PENGARUH FILTRASI TERHADAP PADATAN TERLARUT TOTAL AIRTANAH DI PERUMAHAN TAMAN NAROGONG INDAH BEKASI. Warnadi, Asma Irma Setianingsih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

Analisis Zat Padat (TDS,TSS,FDS,VDS,VSS,FSS)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bohulo. Desa Talumopatu memiliki batas-batas wilayah sebelah Utara berbatasan

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dan semua makhluk hidup butuh air. Air merupakan material

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih rendah dan setelah mengalami bermacam-macam perlawanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

ANALISA KEKERUHAN DAN KANDUNGAN SEDIMEN DAN KAITANNYA DENGAN KONDISI DAS SUNGAI KRUENG ACEH

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB I PENDAHULUAN. yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika,

pentingnya air dalam berbagai fenomena. Namun sumber daya air ada

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

NASKAH SEMINAR ¹ ANALISIS KUALITAS AIR DENGAN FILTRASI MENGGUNAKAN PASIR SILIKA SEBAGAI MEDIA FILTER (Dengan parameter kadar Fe, ph dam Kadar Lumpur)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH LAMA KONTAK KARBON AKTIF TERHADAP PENURUNAN KADAR KESADAHAN AIR SUMUR DI DESA KISMOYOSO KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH LABORATORIUM TEKNIK LINGKUNGAN TS, TDS, DAN TSS. Dosen : Nova Annisa, S.SI.,MS. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

ANALISIS KUALITAS AIR 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau kegiatan wajib melakukan pengolahan limbah hasil usaha dan/atau

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

I. PENDAHULUAN. bagi manusia. Bagi kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan air baik

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya air yang meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu. keperluan rumah tangga yang semakin menurun.

I. PENDAHULUAN. Bagi manusia kebutuhan air akan sangat mutlak karena sebagian besar tubuh

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

`1qBAB I PENDAHULUAN

Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

Grand Water Quality Dose To Sand Mining In Timbulun River, Kenagarian Aur Duri Surantih Pesisir Selatan Regency

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB II AIR LIMBAH PT. UNITED TRACTORS Tbk

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

BAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar

-_::'...:" _._.~

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

IMPLEMENTATION of RAPID SAND FILTER TECHNOLOGY for GROUNDWATER PROCESSING in KULIM TENAYAN RAYA, PEKANBARU

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air sangat dibutuhkan oleh semua mahkluk hidup tanpa terkecuali

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat langsung diminum (Rumondor et al., 2014). Air minum yang. mengurangi daya kerja serta daya produksi (Widarto, 1996).

PENDETEKSIAN DAN PENYARINGAN KADAR LOGAM DALAM AIR DENGAN MIKROKONTROLER AT MEGA 8535

PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR

kini dipercaya dapat memberantas berbagai macam penyakit degeneratif.

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Air diperlukan manusia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari

BAB III METODE PENELITIAN. telah tercemar logam merkuri oleh limbah pertambangan emas tradisional.

SUMMARY GAMBARAN KUALITAS AIR SUMUR GALI PENDERITA PENYAKIT KULIT DI DESA AYUHULA KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

BAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI

Profil Pencemaran Air Sungai di Muara Batang Arau Kota Padang dari Tinjauan Fisis dan Kimia

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperbolehkan adalah 500 mg/l. Hasil pemeriksaan sampel di Balai Besar

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai Uji kualitas fisik air yang pada sarana air bersih

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

Transkripsi:

PERUMAHAN TAMAN NAROGONG INDAH BEKASI Dosen Prodi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Jakarta Email : warnadi_andi@gmail.com, Irma_Syukri@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :1) Jumlah Zat Padat Terlarut (Total Disolved Solid/TDS) airtanah yang digunakan untuk keperluan rumah tangga di Perumahan Taman Narogong Indah Bekasi; 2) Seberapa besar kemampuan filtrasi dapat mengurangi jumlah zat padat terlarut pada airtanah yang digunakannya untuk kebutuhan rumah tangga; 3) Apakah airtanah hasil filtrasi ini layak digunakan untuk memenuhi kebutuhannya berdasarkan standar Jumlah Zat Padat Terlarut (Total Disolved Solid/TDS). Penelitian dilakukan di Perumahan Taman Narogong Indah Bekasi. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptif dengan pendekatan survey. Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara Standar TDS air yang layak dikonsumsi dengan TDS hasil pengukuran. Standar yang digunakan adalah dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan dari PERMENKES No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jumlah Zat Padat Terlarut (Total Disolved Solid/TDS) airtanah yang digunakan untuk keperluan rumah tangga di daerah penelitian tergolong layak berdasarkan standar air yang ditetapkan oleh Permenkes Nomor 492/ Menkes/Per/ IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Dimana dari 5 sampel airtanah yang tidak menggunakan filter, empat diantaranya dengan nilai TDS lebih rendah dari standar maksimum yang diperbolehkan dan hanya satu sampel yang tidak layak karena TDS-nya melebihi standar maksimum yang diperbolehkan. Pada sampel airtanah yang menggunakan filter, secara keseluruhan tergolong layak untuk dikonsumsi karena TDS-nya jauh lebih rendah dari standar maksimum yang diperbolehkan. Walaupun demikian, bila standarnya ditingkatkan dengan menggunakan standar WHO maka airtanah di daerah penelitian, semua sampel tidak layak untuk dikonsumsi. Kemampuan filter polyprophylena secara pasti tidak diketahui seberapa besar dapat menurunkan TDS air daerah penelitian. Namun kenyataannya pada titik sumur yang berdekatan, TDS airtanah yang menggunakan filter ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan TDS airtanah pada sumur yang tidak menggunakan filter. Artinya filter polyprophylena efektif untuk menurunkan TDS airtanah di daerah penelitian. PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, tetapi air akan dapat dengan mudah terkontaminasi oleh aktivitas manusia. Air banyak digunakan oleh manusia untuk tujuan yang bermacammacam sehingga dengan mudah dapat tercemar. Menurut tujuan penggunaannya, kriterianya berbedabeda. Air yang sangat kotor untuk diminum mungkin cukup bersih untuk mencuci, untuk pembangkit tenaga listrik, untuk pendingin mesin dan sebagainya. Pencemaran air dapat menyebabkan masalah, regional maupun lingkungan global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau daratan. Pada saat udara yang tercemar jatuh ke bumi bersama air hujan, maka air tersebut sudah tercemar. Beberapa jenis bahan kimia untuk pupuk dan pestisida pada lahan pertanian akan terbawa air ke daerah sekitarnya sehingga mencemari air pada permukaan lokasi yang bersangkutan. Pengolahan tanah yang kurang baik akan dapat menyebabkan erosi sehingga air permukaan tercemar dengan tanah endapan. Air murni tidak 25

berwarna, tapi air dialam sering berwarna oleh zat asing. Air yang warnanya sebagian disebabkan bahan tersuspensi dikatakan memiliki warna tampak (apparent color). Warna yang disebabkan oleh padatan terlarut yang tersisa setelah penghilangan bahan tersuspensi dikenal sebagai warna sesungguhnya (true color). Air dengan jumlah padatan terlarut yang tinggi tidak cocok untuk mencuci, mandi, minum, produksi dan pengolahan makanan. Masyarakat di Perumahan Taman Narogong Indah Bekasi, sebagian memanfaatkan airtanah untuk memenuhi kebutuhan air rumah tangga khususnya untuk masak, mandi, dan cuci. Untuk memperoleh airtanah, masyarakat menurapnya dengan melalui sumur pantek yang selanjutnya ditarik dengan mesin air dan disalurkan melalui jaringan pipa utuk langsung dimanfaatkan ataupun ditampung terlebih dahulu. Dengan mudahnya untuk memperoleh filter air yang dijual di pasaran, sebagian masyarakat pengguna airtanah memanfaatkannya untuk filterisasi. Namun demikian belum diketahui seberapa besar filter yang dimanfaatkan itu dapat berfungsi mengurangi jumlah zat padat terlarut yang dizinnkan untuk kelayakan air dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, melalui penelitian ini bermaksud untuk mengetahui seberapa besar kandungan zat padat yang terlarut pada daerah penelitian. Dan seberapa besar filterisasi yang digunakan masyarakat dapat mengurangi jumlah zat padat terlarut. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Perumahan Taman Narogong Indah Bekasi dengan menggu-nakan metode deskriptif dan pendekatan survey. Populasi penelitian adalah sumber airtanah di RW 023 Taman Narogong Indah Bekasi yang diturap dengan melalui sumur pantek dengan menggunakan mesin air yang dialirkan ke dalam rumah melalui jaringan perpipaan. Baik yang menggunakan filter polyprophylena maupun yang tidak menggunakan filter polyprophylena. Sampel penelitian adalah 10 sumber airtanah yang diturap melalui sumur pantek dengan menggunakan mesin air yang dialirkan ke dalam rumah melalui jaringan perpipaan yang terdiri dari 5 sampel disaring menggunakan filter polyprophylena dan 5 sampel tidak disaring. Pengukuran TDS dilakukan sebanyak 7 kali dengan menggunakan TDS-meter. Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara Standar TDS air yang layak dikonsumsi dengan TDS hasil pengukuran. Standar yang digunakan adalah dari Organisasi Kesehatan Dunia (Word Healt Organisatiton) yang menetapkan air yang layak dikonsumsi memiliki kadar TDS < 100 ppm (parts per million) dan standar dari Permenkes No. 492/Menkes/Per/ IV/2010, yang menetapkan standar TDS maksimum yang diperbolehkan adalah 500 mg/liter (ppm). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Padatan Terlarut Airtanah Perumahan Taman Narogong Indah Pengukuran jumlah padatan terlarut pada airtanah di daerah penelitian dilakukan 7 kali selama 7 hari untuk setiap kelompok sampel, yaitu pada airtanah yang tanpa filter dan pada airtanah yang menggunakan filter. a. Total Padatan Terlarut Airtanah Tanpa Filter Berdasarkan hasil pengukuran, Jumlah Padatan Terlarut (Total Disolved Solid) airtanah dari sumur yang tidak menggunakan filter di daerah penelitian berkisar antara 358 590 ppm. Selama tujuh kali pengukuran setiap sampel sampel air mengalami fluktuasi jumlah TDS walaupun kecil. Pada sampel 1 selama 7 kali pengukuran jumlah padatan terlarut yaitu dengan kisaran 358 360 ppm atau rata-rata 359,14 ppm. Pada sampel 2, jumlah padatan terlarut berkisar antara 358 368 ppm dengan jumlah rata- 26

rata 360,57 ppm. Sampel 3, merupakan sampel yang paling tinggi jumlah padatan terlarutnya, yaitu dengan kisaran antara 580 590 ppm dengan jumlah rata-rata 585 ppm. Pada sampel 4, jumlah padatan terlarut berkisar antara 457 sampai 470 ppm dengan jumlah rata-rata 460,28 ppm. Sampel 5, mempunyai TDS dengan kisaran 456 470 ppm dengan rata-rata TDS sebesar 461,71 ppm (Grafik 1). 800 600 400 200 0 Grafik 1. TDS Rata-Rata Airtanah Tanpa Filter Perubahan/fluktuasi jumlah TDS terjadi setiap kali pengukuran dan pada setiap sampel, namun perubahan ini tidak terlalu tinggi. Pada sampel 1 dengan fluktuasi TDS paling rendah sebesar 2 ppm atau 0,56%. Pada sampel 2 fluktuasi sebesar 10 ppm atau 2,79%. Pada sampel 3 perubahan sebesar 10 ppm atau 1,72%. Pada sampel 4 perubahan sebesar 13 ppm atau 0,65%. Dan pada sampel 5 perubahan sebesar 14 ppm atau 3,07%. Secara rinci nilai TDS masing-masing sampel airtanah yang tidak menggunakan filter seperti terlihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Total Padatan Terlarut Airtanah Tanpa Filter di Daerah Penelitian TOTAL DISOLVED SOLID (ppm) HARI PENGUKURAN 1 2 3 4 5 1 358 360 590 457 456 2 360 368 580 457 470 3 358 360 580 470 470 4 360 358 583 460 460 5 358 360 590 463 460 6 360 358 587 458 456 7 360 360 585 457 460 RATA-RATA 359,14 360,57 585 460,28 461,71 b. Total Padatan Terlarut Airtanah Dengan Filter Berdasarkan hasil pengukuran 5 sampel airtanah dari sumur yang meng-gunakan filter di daerah penelitian, menunjukkan Jumlah Padatan Terlarut (Total Disolved Solid) terendah sebesar 140 ppm dan jumlah tertinggi 149 ppm. Pada sampel 1 selama 7 kali pengukuran, jumlah padatan terlarut yaitu dengan kisaran 140 144 ppm atau rata-rata 142,57 ppm. Pada sampel 2, jumlah padatan terlarut berkisar antara 144 146 ppm dengan jumlah rata-rata 144.85 ppm. Sampel 3, jumlah padatan terlarut yaitu dengan kisaran antara 143 147 ppm dengan jumlah rata-rata 145,28 ppm. Pada sampel 4, jumlah padatan 27

terlarut berkisar antara 145 sampai 148 ppm dengan jumlah rata-rata 146,71 ppm. Sampel 5, mempunyai TDS dengan kisaran 143 149 ppm dengan rata-rata TDS sebesar 147 ppm (Grafik 2) 148 146 144 142 140 Grafik 2. TDS Rata-Rata Airtanah Menggunakan Filter Sampel 1 Sampel 2 sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Perubahan/fluktuasi jumlah TDS terjadi setiap kali pengukuran dan pada setiap sampel, namun perubahan ini tidak terlalu tinggi. Pada sampel 1 dengan fluktuasi TDS sebesar 4 ppm atau 2,85 %. Pada sampel 2 fluktuasi sebesar 2 ppm atau 1,38 %. Pada sampel 3 perubahan sebesar 4 ppm atau 2,79 %. Pada sampel 4 perubahan sebesar 3 ppm atau 2,06 %. Dan pada sampel 5 perubahan sebesar 6 ppm atau 4,19 %. Secara rinci nilai TDS masing-masing sampel selama pengukuran seperti terlihat pada Tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Total Padatan Terlarut Airtanah Menggunakan Filter di Daerah Penelitian HARI PENGUKURAN TOTAL DISOLVED SOLID (ppm) 1 2 3 4 5 1 144 146 147 148 149 2 144 146 147 148 149 3 144 146 147 148 149 4 142 144 145 148 149 5 142 144 145 145 145 6 142 144 143 145 145 7 140 144 143 145 143 RATA-RATA 142,57 144,85 145,28 146,71 147 B. Pembahasan Total padatan terlarut pada airtanah di daerah penelitian dari 10 sampel (5 sampel air tidak menggunakan filter dan 5 sampel dengan menggunakan filter) semuanya berada pada posisi > 100 ppm dan < 500 ppm, kecuali Sampel 3 yang tidak menggunakan filter mempunyai nilai TDS > 500 ppm. Sangat jauh perbedaan nilai TDS pada airtanah yang tidak menggunakan filter dengan airtanah yang menggunakan filter. Air tanah yang tidak mengguna-kan filter, rata-rata nilai TDS > 350 ppm bahkan ada yang lebih dari 500 ppm. Sementara untuk airtanah yang menggunakan filter, rata-rata nilai TDS < 150 ppm, seperti yang dapat dilihat pada Grafik 3 di bawah ini. 28

1000 500 0 Grafik 3 TDS Rata-Rata Airtanah Daerah Penelitian Filter Tdk. Filter 1. Analisis TDS Airtanah yang Tidak Menggunakan Filter Berdasarkan Standar WHO dan Permenkes No. 492/Menkes/Per/ IV/2010 Berdasarkan hasil pengukuran, Jumlah Padatan Terlarut (Total Disolved Solid) airtanah yang tidak menggunakan filter pada daerah penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan dari 5 sampel airtanah mempunyai TDS terendah 358 ppm dan TDS tertinggi adalah 590 ppm. Menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (Word Healt Organisatiton), air yang layak dikonsumsi memiliki kadar TDS < 100 ppm (parts per million). Dengan standar ini maka seluruh airtanah dari lima sampel di daerah penelitian adalah tidak layak dikonsumsi, karena jumlah TDS dari 5 sampel tersebut sangat jauh di atas standar kelayakan yang ditetapkan WHO. Tabel 3. Analisis Kelayakan Airtanah Berdasarkan Standar TDS untuk Airtanah yang Tidak Menggunakan Filter Standar Kelayakan Rata-Rata TDS Airtanah (ppm) TDS (ppm) 359,14 360,57 585 460,28 461,71 WHO < 100 Tidak Layak Tidak Layak Tidak Layak Tidak Layak Tidak Layak Permenkes RI = 500 Layak Layak Tidak Layak Layak Layak Namun demikian kalau yang dijadikan acuan adalah PERMENKES No. 492/Menkes/Per/ IV/2010, dengan standar TDS maksimum yang diperbolehkan yaitu 500 mg/liter (ppm), maka Sampel 1, Sampel 2, Sampel 4, dan Sampel 5 masih tergolong layak, karena keampat sampel tersebut nilai TDS-nya masih di bawah standar maksimum yang diperbolehkan. Dan hanya satu sampel yang airtanahnya tergolong tidak layak, yaitu Sampel 5 karena melebihi standar TDS yang diperbolehkan (Tabel 3). 2. Analisis TDS Airtanah yang Menggunakan Filter Berdasarkan Standar WHO dan Permenkes No. 492/Menkes/Per/ IV/2010 Berdasarkan hasil pengukuran, Jumlah Padatan Terlarut (Total Disolved Solid) airtanah yang menggunakan filter pada daerah penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan dari 5 sampel airtanah mempunyai TDS terendah 140 ppm dan TDS tertinggi adalah 149 ppm. Menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (Word Healt Organisatiton), air yang layak dikonsumsi memiliki kadar TDS < 100 ppm (parts per million). Dengan standar ini maka seluruh sampel airtanah yang menggunakan filter di daerah penelitian adalah tidak layak dikonsumsi, karena jumlah TDS dari 5 sampel tersebut masih melebihi 29

standar kelayakan yang ditetapkan WHO. Walaupun sangat jauh beda TDS-nya bila dibandingkan dengan airtanah yang tidak menggunakan filter. Tabel 4. Analisis Kelayakan Airtanah Berdasarkan Standar TDS untuk Airtanah yang Tidak Menggunakan Filter Rata-Rata TDS Airtanah (ppm) StandarKelayakan TDS (ppm) 142,57 144,85 145,28 146,71 147 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak WHO < 100 Layak Layak Layak Layak Layak Permenkes RI = 500 Layak Layak Layak Layak Layak Namun demikian kalau yang dijadikan acuan adalah PERMENKES No. 492/Menkes/Per/ IV/2010, dengan standar TDS maksimum yang diperbolehkan yaitu 500 mg/liter (ppm), maka semua sampel airtanah (5 sampel) yang menggunakan filter tergolong layak untuk dikonsumsi, karena kelima sampel tersebut nilai TDS-nya jauh di bawah standar maksimum yang diperbolehkan (Tabel 4). 3. Kondisi Filter Secara Visual Airtanah di daerah penelitian, baik yang menggunakan filter ataupun tidak menggunakan filter masih tergolong memenuhi syarat untuk dikonsumsi, bila mengacu pada PERMENKES No. 492/Menkes/Per/ IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Namun walaupun tergolong aman untuk dikonsumsi, airtanah yang tidak menggunakan filter mengendapan zat padat pada tempat tampungannya. Sementara airtanah yang menggunakan filter, zat padat tersebut telah ditahan oleh filter terlebih dahulu. Hal ini dapat dilihat dengan perkembangan kondisi filter selama 7 kali pengukuran TDS yang semakin lama semakin gelap/kotor seperti terlihat pada Gambar 1 sampai Gambar 8 di bawah ini. Hal ini dapat diindikasikan bahwa filter dengan ukuran 0,1 µm efektif untuk mengurangi TDS airtanah. KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan penelitian pengaruh filtrasi terhadap padatan terlarut total airtanah di Perumahan Taman Narogong Indah Bekasi maka disimpulkan sebagai berikut ini. Jumlah Zat Padat Terlarut (Total Disolved Solid/TDS) airtanah yang digunakan untuk keperluan rumah tangga di daerah penelitian tergolong layak berdasarkan standar air yang ditetapkan oleh Permenkes Nomor 492/ Menkes/Per/ IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Dimana dari 5 sampel airtanah yang tidak menggunakan filter, empat diantaranya dengan nilai TDS lebih rendah dari standar maksimum yang diperbolehkan dan hanya satu sampel yang tidak layak karena TDS-nya melebihi standar maksimum yang diperbolehkan. Pada sampel airtanah yang menggunakan filter, secara keseluruhan tergolong layak untuk dikonsumsi karena TDS-nya jauh lebih rendah dari standar maksimum yang diperbolehkan. Walaupun demikian, bila standarnya ditingkatkan dengan menggunakan standar WHO maka airtanah di daerah penelitian, semua sampel tidak layak untuk dikonsumsi. Kemampuan filter polyprophylena secara pasti tidak diketahui seberapa besar dapat menurunkan TDS air daerah penelitian. Namun kenyataannya pada titik sumur yang berdekatan, TDS airtanah yang menggunakan filter ini jauh lebih rendah dibandingkan 30

dengan TDS airtanah pada sumur yang tidak menggunakan filter. Artinya filter polyprophylena efektif untuk menurunkan TDS airtanah di daerah penelitian. DAFTAR PUSTAKA Danaryanto, Djaendi, dkk. 2005. Air Tanah di Indonesia dan Pengelolaannya. Jakarta : Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan Departemen ESDM. Endrah, 2010. Turbidimetri. (Online) http://endrah.blogspot.com/2010/04/turbidi meter.html. Diakses tanggal 12 Februari 2016. Freeze, R. Allan and John A. Cherry. 1979. Groundwater. USA,. Gintings, P., 1992, Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Pustaka Sinar Harapan : Jakarta. Insan, 2007. TDS Meter. (Online). http://insansainsprojects. wordpress. com/ tds-eter, Diakses tanggal 20 Januari 2016). Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta. Kodoatie, Robert J. 2013. Tata Ruang Air Tanah, Andy :Yogyakarta. Kusnaedi, 1995. Mengolah Air Gambut dan Air Kotor untuk Air Minum. Penebar Swadaya Matahelumual, Bethy C. 2010. Kajian Kondisi Air Tanah Jakarta tahun 2010. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 1 No. 3 Desember 2010: 131-149 Oxtoby, D.W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 1 Edisi 4. Erlangga. Jakarta Riscoll, Flectcher. G.1987. Ground Water and Wells, Edisi II, USA Safitri, A.2007. Analisis Kualitas Air. (Online). (http://www.scribd.com/ doc/39480308/ Analisis- Kualitas-Air, Diakses tanggal 20 Januari 2016. Selintung, Mary & Suryani Syahrir. 2012. Studi Pengolahan Air Melalui Media Filter Pasir Kuarsa (Studi Kasus Sungai Malimpung). Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unhas - Makassar SNI 06-6989.3:2004 Air dan air limbah Bagian 3: Cara Uji Padatan Tersuspensi Total (Total Suspended Solid, TSS) Secara Gravimetri. SNI 06-6989.27:2004 Air dan air limbah Bagian 27: Cara Uji Kadar Padatan Terlarut Total (Total Dissolved Solids, TDS) Secara Gravimetri. Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah. Cetakan Pertama. UI-Press: Jakarta Tarigan, M.S. dan Edward. 2003. Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi(Total Suspended Solid) Di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. MAKARA, SAINS, VOL. 7, NO. 3. LIPI. Tjokrokusumo. 1995. Pengantar Konsep Teknologi Bersih Khusus Pengelolaan dan Pengolahan Air. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan. Tyas Dj. 2004. Proses Geokimia Air Tanah Pada Penentuan Kualitas Air Tanah Berdasarkan Kandungan Unsur-unsur Mayor, BATAN. Vanho, S. 2010. Pengujian Mutu Air dan Limbah. (Online). (Http://stevevanho-indblogz. blogspot.com/2010/05/pengujian-mutu-air-dan-limbah.htm. Diakses pada tanggal 20 Januari 2016) 31