I. PENDAHULUAN. istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. kepribadian dan dalam konteks sosial (Santrock, 2003). Menurut Mappiare ( Ali, 2012) mengatakan bahwa masa remaja

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Prestasi Akademik dalam Layanan Bimbingan Belajar. Pengertian bimbingan menurut Crow dan Crow (Prayitno, 2004) adalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

GAMBARAN COPING STRESS MAHASISWA BK DALAM MENGIKUTI PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab 2 akan dibahas landasan teori dan variabel-variabel yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. apabila individu dihadapkan pada suatu masalah. Individu akan menghadapi masalah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan fase yang disebut Hall sebagai fase storm and stress

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah pemberitaan di Jakarta menyatakan ham p ir 40% tindak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam perkembangannya memiliki suatu tugas berupa tugas. perkembangan yang harus dilalui sesuai dengan tahap perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. cerminan dari peradaban manusia dan merupakan sesuatu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dipandang mampu menjadi jembatan menuju kemajuan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, sebutan UN atau Ujian Nasional sudah tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dalam arti adolescence (Inggris) berasal dari kata latin adolescere tumbuh ke

BAB I PENDAHULUAN. dunia ini. Dalam pendidikan formal dan non- formal proses belajar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kalanya masalah tersebut berbuntut pada stress. Dalam kamus psikologi (Chaplin,

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

1. PENDAHULUAN. Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Stres senantiasa ada dalam kehidupan manusia yang terkadang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu yang di percaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress pada Perempuan Berstatus Cerai dengan memiliki Anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unsur lapisan masyarakat merupakan potensi yang besar artinya bagi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu di dunia ini melewati fase-fase perkembangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang membuat stres. Dalam hal ini stres adalah perasaan tidak

PENDAHULUAN. sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi dituntut untuk mampu

I. PENDAHULUAN. masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.

PERBEDAAN TOLERANSI TERHADAP STRES PADA REMAJA BERTIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT DI KELAS XI SMA ASSALAAM SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Coping Stress. mengurangi distres. Menurut J.P.Chaplin (Badru, 2010) yaitu tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mental yang terjadi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Transisi ini melibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. tersebut dikaitkan dengan kedudukannya sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan awalnya dianggap sebagai kemampuan general manusia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradapatasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Individu disadari atau tidak harus menjalani tuntutan perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai manusia yang telah mencapai usia dewasa, individu akan

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ela Nurlaela Sari, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang

I. PENDAHULUAN. Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. Masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu. Siapapun bisa terkena stres baik anak-anak, remaja, maupun

BAB I PENDAHULUAN. sering disebut sebagai masa strom and stress karena banyaknya. goncangan-goncangan dan perubahan yang cukup radikal dari masa

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi yang diikuti dengan meningkatnya

I. PENDAHULUAN. secara sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan perubahan

1. PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 yang menyatakan tegas

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan kaum akademisi yang menempati strata paling

BAB I PENDAHULUAN. antara suami istri saja melainkan juga melibatkan anak. retardasi mental termasuk salah satu dari kategori tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari Tuhan. Selain itu, orang tua juga menginginkan yang terbaik bagi anaknya,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Strategi Coping. ataupun mengatasi Sarafino (Muta adin, 2002). Perilaku coping merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

EFEKTIVITAS STRATEGI COPING SKILLS UNTUK MENGURANGI KEJENUHAN BELAJAR (BURNOUT) SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

BAB II TINJAUAN TEORITIS. A. Karyawan PT. INALUM. capital, yang artinya karyawan adalah modal terpenting untuk menghasilkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Perkembangan masyarakat dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-temannya. Jalinan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan

BAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

COPING REMAJA AKHIR TERHADAP PERILAKU SELINGKUH AYAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri.

2015 EFEKTIVITAS TEKNIK KONSELING RESTRUKTURISASI KOGNITIF UNTUK MEREDUKSI STRES AKADEMIK PADA SISWA SMK

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini kita dihadapkan pada berbagai macam penyakit, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS STRATEGI PROBLEM FOCUSED COPING DAN EMOTION FOCUSED COPING DALAM MENINGKATKAN PENGELOLAAN STRES SISWA DI SMA NEGERI 1 BARRU

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan manusia, masa remaja merupakan salah satu tahapan perkembangan dimana seorang individu mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah. Secara harfiah, istilah remaja atau adolenscence, berasal dari bahasa latin adolescere yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Secara psikologis, masa remaja dapat diartikan sebagai masa peralihan antara masa anak menuju masa dewasa (rentang usia 11 sampai 21 tahun). Hall (Santrock, 2003) mengungkapkan bahwa masa remaja merupakan masa yang penuh dengan permasalahan. Hall juga berpendapat bahwa masa remaja ialah masa pergolakan yang penuh dengan konflik dan buaian suasana hati. Pandangan ini disebut dengan pandangan badai dan tekanan (strom and stress). Kemunculan strom and stress tersebut disebabkan oleh adanya ketidakstabilan emosi pada diri remaja. Tututan orang tua dan masyarakat memunculkan ketidakstabilan emosi tersebut yang pada akhirnya mendorong mereka untuk menyesuaikan diri dengan situasi dirinya yang baru. Hal ini

2 hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Hurlock (1993) yang mengatakan bahwa kecerdasan emosi akan mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan sosial remaja. Ketika bertambahnya ketegangan emosional pada remaja, remaja harus membuat penyesuaian terhadap harapan lingkungan sosial yang berlainan dengan keinginan pribadinya. Seorang remaja akan dihadapkan pada berbagai situasi dan peran baik di lingkungan sekolah, dalam bersosialisasi dengan lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial yang menuntut remaja untuk menyesuaikan diri agar sesuai dengan lingkungannya. Untuk membantu memperoleh dan membentuk sikap serta keyakinan dalam menjalankan tugas dan perannya, remaja tidak hanya bisa mendapatkannya dari lingkungan keluarga dan masyarakat saja. Lingkungan sosial lain dimana remaja bisa memperoleh sikap-sikap dan keyakinan-keyakinan tersebut adalah melalui pendidikan di sekolah. Sekolah merupakan miniatur dari sistem sosial lain dimana remaja bisa belajar bermasyarakat. Saat ini, dapat dikatakan bahwa seorang pelajar akan menghabiskan banyak waktu di sekolah. Kegiatan sekolah dapat menghabiskan waktu remaja yang cukup besar dan merupakan sumber stres bagi kebanyakan siswa. Ketika siswa merasa stres di sekolah dan tidak mampu mengelolanya dengan baik maka hal ini akan mempengaruhi prestasinya di sekolah.

3 Pengetahuan yang diperoleh oleh remaja di sekolah dapat dilihat dari prestasi akademik mereka melalui evaluasi hasil belajar yang dilakukan oleh guru. Menurut Djamarah (2002) mendefinisikan prestasi akademik adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil akhir dari aktivitas belajar. Perubahan-perubahan positif yang terjaddi pada diri siswa mennjukkan adanya hasil belajar. Akan tetapi, hasil belajar setiap siswa akan berbeda-beda yang tercantum dalam raport. Raport merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan atau hasil belajar siswa selama satu semester (Suryabrata, 2007). Hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa disajikan dalam bentuk skala penilaian. Skala penilaian ini dapat menggunakan angka-angka atau hurufhuruf yang merupakan lambang kuantitatif. Dengan demikian angka-angka yang tercantum di dalam raport masing-masing siswa menunjukkan prestasi akademik yang berhasil dicapainya (Winkel, 1991). Dalam perannya sebagai siswa remaja mengalami banyak permasalahan yang kompleks baik di sekolah maupun pada lingkungan sosialnya. Masalahmasalah tersebut dapat menempatkan remaja pada situasi yang disebut stres. Menurut Sarafino (Arieskawati, 2013) stres merupakan kondisi yang disebabkan ketika perbedaan seseorang atau lingkungan yang berhubungan dengan individu, yaitu antara situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis atau sistem sosial individu tersebut. Pada masa remaja

4 tingkat stress meningkat karena remaja harus berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan fisik dan emosional dalam dirinya serta mengatasi konflikkonflik yang terjadi dalam hidupnya. Banyak faktor yang bisa menjadi sumber stres siswa dalam menjalankan perannya sebagai manusia. Salah satunya adalah tuntutan menemukan jati diri yaitu remaja mulai menyadari kemampuannya, menyadari kelebihan dan kekukarangannya sendiri, mulai dapat menempatkan diri ditengah masyarakat dengan menyesuaikan diri dengan masyarakat. Beberapa remaja mengalami situasi atau kondisi yang menimbulkan stres (stressor). Secara alami mereka akan berusaha untuk mengatasinya dengan menggunakan sejumlah perilaku yang disebut sebagai strategi coping (Cooper & Davidson, 1991). Coping didefinisikan sebagai usaha sadar atau cara yang rasional untuk mengatasi kegelisahan dalam hidup, biasanya sering dimasukkan dalam dua kategori strategi aktif (mendekati) dan pasif (penghindaran) (Bardwel, et. al, 2001). Sedangkan Lazarus dan Folkman (1986) mengatakan bahwa coping merupakan upaya-upaya untuk mengubah pikiran dan sikap dalam mengelola (mengurangi, menguasai, meminimalkan, atau mentolerir) tuntutan-tuntutan lingkungan individu baik eksternal maupun internal yang dinilai sebagai beban atau yang melampaui sumber daya manusia.

5 Selain itu, strategi coping merupakan suatu proses dimana individu berusaha untuk menangani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya. Stres yang berlebihan tanpa adanya kemampuan coping yang efektif akan berpengaruh tidak hanya pada kesehatan fisik mereka secara langsung, tetapi juga pada implikasi jangka panjang pada kesehatan psikologis dan fisiologis mereka di masa depan (Penny dalam Arieskawati, 2013). Setiap individu memiliki pemilihan strategi coping yang berbeda-beda tergantung pada permasalahan yang meraka hadapi dan bagaimana situasi yang mempengaruhi stressor tersebut. Dengan dibantu dengan faktor kecerdasan emosi, siswa dapat menetukan kencederungan penggunaan strategi coping yang sesuai dalam pemecahan masalah. Strategi coping yang dapat dipilih, antara lain strategi problem focused coping dan strategi emotional focused coping. Strategi problem focused coping digunakan untuk mengurangi stressor atau mengatasi stres dengan cara mempelajari cara-cara atau ketrampilanketrampilan yang baru. Individu akan cenderung menggunakan strategi ini bila dirinya yakin dapat merubah situasi yang mendatangkan stres. Metode ini lebih sering digunakan oleh orang dewasa. Sedangkan strategi emosional focused coping digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stres. Pengaturan ini melalui perilaku individu,

6 seperti penggunaan alkohol, bagaimana meniadakan fakta-fakta yang tidak menyenangkan, melalui strategi kognitif. Bila individu tidak mampu mengubah kondisi yang penuh dengan stres, maka individu akan cenderung untuk mengatur emosinya. Berdasarkan uraian tersebut, dirumuskan penelitian dengan judul Hubungan Penggunaan Strategi Coping dengan Prestasi Akademik Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Lampung Timur Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah-masalah yang ada dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Terdapat siswa terlihat murung. 2. Terdapat siswa yang mendapatkan penurunan prestasi. 3. Beberapa siswa menghindari tugas sekolah. 4. Beberapa siswa membolos sebagai bentuk penghindaran. 5. Ada siswa memilih untuk tidak memikirkan masalahnya C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikaasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah hubungan penggunaan strategi coping dengan prestasi akademik siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono.

7 D. Rumusan Malasah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah prestasi akademik siswa yang rendah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan yang signifikan antara penggunaan strategi coping dengan prestasi akademik siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono?. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penggunaan strategi coping dengan prestasi akademik siswa. 2. Kegunaan Penelitian 2.1 Kegunaan Secara Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangn ilmu bimbingan dan konseling pada umumnya dan ilmu kemasyarakatan pada khususnya. 2.2 Kegunaan Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada guru bimbingan dan konseling, kepala sekolah, dan siswa untuk mengetahui hal-hal yang berkkaitan dengan kecenderungan penggunaan strategi coping dengan prestasi akademik.

8 F. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Objek penelitian Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah hubungan penggunaan strategi coping dengan prestasi akademik. 2. Subjek Penelitian Ruang lingkup subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono. 3. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bandar Sribhawono, Tahun Pelajaran 2014/2015. G. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah dasar dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta hasil observasi dan telaah kepustakaan yang memuat mengenai teori, dalil atau konsep-konsep. Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Posisi remaja yang berada diantara masa anak-anak dan masa dewasa. Dapat diartikan bahwa remaja masih belum mampu menguasai fungsi fisik maupun psikisnya. Remaja berada dalam suatu masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Dengan kata lain remaja memperlihatkan benih sifat-sifat orang dewasa dan secara konsisten tidak lagi memperlihatkan sifat-sifat yang dimiliki oleh anak-anak. Perkembangan fisik dan mentalnya membawa kemampuan-

9 kemampuan baru untuk menemukan dimensi-dimensi baru dalam hidupnya (Smet, 1994). Kadang kala, suatu situasi dirasakan begitu berat bagi remaja sehingga mereka merasa tidak lagi bias menanganinya. Berbagai stimulus bukan hanya menjadi beban yang berat bagi remaja, namun juga bias menjadi sumber konflik bagi kehidupannya. Dunia remaja penuh dengan frustrasi yang menumpuk sehingga membuat kehidupan mereka dipenuhi dengan stres. Frustrasi adalah situasi apapun dimana individu tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan (Santrock, 2003). Siswa yang mampu menangani masalahnya dengan baik mereka memiliki tingkat kebahagian yang tinggi, mampu memaknai kejadian dalam hidupnya sebagai media untuk belajar sebelum berkembang pada tahapan perkembangan selanjutnya, serta mampu menjadi individu yang bebas tanpa tekanan. Namun, pada kenyataannya terdapat siswa yang belum mampu beradaptasi dengan baik pada masalah-masalah yang mereka hadapi. Kadang kala mereka merasa situasi tersebut sangan berat dan sulit untuk tangani yang menyebabkan mereka depresi. Tidak sedikit dari mereka menggunaan alkohol dan obat-obat terlarang secara berlebih sebagai bentuk pelarian dari masalah yang mereka hadapi. Masalah tersebut harus mendapatkan perhatian serta penanganan yang serius dari para pendidik terutama guru bimbingan dan konseling. Guru BK

10 diharapkan mampu mengembangkan strategi coping efektif bagi siswa, sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh mereka. Agar siswa mampu untuk mengelola dan menguasai masalah yang sedang mereka hadapi dengan baik supaya tidak berdampak buruk bagi prestasinya. Djamarah (2002) mendefinisikan prestasi akademik adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatka perubahan dalam diri individu sebagai hasil akhir dari aktivitas belajar. Sedangkan, menurut Azwar (2002) prestasi akademik adalah bukti peningkatan atau pencapaian yang diperoleh seorang siswa sebagai pernyataan ada tidaknya kemajuan atau keberhasilan dalam program pendidikannya. Ragam masalah yang dihadapi oleh siswa semakin kompleks baik itu yang berhubungan dengan pribadi, sosial, belajar maupun masalah karir. Apabila masalah tersebut tidak dapat diatasi oleh siswa, maka akan timbul rasa ketidaknyamanan, kecemasan, stress, dan sebagainya sehingga akan mempengaruhi prestasi akademik dan tugas perkembangan mereka. Dalam situasi ini dibutuhkan ketrampilan atau strategi yang mampu untuk menguasai dan mengelola stressor-stressor yang ditimbulkan oleh permasalahan mereka. Salah satunya adalah ketrampilan coping yang benar untuk mengatasi situasi tersebut. Coping merupakan upaya-upaya untuk mengubah pikiran dan tingkah laku dalam mengelola (mengurangi, meminimalkan, mengiasai, atau mentolerir) tuntutan-tuntutan lingkungan individu baik eksternal maupun internal yang

11 dinilai sebagai beban atau yang melampaui sumber daya manusia (Lazarus., et. al, 1986). Kemampuan coping tiap individu berbeda-beda tergantung pada beberapa faktor seperti kondisi individu, kepribadian, sosial-kognitif, hubungan dengan lingkungan sosial, serta strategi coping. Ada dua macam jenis coping yang sering digunakan untuk mengatasi stress yakni problem-focused coping dan emotional-focus coping. Kedua jenis coping ini efektif jika digunakan sesuai dengan masalah yang dihadapi. Jadi, penggunaan strategi coping menjadi salah satu faktor dalam penentu prestasi akademik siswa. Berdasarkan uraian diatas maka kerangka pikir dalam penelitian ini adalah Penggunaan Strategi Coping Prestasi Akademik siswa Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran H. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012). Berdasarkan uraian sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

12 Ha: Ada hubungan yang signifikan antara penggunaan strategi coping dengan prestasi akademik siswa. Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara penggunaan strategi coping dengan prestasi akademik siswa.