BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

NASKAH PUBLIKASI DISUSUN OLEH : SUCI KARISNAWATI A PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dapat mempengaruhi proses serta hasil pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru mengharapkan anak didiknya berkembang secara optimal. ngembangan antara lain: kemampuan nilai moral agama, kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Hal ini tertera didalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia pra sekolah. Masa anak usia dini itu dapat disebut sebagai masa peka

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

Langsat Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 4 No. 2 Juli-Desember 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. kecepatan perkembangan otak anak selama hidupnya artinya Golden Age. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya (Suyanto, 2003:6).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR DI KELOMPOK B TK PERTIWI MOJAYAN I KLATEN TENGAH TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, orang lain, dan lingkungan anak dalam dunia bermain.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Program pemerintah untuk mencerdaskan generasi penerus bangsa dengan

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang berkembang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

I. PENDAHULUAN. masalah, terutama masalah perkembangannya. Oleh karena itu, perkembangan. anak perlu diperhatikan, khususnya oleh orang tua dan guru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerjemahkan pengalaman kedalam simbol-simbol yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan apabila manusia tersebut mempunyai kemampuan. (

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting pada masa ini. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memegang peran penting dan suatu hal yang lazim dalam

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. menekankan pemberian keterampilan dari berbagai unsur kecerdasan di mulai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran sikap dan perbuatan dengan menggunakan bahasa. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. terampil dan cekatan. Kata mampu mendapat imbuhan ke-an menjadi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dan pendidikan yang diterimanya. Masa anak-anak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. Memberdayakan anak adalah dengan menanamkan kelonggaran bagi anak

Menurut Conny (2002: 49) perkembangan bahasa memperlihatkan berbagai prinsip yang juga menjadi karakteristik dari aspek perkembangan yang lain,

BAB I PENDAHULUAN. terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar. ragam. Untuk memperoleh keterampilan berbahasa, mula-mula anak pada

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak terlepas dari bahasa. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa, manusia akan mudah dalam bergaul dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut Tarigan (1986:2), keterampilan berbahasa sangat penting dimiliki oleh setiap manusia karena bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang dalam berbahasa, maka semakin jelas pula jalan pikiran orang tersebut. Bahasa adalah alat komunikasi manusia di muka bumi ini. Betapa pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi anak. Maka bahasa harus sudah diajarkan pada anak sejak dini. Karena masa perkembangan berbahasa yang paling intensif pada manusia terletak pada masa usia dini, tepatnya pada tiga tahun dari hidupnya, yakni suatu periode dimana otak manusia berkembang dalam proses mencapai kematangan (Aisyah, 2007:6). Masa usia dini merupakan masa keemasan (golden age) di sepanjang rentang usia perkembangan manusia. Penelitian Benyamin S. Bloom dkk di dalam buku Buletin PADU (Jalal, 2003:14), mengungkapkan bahwa perkembangan intelektual pada usia 4 tahun mencapai 50%, usia 8 tahun mencapai 80%, dan puncaknya mencapai 100% pada usia 18 tahun. Sehingga periode perkembangan anak usia dini disebut sebagai golden age 1

2 atau masa emas yang hanya terjadi satu kali dalam perkembangan kehidupan manusia. Montessori (Sujiono, 2005:139) menyatakan masa usia dini merupakan periode sensitif (Sensitive period) yaitu anak mudah peka menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Maka, dengan mengajarkan bahasa pada anak sejak usia dini, anak akan dengan mudah memahami dan mempelajari keterampilan bahasa. Bahasa diungkapkan dalam simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal. Simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis, dan dibaca, sedangkan simbol verbal dapat diucapkan dan didengar (Nurbiana, 2007). Anak dapat memanipulasi simbol-simbol tersebut dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan berpikirnya. Bahasa juga merupakan sarana komunikasi, maka segala yang berkaitan dengan komunikasi tidak lepas dari bahasa, seperti berpikir sistematis dalam menanggapi ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, tanpa memiliki kemampuan berbahasa, anak tidak dapat melakukan kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur. Tanpa kemampuan bahasa, anak juga tidak dapat berkomunikasi dengan orang lain dan anak tidak dapat bersosialisasi dengan orang lain baik di rumah maupun di sekolah. Anak mengkomunikasikan kebutuhan, pikiran, dan perasaannya melalui bahasa dengan kata-kata yang bermakna unik. Kemampuan anak memahami bahasa sebagian besar terbatas pada pandangannya sendiri. Dengan kata lain, anak memiliki keterbatasan dalam memahami bahasa dari sudut pandang orang lain. Meningkatnya perkembangan bahasa anak terjadi

3 sebagai hasil perkembangan fungsi simbolis. Perkembangan simbolis bahasa pada anak sangat berpengaruh terhadap kemampuan anak untuk belajar memahami bahasa dari pandangan orang lain dan meningkatkan kemampuan untuk memecahkan persoalan. Perkembangan bahasa tidak terlepas dari konteks sosial dan perkembangan kognitif anak. Dalam konteks sosial terjadi karena adanya peran hubungan antara anak, orang dewasa dan lingkungan sosialnya dengan perkembangan bahasa anak, sedangkan perkembangan kognitif berhubungan erat dengan perkembangan bahasa karena awal perkembangan bahasa berada pada tahap anak sudah memiliki pemahaman terhadap objek-objek tertentu. Pada anak taman kanak-kanak (usia 4-6 tahun), kemampuan berbahasa yang paling umum dan efektif dilakukan adalah kemampuan berbicara. Kemampuan berbicara merupakan suatu proses menggunakan bahasa ekspresif dalam membentuk arti yang bertujuan untuk menghasilkan bunyi verbal (Nurbiana, 2007). Kemampuan berbicara berawal dari kemampuan mendengar dan membuat bunyi-bunyi verbal, kemudian berbicara anak akan berkembang melalui pengucapan suku kata dan meningkat ketika anak dapat mengartikan kata-kata baru, menggabungkan kata-kata baru dan memberikan pernyataan dan pertanyaan. Perkembangan kemampuan berbahasa anak di taman kanak-kanak dipengaruhi oleh banyaknya latihan dan adanya rangsangan-rangsangan untuk perkembangan ke arah pemikiran yang positif. Jika tidak dirangsang maka potensi-potensi yang ada lambat laun fungsinya akan berkurang. Salah satu

4 perkembangan berbahasa anak dapat ditandai dengan adanya kemampuan, yaitu anak mampu menjawab pertanyaan, dan anak berani mengungkapkan pendapatnya. Kemampuan dalam menjawab pertanyaan tidak terlepas dari kenyataan adanya perbedaan kecepatan dalam berbicara, maupun kualitas dan kuantitas anak dalam menghasilkan bahasa. Anak yang satu dengan lainnya mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam mengungkapkan bahasa. Ada anak yang mempunyai kemampuan berbahasa lebih cepat, lebih luwes, dan lebih rumit dalam mengungkapkan bahasanya, atau lebih lambat dari yang lain. Untuk mengetahui kemampuan anak dalam menjawab pertanyaan, ada beberapa indikator pencapaian yang harus dicapai oleh anak, yaitu mengerti beberapa perintah secara bersamaan, menjawab pertanyaan sesuai dengan gambar yang diperoleh, memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain, dan bercerita tentang gambar yang disediakan atau dibuat sendiri dengan urut dan bahasa yang jelas. Dengan menguasai beberapa indikator pencapaian yang tersebut, dapat dikatakan anak sudah mempunyai kemampuan untuk menjawab pertanyaan. Kemampuan menjawab pertanyaan merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dimiliki oleh anak. Kemampuan menjawab pertanyaan sangat penting untuk dikembangkan pada anak sejak dini dalam kehidupannya. Karena menjawab pertanyaan merupakan suatu cara untuk merespon orang lain dan melatih kemampuan anak dalam berbahasa khususnya berbahasa lisan (Nurbiana, 2007). Dengan mengembangkan

5 kemampuan menjawab pertanyaan, anak dapat dengan mudah mengungkapkan pendapat yang ingin disampaikan, anak berani berbicara di depan umum, dan melatih anak untuk berpikir kritis. Namun tidak semua anak mempunyai kemampuan menjawab pertanyaan yang baik. Hal ini disebabkan karena kemampuan anak dan kualitas berbahasa anak yang berbeda-beda. Sama halnya pada anak didik kelompok B di TK Aisyiyah Mendungan Pabelan Kartasura, juga mempunyai kemampuan berbahasa yang berbedabeda. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi yang dilakukan di kelas yaitu dari jumlah 26 anak, anak yang mampu menjawab pertanyaan hanya 10 anak, sedangkan 16 anak yang lainnya mempunyai kemampuan menjawab pertanyaan yang rendah. Bila masalah ini tidak segera ditangani maka anak akan sulit mencapai prestasi yang memuaskan terutama kemampuan bahasa yang dimilik anak. Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan anak menjawab pertanyaan, salah satunya yaitu penggunaan metode ceramah ketika kegiatan pembelajaran, karena guru beranggapan metode ceramah lebih mudah, praktis, dan pelaksanaannya tanpa persiapan yang matang. Sehingga menyebabkan anak menjadi bosan, anak menjadi pasif, dan anak menjadi malas berpikir. Rendahnya kemampuan menjawab pertanyaan juga disebabkan karena guru kurang memperhatikan anak sehingga anak bermain sendiri dan ketika ditanya oleh guru, anak tidak dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

6 Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan dari guru pada anak didik kelompok B di TK Aisyiyah Mendungan Pabelan Kartasura yaitu dengan menggunakan permainan kartu gambar. Dengan permainan kartu gambar, pembelajaran menjadi menyenangkan, dapat melatih anak untuk berpikir, anak berani mengungkapkan pendapatnya, anak dapat dengan mudah menangkap maksud dari gambar sehingga anak dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Permainan kartu gambar adalah jenis permainan yang menggunakan kartu sebagai alat bermainnya dengan aturan tertentu dan di dalam kartu tersebut terdapat gambar-gambar yang akan digunakan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam menjawab pertanyaan. Anak diberi pertanyaan sesuai dengan gambar, kemudian anak diminta untuk menjawab pertanyaan dengan bahasanya sendiri. Permainan kartu gambar ini melibatkan anak secara langsung, yang bertujuan agar anak berani mengungkapkan pendapatnya, mengembangkan kosakata, meningkatkan kemampuan berbahasa lisan pada anak. Dari uraian latar belakang diatas, mendorong penulis untuk meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan pada anak dan melakukan penelitian dengan judul UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJAWAB PERTANYAAN MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH MENDUNGAN PABELAN KARTASURA SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012.

7 B. Pembatasan Masalah Supaya penelitian ini lebih terarah dan dapat dikaji lebih dalam, maka perlu pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Peningkatan kemampuan menjawab pertanyaan dikhususkan pada kemampuan menjawab pertanyaan kompleks. 2. Peningkatan kemampuan menjawab pertanyaan dilakukan dengan menggunakan permainan kartu gambar. 3. Lokasi pelaksanaan penelitian di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Mendungan Pabelan Kartasura Sukoharjo. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut Apakah permainan kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan pada anak kelompok B di Tk Aisyiyah Mendungan Pabelan? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan melalui permainan kartu gambar.

8 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menjawab pertanyaan kompleks melalui permainan kartu gambar pada anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Mendungan Pabelan Kartasura Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan terutama pendidikan anak usia dini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, dapat dijadikan referensi untuk peningkatan kemampuan menjawab pertanyaan di Taman Kanak-kanak. b. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan perbaikan, apabila hasil penelitian ini terdapat kekurangan. c. Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan, melatih keberanian anak untuk mengungkapkan pendapatnya, meningkatkan kemampuan berbahasa dan menambah perbendaharaan kata. d. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam meningkatkan kemampuan menjawab pertanyaan pada anak usia dini.