KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK DUAL-FUEL KAPASITAS 5 kw BERBASIS GASIFIKASI SEKAM PADI BERUNGGUN TETAP

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Kadar Karbon Monoksida dalam Gas Mempan Bakar Hasil Gasifikasi Arang Sekam Padi

BAB III METODOLOGI III.1.Alat dan Bahan III.1.a Daftar Bahan III.1.b Daftar Alat dan Spesifikasi

LAPORAN TUGAS AKHIR Pembuatan Unit Pembangkit Gas Produser Portable Berbasis Gasifikasi Tempurung Kelapa dengan Kapasitas Umpan 24 kg/jam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

LAPORAN TUGAS AKHIR. SUBSTITUSI KONSUMSI BENSIN DAN LPG BAHAN BAKAR GENSET 5 kw DENGAN GAS HASIL GASIFIKASI KAYU GAMAL DAN KAYU KALIANDRA

6/23/2011 GASIFIKASI

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

PRODUKSI GAS BAHAN BAKAR DARI SABUT KELAPA DENGAN ALAT GASIFIKASI FIXED-BED TANPA TENGGOROKAN

GASIFIKASI LIMBAH BIOMASSA. Muhammad Syukri Nur, Kamaruddin A. dan Suhendro Saputro Sekolah Pascasarjana, Energi Terbarukan,Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

ANALISIS KONSUMSI BAHAN BAKAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL DENGAN SUBTITUSI GASIFIKASI SABUT KELAPA

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

Analisis Tekno-Ekonomi Operasi Co-combustion Boiler Biomassa Kapasitas 10 kg/jam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK API SYNGAS PADA GASIFIKASI DOWNDRAFT DENGAN BAHAN BIOMASSA SEKAM PADI. Nasrul Ilminnafik 1, Frenico A.O. 2 ABSTRACT

UJI KINERJA REAKTOR GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT PADA BERBAGAI VARIASI DEBIT UDARA

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

KAJIAN AWAL POTENSI PEMANFAATAN BIOMASSA SEKAM PADI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK MELALUI TEKNOLOGI GASIFIKASI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

LAPORAN TUGAS AKHIR PABRIKASI FIXED BED DOWNDRAFT GASIFIER UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKAR GAS DARI ARANG SEKAM PADI KAPASITAS 3 KG/JAM

Karakterisasi Gasifikasi Biomassa Sampah pada Reaktor Downdraft Sistem Batch dengan Variasi Air Fuel Ratio

PENGARUH LAJU ALIR UDARA PADA REAKTOR GASIFIKASI BATCH TIPE DOWNDRAFT SKALA KECIL DENGAN UMPAN JANGGEL JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

PENGARUH DISTRIBUTOR UDARA PADA TUNGKU GASIFIKASI UPDRAFT

Prinsip Proses Gasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional.

PENGARUH LAJU ALIRAN AGENT GAS PADA PROSES GASIFIKASI KOTORAN KUDA TERHADAP KARAKTERISTIK SYNGAS YANG DIHASILKAN

PENGARUH DISTRIBUSI UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE

PENGARUH KOMPOSISI BIOMASSA DAN BATUBARA TERHADAP PERFORMANSI CO-GASIFIKASI SIRKULASI FLUIDIZED BED

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan rumah tangga sampai dengan kebutuhan di bidang industri. Di

PERANCANGAN DAN UJI-KINERJA REAKTOR GASIFIKASI SEKAM PADI SKALA KECIL

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ketika konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat. sehingga membawa Indonesia sebagai net oil importet, dimana kita

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

Uji Kinerja Screw Pyrolyzer untuk Produksi Arang Sekam Padi

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

PENGARUH VARIASI DESAIN DISTRIBUTOR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

STUDI GASIFIKASI BATU BARA LIGNITE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA UNTUK KEPERLUAN KARBONASI

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

MAKALAH BIOENERGI GASIFIKASI BIOMASSA SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetis,

I.1 JUDUL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN STUDI KARAKTERISTIK GASIFIKASI BATU BARA SUB - BITUMINUS MENGGUNAKAN REAKTOR JENIS FIX BED DOWNDRAFT GASIFIER

SKRIPSI VARIASI CAMPURAN BAHAN BAKAR BATUBARA DAN LIMBAH BAMBU TERHADAP PERFORMANSI CO-GASIFIKASI SIRKULASI FLUIDIZED BED OLEH :

Potensi Pengembangan Bio-Compressed Methane Gases (Bio-CMG) dari Biomassa sebagai Pengganti LPG dan BBG

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan

SISTEM GASIFIKASI FLUIDIZED BED BERBAHAN BAKAR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN DENGAN INERT GAS CO2

Bab 2 Tinjauan Pustaka

PENGARUH TINGGI DAN JUMLAH LUBANG UDARA PADA TUNGKU PEMBAKARAN SERTA VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA TERHADAP KINERJA KOMPOR GASIFIKASI BIOMASSA

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Permasalahan energi selalu beriringan dengan perkembangan

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

ABSTRAK LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL... vii BAB I PENDAHULUAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

PENGARUH TEMPERATUR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU TIPE DOWNDRAFT

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI

KAJIAN DIMENSI TENGGOROKAN RUANG REDUKSI GASIFIER TIPE DOWNDRAFT UNTUK GASIFIKASI LIMBAH TONGKOL JAGUNG

1. Pendahuluan. *

PENGARUH TEMPERATUR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE DENGAN PENGISIAN ULANG 2 KALI

Genset dengan bahan bakar gasifikasi downdraft kulit kopi dan batubara

Gasifikasi - Pirolisis Pembakaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa hasil penelitian berkaitan dengan kompor masak gasifikasi

SKRIPSI PENGARUH KOMPOSISI BIOMASSA SERBUK KAYU DAN BATU BARA TERHADAP PERFORMANSI PADA CO-GASIFIKASI SIRKULASI FLUIDIZED BED

RANCANG BANGUN ALAT GASIFIKASI BIOMASSA (TONGKOL JAGUNG) SISTEM UPDRAFT SINGLE GAS OUTLET

PENGARUH JENIS BAHAN TERHADAP PROSES GASIFIKASI SAMPAH ORGANIK MENGGUNAKAN UPDRAFT FIXED BED REACTOR

PENGARUH KECEPATAN UDARA PRIMER MULA TERHADAP OUTPUT POWER TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT

Analisis Performansi Reaktor Gasifikasi Updraft Dengan Bahan Bakar Tempurung Kelapa

RANCANG BANGUN TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE BAHAN BAKAR SEKAM PADI

Analisis Potensi Pembangkit Listrik Tenaga GAS Batubara di Kabupaten Sintang

GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat

OLEH : NANDANA DWI PRABOWO ( ) DOSEN PEMBIMBING : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

TUGAS AKHIR PRA RANCANGAN PABRIK GAS PRODUSER DARI GASIFIKASI KAYU KALIANDRA KAPASITAS Nm 3 /TAHUN

Soal-soal Open Ended Bidang Kimia

Optimasi dan Pengujian Sistem Fixed-bed Downdraft Gasifikasi Biomassa Sekam Padi Gendipatih a, Harist Qashtari a, Zulfikar Achirudin a,*

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ketika ketergantungan manusia terhadap bahan bakar tak terbarukan

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

I. PENDAHULUAN. sulit untuk diselesaikan PT.PLN (Persero). Masalah tidak hanya berasal dari tidak

Transkripsi:

E K U I L I B R I U M ISSN : 1412-9124 Vol. 14. No. 2. Halaman : 51 56 Juli 2015 KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK DUAL-FUEL KAPASITAS 5 kw BERBASIS GASIFIKASI SEKAM PADI BERUNGGUN TETAP Sunu H Pranolo*, Iddo Fadhlil Ratmana, Nugroho Sunu Pratama Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami no. 36 A, Surakarta 27126 Telp/fax:0271-632112 *Email: sunu_pranolo@yahoo.com Abstract: Producer gas from rice husk gasification is the potential gaseous fuel for partially substituting diesel fuel demand as it contains combustible gases (CO, H 2, and CH 4). This research examined the effects of air flow rate entering the diesel engine and electrical load on diesel fuel consumption, electrical power of generator, and rice husk specific consumption in gasifier. Gasification process took place in a downdraft air-blown gasifier with 10 cm throat diameter. At rice husk consumption rate of 1 kg/hour and temperature of 827 o C, the Specific Gasification Rate (SGR) was 81.53 kg/(m 2.hour) and the solid residue was 36% (w/w) of input biomass. Total combustible gas content in producer gas was 21.6%. It was observed that diesel fuel saving of 9.32% was obtained at air flow rate of 1.55 10-3 m 3 /s and electrical load of 95% from maximum generator power. Using producer gas at flow rate of 0.91 10-3 m 3 /s caused generator de-rating of 8.33% at electrical load of 10%. Generating 1 kwh of electricity at air flow rate of 2.99 10-3 m 3 /s and electrical load of 95% required 1.85 kg of rice husk. A kilogram of rice husk may substitute 0.26 L of diesel fuel at this air flow rate and load. Keywords: rice husk; gasification; dual-fuel; specific consumption; de-rating PENDAHULUAN Laju konsumsi energi global cenderung mengalami penigkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2014, pemenuhan kebutuhan energi global sebesar 12.928,4 million tonnes oil equivalent masih didominasi oleh bahan bakar fosil. Minyak, gas alam dan batu bara masingmasing mensuplai 32,57%, 23,71%, dan 30,03% dari total kebutuhan energi global. Sementara itu, sektor sumber energi terbarukan yang meliputi angin, geotermal, solar cell dan biomassa secara keeluruhan hanya mampu mensuplai 2,45% dari total kebutuhan energi global (BP, 2015). Dominasi bahan bakar fosil untuk pemenuhan kebutuhan energi perlu dikurangi mengingat ketersediaan bahan bakar fosil yang semakin menipis dan proses pembentukan bahan bakar fosil membutuhkan waktu jutaan tahun. Lebih dari itu, proses pembakaran bahan bakar fosil melepaskan karbon yang sebelumnya telah tersimpan di dalam perut bumi, sehingga terjadi akumulasi karbon di atmosfer yang semakin tinggi. Pemanfaatan sumber energi terbarukan dalam pemenuhan kebutuhan energi global perlu ditingkatkan. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk pembangkitan energi dari biomassa adalah gasifikasi. Gasifikasi biomassa adalah serangkaian reaksi kimia dari komponenkomponen biomassa pada suhu tinggi dengan udara terbatas untuk produksi gas produser yang mengandung gas mempan bakar, seperti CO, H2 dan CH4. Gasifikasi biomassa secara keseluruhan bersifat karbon netral, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan konsumsi bahan bakar fosil. Lebih dari itu, biomassa merupakan sumber terbarukan sehingga keberlanjutan dari proses gasifikasi dapat terjamin. Keberlanjutan dari teknologi gasifikasi biomassa, khususnya di Indonesia, sangat terjamin karena melimpahnya ketersediaan biomassa di Indonesia. Biomassa yang paling melimpah di Indonesia adalah sekam padi, dengan jumlah produksi pada tahun 2014 mencapai 14,16 juta ton per tahun (BPS, 2015). Pemanfaatan sekam padi sebagai umpan gasifikasi dapat mengurangi jumlah limbah pertanian sekaligus menambah nilai pemanfaatan sekam padi. Dengan diterapkannya teknologi ini, ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dapat dikurangi. Lebih dari itu, pengembangan teknologi ini hingga skala nasional berpotensi mengatasi ketidakmerataan distribusi energi listrik pada berbagai daerah terpencil di Indonesia. Gas produser dapat dimanfaatkan pada mesin diesel bersistem dual-fuel untuk penurunan konsumsi solar, namun terdapat kompensasi berupa penurunan daya pembangkitan listrik yang dikenal dengan istilah de-rating. Penelitian 51

ini mempelajari pengaruh pemakaian gas produser hasil gasifikasi sekam padi terhadap kinerja pembangkit listrik diesel, dengan variasi laju alir udara pembakaran dan beban listrik. Tujuan penelitian ini yaitu memperoleh konfigurasi laju alir udara pembakaran dan beban listrik yang menghasilkan kinerja pembangkit listrik dual-fuel optimal, yang ditandai dengan diperolehnya nilai maksimal untuk penghematan solar dan daya listrik output genset. Parameter lainnya yang dianalisis pada penelitian ini yaitu konsumsi spesifik sekam padi di gasifier dan tingkat kesetaraan solar dengan sekam padi. Kedua parameter tersebut penting untuk prediksi kebutuhan sekam padi dalam pembangkitan listrik berbasis gasifikasi pada skala yang berbeda. METODE PENELITIAN Proses Gasifikasi Tahap pertama dari penelitian ini yaitu karakterisasi proses gasifikasi, yang bertujuan memastikan kualitas proses gasifikasi dan gas produser yang dihasilkan. Parameter-parameter yang diperoleh pada tahap ini meliputi specific gasification rate (SGR), persentase residu padatan, suhu gasifikasi, kadar gas mempan bakar di gas produser, dan kondisi lidah api saat uji pembakaran gas produser di burner. Proses gasifikasi sekam padi dilakukan pada downdraft air-blown gasifier berunggun tetap dengan diameter throat 10 cm. Udara sebagai agen penggasifikasi disuplai ke gasifier dengan memanfaatkan isapan ring blower 1 HP. Data yang dambil dalam memperoleh SGR dan persentase residu padatan terdiri dari berat sekam padi input, berat residu padatan, dan durasi reaksi gasifikasi. Suhu dari zona oksidasi di gasifier diukur menggunakan Autonics T4WM-N3NKCC Temperature Indicator. Kadar gas mempan bakar di gas produser dianalisis dengan Gas Chromatography. Uji pembakaran gas produser dilakukan di burner setelah gas holder. Stabilitas dan panjang nyala api yang terbentuk selama uji pembakaran menjadi parameter utama untuk penentuan kelayakan gas output gasifier sebagai bahan bakar di genset dual-fuel. Sebelum memasuki mesin dual-fuel, gas produser dialirkan melalui sistem pendinginan dan pembersihan gas yang terdiri dari water scrubber untuk penurunan suhu dan jumlah padatan pengotor pada aliran gas produser; dan rangkaian filter dengan bahan isian berupa sekam padi, arang dan kain perca untuk pemisahan komponen-komponen tar and butiran air dari aliran gas yang sulit dipisahkan di water scrubber. Operasi Genset Diesel Dual-Fuel Tahap ini merupakan fokus utama dari penelitian ini. Operasi dual-fuel dilakukan pada 5 kw MT 6800 S Diesel Generator dengan variasi laju alir udara pembakaran dan beban listrik. Variasi laju alir udara pembakaran dilakukan dengan pengaturan bukaan valve inlet udara. Parameter yang diperoleh pada tahap ini meliputi penghematan solar, de-rating, konsumsi spesifik sekam padi, dan tingkat kesetaraan solar dengan sekam padi. Data yang diambil dalam memperoleh parameter-parameter tersebut terdiri dari laju konsumsi solar, arus listrik output genset, dan voltase genset. Pengukuran laju konsumsi solar menggunakan alat ukur yang dirancang secara khusus dan terpasang di antara tangki solar dan ruang pembakaran mesin diesel. Arus listrik dan voltase genset diukur dengan tang ampere. Gambar 1. Skema Unit Pembangkit Listrik Berbasis Gasifikasi HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Gasifikasi Sekam padi sebanyak 2,5 kg tergasifikasi seluruhnya dalam waktu 2,5 jam. Jadi, kapasitas konsumsi sekam padi di gasifier sebesar 1 kg/jam. Suhu di zona oksidasi gasifier mencapai 827 o C. Suhu tersebut berada dalam rentang suhu yang diperlukan di zona oksidasi gasifikasi, yaitu 800-1.200 o C (All Power Labs, 2015). Fenomnaini menunjukkan bahwa panas yang dihasilkan pada zona oksidasi ini mampu mensuplai kebutuhan panas untuk tiga tahap gasifikasi lainnya, yang meliputi tahap pengeringan, pirolisis, dan reduksi. Satu kilogram sekam padi menghasilkan gas produser sebanyak 6,55 m 3 pada suhu tersebut. 52 E K U I L I B R I U M Vol. 14. No. 2. Juli 2015 : 51-56

Gambar 2. Nyala Api di Burner Hasil Uji Pembakaran Gas Produser Specific Gasification Rate (SGR) menunjukkan laju gasifikasi biomassa per satuan luas throat gaifier. SGR dipengaruhi oleh berat biomassa, berat arang yang terbentuk, dan waktu operasi. Nilai SGR yang semakin tinggi menunjukkan laju gasifikasi yang semakin cepat sehingga laju konsumsi biomassa dan laju alir gas produser semakin besar. Pada penelitian ini, diperoleh nilai SGR sebesar 81,53 kg/(m 2.jam). Persentase residu padatan merupakan hasil perbandingan berat arang sisa dengan berat biomassa awal. Semakin kecil persentase residu padatan berarti semakin besar biomassa yang tergasifikasi. Pada penelitian ini, diperoleh nilai persentase residu padatan sebesar 36%. Analisis gas chromatography menunjukkan bahwa gas produser yang dihasilkan mengandung 20,6% CO, 0,4% H2, 0,6% CH4 dan 4,4% CO2. Rendahnya kandungan gas hidrogen pada gas produser tersebut diebabkan oleh penggunaan udara sebagai gasifying agent dan rendahnya kandungan atom hidrogen di sekam padi. Kandungan hidrogen pada sekam padi hanya sebesar 4,59% (EFE, 2008). Tabel 2. Hasil Uji Kinerja Mesin Diesel Dual-Fuel Higher Heating Value (HHV) gas produser yang dihasilkan sebesar 2.860 kj/nm 3. Nilai ini masih di bawah standar HHV gas produser yang dihasilkan di downdraft air-blown gasifier yang dilaporkan oleh Bridgwater (2006), yaitu sebesar 5.700 kj/nm 3. Namun, gas produser yang dihasilkan di penelitian ini masih mampu menghasilkan nyala api yang stabil dengan panjang 10 15 cm selama uji pembakaran di burner, seperti yang ditampilkan pada Gambar 2. Fenomena ini menunjukkan bahwa gas produser pada penelitian ini memiliki kualitas yang cukup baik dan layak digunakan sebagai bahan bakar di genset dual-fuel. Operasi Genset Diesel Dual-Fuel Sebelum pengambilan data operasi genset dual-fuel, dilakukan pengambilan data operasi genset single-fuel (tanpa gas produser) dengan bukaan valve inlet udara sebesar 100% dan variasi beban listrik. Data hasil operasi genset diesel single-fuel ditampilkan pada Tabel 1. Data tersebut diperlukan sebagai pembanding data operasi dual-fuel untuk perhitungan penghematan solar dan de-rating. Tabel 1. Hasil Uji Kinerja Mesin Diesel Single-Fuel Rasio beban listrik* Laju alir udara pembakaran 10 3 (m 3 /s) Daya genset (Watt) Konsumsi solar (L/kWh) 10% 2,58 537,60 1,28 50% 2,79 2.331,00 0,52 95% 2,99 4.730,40 0,51 *= beban listrik / daya genset maksimal (5 kw) Pengambilan data operasi genset dualfuel dilakukan dengan variasi beban listrik dan variasi bukaan valve inlet udara. Data hasil operasi genset diesel dual-fuel ditampilkan pada Tabel 2. Kenaikan beban listrik pada operasi genset menyebabkan kenaikan suhu ruang bakar. Suhu yang tinggi di ruang bakar Bukaan Rasio Laju alir udara Laju alir gas Daya Konsumsi Laju konsumsi valve inlet beban pembakaran produser genset solar udara listrik 10 3 (m 3 /s) 10 3 (m 3 sekam (kg/jam) /s) (Watt) (L/kWh) 100% 10% 2,58 1,84 1,01 515,20 1,26 50% 2,79 2,11 1,16 2.308,80 0,50 95% 2,99 2,35 1,67 4.708,80 0,48 67% 10% 1,84 2,58 1,42 512,90 1,24 50% 2,11 2,79 1,54 2.242,20 0,49 95% 2,35 2,99 1,80 4.686,60 0,47 33% 10% 0,91 3,17 1,74 492,80 1,22 50% 1,24 3,32 1,83 2.197,80 0,48 Kinerja Pembangkit 95% Listrik Dual-Fuel 1,55 Kapasitas 5 kw Berbasis 3,48 Gasifikasi 1,96 Sekam Padi Berunggun 4.555,20Tetap 0,46 53 (Sunu Herwi Pranolo, Iddo Fadhlil Ratmana, Nugroho Sunu Pratama)

meningkatkan atomisasi maupun penguapan bahan bakar sehingga proses pencampuran bahan bakar dan udara menjadi semakin baik. Fenomena ini menyebabkan proses pembakaran semakin efektif sehingga laju konsumsi solar semakin kecil baik untuk operasi genset tanpa gas produser maupun dengan gas produser (lihat Tabel 1 dan 2). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kenaikan beban listrik menyebabkan penurunan konsumsi solar. Penurunan laju alir udara pembakaran, yang ditandai dengan penurunan bukaan valve inlet udara menyebabkan menyebabkan laju alir gas produser input genset semakin besar. Peningkatan laju alir gas produser menyebabkan peningkatan substitusi solar. Akibatnya, persentase penghematan solar meningkat (lihat Gambar 3). Persentase penghematan solar terbesar pada penelitian ini yaitu 9,32%, yang diperoleh pada laju alir udara 1,55 10-3 m 3 /s dan beban listrik 95% dari daya maksimal genset (Gambar 3. Nilai persentase penghematan solar di atas masih relatif rendah karena suplai gas produser dari gasifier berkapasitas 1 kg/jam tidak mampu mengimbangi kebutuhan mesin diesel genset 5 kw. Peningkatan persentase penghematan solar dapat dilakukan dengan peningkatan kapasitas gasifier. persentase de-rating yang lebih tinggi. Persentase de-rating terbesar yaitu 8,33%, yang diperoleh pada laju alir udara 0,91 10-3 m 3 /s dan beban listrik 10% dari daya genset maksimal. Gambar 4. Persentase De-rating pada Berbagai Bukaan Valve dan Beban Listrik Konsumsi spesifik sekam, yang didefinisikan sebagai jumlah sekam yang terkonsumsi untuk pembangkitan listrik sebesar 1 kwh, mengalami penurunan seiring peningkatan laju alir udara pembakaran dan kenaikan beban listrik, sebagaimana yang dapat dilihat pada Gambar 5. Nilai konsumsi sekam terkecil pada penelitian ini yaitu 1,85 kg/kwh, yang diperoleh pada laju alir udara 2,99 10-3 m 3 /s dan beban listrik 95% dari daya genset maksimal. Gambar 3. Persentase Penghematan Solar pada Berbagai Bukaan Valve dan Beban Listrik Penggunaan gas produser di mesin diesel menyebabkan penurunan daya pembangkitan listrik ( de-rating). Berdasarkan profil persentase de-rating yang ditampilkan di Gambar 4, dapat disimpulkan bahwa operasi genset dengan beban listrik yang tinggi menghasilkan persentase de-rating yang rendah. Beban listrik yang semakin tinggi menyebabkan suhu di ruang pembakaran genset meningkat sehingga pembakaran yang terjadi lebih efektif dan derating semakin kecil. Penurunan laju alir udara input genset, yang menyebabkan kenaikan laju alir gas produser input genset menghasilkan Gambar 5. Konsumsi Spesifik Sekam pada Berbagai Bukaan Valve dan Beban Listrik Tingkat kesetaraan solar dengan sekam padi, yang didefinisikan sebagai jumlah solar yang dapat tersubstitusi oleh setiap kilogram sekam padi, mengalami peningkatan seiring peningkatan laju alir udara pembakaran dan kenaikan beban listrik, sebagaimana yang dapat dilihat pada Gambar 6. Nilai kesetaraan terbesar pada percobaan ini yaitu 0,26 L solar / kg sekam, yang diperoleh pada laju alir udara 54 E K U I L I B R I U M Vol. 14. No. 2. Juli 2015 : 51-56

2,99 10-3 m 3 /s dan beban listrik 95% dari daya genset maksimal. Gambar 6. Tingkat Kesetaraan Solar dengan Sekam Padi pada Berbagai Bukaan Valve dan Beban Listrik Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan operasi genset disel dual-fuel, yaitu: 1. Penggunaan beban listrik yang tinggi hingga mendekati daya genset maksimal selalu menjadi pilihan yang ideal untuk operasi genset. Pada tingkat laju alir udara pembakaran yang sama, peningkatan beban listrik meningkatkan penghematan solar, menurunkan persetase de-rating, menurunkan konsumsi spesifik sekam serta meningkatkan tingkat kesetaraan solar dengan sekam padi. 2. Pada tingkat beban listrik yang sama, penurunan laju alir udara pembakaran dengan mengurangi bukaan valve inlet udara menyebabkan peningkatan penghematan solar dan kesetaraan antara solar dengan tingkat sekam padi, serta penurunan konsumsi spesifik sekam. Satu-satunya kelemahan dari konfigurasi ini yaitu tejadinya peningkatan presentase de-rating. 3. Pada tingkat beban listrik yang sama, presentase de-rating dapat diturunkan dengan peningkatan laju alir udara pembakaran. Namun, konfigurasi ini menyebabkan penurunan penghematan solar dan kesetaraan antara solar dengan tingkat sekam padi, serta peningkatan konsumsi spesifik sekam. KESIMPULAN Persentase penghematan solar oleh gas produser hasil gasifikasi sekam padi mengalami peningkatan seiring dengan penurunan laju alir udara pembakaran dan kenaikan beban listrik. Persentase penghematan terbesar pada penelitian ini yaitu 9,32%, yang diperoleh pada laju alir udara pembakaran 1,55 10-3 m 3 /s dan beban listrik 95% dari daya genset maksimal. Persentase de-rating mengalami penurunan seiring peningkatan laju alir udara input genset dan penurunan beban listrik. Persentase penurunan daya listrik terbesar pada penelitian ini yaitu 8,33 yang diperoleh pada laju alir udara pembakaran 0,91 10-3 m 3 /s dan beban listrik 10% dari daya genset maksimal. Konsumsi spesifik sekam mengalami penurunan seiring peningkatan laju alir udara pembakaran dan beban listrik. Konsumsi spesifik terkecil pada penelitian ini yaitu 1,85 kg/kwh, yang diperoleh pada laju alir udara pembakaran 2,99 10-3 m 3 /s dan beban listrik 95% dari daya genset maksimal. Tingkat kesetaraan solar dengan sekam padi mengalami peningkatan seiring peningkatan laju alir udara pembakaran dan beban listrik. Tingkat kesetaraan terbesar pada penelitian ini yaitu 0,26 liter solar per kilogram sekam, yang diperoleh pada laju alir udara pembakaran 2,99 10-3 m 3 /s dan beban listrik 95% dari daya genset maksimal. DAFTAR PUSTAKA All Power Labs, 2015, The Five Processes of Gasification,http://www.allpowerlabs.com/ gasification-explained, diakses pada 22 Februari 2015 pukul 14.50 WIB Badan Litbang Departemen Pertanian, 2008, Sekam Padi Sebagai Sumber Energi Alternatif dalam Rumah Tangga Petani, http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publi kasi/wr304086.pdf, diakses pada 20 Juli 2015 pukul 10.50 WIB BPS (Badan Pusat Statistik), 2015, Produksi Padi Tahun 2015 Diperkirakan Naik 6,64%,http://bps.go.id/index.php/brs/1157 diakses pada 20 Juli 2015 pukul 09.30 WIB Bridgwater, T., 2006, Review Biomass for energy, Journal of the Science of Food and Agriculture, vol. 86 pp.1755 1768, Bio-Energy Research Group, Aston University, Birmingham BP (British Petroleum), 2015, BP Statistical Review of World Energy 2015, www.bp.com/content/dam/bp/pdf/energyeconomics/statistical-review-2015/bpstatistical-review-of-world-energy-2015- full-report.pdf, diakses pada 20 Juli 2015 pukul 08.50 WIB EFE (Energy for Environment), 2008, Biomass Analysis,www.efe.or.th/download/ BiomassmAnalysis.pdf, diakses pada 20 Juli 2015 pukul 09.35 WIB Pranolo, S. H., 2010, Potensi Penerapan Teknologi Gasifikasi Tongkol Jagung sebagai Sumber Energi Alternatif di Kinerja Pembangkit Listrik Dual-Fuel Kapasitas 5 kw Berbasis Gasifikasi Sekam Padi Berunggun Tetap 55 (Sunu Herwi Pranolo, Iddo Fadhlil Ratmana, Nugroho Sunu Pratama)

Pedesaan, Seminar Nasional Energi Terbarukan Indonesia di Universitas Jendral Sudirman, Purwokerto Simpson, D.H., 2001, Biomass Gasification for Sustainable Development, www.safariseeds.com/botanical/biodigesti on/%20biodigestion.htm, diakses pada 22 Februari 2015 pukul 14.30 WIB Susanto, H., 2010, Sekilas tentang Teknologi Gasifikasi, www.esptk.fti.itb.ac.id, diakses pada 22 Februari 2015 pukul 14.50 WIB 56 E K U I L I B R I U M Vol. 14. No. 2. Juli 2015 : 51-56