyikan yel-yel yang mereka senangi jika mereka bisa menjawab soal-soal dengan benar. (Kusumarini, 2012). Tindakan penelitian dengan menggunakan metode CRH dalam pembelajaran dilakukan dalam dua siklus. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I sebesar 55%, daya serap klasikal 64,75%. Hasil analisis tes akhir siklus I ini memperlihatkan bahwa hasil belajar siswa belum sesuai dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimal yakni bahwa suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika rata-rata 75% siswa telah tuntas secara individual dan daya serap individu sekurang-kurangnya memperoleh nilai 65. Hasil observasi aktivitas siswa memperoleh presentase sebesar 61,36% atau berada pada kategori cukup. Sedangkan hasil observasi aktivitas guru memperoleh presentase sebesar 86,11% atau berada pada gategori baik. Hal ini memperlihatkan bahwa selama proses pembelajaran, siswa maupun guru berupaya menciptakan suasana pembelajaran yang baik sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan model pembelajaran yang diterapkan. Peningkatan hasil belajar siswa juga terlihat pada siklus II. Evaluasi pembelajaran siklus II menunjukkan, bahwa kemampuan siswa kelas IV SD Inpres Sintuwu sudah menunjukkan hasil yang baik dengan nilai rata-rata siswa mencapai 86 dan daya serap klasikal 86% serta ketuntasan belajar klasikal 90%. Hasil ini memberi penjelasan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas sudah memperoleh hasil yang diinginkan walaupun masih terdapat 2 orang siswa yang belum tuntas dalam pembelajarannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil kegiatan pembelajaran siklus II sudah berhasil. Hasil tersebut sudah memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan berdasarkan 204

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu daya serap individu sekurangkurangnya 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika persentase daya serap klasikal sekurang-kurangnya 70% serta suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika rata-rata 75% siswa telah tuntas secara individual. Peningkatan hasil belajar ini juga didukung oleh meningkatnya aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Aktivitas siswa berada pada kategori sangat baik dengan nilai 90,90%, begitu pula aktivitas guru berada pada kategori sangat baik dengan nilai 97,22%. Meningkatnya hasil belajar dan aktivitas siswa ini dikarenakan guru telah menerapkan metode lain selain ceramah dalam pembelajaran. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Metode pembelajaran sangat penting sebab, dengan adanya metode pembelajaran bahan ajar dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Penggunaan metode dalam pembelajaran sangat diutamakan guna menimbulkan gairah belajar, motivasi belajar, merangsang siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Melalui metode pembelajaran diharapkan dapat lebih mempermudah pemahaman materi pelajaran yang diberikan dan nantinya dapat mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (Sugiyono, 2012). Penggunaan model pembelajaran Course Review Horay dalam pembelajaran sangat baik karena memiliki Keunggulan-keunggulan yaitu meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa tidak mudah bosan dalam belajar, dan mempererat hubungan sosial antar siswa karena siswa harus mengucapkan selamat kepada temannya yang berhasil menjawab soal secara vertikal, horisontal, atau diagonal dengan benar. Pada model pembelajaran Course Review Horay aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator, dan pembimbing. Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar. Hal ini 205

dapat memupuk minat dan perhatian siswa dalam mempelajari IPA, yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. (Pratiwi, 2011). IV. PENUTUP Kesimpulan a. Penggunaan model pembelajaran CRH, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA SD Inpres Sintuwu. Bukti-bukti yang menunjukkan peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan model CRH, yaitu perolehan nilai rata-rata siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan. Siklus I daya serap klasikal 64,75% dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 55%. Pada siklus daya serap klasikal 86% serta ketuntasan belajar klasikal 90%. b. Penggunaan model pembelajaran CRH, juga dapat meningkatkan aktifitas Saran belajar yang lebih baik pada siswa. a. Pengelolaan waktu perlu dipertimbangkan dalam setiap pelaksanaan model pembelajaran, sehingga semua aktivitas siswa yang diharapkan dapat dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. b. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas sebaiknya guru mempertimbangkan model atau metode yang menyenangkan serta menarik perhatian siswa sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa. c. Guru dapat memilih model pembelajaran CRH dalam kegiatan pembelajaran sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Abdulrrahman, M. (2012). Anak Berkesulitan Belajar Teori, Diagnosis dan Remediasi. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. (2007). Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: BNSP. Hamid, S. (2011). Metode Edutainment. Jogjakarta: Diva Press. 206

Hamdani, M.A. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Khoerunisa,E. (2012). Hakekat Pembelajaran IPA. [Online]. Tersedia: http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ksdp/article/2012/3 hakekat - pembelajaran -ipa -di sekolah. [7 Oktober 2014]. Kusumarini, E. (2012). Model Pembelajaran Course Review Horay.[Online]. Tersedia:http://rinkuchiki.blogspot.com/2012/06/model-pembelajarancourse-review-horay. html [14 Agustus 2014]. Marlagen,S. (2013). Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH). [online] http://cheliemarlangen.blogspot.com/2011model-pembelajaran-coursereview horay (crh). [7 Juni 2014]. Munawar,I. (2009). Hasil belajar (pengertian dan definisi). [online] http : // indramunawar.blogspot.com/2009/06/ hasil-belajar-pengertian-dandefinisi. html [14 Agutus 2014]. Pratiwi, L. (2011). Penerapan Model Course Review Horay (CRH) Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SDN Merjosari 1Malang.[Online].Tersedia:http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=det ail &id=49001 [27 Oktober 2014]. Satiadarma, P. dan Fidelis E. (2003). Mendidik Kecerdasan. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Siswanto, F. (2012). Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH). [online]. Tersedia:http://eduadventure.blogspot.com/2012/07/model-pembelajarancrh-course-review.html. [27 Oktober 2014]. Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sugandi, A. dkk. (2012). Teori Pembelajaran. Semarang: UPT UNNES Press. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Suprijono, A. (2010). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 207