BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN TRAINER VARIABLE SPEED DRIVE (VSD) ATV303 SEBAGAI PENGENDALI MOTOR INDUKSI TIGA FASA TUGAS AKHIR

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam tugas akhir ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

Mesin AC. Motor Induksi. Dian Retno Sawitri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

Gambar 3.1 Wiring Diagram Direct On Line Starter (DOL)

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

Universitas Medan Area

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran

KONSTRUKSI GENERATOR DC

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

Perancangan Rangkaian Pengasutan Soft Starting Pada Motor Induksi 3 Fasa Berbasis Arduino Nano

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

PENGUJIAN UNJUK KERJA VARIABEL SPEED DRIVE VF-S9 DENGAN BEBAN MOTOR INDUKSI 3 FASA 1 HP

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

Politeknik Negeri Sriwijaya

SISTEM MONITORING KENDALI MOTOR INDUKSI TIGA FASA DENGAN VARIABLE SPEED DRIVE BERBASIS PLC DAN SCADA

MOTOR LISTRIK 1 FASA

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

TUGAS PERTANYAAN SOAL

Gerak Gaya Listrik (GGL) Electromotive Force (EMF)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Iwan Setiawan, Wagiman, Supardi dalam tulisannya Penentuan Perpindahan

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

GENERATOR SINKRON Gambar 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB III DASAR TEORI. menuju bagian proses lainya yaitu bagian proses expire date printing dan

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Mekatronika Modul 7 Aktuator

BAB II LANDASAN TEORI

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Motor Sinkron Tiga Fasa. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN Manfaat Penulisan Tugas Akhir

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

PENGGERAK MULA PENJELASAN MENGENAI GENERATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

Transformator (trafo)

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

Perancangan Dan Pengujian Motor Induksi Tiga Fase Multi-Kutub

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

ANALISIS PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA MOTOR INDUKSI SATU PHASA DENGAN MENGGUNAKAN INVERTER

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive (VSD) ATV303 sebagai pengendali motor induksi tiga fasa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Putri (2015) dengan judul Pengaturan Kecepatan Konveyor Berbasis PLC (Studi Kasus : Monitoring Kecepatan dan Safety Device Konveyor pada Mesin Pengekstraksi Biji Kapuk memaparkan bahwa perangkat konveyor menggunakan beberapa komponen untuk menggerakkannya, seperti motor induksi yang digunakan untuk memutar bidang konveyor, VSD (Variabel Speed Drive) untuk mengatur kecepatan putar motor induksi, dan PLC ( Progammable Logic Control) sebagai pengendali semua sistem yang bekerja pada perangkat. VSD yang digunakan yaitu VSD tipe ABB ACS 300. Penggunaan VSD dapat meningkat efisiensi kerja motor dengan mengatur kecepatan putar sesuai kebutuhan serta menghemat penggunaan energi yang berpengaruh pada biaya produksi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa motor induksi 3 fasa terkontrol VSD ABB ACS 300 memiliki efisiensi diatas 100 % pada frekuensi 5-45 Hz dan efisiensi dibawah 100 % pada frekuensi 50 Hz yaitu 86,68 %. 5

6 Huda (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Pengujian Unjuk Kerja Variable Speed Drive dengan Beban Motor Induksi 3 Fasa 1 HP memaparkan bahwa kecepatan motor induksi tiga fasa dapat diubah dengan cara mengubah nilai frekuensi yaitu dengan menggunakan VSD (Variable Speed Drive). VSD yang digunakan adalah VSD tipe VF-S9 yang memiliki daya 1 HP. VSD tersebut diberi beban motor induksi 3 fasa dengan daya 1 HP. Hasil pengujian membuktikan bahwa putaran motor induksi dapat diatur dengan mengubah frekuensi. Perubahan frekuensi sebanding dengan perubahan tegangan atau dengan kata lain V/f konstan. Selain itu torsi motor induksi bernilai konstan dengan mengatur arus yang masuk ke kumparan stator pada nilai konstan. Haq (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Soft Starting dan Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Micromaster 440 pada Aplikasi Penggerak Blade Mesin Ekstraksi Biji Kapuk memaparkan bahwa VSD (Variabel Speed Drive) dapat digunakan untuk mengatur arah putaran dan kecepatan putar motor induksi tiga fasa. VSD yang digunakan dalam penelitiannya adalah tipe Micromaster 440. Penggunaan VSD dapat meningkatkan efisiensi kerja motor dengan mengatur kecepatan putar sesuai kebutuhan. Hasil pengujian kecepatan motor induksi tiga fasa dengan VSD Micromaster 440, dalam kondisi berbeban terjadi kondisi arus motor induksi mencapai current limit. Hal ini dikarenakan motor induksi membutuhkan torsi yang besar untuk proses ekstraksi biji kapuk. Badruzzaman (2015) dalam penelitiannya dengan judul Sistem Monitoring Kendali Motor Induksi Tiga Fasa dengan Variable Speed Drive Berbasis PLC dan SCADA memaparkan bahwa pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa dapat

7 dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan menggunakan Variable Speed Drive yang berfungsi untuk mengatur frekuensi sumber sehingga mendapatkan kecepatan (rpm) motor yang diinginkan. Dalam penelitiannya, Baduzzaman menggunanakan Variable Speed Drive tipe ATV61. Hasil yang didapatkan adalah motor induksi tiga fasa yang dapat diatur kecepatannya dengan rentang pengaturan yang sangat luas mulai dari 0-50 Hz. 2.2 Variable Speed Drive (VSD) ATV303 Sama seperti Variable Speed Drive (VSD) pada umumnya, Variable Speed Drive (VSD) ATV303 merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengatur kecepatan putaran motor AC dengan mengubah nilai frekuensi masukan yang menuju ke motor. Pengaturan nilai frekuensi ini dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan putaran yang diinginkan atau sesuai kebutuhan dengan mempertahankan agar power pada motor tetap konstan. VSD ATV303 diproduksi oleh Schneider Electric dan memiliki power rating sebesar 0,37-11 KW. Berikut terdapat gambar VSD ATV303 seperti yang tunjukkan pada Gambar 2.1 : Gambar 2.1 VSD ATV303

8 2.2.1 Prinsip Kerja Variable Speed Drive (VSD) ATV303 Prinsip kerja dari Variable Speed Drive (VSD) ATV303 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2 berikut : AC 3 FASA 380 V 50 Hz AC 3 FASA dengan Frekuensi yang Dapat Diubah Gambar 2.2 Blok Diagram Prinsip Kerja VSD ATV303 Gambar 2.2 merupakan blok diagram prinsip kerja Variable Speed Drive (VSD) ATV303, dimana prinsip kerjanya yaitu : 1. Tegangan AC (Alternating Current) yang masuk dari jala-jala PLN 380 volt dan frekuensi 50 Hz, dialirkan ke board rectifier untuk disearahkan dari tegangan AC menjadi tegangan DC (Direct Current). 2. Untuk meratakan tegangan DC, maka tegangan tersebut dimasukkan ke DC link. 3. Tegangan DC kemudian diumpankan ke rangkaian inverter untuk dijadikan tegangan AC kembali dengan frekuensi sesuai kebutuhan. Komponen switchingnya adalah semikonduktor aktif seperti IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor) atau mosfet. 4. Tegangan keluaran dari VSD ATV303 berupa tegangan AC yang frekuensi bisa diatur.

9 2.2.2 Bagian - bagian Variable Speed Drive (VSD) ATV303 Adapun bagian-bagian dari Variable Speed Drive (VSD) ATV303 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 berikut : Gambar 2.3 Bagian-bagian VSD ATV303 Dari Gambar 2.3 diatas dapat dilihat bahwa VSD ATV303 terdiri dari beberapa bagian, yaitu : 1. Value LED 2. Change LED 3. Unit LED 4. Tombol ESC (escape) Tombol ESC merupakan tombol yang digunakan untuk keluar dari menu, parameter, atau pun membatalkan nilai yang ditampilkan untuk kembali ke nilai sebelumnya dalam memori. 5. Tombol Stop / Reset

10 Berguna untuk menghentikan motor. Tombol ini hanya berfungsi ketika drive berada pada mode kontrol lokal. 6. Tombol Run Berfungsi sebagai tombol untuk menghidupkan motor. Sama seperti tombol stop / reset, tombol ini hanya berfungsi ketika drive berada pada mode kontrol lokal. 7. Jog Dial Jog dial ini memiliki tiga fungsi, yaitu : a. Sebagai potensiometer ketika drive berada pada mode kontrol lokal, dimana jog dial ini dapat digunakan untuk mengubah nilai frekuensi masukan. b. Sebagai navigasi untuk berbalik searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. c. Sebagai tombol seleksi untuk memilih mode atau parameter, dengan cara menekan enter pada jog dial. 8. Tombol Mode Yaitu tombol yang digunakan untuk melakukan pemindahan mode drive. 9. LED Mode Konfigurasi LED mode konfigurasi merupakan LED yang menandakan bahwa mode konfigurasi sedang aktif. LED ini berada pada kanan layar VSD ATV303. 10. LED Mode Monitoring

11 LED mode monitoring merupakan LED yang menandakan bahwa drive berada pada mode monitoring. LED ini berada pada kanan layar VSD ATV303. 11. LED Mode Referensi LED mode referensi merupakan LED yang menandakan bahwa mode referensi sedang aktif. LED ini berada pada kanan layar VSD ATV303. 12. Display Empat 7-segment Merupakan display yang berfungsi untuk menampilkan nilai, menu, maupun parameter dari VSD ATV303. 2.2.3 Mode pada Variable Speed Drive (VSD) ATV303 Pada Variable Speed Drive (VSD) ATV303 memiliki tiga mode, yaitu mode konfigurasi (COnF), mode referensi (ref), dan mode monitoring. 1. Mode Konfigurasi (COnF) Mode konfigurasi merupakan mode yang digunakan untuk melakukan pengaturan (setting) berbagai parameter pada VSD ATV303, seperti pengaturan mode kontrol drive, pengaturan kipas pendingin, pengaturan arah putaran motor, pengaturan tombol reset, pengaturan analog output, dan lain-lain. 2. Mode Referensi (ref) Mode referensi merupakan mode yang digunakan untuk melakukan pengaturan nilai referensi.

12 3. Mode Monitoring Mode monitoring merupakan mode yang berfungsi untuk melakukan monitoring kinerja dari drive. Ada beberapa menu untuk monitoring, diantaranya monitoring arus motor, monitoring main voltage, monitoring status termal motor, monitoring status termal drive, dan monitoring output power. 2.2.4 Pengaturan Pabrik Variable Speed Drive (VSD) ATV303 Variable Speed Drive (VSD) ATV303 memiliki pengaturan pabrik sebagai berikut : 1. Tampilan Drive Tampilan layar awal pada VSD ATV303 yaitu --00, yang menandakan bahwa VSD dalam keadaan siap. 2. Mode Kontrol Drive Pada pengaturan pabrik, VSD ATV303 memiliki setting pada mode terminal analog input. Dimana pada mode ini, VSD hanya bisa mengontrol motor AC melalui terminal analog input. Artinya, tombol dan jog dial pada drive tidak berfungsi. 3. Frekuensi Frekuensi pada pengaturan pabrik ini di setting pada frekuensi 50 Hz. 4. Logic Input

13 VSD ATV303 memiliki empat logic input, yaitu LI1, LI2, LI3, dan LI4. LI1 merupakan logic input yang digunakan untuk forward, sedangkan LI2, LI3, dan LI4 belum memiliki setting dari pabrik dan dapat digunakan untuk parameter lain. 5. Logic Output VSD ATV303 ini memiliki satu logic input, yaitu LO1. Dimana pada setting dari pabrik, LO1 ini belum disetting untuk parameter tertentu. 6. Analog Input Analog input pada VSD ATV303 hanya ada satu, yaitu AI1 yang digunakan untuk mengubah nilai frekuensi masukan. 7. Analog Output Analog output pada VSD ATV303 hanya ada satu, yaitu AO1. Dimana AO1 tersebut belum memiliki setting dari pabrik. 2.2.5 Tipe Kontrol Variable Speed Drive (VSD) ATV303 Variable Speed Drive (VSD) ATV303 memiliki dua tipe kontrol, yaitu kontrol tipe 2 wire dan kontrol tipe 3 wire. 1. Kontrol Tipe 2 Wire Yaitu tipe kontrol yang hanya menggunakan 2 wire untuk mengontrol arah putaran motor, yaitu forward dan reverse. Dimana ketika salah satu logic close maka logic tersebutlah yang akan mengirimkan sinyal ke motor. Contohnya, ketika logic forward close

14 maka VSD ATV303 akan mengirimkan sinyal forward ke motor dan motor akan berputar searah jarum jam (forward). 2. Kontrol Tipe 3 Wire Untuk tipe kontrol ini sama seperti tipe kontrol 2 wire, bedanya hanya pada penggunaan 3 wire. Dimana bila menggunakan 3 wire maka ada satu tambahan pengontrol motor yaitu stop. Stop disini berfungsi sebagai perintah untuk menghentikan motor. 2.3 Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi tiga fasa merupakan suatu motor yang dicatu oleh arus bolakbalik pada statornya secara langsung dan pada rotornya dengan imbas atau transformator dari stator. (Fitzgerald, A. H., dkk. 1986 : 439) Motor induksi tiga fasa berputar dengan kecepatan yang pada dasarnya adalah konstan, mulai dari keadaan tidak berbeban sampai mencapai keadaan beban penuh. Kecepatan putaran motor ini dipengaruhi oleh frekuensi, dengan demikian pengaturan kecepatan tidak dapat dengan mudah dilakukan terhadap motor ini. 2.3.1 Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen penting, yaitu stator dan rotor. Stator merupakan bagian yang diam, dan rotor sebagai bagian yang berputar, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4. Antara bagian stator dan rotor dipisahkan oleh air gap (celah udara) dengan jarak berkisar dari 0,4 mm sampai 4 mm.

15 (Berahim, H. 1991 : 119) Dalam konstruksinya, air gap (celah udara) pada motor haruslah memiliki ukuran yang pas agar rotor dan stator konsentris dan mencegah induksi yang tidak merata. Ketika air gap terlalu luas maka efisiensi mesin menjadi rendah. Sebaliknya, ketika air gap terlalu sempit maka akan menimbulkan kerusakan mekanis pada mesin. Gambar 2.4 Penampang Stator dan Rotor pada Motor Induksi Tiga Fasa (http://bungaelin19.blogspot.co.id) 2.3.2 Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Fasa (Berahim, H. 1991 : 119) Prinsip kerja motor induksi tiga fasa yaitu berdasarkan induksi elektromagnetis, yakni bila belitan atau kumparan stator diberi sumber tegangan bolak-balik tiga fasa maka arus akan mengalir pada kumparan tersebut, sehingga menimbulkan medan putar (garis-garis gaya fluks) yang berputar dengan kecepatan sinkron dan akan mengikuti Persamaan (2.1) sebagai berikut : dimana : Ns = 120 f p rpm.. (2.1) Ns f p : Kecepatan putar dari medan putar stator (rpm) : Frekuensi (Hz) : Jumlah kutub

16 Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul EMF (Elektro Motoris Force) atau GGL (Gaya Gerak Listrik) atau tegangan induksi. Karena batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (Ns) dengan kecepatan berputar rotor (Nr). Perbedaan kecepatan antara kecepatan medan putar stator (Ns) dan kecepatan berputar rotor (Nr) disebut slip (S), sehingga dapat dinyatakan dengan Persamaan (2.2) berikut : S = Ns Nr.. (2.2) Ns Bila Nr = Ns, maka GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan ditimbulkan apabila Nr < Ns. 2.3.3 Motor Induksi Tiga Fasa dengan Rotor Tipe Sangkar Tupai Motor induksi tiga fasa dengan rotor tipe sangkar (squirrel cage) memiliki bentuk seperti roda gear, berbentuk tabung dan diberi beberapa slot pada

17 permukaannya. Slot tersebut dibuat tidak lurus namun sedikit miring untuk memperhalus suara pada saat motor berputar dan menghilangkan kecenderungan lock yang disebabkan karena interaksi langsung antara medan magnet stator dan rotor. Pada kedua ujung rotor dipasang cincin alumunium. Rotor tipe sangkar tupai umumnya terbuat dari alumunium atau tembaga. Pada Gambar 2.5 berikut menunjukkan rotor jenis sangkar tupai. Gambar 2.5 Rotor Tipe Sangkar Tupai (www.insinyoer.com) 2.3.4 Pengasutan Inverter pada Motor Induksi Tiga Fasa Pengasutan inverter pada motor induksi tiga fasa dapat dilakukan dengan menggunakan VSD (Variable Speed Drive). VSD terdiri dari dua bagian utama yaitu penyearah tegangan AC (dengan frekuensi 50 Hz) ke DC dan bagian kedua adalah membalikan tegangan dari tegangan DC ke tegangan AC dengan frekuensi yang diinginkan. VSD memanfaatkan sifat motor sesuai dengan Persamaan (2.3) berikut : dimana : RPM = 120 f.. (2.3) p RPM : Kecepatan putaran motor (rpm)

18 F p : Frekuensi (Hz) : Jumlah kutub pada motor 2.3.5 Pengaturan Frekuensi pada Motor Induksi Tiga Fasa Motor induksi tiga fasa akan berputar pada suatu kecepatan konstan saat dihubungkan pada tegangan dan frekuensi yang konstan, kecepatannya sangat mendekati kecepatan sinkronnya. Pengaturan kecepatan motor induksi tiga fasa dapat dilakukan dengan cara mengatur nilai frekuensi masukan dari jala-jala. Pengaturan frekuensi ini memerlukan sebuah pengubah frekuensi, seperti VSD (Variable Speed Drive). Seperti pada Persamaan (2.3) diatas dapat dilihat jika frekuensi motor induksi tiga fasa dinaikkan maka kecepatan putaran motor juga akan meningkat, sebaliknya dengan memperkecil frekuensi masukan maka akan memperlambat kecepatan putaran motor induksi tiga fasa. 2.4 Generator AC (Alternating Current) Satu Fasa Generator AC (Alternating Current) merupakan sebuah alat yang dapat mengubah tegangan mekanis menjadi tegangan listrik arus bolak-balik. Generator AC merupakan jenis generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator. Salah satu jenis generator AC adalah generator AC satu fasa. Generator AC satu fasa merupakan generator yang menghasilkan arus listrik AC (bolak-balik) berfasa tunggal (satu fasa).

19 2.4.1 Konstruksi Generator AC Satu Fasa Konstruksi dari generator AC satu fasa terdiri dari dua bagian, yaitu stator dan rotor. Stator adalah bagian yang tidak dapat berputar (diam) dari generator AC satu fasa. Sedangkan rotor adalah bagian dari generator AC satu fasa yang dapat berputar. Untuk lebih jelasnya mengenai konstruksi generator AC satu fasa dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut : Gambar 2.6 Konstruksi Generator AC Satu Fasa (stefanuswindarhariadi.wordpress.com) 2.4.2 Prinsip Kerja Generator AC Satu Fasa Prinsip kerja generator AC satu fasa yaitu menggunakan hukum Faraday yang menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang berubahubah, maka pada penghantar tersebut akan timbul Gaya Gerak Listrik (GGL).

20 Ketika rotor diputar maka belitan kawatnya akan memotong gaya-gaya magnet pada kutub magnet, sehingga terjadi perbedaan tegangan yang akan menimbulkan adanya arus listrik. Arus listrik tersebut akan melalui kabel/kawat yang ke dua ujungnya dihubungkan dengan cincin geser. Pada cincin-cincin tersebut menggeser sikat-sikat, sebagai terminal penghubung keluar.